Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KELENTUKAN STATIS BERBASIS

TEKNOLOGI SENSOR
DEVELOPMENT OF STATIC FLEXIBILITY INSTRUMENT BASED ON SENSOR TECHNOLOGY

Anton Komaini1, Januar Sahri2, dan Didin Tohidin3


Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang, Sumbar123
antonkomaini@fik.unp.ac.id1

ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah instrumen tes kelentukan dengan teknologi digital sulit untuk
didapatkan dan harga 1 unit alat tersebut tergolong mahal. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah
instrumen tes kelentukan berbasis teknologi sensor dengan biaya efesien. Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimental. Sampel uji coba skala kecil berjumlah 15 orang, sedangkan uji coba skala besar berjumlah 67
orang. Sampel penelitian ini merupakan atlet di Universitas Negeri Padang yang berusia antara 19-21 tahun.
Berdasarkan hasil penelitian dari validasi ahli didapat persentase penilaian sebesar 97,5%. Hal ini dapat
diartikan alat ukur kelentukan berbasis sensor memiliki kategori baik/layak. Hasil penghitungan reliabilitas
dengan teknik test and retest didapat nilai r sebesar 0.894 untuk uji coba skala kecil dan 0,882 untuk uji coba skala
besar. Dengan demikian, dapat disimpulkan instrumen tes kelentukan berbasis sensor baik digunakan sebagai
alat ukur untuk mengukur kelentukan.
Kata kunci: kelentukan, statis, sensor

ABSTRACT
This research was conducted due to the difficulty to find an affordable digital-based flexibility test
instrument. The purpose of the study was to design a flexibility test instrument using sensory-based
technology within efficient budget. The type of research is experimental research. The small scale group
test involved 15 samples while the large group test involved 67 samples. The sample was taken from
Universitas Negeri Padang’s athleteswhose ages range from 19 to 21 years. The percentage of validity
result was 97.5% which means that the instrument is considered feasible to be used as flexibility test
instrument. The reliability result tested through test and retest technique showed that the r value of small
scale group and large scale group were 0.894 and 0.882. Thus, it can be concluded that this instrument is
considered good to be used as flexibility test instrument.
Keywords: flexibility, static, sensor

PENDAHULUAN lam ruang gerak sendinya. Kelentukan itu


Kelentukan adalah salah satu kom- sendiri dipengaruhi oleh elastisitas jaring-
ponen kondisi fisik yang sangat penting an otot, tendon, ligamen, dan struktur
dimiliki atlet terutama pada cabang-cabang kerangka tulang. Selain itu, kelentukan
olahraga yang banyak menggunakan gerak juga dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin,
sendi. Kelentukan adalah kemampuan un- volume penampang otot, dan aspek psiko-
tuk bergerak dalam ruang gerak sendi atau logis dalam bekerja (berolahraga). Lebih
serangkaian sendi (Sands, McNeal, Stone, lanjut Sharkey (2003) menjelaskan, fleksi-
Russell, & Jemni, 2006). Kelentukan me- bilitas merupakan jangkauan gerakan yang
rupakan komponen penting dari kebugaran dilakukan anggota tubuh yang berhubung-
fisik (Development, 1997). Kelentukan ju- an seperti tangan, kaki, dan kulit, serta
ga didefinisikan sebagai kemampuan dari jangkauannya dibatasi oleh rentang gerak
sendi, muscle, dan ligamen untuk melaku- sendi dan lemak tubuh. Karakteristik dari
kan gerak secara maksimal dengan leluasa kemampuan kelentukan ialah luas gerak
(Apri Agus, 2012). persendian serta elastisitas otot-otot dan
Ishak (2012) menjelaskan bahwa tendon serta ligamen, bahkan sebagian
kelentukan merupakan tingkat kemam- kecil ditentukan juga oleh kulit (Hakim,
puan maksimal dalam ruang maksimal da- 2012). Dalam olahraga elit serta dalam
343

Tanggal Submit: 11-04-2018; Tanggal Revisi: 5-07-2018; Tanggal Diterima: 31-08-2018


DOI: 10.5614/sostek.itbj.2018.17.3.1
344 Jurnal Sosioteknologi | Vol. 17 No 3 Desember 2018

semua kegiatan olahraga, kelentukan otot kan ketiadaan alat-alat tes pendukung kon-
merupakan faktor penting untuk melaku- disi fisik, terutama yang berbasis digital.
kan kinerja fisik. Selain itu, kelentukan Salah satu alat tes pendukung kondisi fisik
juga berfungsi dalam pencegahan cedera adalah alat tes kelentukan seperti flexio-
olahraga tertentu (Wallin, Ekblom, meter berbasis digital. Seorang pelatih
Grahn, & Nordenborg, 1985). kondisi fisik wajib memberikan evaluasi
Kelentukan sangat penting dimiliki terhadap hasil latihan yang dilakukan. Hal
oleh seorang atlet. Salah satu hasil pene- ini dapat dilakukan dengan mudah apabila
litian (Dadebo, White, & George, 2004) didukung teknologi keolahragaan. Sukardi
menjelaskan, klub-klub premiership di (2010) berpendapat, sebuah instrumen
Inggris melakukan hampir 40% dari total yang baik harus memiliki karakteristik
waktu pelatihan untuk berlatih kelentukan, yaitu valid, reliabel, dan dapat digunakan.
sekitar 30% latihan daya tahan, serta 30% Permasalahan yang dihadapi ada-
pada pelatihan kekuatan. Ada dua jenis lah sulitnya mendapatkan alat tes flexio-
kelentukan yaitu statis dan dinamis. Kelen- meter yang berbasis digital. Selain itu,
tukan statis adalah ruang gerak dari suatu harga 1 unit alat tersebut tergolong mahal
persendian. Hal ini akan dapat diukur sehingga banyak pelatih yang hanya mela-
dengan menggunakan flexiometer. Semen- kukan pengukuran kelentukan dengan pro-
tara itu, kelentukan pasif adalah besaran ses manual yaitu ukuran pada penggaris.
keluasan gerak pada persendian yang dipe- Instrumen tes kelentukan dengan tekno-
ngaruhi kekuatan luar serta regangan pada logi digital mempunyai kelebihan di-
otot antagonis. Umumnya, kelentukan ini banding alat tes kelentukan manual, yaitu
lebih luwes dibanding dengan kelentukan kebenaran hasil tes lebih tinggi. Untuk
aktif. Kelentukan dapat diklasifikasikan mendapatkan data yang valid, diperlukan
menjadi dua jenis, yaitu kelentukan statis penggunaan instrumen berkualitas tinggi
dan kelentukan dinamis. Dengan demiki- dan uji empiris. Ketepatan memilih instru-
an, kelentukan dapat bersifat statis dan men merupakan syarat utama yang harus
dinamis. Kelentukan statis didefinisikan dilakukan pelatih untuk mengumpulkan
sebagai rentang gerak (ROM) yang terse- dan mengevaluasi data tentang atletnya
dia untuk sendi atau serangkaian sendi. (Ihsan, Yulkifli, & Yohandri, 2017). Un-
Biasanya, langkah-langkah kelentukan sta- tuk itu, perlu ada inovasi untuk mengem-
tis dilakukan ketika atlet diinstruksikan bangkan alat yang dapat mengukur kelen-
untuk bersantai. Pengukuran kelentukan tukan statis dengan teknologi digital yang
dilakukan untuk menilai kemampuan otot ekonomis dan modern. Penelitian ini per-
rangka dan elastisitas tendon (“Gleimand tujuan untuk mengembangkan instrumen
McHugh 1997 Sports Med 1. pdf,” n.d.). tes kelentukan statis. Manfaat penelitian
Berdasarkan uraian di atas, peng- ini adalah untuk membantu pihak-pihak
ukuran kelentukan sangat penting dila- terkait yang melaksanakan evaluasi kon-
kukan oleh seorang pelatih karena kom- disi fisik khususnya kelentukan. Hasil
ponen kondisi fisik kelentukan sangat di- penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
perlukan dalam beberapa cabang olah- sebagai instrumen tes kelentukan yang
raga. Yang menjadi kendala, banyak pela- ekonomis dan efisien.
tih kondisi fisik yang jarang sekali melaku-
kan evaluasi terhadap tingkat kondisi fisik METODE
atlet yang telah dilatih sehingga pelatih Penelitian ini merupakan peneli-
tidak mempunyai data untuk membuat tian eksperimen (Sugiyono, 2013). Ada-
kebijakan atau mengambil simpulan dalam pun prosedur penelitian yaitu studi penda-
latihan. Keadaan ini salah satunya disebab- huluan, desain dan perancangan produk,
Anton Komaini, dkk. | Pengembangan Instrumen Tes ........345

evaluasi ahli, uji coba, revisi produk, dan kar yang akan dijadikan ahli dalam pengu-
implementasi produk. Tujuan penelitian kuran olahraga, pakar tes dan pengukuran
ini adalah mengembangkan instrumen tes olahraga, dan pakar di bidang fisika in-
kelentukan statis berbasis teknologi digi- strumentasi. Para pakar tersebut dilibatkan
tal. sebagai validator desain yang dikembang-
Penelitian ini dilaksanakan di kan.
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Padang (selanjutnya disingkat Alat dan Bahan
UNP), pada September 2017 sampai de- Desain perangkat keras dari alat tes
ngan Januari 2018. Untuk menguji validi- kelentukan ini terdiri atas speaker,
tas dan reliabilitas intrumen tes kelentuk- rangkaian sensor, rangkaian mikrokon-
an, dibutuhkan atlet yang mempunyai tek- troler arduino, dan rangkaian LCD. Boks
nik dan kondisi fisik yang baik. Oleh yang berfungsi sebagai tempat testi ber-
karena itu, dalam penelitian ini penulis me- pijak dan pedal penggerak yang berfungsi
ngambil populasi dari atlet-atlet yang ada sebagai media pengukuran. Besi lipat
di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas sebagai tempat meletakkan LCD. Sensor
Negeri Padang. Teknik pengambilan sam- yang digunakan adalah sensor ultrasonik.
pel menggunakan teknik purposive Sensor ultrasonik diletakkan di bagian atas
sampling. Pengambilan sampel dengan tangan testi, tingginya 60 cm dari dasar
pertimbangan: 1) sampel merupakan atlet lantai, dan tangan testi diluruskan ke bawah.
yang sudah pernah mengikuti pertandingan Kedua ujung jari tengah testi
di pekan olahraga provinsi (porprov), 2) diletakkan pada besi yang menjadi patokan
sam-pel adalah atlet yang aktif mengikuti pantulan ge-lombang ultrasonik yang akan
latihan, dan 3) sampel diambil karena telah dikeluarkan speaker atas. Setelah itu, testi
memiliki kemampuan penguasaan teknik membungkuk dan mendorong penampang
dasar dan kondisi fisik yang baik. tadi secara mak-simal ke bawah. Dengan
Berdasarkan pertimbangan terse- begitu, sensor akan mengukur jarak dari
but, diambil sampel uji coba skala kecil ujung jari ke sensor ultrasonik. Hasil
sebanyak 15 orang atlet dan uji coba skala pengukuran dapat dilihat dari LCD yang
menengah sebanyak 67 orang atlet. Semua diletakkan di depan alat. Pada Arduino Uno
sampel merupakan atlet yang ada di Uni- terdapat mikrokontroler AT-mega328 yang
versitas Negeri Padang yang berusia antara berfungsi untuk memprogram masukan
19-21 tahun. Penelitian ini melibatkan pa- sensor. Sensor ultrasonik SRF-04 akan di-

Gambar 1 Desain Alat Ukur Kelentukan


346 Jurnal Sosioteknologi | Vol. 17 No 3 Desember 2018

hubungkan ke port masukan yang sudah ngembangan alat ukur kelentukan berbasis
ada di Arduino Uno. Setelah itu, hasil sensor ultrasonik ini berupa alat yang diguna-
output dari kedua sensor akan ditampilkan kan utuk mengukur kelentukan sendi pinggul
di layar LCD. Gambar 2 menunjukkan dengan menggunakan media pengukuran be-
diagram alir program. rupa sensor ultrasonik yang memiliki tingkat
akurasi tinggi sehingga sangat cocok diguna-
Desain Perangkat Lunak kan untuk mengukur kelentukan sendi pang-
Perangkat lunak ini berfungsi untuk mem- gul. Produk pengembangan alat ukur kelentu-
berikan instruksi untuk menjalankan kiner- kan ini dikembangkan untuk memberikan ha-
ja perangkat keras. Bahasa pemrograman sil yang lebih akurat dalam pelaksanaan
yang digunakan adalah bahasa C. Compi- pengukuran kelentukan sendi panggul atlet.
ler yang digunakan adalah Arduino RV3. Pengembangan alat ukur kelentukan ini diha-
rapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN peningkatan kelentukan atlet dalam proses
Hasil latihan jangka panjang.
Penelitian ini menghasilkan sebuah
alat ukur tes kelentukan statis yang Deskripsi Produk
memiliki tingkat validitas dan reliabilitas Pengembangan alat ukur kelentukan
yang baik. Dari hasil validasi ahli didapat berbasis sensor ultrasonik ini berupa alat
persentase penilaian sebesar 97,5%. Hal yang digunakan utuk mengukur kelentukan
ini dapat diartikan bahwa alat ukur kelen- sendi pinggul dengan menggunakan media
tukan berbasis sensor memiliki kategori pengukuran berupa sensor ultrasonik yang
baik/layak. Hasil penghitungan reliabilitas memiliki tingkat akurasi tinggi sehingga sa-
dengan teknik test and retest didapat nilai ngat cocok digunakan untuk mengukur kelen-
r sebesar 0.894 untuk uji coba skala kecil tukan sendi panggul. Alat ini berbentuk se-
dan 0,882 untuk uji coba skala besar. Pe- perti kotak yang memiliki satu tuas yang

Gambar 2 Diagram Alir Pemograman Alat Ukur


Anton Komaini, dkk. | Pengembangan Instrumen Tes ........347

dapat didorong ke bawah di depannya. Di memiliki rentang minimal tiga hari sete-
atas tuas tersebut terdapat sensor ultra- lah uji coba pertama dengan responden
sonik yang terhubung dengan LCD yang yang sama. Jika kedua data memiliki ke-
dapat memperlihatkan hasil hitungan samaan, berarti alat tersebut dapat dika-
pengukuran kelentukan tersebut. Alat ini takan reliabel. Pengujian reliabilitas pa-
juga memiliki baterai berdaya 1 ampere da kelompok kecil melibatkan 15 orang
yang mampu bertahan hingga empat ming- sampel. Sementara itu, pengujian untuk
gu. Apabila dayanya habis, baterai ini da- kelompok besar melibatkan 67 orang
pat dicas kembali dengan menggunakan sampel. Hasil dari setiap uji reliabiliatas
adaptor 9 volt 1 ampere sehingga alat yang dapat dilihat pada tabel I.
dikembangkan memiliki mobilitas kerja Dengan demikian, reliabilitas in-
yang baik. strumen tes kelentukan berbasis digital ada-
lah 0.894 untuk skala kecil dan 0,882 un-
Uji Validitas tuk skala besar. Menurut Guilford (1956),
Pengembangan alat ukur kelentuk- interpretasi secara sederhana terhadap
an berbasis sensor ultrasonik ini divalida- angka indeks korelasi “r” product moment
si oleh ahli tes dan pengukuran. Validasi (rxy) reliabilitas instrumen tes kelentukan
dilakukan dengan cara praktik di lapangan, berbasis digital berada pada kategori sa-
mendeskripsikan alat dan cara kerjanya di ngat kuat. Dengan demikian, dapat diketa-
lapangan disertai instrumen penilaian be- hui bahwa instrumen tes kelentukan ber-
rupa angket. Hasil validitas ahli tes dan basis digital “Baik” digunakan sebagai alat
pengukuran didapat persentase penilaian ukur untuk mengukur kelentukan.
sebesar 97,5%. Artinya, menurut ahli tes
dan pengukuran, alat ukur kelentukan ber- Pembahasan
basis sensor ultrasonik memiliki kategori Produk pengembangan alat ukur
baik/layak. kelentukan berbasis teknologi sensor ini
dikembangkan untuk memberikan hasil
Uji reliabilitas yang lebih akurat dalam pelaksanaan pe-
Pada penelitian ini peneliti mela- ngukuran kelentukan sendi panggul atlet.
kukan uji reliabilitas dengan test dan Instrumen tes kelentukan berbasis sensor
retest yaitu metode ulang dengan dua ini telah melalui beberapa tahapan yang
kali uji coba. Uji coba pertama dan kedua sistematis. Salah satunya adalah uji coba

Gambar 3 Alat Tes Kelentukan


348 Jurnal Sosioteknologi | Vol. 17 No 3 Desember 2018

TABEL 1 NILAI UJI RELIABILITAS

instrumen. Hal ini dilakukan untuk natif untuk pengukuran gerakan terutama
mengukur tingkat sahih dan tingkat valid kemampuan kelentukan seseorang. Komai-
dari alat ukur tersebut. Menurut Arikunto ni (2017) menjelaskan gerak merupakan si-
(2002), sebuah instrumen yang baik ha- fat kehidupan dan gerak tersebut mengalami
ruslah memiliki tingkat ukuran kesahihan perubahan. Hal ini dapat kita amati dari
dan kevalidan. Lebih lanjut, Darmadi sejak manusia lahir sampai dewasa.
(2011) menegaskan sebuah instrumen
yang baik harus mempunyai tingkat validi- SIMPULAN
tas yang tinggi. Selanjutnya, Maryunis Simpulan dari hasil penelitian ini
(2007) menjelaskan reliabilitas adalah ni- adalah terciptanya sebuah instrumen tes
lai konsistensi atau keajegan dari sebuah kelentukan statis berbasis sensor yang
alat ukur/instrumen. memiliki tingkat validitas dan reliabilitas
Instrumen tes kelentukan berbasis tinggi. Hasil validasi ahli didapat persen-
sensor telah melalui tahapan uji validitas tase penilaian sebesar 97,5%. Hal ini dapat
dan reliabilitas sehingga instrumen ini di- diartikan bahwa alat ukur kelentukan ber-
nyatakan baik untuk mengukur kelentuk- basis sensor memiliki kategori baik/ layak.
an. Instrumen tes kelentukan berbasis Hasil penghitungan reliabilitas dengan tek-
sensor ini berguna bagi atlet dan pelatih nik test and retest, didapat nilai r sebesar
dalam rangka mengevaluasi dan meman- 0.894 untuk uji coba skala kecil dan 0,882
tau hasil latihan jangka pendek, menengah, untuk uji coba skala besar. Penelitian yang
ataupun jangka panjang. Produk pengem- akan dilakukan selanjutnya adalah penyem-
bangan alat ukur kelentukan berbasis purnaan alat kelentukan statis berbasis sen-
sensor ini dikembangkan dengan menggu- sor. Salah satunya dengan penambahan ka-
nakan sensor ultrasonik yang terhubung mera biomekanik untuk melakukan rekam-
dengan komponen ardiuno uno yang dapat an dan analisis gerak pelaksanaan tes.
menghasilkan hitungan yang lebih akurat
dari alat sebelumnya yaitu fleksiometer. CATATAN
Kelebihan alat ukur kelentukan berbasis Tulisan ini dipresentasikan pada
sensor ini antara lain, mobilitas kerja yang Seminar Nasional Sains Keolahragaan 2017
baik, efektif, dan efisien karena dapat di- Kerja Sama Sekolah Farmasi Institut
buat dengan harga yang relatif murah. Teknologi Bandung dengan Jurnal Sosio-
Selanjutnya, alat tes kelentukan ini teknologi.
memiliki keunggulan yaitu cara pengguna-
an atau pengoperasian alat yang mudah. DAFTAR PUSTAKA
Selain itu, atlet atau testee lebih tertarik Apri Agus. (2012). Olahraga kebugaran
dengan tampilan LCD yang langsung me- jasmani sebagai suatu pengantar.
nampilkan hasil tes kelentukan. Alat ini Padang: Sukabina Press.
juga memiliki tingkat kecepatan yang baik Arikunto. (2002). Prosedur penelitian.
dalam menampilkan hasil tes. Dengan ada- Jakarta: Rineka Cipta.
Dadebo, B., White, J., & George, K. (2004).
nya alat ini, dapat menjadi salah satu alter-
Anton Komaini, dkk. | Pengembangan Instrumen Tes ........349

A survey of flexibility training protocols Komaini, A. (2017). Fundamental motor


and hamstringstrains in professional skills of kindergarten students (a survey
football clubs in england. British study of the influence of financial
Journal of Sports Medicine, 38(4), 388– condition, playing activity, and
394. http:// nutritional status). In IOP Conference
doi.org/10.1135/bjsm.2002.000044 Series: Materials Science and
Development, S. (1997). Development Engineering. IOP Publishing. http://doi.
and evaluation of procedures for org/10.1088/1757-899X/180/1/012156
valid and reliable estima tion of the Maryunis, A. (2007). Konsep dasar
flexibility of athletes Anthony penerapan statistika dan teori
Willian Sharpe Watson *. probabilitas. Padang: FMIPA UNP.
GleimandMcHugh1997SportsMed1.pdf. SANDS, W. A., MCNEAL, J. R., STONE,
(n.d.). M. H., RUSSELL, E. M., & JEMNI,
Hakim, H. (2012). Kontribusi Daya M. (2006). Flexibility enhancement
Ledak Lengan dan Kelentukan with vibration. Medicine & Science in
Togok ke Belakang terhadap Sports & Exercise, 38(4), 720–
Keterampilan Servis Atas Bolavoli 725. http://doi.org/10.1249/01.
Siswa SMA Negeri 2 Bantaeng. mss.0000210204.10200.dc
Competitor, 2(1). Sharkey. (2003). Kebugaran dan kesehatan.
Hamid, D. (2011). Metode Penelitian Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2013). Metode penelitian
Ihsan, N., Yulkifli, & Yohandri. kuantitatif, kualitatif, dan r&d.
(2017). Development of speed Bandung: Alfabeta.
measurement system for pencak Sukardi. (2010). Evaluasi pendidikan
silat kick based on sensor prinsip & operasionalnya. Jakarta: PT
technology. In IOP Conference Bumi Aksara.
Series: Materials Science and Wallin, D., Ekblom, B., Grahn, R., &
Engineering (Vol. 180). Nordenborg, T. (1985). Improvement
http://doi. org/10.1088/1757- of muscle flexibility: A comparison
899X/180/1/012171 between two techniques. The American
Ishak, M. (2012). Kontribusi daya ledak Journal of Sports Medicine, 13(4),
lengan dan kelentukan togok ke 263–268. http://doi.
belakang terhadap keterampilan org/10.1177/036354658501300409
servis atas bolavoli pada siswa sma
negeri 2 bantaeng. Competitor, 2,
88–97.

Anda mungkin juga menyukai