KIMIA FISIKA I
ACARA III
DISUSUN OLEH :
NIM : G1C019053
UNIVERSITAS MATARAM
2020
ACARA III
A. PELAKSANAAN PRAKTTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Menentukan perubahan entalpi penguapan eter / senyawa organik melalui
pengukuran tekanan uap pada berbagai suhu.
2. Waktu Praktikum
Selasa, 27 Oktober 2020
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Kimia Fisik dan Anorganik, Fakultas Matemaatika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Tekanan suatu sampel gas dalam sebuah wadah diukur dengan manometer
dalam bentuknya yang paling sederhana,sebuah manometer adalah pipa U yang di isi
dengan sejumlah cairan yang tidak mudah menguap (seperti minyak silikon). Tekanan
gas sebanding dengan perbandingan tinggi cairan pada kedua kolom (ditambahkan
dengan tekanan luar jika satu pipa terbuka terhadap atmosfer). Teknik yang lebih
canggih digunakan pada tekanan yang lebih rendah. Dua versi manometer yang
digunakan untuk mengukur tekanan sampel gas adalah (a) perbedaan tinggi (h) antara
kedua kolom dalam manometer yang pipanya tertutup langsung sebanding dengan
tekanan sampel dan P =pgh, dan p sebagai rapatan cairan, (b) perbedaan tinggi kalor
pada manometer pi langsung sebanding dengan tekanan antara sampel dengan
atmosfer. Dalam kasus ini tekanan sampel lebih rendah dari tekanan atmosfer
(Atkins,1999 : 69).
Persamaan clapeyron menggambarkan variasi tekanan dengan temperatur pada
keadaan kesetimbangan atau menghubungkan ketergantungan kuantitas dari
temperatur kesetimbangan dengan tekanan sebagai berikut:
D. SKEMA KERJA
10 mL dietil eter
Alat
Diukur tinggi h1 dan h2.
F. ANALISIS DATA
1. Penentuan nilai P
P = 760 mmHg + x = | |
a. T = 0oC
= 273 K
h1 = 67 mm
h2 = 68 mm
maka :
X1 =| |
= 1 mm
P1 = 760 mmHg + X1
= 760 mmHg + 1 mm
= 761 mmHg
b. T = 5oC
= 278 K
h1 = 68 mm
h2 = 69 mm
maka :
X1 =| |
= 1 mm
P1 = 760 mmHg + X1
= 760 mmHg + 1 mm
= 761 mmHg
c. T = 10oC
= 283 K
h1 = 70 mm
h2 = 73 mm
maka :
X1 =| |
= 3 mm
P1 = 760 mmHg + X1
= 760 mmHg + 3 mm
= 763 mmHg
d. T = 15oC
= 288 K
h1 = 71 mm
h2 = 74 mm
maka :
X1 =| |
= 3 mm
P1 = 760 mmHg + X1
= 760 mmHg + 3 mm
= 763 mmHg
e. T = 20oC
= 293 K
h1 = 72 mm
h2 = 75 mm
maka :
X1 =| |
= 3 mm
P1 = 760 mmHg + X1
= 760 mmHg + 3 mm
= 763 mmHg
2. Menentukan Nilai ln P untuk Masing-masing Suhu
a. In P1 = ln 761
= 6,6346
b. In P2 = ln 761
= 6,6346
c. In P3 = ln 763
= 6,6372
d. In P4 = ln 763
= 6,6372
e. In P5 = ln 763
= 6,6372
3. Menentukan nilai 1/T (K-1)
a. T1 = 0oC
= 273 K
6.636
ln P
6.6355
Linear (ln P)
6.635
6.6345
6.634
3.4 3.45 3.5 3.55 3.6 3.65 3.7
1/T
5. Penentuan Nilai
a. Slope =
= 0,012
b. = Slope x R
= (0,012) x 8,314 J/mol
= 0,0997 J/mol
G. PEMBAHASAN
Entalpi adalah istilah dalam termodinamikayang menyatakan jumlah energi
dari suatu sistem termodinamika. Entalpi terdiri dari energi dalam sistem, termasuk
satu dari lima potensial termodinamika dan fungsi keadaan, juga volume dan
tekanannya (merupakan besaran ekstensif). Perubahan ∆H bernilai positif untuk reaksi
endoterm dan negatif untuk reaksi eksoterm. Untuk proses dengan tekanan konstan,
∆H sama dengan perubahan energi dalam sistem ditambah kerja yang dilakukan
sistem pada lingkungannya.
Panas atau kalor penguapan atau lengkapnya perubahan entalpi penguapan
standar ∆vHº, adalah energi yang dibutuhkan untuk mengubah suatu kuantitas zat
menjadi gas. Panas penguapan dipandang sebagai energi yang dibutuhkan untuk
mengatasi interaksi antar molekul di dalam cairan (atau padatan pada sublimasi).
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan perubahan entalpi penguapan
eter/senyawa organik melalui pengukuran tekanan uap pada berbagai suhu. Suhu yang
digunakan yaitu 0 ºC, 5 ºC, 10 ºC, 15 ºC dan 20 ºC. Dalam praktikum ini digunakan
alat manometer. Manometer adalah suatu alat ukur tekanan zat cair di dua titik atau
suatu alat pengukur tekanan udara dalam ruang tertutup. Manometer biasanya
merupakan pipa kaca U yang berisi raksa. Prinsip kerja manometer adalah bila tekanan
positif diterapkan pada salah satu sisi kaki tabung, cairan yang ditekan ke bawah pada
kaki tabung tersebut dan naik pada sisi tabung yang lainnya. Perbedaan pada
ketinggian “h” merupakan penjumlahan hasil pembacaan diatas dan dibawah angka
nol yang menunjukkan adanya tekanan.
Tabung reaksi yang telah diisi dietil eter diinkubasi dengan menggunakan es
batu. Hal ini bertujuan untuk menurunkan suhu dietil eter agar diperoleh suhu yang
diinginkan. Kemudian tabung dihubungkan dengan manometer. Suhu awal yang
digunakan adalah 0 ºC. pada suhu ini didapatkan nilai h1 = 67 mm dan h2 = 68 mm.
Pada suhu 5ºC didapatkan nilai h1 = 68 mm dan h2 = 69 mm. Pada suhu 10ºC
didapatkan nilai h1 = 70 mm dan h2 = 73 mm. Pada suhu 15ºC didapatkan nilai h1 = 71
mm dan h2 = 74 mm. Dan pada suhu 20ºC didapatkan nilai h1 = 72 mm dan h2 = 75
mm. Dari data tersebut dapat dihitung tekanan pada masing – masing suhu. Tekanan
yang didapatkan pada suhu 0 ºC, 5 ºC, 10 ºC, 15 ºC dan 20 ºC secara berturut turut
adalah 761 mmHg, 761 mmHg, 763 mmHg, 763 mmHg, dan 763 mmHg. Menurut
teori semakin besar suhu maka tekanan akan semakin besar. Namun, dari data hasil
percobaan yang diperoleh tekanan pada suhu 10ºC, 15ºC dan 20ºC memiliki nilai yang
sama. Hal ini dapat disebabkan karena pada saat pengukuran, vakum pipa U kurang
rapat, sehingga masuknya udara luar mempengaruhi nilai tekanan dan kurangnya
ketelitian praktikan dalam pengukuran h1 dan h2. Dalam hal ini semakin besar suhu
maka nilai h2 semakin besar.
Dari hasil analisis data didapatkan hubungan antara nilai ln P dan 1/T. Dapat
dilihat bahwa semakin besar nilai 1/T maka ln P semakin besar. Ini menunjukkan
bahwa semakin besar suhunya maka tekanan pada barometer semakin besar.
Kemudian dibuat kurva hubungan antara ln P dan 1/T. Diperoleh nilai kemiringan
(slope) sebesar 0,012. Berdasarkan nilai slope didapatkan nilai entalpi penguapan
yaitu 0,0997 J/mol. Tanda (-) negative menunjukkan reaksi eksotermik yaitu sistem
melepaskan kalor ke lingkungan.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
semakin besar suhu, semakin tinggi tekanannya. Perubahan entalpi penguapan eter
terjadi secara eksoterm, dengan nilai ∆H = 0,0997 J/mol.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisika Jilid II. Erlangga : Jakarta.
Chumaidi, A., Dwina, M., dan Heny, D. 2019. Pemodelan Kinetika Reaksi Seri Etana –
Etanol - Dietil Eter. Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya
Alam Indonesia. 1 – 7.
Dhamayanti, I., Shelly,O., dan Yully, M. 2016. Analisa Uji Sifat Penguapan Pada Gasoline.
The 2nd Conference on Innovation and Industrial Applications. 274 – 280.
Dogra, S.K. 1990. Kimia Fisika dan Soal – soal. Jakarta : UI – Press.
Kvamme, B. 2019. Enthalpies of Hydrate Formation from Hydrate Formers Dissolved in
Water. Journal Energies. 1 – 19.