Tugas Pjok
Tugas Pjok
OLEH
1. ATIAH YULTITAH
2. HELENA HUTAGAOL
SMAN 2 KARIMUN
TP 2019-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat TUHAN Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .ii
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
1.LATAR BELAKANG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
2.RUMUSAN MASALAH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
3. TUJUAN ............................................................1
BAB II PEMBAHASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
ii
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu infeksi Saluran Reproduksi (ISR) yang ditularkan
melalui hubungan kelamin. Infeksi saluran reproduksi merupakan infeksi yang disebabkan oleh masuk
dan berkembangh uman penyebab infeksi ke dalam saluran reproduksi. Kuman penyebab infeksi
tersebut dapat berupa jamur, virus, dan parasit. Salah satu penyakit menular seksual yaitu Human
Immunodeficiency Virus (HIV) Acquired Immume Deficiency Syndrome (AIDS) (Ardhiyanti, 2015).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2014), di seluruh dunia pada tahun 2013 ada 35 juta orang
hidup dengan HIV yang meliputi 16 juta perempuan dan 3,2 juta anak berusia <15 tahun. Jumlah infeksi
baru HIV pada tahun 2013 sebesar 2.1 juta yang terdiri dari 1.9 juta dewasa dan 240.000 anak berusia
<15 tahun. Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 1,5 juta yang terdiri 1,3 juta dewasa dan 190.000
anak berusia 15 tahun.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) (2015), terdapat 36,9 juta orang yang terinfeksi
HIV pada tahun 2014 yang meliputi 34.3 juta orang dewasa, 17,4 juta perempuan dan 2.6 juta
menginfeksi anak berusia 15 tahun. Jumlah infeksi baru HIV pada tahun 2014 sebesar 2 juta yang terdiri
dari 1.8 juta dewasa dan 220.000 anak berusia <15 tahun. Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 1,2
juta yang terdiri 1 juta dewasa dan 150,000 anak berusia <15 tahun.
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
Penulisan makalah ini tak semata-mata dibuat untuk memenuhi kompetensi kami sebagai siswa kelas XII
jurusan IPS semester 1 SMAN 2 KARIMUN, namun juga diperuntukan agar para pembaca dapat
mengetahui lebih banyak lagi tentang HIV/ AIDS.
BAB II PEMBAHASAN
Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap
ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
AIDS disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV). HIV yang masuk ke dalam tubuh akan
menghancurkan sel CD4. Sel CD4 adalah bagian dari sel darah putih yang melawan infeksi. Semakin
sedikit sel CD4 dalam tubuh, maka semakin lemah pula sistem kekebalan tubuh seseorang. penularan
HIV terjadi saat darah, sperma, atau cairan vagina dari seseorang yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh
orang lain. Hal ini dapat terjadi melalui berbagai cara, antara lain:
-Hubungan seks.
-Transfusi darah.
Selain melalui berbagai cara di atas, HIV juga bisa menular dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya.
Penularan virus HIV pada anak juga dapat terjadi pada proses melahirkan, atau melalui air susu ibu saat
proses menyusui.
Perlu diketahui, HIV tidak menyebar melalui kontak kulit seperti berjabat tangan atau berpelukan
dengan penderita HIV. Penularan juga tidak terjadi melalui ludah, kecuali bila penderita mengalami
sariawan, gusi berdarah, atau terdapat luka terbuka di mulut.
Risiko tertular HIV juga lebih tinggi pada individu dengan sejumlah faktor, di antaranya:
Berbagi suntikan.
Fase pertama umumnya muncul setelah 1-4 minggu infeksi HIV terjadi. Pada fase awal ini, penderita HIV
akan mengalami gejala mirip flu, seperti:
Sariawan ,Sakit kepala ,Kelelahan, Radang tenggorokan, Hilang nafsu makan, Nyeri otot, Ruam,
Pembengkakan kelenjar getah bening, Berkeringat .gejala dan tanda-tanda HIV/AIDS tersebut dapat
muncul karena sistem kekebalan tubuh sedang berupaya melawan virus. Gejala ini bisa bertahan selama
1-2 minggu atau bahkan lebih.
Pada fase ini, tanda-tanda HIV/AIDS memang tidak terlihat, tapi penderita tetap bisa menularkannya
pada orang lain. Pada akhir fase kedua, sel darah putih berkurang secara drastis sehingga gejala yang
lebih parah pun mulai muncul.
AIDS merupakan fase terberat dari infeksi HIV. Pada fase ini, tubuh hampir kehilangan kemampuannya
untuk melawan penyakit. Hal ini karena jumlah sel darah putih berada jauh di bawah normal.Infeksi
jamur pada mulut dan tenggorokan, Pneumonia, Toksoplasmosis, Meningitis, Tuberkulosis (TB),Kanker,
seperti limfoma dan sarkoma kaposi
a.Pencegahan
Pencegahan dan penanganan dini infeksi HIV adalah kunci utama agar kondisi ini tidak berkembang
menjadi AIDS yang berbahaya.oleh karena itu, menjalani gaya hidup sehat dan menghindari perilaku
berisiko, seperti seks bebas atau menggunakan jarum suntik secara bergantian, merupakan cara efektif
untuk mencegah HIV/AIDS. Untuk terhindar dari HIV dan AIDS, Anda harus menerapkan hal-hal berikut
ini:
Menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh orang lain, misalnya melalui luka atau seks
Tidak menggunakan peralatan pribadi seperti sikat gigi, alat cukur, dan sex toys secara bersama.
b. pengobatan
Sampai saat ini, obat untuk menyembuhkan infeksi HIV belum ditemukan. Meski demikian, HIV masih
bisa dikontrol dengan mengonsumsi antiretroviral (ARV), yaitu obat yang bekerja dengan cara mencegah
duplikasi virus.Antretroviral tersedia dalam bentuk tablet dan harus dikonsumsi setiap hari. Konsumsi
obat ini secara teratur dapat memperlambat perjalanan penyakit HIV dan memperpanjang harapan
hidup penderita. Tanpa pengobatan ini, HIV dapat berkembang menjadi AIDS dalam waktu yang lebih
cepat.
KESIMPULAN
HIV/AIDS menjadi masalah serius karena bukan hanya merupakan masalah kesehatan atau persoalan
pembangunan, tetapi juga masalah ekonomi, sosial, dan lain-lain. Berdasarkan sifat dan efeknya,
sangatlah unik karena AIDS mematikan kelompok yang paling produktif dan paling efektif secara
reproduksi dalam masyarakat, yang kemudian berdampak pada mengurangi produktivitas dan kapasitas
dari masyarakat. Dampak yang ditimbulkan AIDS terhadap masyarakat dapat bersifat permanen atau
setidaknya berjangka sangat panjang.