Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ZAKAT

Disusun oleh :
1. ILHAM MUADZ FAKHRIZI
2. TAZKYA AULYA
3. ABDULLAH FAHMI AZZAM
4. FATIHATUN SANAZ
AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
WAHANA MANDIRI
FAKULTAS MANAJEMEN INFORMATIKA
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………..
Daftar isi……………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………
1.3 Tujuan Masalah ………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Zakat …………………………………………………………………
2.1.1 Pengertian Zakat
2.1.2 Syarat Zakat
2.1.3 Macam-macam zakat
2.1.4 Harta yang wajib di keluarkan zakat
2.1.5 Zakat Profesi
2.1.6 Orang yang berhak menerima zakat

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami
ketahui. Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi
tercapainya makalah yang sempurna.
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Zakat adalah ibadah mâliah
ijtima’iyyah yang memiliki posisi yang strategis dan menentukan bagi
pembangunan kesehjateraan umat. Zakat tidak hanya berfungsi sebagai suatu ibadah
yang bersifat vertikal kepada Allah (hablumminAllah), namun juga berfungsi
sebagai wujud ibadah yang bersifat horizontal (hablumminanas).
Berdasarkan pengertian diatas dapat dipahami bahwa zakat adalah sebuah
harta yang di dapatkan seseorang dari kegiatan usahanya dalam mencari rejeki dan
wajib dikeluarkan oleh seseorang yang sudah mencapai nishab dan haul, yang dapat
mensucikan atau membersihkan harta seseorang sesuai disyariatkan dalam Al-
Quran yang diberikan untuk kesejahteraan umat. Bukan hanya sebagai dimensi
ibadah saja tetapi juga dapat sebagai sarana mengurangi kesenjangan antar
masyarakat yang mampu maupun yang kurang mampu agar mencapai keadilan
sosial diantara dua golongan tersebut. Dengan itu seorang yang kurang mampu akan
dapat mengikuti kewajiban sosial dan merasa diterima keberadaannya dilingkungan
masyarakat dan membersihkan jiwa iri dengki kepada masyarakat yang kurang
mampu. Dan untuk masyarakat yang mampu akan menjadi pembersih hati dari sifat
mencintai harta yang berlebihan. Tujuan dan fungsi zakat yaitu mengangkat derajat
fakir miskin, membantu memecahkan masalah para gharimin, ibnu sabil, dan
mustahik lainnya, membentang dan membina tali peraudaraan sesama muslim dan
manusia pada umumnya, menghilangkan sifat kikir dari para pemilik harta,
sedangkan bagi penerima harta dapat menghilangkan sifat dengki dan iri
(kecemburuan sosial) dan dapat menjembatani jurang antara si kaya dan si miskin di
dalam masyarakat, mengembangkan rasa tangung jawab sosial pada diri seseorang
terutama memiliki harta, mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan
kewajiban dan menyerahkan hak orang lain padanya, sarana pemerataan pemerataan
pendapatan untuk mencapai keadilan sosial.
Zakat adalah rukun ketiga dari rukun islam yang lima, yang merupkan pilar
agama yang tidak dapat berdiri tanpa pilar ini. Zakat, hukumnya wajib’ ain (fardu
‘ain) bagi setiap muslim apabila telahmemenuhi sayarat syarat yang telah ditentukan
syariat.
Fungsi zakat meliputi bidang moral, sosial dan ekonomi. Dalam bidang
moral, zakat mengkikis ketamakan dan keserakahan hati si kaya. Adapun dalam
bidang sosial, zakat berfungsi untuk menghapuskan kemiskinan dari masyarakat. Di
bidang ekonomi, zakat mencegah penumpukan kekayaan di tangan sebagian kecil
manusia dan merupakan sumbangan wajib kaum muslimin untuk perbendaharaan
Negara.
Shalat merupakan ibadah yang pertama kali dihisab di akhirat kelak. Shalat
juga dapat dijadikan barometer amal-amal lain seperti diungkapkan dalam sebuah
hadits: “Hal yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalat”.
Khalifah Umar bin Al Khattab pernah mengirim surat kepada
Gubernur yangdiangkatnya, pesannya, “sesungguhnya tugas kalian sebagai
Gubernur yang paling utama dimataku adalah shalat. Barang siapa memelihara
shalat, berarti ia telah memelihara agamanya.Barang siapa yang lalai terhadap
shalatnya, terhadap urusan lain akan lebih lalai”.
Begitu pentingnya shalat, karena shalat merupakan penentu amal
yang lain. Jika shalatnya baik, maka baik pula amalnya yang lain. Oleh karena
itu, maka shalat tidak boleh ditinggalkan walau bagaimanapun keadaannya kecuali
orang yang haid atau nifas atau keadaan bahaya. Namun ada beberapa
keringanan(rukhsah) bagi orang yang ada dalam perjalanan (musafir) dalam tata
cara pelaksanaan shalat, yaitu dengan cara shalat jama dan shalat qashar.
Namun hal itu juga bukan berarti boleh meninggalkan shalat begitu saja,
hanya berpindah pelaksanaan pada waktu tertentu (yang telahdiisyaratkan) dan
syarat-syarat tertentu pula.
Menjama’ dan mengqashar shalat termasuk rukhshah (kelonggaran
/keringanan) yang diberikan Allah SWT kepada hambanya karena adanya
kondisi yang menyulitkan bila shalat dilakukan dalam keadaan biasa.
Rukhsah ini merupakan shodaqoh dari Allah SWT yang dianjurkan untuk
diterima dengan penuh ketawadhu’an.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Zakat, syarat dan apa saja harta yang wajib dikeluarkan ?

2. Tujuan Masalah

1. Mengetahui tentang Zakat, syarat dan apa saja harta yang wajib dikeluarkan.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Zakat
2.1.1 Pengertian

Zakat menurut etimologi (Bahasa) adalah suci, tumbuh, berkembang, dan


berkah. Sedangkan menurut terminologi (istilah) zakat adalah kadar harta
tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan syarat tertentu.
Pengertian zakat menurut undang-undang nomor 23 tahun 2011tentang
pengelolaan zakat, “zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang
muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerima sesuai
dengan syariat islam.

Menurut yusuf Qardhawi zakat adalah sebuah kadar harta tertentu yang
diwajibkan allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya. Orang yang telah membersihkan zakat berarti dia telah
membersihkan jiwa, diri serta hartanya dari hak orang lain atas apa yang ada
pada miliknya serta menumbuhkan pahala.

2.1.2 Syarat mengeluakan zakat ada 6:


1. Islam
2. Merdeka
3. Miliknya yang sempurna
4. Sudah nishob
5. Temu tahun (haul)
6. Digembala (untuk ternak)
2.1.3 Secara garis besar zakat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Zakat maal
Zakat yang dikenakan atas harta (maal) yang dimiliki oleh individu atau
Lembaga dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
secara hukum (syara).
2. Zakat fitrah atau zakat jiwa
Yaitu setiap jiwa atau orang yang beragama islam harus memberikan harta yang
berupa makanan pokok kepada orang yang berhak menerimanya, dan
dikeluarkan pada bulan Ramadhan sampai dengan sebelum shalat idul fitri pada
bulan syawal.

2.1.4 Harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya:


1. Binatang ternak, yaitu sapi, kerbau, unta, biri-biri / kambing.
2. Emas & perak
3. Tanaman pokok yang menjadi sumber ketakutan (padi,gandum dll)
4. Buah-buahan (anggur dan kurma)
5. Rikaz (harta karun)
Nishob dikeluarkan zakat:
a. Tanaman pokok (padi, gandum dll) suatu nishob ukurannya 5 ausuq (650 kg)
1 saq = 130 kg atau ukuran kubus seukuran 97,74 cm2, jika ukuran liter =
900 liter.
b. Emas, ukurannya nishobnya 20 mitsqol (1 mitsqol 4,25 gr) kurang lebih 90
gram, dikeluarkannya sebesar 2,5 %
c. Perak, nishobnya kalau sudah mencapai 200 dirham = 7/10 mitsqol atau 595
gram.
2.1.5 Zakat Profesi

Salah satu sumber zakat adalah zakat profesi, dalam komplikasi hukum
ekonomi Syariah (KHES) “zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari hasil
usaha yang halal dan dapat mendatangkan hasil (uang) yang relatif banyak
dengan cara yang mudah, baik melalui suatu keahlian tertentu ataupun tidak.
Semua bentuk penghasilan yang halal wajib dikeluarkan zakat nya dengan syarat
telat mencapai nishab dalam satu tahun, yakni 85 gram emas murni.

Terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama tentang wajib zakat


profesi. Pertama, ulama yang mengatakan tidak wajib zakat profesi dengan
alasan bahwa hal itu belum pernah terjadi pada masa rasuluallah diantaranya
adalah menurut ibn Qayyim, ibn Hazm, ibn Syaibah, dan malik. Sedangkan
menurut imam syafi’i harta penghasilan gaji dan profesi tidak wajib dizakati.
Begitu juga ibnu Hazm yang menyakatakan bahwa pendapat tersebut salah dan
hanya dugaan semata, karena tidak memiliki landasan al-Qur’an, hadits, ijma,
maupun qiyas.

Kedua, ulama yang berpendapat bahwa zakat profesi itu merupakan suatu
hal yang wajib untuk dilakukan. Diantaranya menurut abu Hanifah dan imam
malik adalah zakat profesi dapat diambil zakat nya bilamana sudah setahun dan
cukup senishab. Dalam hal ini mazhab Hanafi berpendapat bahwa jumlah
senishab itu cukup terdapat pada awal tahun dan akhir tahun saja, ketentuan ini
diambil untuk mengetahui siapa yang kaya dan tidak dalam menunikan zakat
profesi. Abu Yusuf dan Muhammad juga berpendapat yang sama dengan abu
Hanifah bahwa nishab untuk mengeluarkan zakat profesi tidak perlu harus
tercapai sepanjang tahun tapi cukup untuk tercapai antara dua ujung tahun,
berdasarkan hal tersebut besarnya penghasilan sebagai sumber zakat karena
terdapat illat (penyebab).
2.1.6 Orang yang berhak menerima zakat
Orang yang berhak menerima zakat disebut mustahik. Sementara
yang berhak menerima zakat fitrah ada 8 golongan. Zakat fitrah adalah
zakat yang diwajibkan untuk setiap muslim, baik yang sudah baligh
maupun belum, baik laki-laki maupun perempuan dan baik yang kaya
maupun miskin. Zakat fitrah ini dibayarkan maksimal sebelum
dimulainya salat Idulfitri pada 1 Syawal tiap tahun. Jika seseorang
membayar zakat fitrah setelah salat Idulfitri, zakat tersebut tidak
terhitung sebagai zakat fitrah, melainkan sedekah biasa. Diriwayatkan
dari Ibnu Abbas, Nabi Muhammad "telah mewajibkan zakat fitrah untuk
menyucikan jiwa orang yang berpuasa dari perkataan sia-sia dan kotor,
juga untuk memberi makan kepada orang-orang miskin. Barangsiapa
yang menunaikannya sebelum salat Id, maka itu adalah zakat yang
diterima, dan barang siapa yang menunaikannya sesudah salat Id, maka
itu hanyalah sekadar sedekah." (H.R. Abu Dawud). Terkait golongan
yang berhak mendapatkan zakat fitrah di bulan suci Ramadan, Allah
َّ ‫ا‬UU‫إِنَّ َم‬
ُ َ‫ َدق‬U‫الص‬
berfirman dalam surat At-Taubah ayat 60 sebagai berikut. ‫ات‬
‫يل هّللا ِ َواب ِْن‬
ِ ِ‫ب‬U‫ار ِمينَ َوفِي َس‬Uَ ِ ‫ب َو ْالغ‬
ِ ‫ا‬Uَ‫وبُهُ ْم َوفِي الرِّ ق‬Uُ‫ ِة قُل‬Uَ‫ين َو ْال َعا ِملِينَ َعلَ ْيهَا َو ْال ُمؤَلَّف‬
ِ ‫لِ ْلفُقَ َراء َو ْال َم َسا ِك‬
‫ةً ِّمنَ هّللا ِ َوهّللا ُ َعلِي ٌم َح ِكي ٌم‬UU‫يض‬
َ ‫يل فَ ِر‬ َّ Artinya, "Sesungguhnya zakat-zakat itu,
ِ ِ‫ب‬UU‫الس‬
hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-
pengurus zakat, para mu’alaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah
dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana."(QS. At-taubah:60) Golongan yang Berhak Menerima Zakat
Fitrah Dari keterangan ayat di atas, maka dapat diketahui bahwa ada 8
golongan yang mempunyai hak untuk menerima zakat.
1. Orang Fakir
Orang yang fakir merupakan orang yang tidak mempunyai harta
dan usaha untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dalam
pandangan mazhab Syafi'i, fakir bisa saja mempunyai harta dan usaha,
tetapi kurang dari setengah dari kebutuhannya.
2. Orang Miskin
Yang disebut sebagai orang miskin adalah orang yang tidak cukup
penghidupannya dan dalam keadaan serbakekurangan. Dalam pandangan
mazhab Syafi'i, orang miskin adalah mereka yang mampu memenuhi
kebutuhan hingga lebih dari setengah yang dibutuhkan, namun belum
mencukupi.
3. Amil (Pengurus Zakat)
Di dalam terselenggaranya zakat, ada panitia yang akan
mengurusi proses terselenggaranya zakat tersebut. Pengurus zakat yang
tugasnya mengumpulkan dan membagikan zakat juga termasuk golongan
yang berhak menerima zakat tersebut.
4. Mualaf
Mualaf adalah orang yang ada harapan untuk masuk Islam atau
orang yang baru masuk Islam yang kemungkinan imannya masih lemah.
Mereka ini juga termasuk yang berhak menerima zakat.
5. Budak Riqab atau budak atau hamba sahaya,
Pada praktiknya dewasa ini sudah tidak ada lagi. Namun, istilah
ini juga bisa dikaitkan dengan upaya melepaskan para muslim yang
ditawan oleh pihak lain.
6. Orang yang Berutang
Seorang muslim yang berutang (gharim) termasuk dalam
penerima zakat. Jumhur ulama berpendapat, gharim dapat dibedakan
menjadi dua kelompok. Yang pertama, orang berutang untuk kepentingan
diri sendiri atau keluarga. Yang kedua, orang berutang untuk
kemaslahatan orang banyak, misalnya berutang untuk mendamaikan
orang-orang yang bersengketa, dan seterusnya. Gharim berhak
mendapatkan zakat hanya jika utang itu untuk kepentingan yang
diperbolehkan syariat, bukan untuk kemaksiatan. Selain itu, jika
seseorang berutang, tetapi mamu membayar utang dengan harta yang
dimiliki, maka ia tidak berhak memperoleh zakat.
7. Sabilillah
Sabilillah adalah orang yang berjuang untuk kepentingan Islam
dan para muslimin. Dalam hal ini, pada masa modern, sabilillah tidak
dapat dimaknai hanya semata-mata sebagai orang yang berperang secara
fisik, tetapi juga mereka yang mengerjakan kebajikan untuk
kemaslahatan umat.
8. Ibnu Sabil
Ibnu sabil yang dimaksud yaitu orang yang sedang dalam
perjalanan dan bukan yang menderita dalam perjalanan dengan tujuan
bermaksiat.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Zakat adalah harta tertentu yang dikeluarkan apabila telah mencapai syarat yang diatur
sesuai aturan agama, dikeluarkan kepada 8 asnaf penerima zakat. Menurut Bahasa kata
“zakat” berarti tumbuh, berkembang, subur atau bertambah
Zakat merupakan hal yang wajib bagi umat muslim, zakat pula harus disertai dengan
Aturan aturan yang harus di taati

DAFTAR PUSTAKA
Syakir Jamaluddin. sholat sesuai tuntunan Nabi SAW mengupas kontroversi hadis
sekitarsholat. LPPI UMY.12
DR. Ahmad Hatta, MA. Tafsir Qur’an perkata, 2009. Magfirah
Pustaka.http://makalahcyber.blogspot.com/search/label/Makalah%20Pendidikan
Ar-Rahbawi, Abdul qodir. 2008.Salat Empat Madzhab. Bogor : PT Pustaka Litera
AntarNusa
Kamal, Abu malik bin As-Sayyid Salim. 2006.Shahih Fikih Sunnah. Jakarta :Pustaka Azam
Rasjid, Sulaiman. 1983. Fiqh Islam. Jakarta: Attahiriyyah
Rusyd,Ibnu. 2006.Bidayatul Mujtahidin. Jakarta : Pustaka Azam
Dallam fiqih islam cetakan ke-2
Arfan,AbbasFiqh Ibadah.Malang :UIN Maliki Press 2011
Az-Zuhaili,Wahban.fiqih islam wa adillatuhu, depok: Gema Insani. 2010
Alqur’an dan terjemah, Departemen Agama: Menara Kudus. 1997
Abdul Aziz Muhammad Azzam.FIQIH IBADAH. Abdul Aziz sayyed Hawwas. Jakarta:
amzah. 2009. Hlm 288
Muhammad Baghir al-Habsy,fikih praktis :menurut al qur’an, as-sunnah danpedapatpara
ulama’. Bandung: Mizan Media utama. 2002. Hlm 208
AhmadYaman, Panduan Lengkap Sholat Menurut Empat Madzhab, Jakarta: Pustaka Al-
Kaustar. 2005. Hlm 28313

Anda mungkin juga menyukai