Anda di halaman 1dari 25

Buatke cover yo…

DAFTAR ISI

Buatke daftar isi yo…


PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK “SARI ROTI”, DI KEC.
TALANG KELAPA,KAB. BANYUASIN, PALEMBANG.”

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu perusahaan dalam mengeluarkan produk sebaiknya disesuaikan


dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk
dapat bersaing di pasaran, sehingga menjadikan konsumen memiliki banyak
alternatif pilihan produk sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu
produk yang ditawarkan. Hal inilah yang menjadikan peran promosi penting
untuk perusahaan.
Dengan promosi, perusahaan dapat mengkomunikasikan produk
kepada konsumen. Keunggulan-keunggulan dari produk dapat diketahui oleh
konsumen dan dapat menarik konsumen untuk mencoba dan kemudian
mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut. Jadi promosi
merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran karena
dengan promosi, konsumen yang semula tidak tertarik terhadap produk dapat
berubah fikiran untuk membeli produk.
Perusahaan menggunakan promosi untuk memicu transaksi, sehingga
konsumen mau membeli suatu merek tertentu serta mendorong tenaga
penjualan untuk secara agresif menjualnya. Selain itu promosi mampu
merangsang permintaan akan suatu produk. Dengan promosi tersebut
diharapkan konsumen mau membeli produk tersebut dan mendorong
konsumen yang telah membeli agar membeli produk lebih sering lagi,
sehingga akan terjadi pembelian ulang dan volume penjualan produk suatu
perusahaan akan meningkat.

Promosi merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan


penjualan suatu perusahaan agar konsumen bersedia menjadi langganan.
Mereka terlebih dahulu harus dapat mencoba atau meneliti barang-barang
yang diproduksi oleh perusahaan, akan tetapi mereka tidak akan melakukan
hal tersebut, jika kurang yakin terhadap barang tersebut. Disinilah perlu
mengadakan promosi yang terarah, karena diharapkan dapat memberikan
pengaruh positif terhadao meningkatnya penjualan. (Sugiyono, Endar
2004:17)

Berdasarkan pemantauan yang dilakukan terhadap beberapa hal yang


mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen dalam membeli roti
dengan merk SARI ROTI, diantaranya yaitu konsumen melihat apakah produk
tersebut berkualitas dan apakah baik untuk dikonsumsi karena banyaknya roti
yang menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh. Dan
kenyataannya adalah roti tersebut sangat terjaga kualitasnya, sangat lezat, roti
yang empuk dan aman untuk dikonsumsi, karena roti tersebut langsung dibuat
dipabriknya dan langsung dijual oleh penjual dari pabrik tersebut. Roti ini
tidak dijual di supermarket atau di warung-warung, dikarenakan produk ini
sangat dijaga kualitasnya, yaitu jangka waktu roti yang dijual tidak lama
karena perusahaan ingin konsumen mendapatkan roti yang segar atau lezat
untuk dikonsumsi.
Setelah beberapa waktu diteliti dilapangan secara langsung dengan
menanyakan pendapat dari konsumen juga penjual dari pabrik, diketahui
bahwa roti ini sangat diminati dan setiap konsumen yang mengetahui tentang
kualitas juga rasa roti ini konsumen tersebut kembali membeli lagi dan lagi.

Dengan promosi yang baik diharapkan akan terjadi komunikasi antara


produsen dengan konsumen. Dengan adanya komunikasi tersebut diharapkan
dapat memperoleh konsumen baru dan mempertahankan konsumen lama.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini berjudul :

“PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK “SARI ROTI”, DI KEC.TALANG
KELAPA, KAB. BANYUASIN, PALEMBANG.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat disimpulkan


rumusan masalah sebagai berikut :

1) Adakah pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk


“Sari Roti”, di Kec. Talang Kelapa, Kab. Banyuasin, Palembang.

2) Adakah pengaruh promosi terhadap keputusan pembelia produk “Sari


Roti”, di Kec. Talang Kelapa, Kab. Banyuasin, Palembang.

3) Adakah pengaruh kualitas produk dan promosi terhadap keputusan


pembelian produk “Sari Roti “, di Kec Talang Kelapa, Kab. Banyuasin,
Palembang.

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kualitas produk terhadap


keputusan pembelian produk “Sari Roti”,di Kec. Talang Kelapa, Kab.
Banyuasin, Palembang.
2) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh promosi terhadap keputusan
pembelian produk “Sari Roti”,di Kec. Talang Kelapa, Kab. Banyuasin,
Palembang.

b. Manfaat penelitian

Beberapa manfaat yang diharapkan dalam hasil penelitian ini adalah :


Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan. Secara garis besar, penelitian ini berguna bagi :

1) Bagi Penulis

Kegunaan penelitian ini bagi penulis yaitu untuk dapat


mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang penulis dapatkan selama menjadi
mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas PGRI Palembang.

2) Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat


sebagai bahan evaluasi terhadap efektifitas dan efisiensi dalam
menerapakan strategi pemasaran yang efektif.

3) Bagi pihak lain

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan ilmu pengetahuan yang


penulis terutama dibidang pemasaran tentang faktor poduk dan promosi
terhadap keputusan pembelian.

D. Sistematika Penelitian

Untuk memudahkan pemahaman dalam penulisan penelitian ini, penulis


membaginya kedalam enam bab. Dimana dalam setiap babnya hanya
difokuskan untuk membahas satu permasalahan saja. Adapun pokok-pokok
yang dibahas pada masing-masing bab tersebut, dikemukakan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI


Pada bab ini menguraikan teori-teori yang mendukung pemecahan masalah
penelitian sehingga dapat disimpulkan suatu hipotesis dan variabel-variabel
penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan dan di uraikan tentang lokasi penelitian, jenis dan
sumber data, populasi dan sampel, teknik dan metode pengumpulan data serta
analisis data. Dengan demikian dapat diketahui berapa jumlah sampel yang
dapat penulis ambil, teknik dan metode serta analisa apa saja yang tepat untuk
digunakan.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini menjelaskan tentang rangkuman pembahasan dari bab-bab


sebelumnya dalam suatu kesimpulan penelitian dan berisikan saran-saran yang
kiranya bisa bermanfaat bagi pihak terikat (perusahaan).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Produk

Produk ( product ) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar


untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler & Armstrong. 2001 : 346).

Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas


sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi
melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan
kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk
dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh
produsen melalui produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan
dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

a. Atribut Produk

Ada beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi produk


(karakteristik atribut produk) adalah (Kotler & Amstrong 2001:354)

1) Merek (branding).
Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan,
atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengindetifikasi
produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya
dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam
strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta
dapat membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama merek yang baik
dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk (Kotler&Amstrong,
2001:360).

2) Kualitas Produk (Product Quality)

 Pengertian Kualitas.

Kualitas ditinjau secara subyektif adalah sesuatu yang cocok dengan


selera (Fitnes For Use) jadi suatu produk bisa dikatakan berkualitas
apabila produk tersebut mempunyai kecocokan penggunaan bagi dirinya.
Ditinjau dari sudut pandang produsen, kualitas dapat diartikan sebagai
kesesuaian dengan spesifikasinya, baik sesuai dengan fisiknya,
produsennya juga sesuai dengan persuaratannya. Ada beberapa para ahli
berpendapat yang mendefinisikan kualitas secara berbeda, yaitu sebagai
berikut :

Menurut American Society For Quality Control, Kualitas adalah


keseluruhan cirri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang
berpengaruh pada kemampuan produk atau pelayanan tersebut untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan (tersirat). Definisi tersebut
berpusat pada pelanggan. Kita dapat menyatakan bahwa perusahaan
memberikan kualitas apabila produk atau pelayanan mereka memenuhi
atau melebihi harapan pembeli (Kotler, Philip. 2000 : 49).

Pendapat lain dari salah satu pakar kualitas mengatakan bahwa kualitas
adalah “Perfomance to the standart expected by the costumer”. Sedangkan,
menurut pendapat yang lain “Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan” (Tjiptono, Fandy. 2000 : 51).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas yang baik itu
harus berorientasi pada pelanggan, dalam hal ini kualitas dimulai dengan
kebutuhan pelanggan dan diakhiri dengan kepuasan pelanggan. Kualitas
ini bersifat kompleks, yaitu mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan sebagai usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan sehingga mereka merasa puas bahkan sangat puas setelah
membeli produk tersebut. Selain itu kualitas merupakan kondisi yang
selalu berubah, apa yang harus dianggap berkualitas saat ini mungkin
dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang. Oleh sebab itu,
perusahaan selaku produsen harus dapat memberikan, mempertahankan
dan meningkatkan kualitas produknya kepada konsumen. Jika kualitas
yang baik tetap dijaga atau bahkan ditingkatkan, maka konsumen akan
merasa puas sehingga permintaan bertambah banyak yang mengakibatkan
volume penjualan naik dan pada akhirnya keuntungan perusahaan dapat
diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan.

 Pengertian Kualitas Produk

Bagian dari kebijakan produk adalah perihal kualitas produk guna


menciptakan suatu pembeda atas produk perusahaan dibandingkan
produk-produk lain yang sejenis meskipun memiliki atribut produk yang
sama. Definisi kualitas produk itu sendiri sangat beragam sehingga tidak
ada definisi yang ada, terdapat pokok-pokok yang dapat digunakan untuk
menjelaskan konsep kualitas tersebut, yaitu:

Kualitas meliputi usaha mewujudkan harapan konsumen. Kualitas


suatu produk akan mencakup produk itu sendiri, pelayanan yang diberikan
manusia yang terlibat proses dan lingkungannya. Kualitas merupakan
skondisi yang selalu berubah dimana sesuatu yang dianggap berkualitas
dimasa yang akan datang (Tjiptono, Fandy. 2000:3).

Kualitas produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk


untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketetapan
kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk
meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat menerapkan program
“Total Quality Manajemen (TQM)”. Selain mengurangi kerusakan produk,
tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai pelanggan.
Dalam penelitian ini yang menjadi kualitas produk adalah perusahaan yang
sangat memperhatikan jangka waktu roti yang baik untuk dikonsumsi,
varian rasa, roti yang lezat dan empuk.

b. Tingkatan Produk

Pada dasarnya tingkatan produk adalah sebagai berikut:

1) Produk Inti (Core Product) : Produk inti terdiri dari manfaat inti untuk
pemecahan masalah yang dicari konsumen ketika mereka membeli
produk atau jasa. Manfaat inti dari dari roti (sati roti) ini adalah aman
dikonsumsi karena kualitas dari roti ini dijaga oleh perusahaan, seperti
tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya, roti yang dijual
oleh penjual dari perusahaan hanya untuk satu hari saja. Kelebihan dari
roti (sari roti) ini adalah roti yang empuk, rasa roti yang lezat, banyak
varian rasa, dijaga kebaikannya untuk konsumen, cocok dimakan
sendiri dan bersama keluarga.

2) Produk Aktual (Actual Product) : Seorang perencana produk harus


menciptakan produk aktual (actual product) disekitar produk inti.
Karakteristik dari produk aktual diantaranya, tingkat kualitas, nama
merek, kemasan yang dikombinasikan dengan cermat untuk
menyampaikan manfaat inti. Produk aktual dari kerupuk rambak yaitu,
kemasan yang awet, kualitas yang terjamin, pemilihan merek yang pas
untuk mendukung produk agar lebih disukai konsumen.

3) Produk Tambahan : Produk tambahan harus diwujudkan dengan


menawarkan jasa pelayanan tambahan untuk memuaskan konsumen,
misalnya dengan menanggapi dengan baik claim dari konsumen dan
melayani konsumen lewat telepon jika konsumen mempunyai masalah
atau pertanyaan (Kotler&Amstrong, 2001:349).

c. Klasifikasi Produk

Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang.


Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan kedalam
dua kelompok utama yaitu barang dan jasa (Tjiptono, Fandy, 2000:98).

Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu :

1) Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya


habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Contohnya
adalah sabun, minuman dan makanan ringan, kapur tulis, gula dan
garam. Dalam hal ini roti “SARI ROTI” termasuk convinience goods.

2) Barang Tahan Lama (Durable Goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa


bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk
pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih). Contohnya antara lain
TV, lemari es, mobil dan komputer.

Selain berdasarkan daya tahannya, produk pada umumnya juga


diklasifikasikan berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk
tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini, produk dapat dibedakan
menjadi barang konsumen (costumer’s goods) dan barang industri
(industrial’s goods).

Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan


konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan
bisnis. Umumnya barang konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat
jenis, yaitu :

 Convinience Goods.

Convinience goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki


frekuensi pembelian tinggi (sering beli), dibutuhkan dalam waktu
segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil)
dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya sabun, pasta gigi,
baterai, makanan, minuman, majalah, surat kabar, payung dan jas
hujan.

 Shopping Goods

Shopping goods adalah barang-barang dalam proses pemilihan dan


pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai
alternatif yang tersedia. Kriteria perbandingan tersebut meliputi harga,
kualitas dan model masing-masing barang. Contohnya alat-alat rumah
tangga (TV, mesin cuci tape recorder), furniture (mebel), pakaian.

 Specially Goods

Specially Goods adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan


identifikasi merek yang uni di mana sekelompok konsumen bersedia
melakukan usaha khusus untuk membelinya. Contohnya adalah
barang-barang mewah dengan merek dan model spesifik.

 Unsought Goods

Unsought goods merupakan barang-barang yang diketahui konsumen


atau kalau sudah diketahui tetapi pada umumnya belum terfikirkan
untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, batu, nisan, tanah
kuburan (Tjiptono, Fandy, 2000:99-100).

B. Promosi

1) Pengertian Promosi

Promosi merupakan salah satu variabel di dalam marketing mix yang


sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk atau
jasanya. Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk
mendorong permintaan. Sedangkan pengertian lain promosi adalah arus
informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang
atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam
pemasaran (Swasta, Basu dan Handoko, Hani, T, 2000 : 315).

Kedua definisi tersebut pada pokoknya sama meskipun titik beratnya


berbeda. Definisi pertama lebih menitik beratkan pada pendorongan
permintaan. Sedangkan definisi kedua lebih menitik beratkan pada penciptaan
pertukaran. Pertukaran akan terjadi karena adanya permintaan dan penawaran,
dengan adanya permintaan akan mendorong terciptanya pertukaran. Jadi
promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen
pemasaran dan sering dikatakan sebagai proses berlanjut. Dengan
menggunakan promosi, orang yang sebelumnya tidak tertarik untuk membeli
suatu produk akan menjadi tertarik dan mencoba produk sehingga konsumen
melakukan pembelian.

Jenis promosi atau promosional mix adalah kombinasi strategi yang paling
baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang
lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjulan
(Swasta, Basu dan Handoko, Hani, T, 2000 : 349). Definisi tersebut tidak
menyebutkan secara jelas beberapa variabel promotion mix selain periklanan
dan personal selling.

2) Variabel-variabel Promosi

Menurut Kotler dan Armstrong variabel-variabel yang ada di dalam


promotional mix ada lima, yaitu:

 Periklanan (advertising) : Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor


untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk
gagasan, barang atau jasa.

 Penjualan Personal (personal selling) : Presentasi pribadi oleh para


wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan
membangun hubungan dengan pelanggan.

 Promosi penjualan (sales promotion) : Insentif jangka pendek untuk


mendorong pembelian atau penjualansuatu produk atau jasa.

 Hubungan masyarakat (public relation) : Membangun hubungan baik


dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun “citra
perusahaan” yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip,
cerita dan peristiwa yang dapat merugikan.

 Pemasaran langsung (direct marketing) : Komunikasi langsung dengan


pelanggan yang diincar secara khusus untuk memperoleh tanggapan
langsung.

Dengan demikian maka promosi merupakan kegiatan perusahaan yang


dilakukan dalam rangka memperkenalkan produk kepada konsumen sehingga
dengan kegiatan tersebut konsumen tertarik untuk melakukan pembelian.

3) Tahap-tahap Pelaksanaan Promosi

Pelaksanaan promosi akan melibatkan beberapa tahap, antara lain:


( Swasta, Basu dan Handoko, Hani, T, 2000 : 359-361) :

a) Menentukan Tujuan
Tujuan promosi merupakan awal untuk kegiatan promosi. Jika perusahaan
menetapkan beberapa tujuan sekaligus, maka hendaknya dibuat skala
prioritas atau posisi tujuan mana yang hendak dicapai lebih dulu.

b) Mengidentifikasi Pasar yang Dituju

Segmen pasar yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam promosinya harus
dapat dibatasi secara terpisah menurut faktor demografis dan psikografis.
Pasar yang dituju harus terdiri atas individu-individu yang sekiranya
bersedia membeli produk tersebut selama periode yang bersangkutan.

c) Menyusun Anggaran

Anggaran promosi sangat penting untuk kegiatan-kegiatan perencanaan


keuangan dari manajer pemasaran. Anggaran digunakan untuk
mengarahkan pengeluaran uang dalam mencapai tujuan tersebut.

d) Memilih Berita

Tahap selanjutnya dimulai dengan berita yang tepat untuk mencapai pasar
yang dituju tersebut. Sifat berita itu akan berbeda-beda tergantung pada
tujuan promosinya. Jika suatu produk itu masih berada pada tahap
perkenalan dalam siklus kehidupannya, maka informasi produk akan
menjadi topik utama. Sedangkan pada tahap selanjutnya perusahaan lebih
cenderung mengutamakan tema promosi yang bersifat persuasif.

e) Menentukan Promotional Mix

Perusahaan dapat menggunakan tema berita yang berbeda-beda pada


masing-masing kegiatan promosinya. Misalnya, hubungan masyarakat
dapat dilakukan untuk menciptakan kesan positif terhadap perusahaan
diantara para pembeli. Periklanannya dapat dititik beratkan untuk
memberikan kesadaran kepada pembeli tentang suatu produk atau
perusahaan yang menawarkannya.

f) Memilih Media Mix

Media adalah saluran penyampaian pesan komersial kepada khalayak


sasaran. Untuk alternatif media secara umum dapat dikelompokkan
menjadi media cetak (surat kabar, majalah, tabloid, brosur, selebaran)
media elektronik (Televisi , radio) media luar ruang (baleho, poster,
spanduk, balon raksasa) media lini bawah (pameran, direct mail, point of
purchase, kalender). Untuk itu manajer harus memilih media yang cocok
untuk ditujukan pada kelompok sasaran produk perusahaan.

g) Mengukur Efektifitas
Pengukuran efektifitas ini sangat penting bagi manajer. Setiap alat promosi
mempunyai pengukuran yang berbeda-beda, tanpa dilakukannya
pengukuran efektifitas tersebut akan sulit diketahui apakah tujuan
perusahaan dapat dicapai atau tidak.

h) Mengendalikan dan Memodifikasi Kampanye Promosi

Setelah dilakukan pengukuran efektifitas, ada kemungkinan dilakukan


perubahan rencana promosi. Perubahan dapat terjadi pada promotional
mix, media mix, berita, anggaran promosi, atau cara pengalokasian
anggaran tersebut. Yang penting, perusahaan harus memperhatikan
kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat untuk menghindari kesalahan
yang sama di masa mendatang.

Pada saat ini, kegiatan promosi (periklanan) lebih mengutamakan


keuntungan bagi perusahaan, karena banyak produk-produk yang diiklankan
terlalu melebih-lebihkan kualitas produk, bahkan ada yang mengandung unsur
penipuan. Padahal citra positif akan tercipta apabila iklan yang ditampilakan
sesuai dengan keadaan produk (mengandung unsure kejujuran), dengan
demikian konsumen akan mendapatkan kepuasan dan tidak merasa dirugikan.

C. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam


mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan produk dan jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan itu (Engel, James.
F, Roger. D. Blackwell dan Miniard, Paul. W, 1999 : 3).

Pengertian lain perilaku konsumen sebagai perilaku yan diperlihatkan


konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan mengevaluasi dan
menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan
kebutuhan mereka (Swasta, Basu dan Irwan, 1990 : 25).

Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan individu yang secara


langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang
serta jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului
dan menentukan tindakan-tindakan tersebut (AA. Mangkunegara, Anwar. P,
2002 : 3).

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa


perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis
yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika
membeli, menggunakan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal tersebut
diatas atau kegiatan mengevaluasi.

a) Model-model Perilaku Konsumen


Memahami perilaku konsumen adalah sesuatu yang sangat komplek,
kompleksitas permasalahan disebabkan banyaknya variabel yang saling
mempengaruhi dan kecenderungan untuk saling berinteraksi.

b) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu, budaya,


sosial, pribadi dan psikologis. Faktor-faktor ini memberi pengaruh yang
cukup signifikan terhadap konsumen dalam memilih produk yang akan
dibelinya (Kotler, Philip dan Susanto AB. 1999 : 177-178)

 Faktor Budaya

Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam terhadap


perilaku, mencakup budaya (kultur, sub budaya, dan kelas sosial). Budaya
adalah susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang
dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan institusi penting
lainnya. Setiap perilaku konsumen dikendalikan oleh berbagai sistem nilai
dan norma budaya yang berlaku pada suatu daerah, untuk itu perusahaan
harus tahu produknya itu dipasarkan pada daerah yang memiliki
kebudayaan seperti apa.

 Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-


faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status.
Kelompok acuan adalah kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau
tidak langsung terhadap perilaku seseorang. Keluarga adalah organisasi
pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota
keluarga sangat mempengaruhi perilaku pembeli. Sedangkan peran status
seseorang yang berpartisipasi diberbagai kelompok akan membawa pada
posisi tertentu. Setiap orang akan menjalankan peran tertentu yang akan
mempengaruhi perilakunya sehingga dimungkinkan adanya perilaku yang
berbeda dalam setiap peran.Setiap peran membawa status yang
mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Seseorang
sering kali memilih produk yang menunjukkan status mereka dalam
masyarakat.

 Faktor pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi


seperti umur pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi,
gaya hidup dan kepribadian. Usia berhubungan erat dengan perilaku dan
selera seseorang, dengan bertambahnya usia seseorang diikuti pula dengan
berubahnya selera terhadap produk begitu juga dengan faktor pekerjaan
dan keadaan ekonominya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sedangkan kepribadian
merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang.
 Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi pilihan pembelian yaitu motivasi,


persepsi, pengetahuan serta keyakinan dan sikap. Motivasi adalah
kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak, sedangkan
persepsi adalah proses bagaimana seseorang memilih, mengatur dan
menginterpretasikan masukan informasi untuk menciptakan gambaran
yang berarti. Pengetahuan atau pembelajaran diartikan sebagai perubahan
dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Keyakinan adalah
pemikiran diskriptif yang dianut seseorang tentang suatu hal, sedangkan
sikap diartikan sebagai evaluasi, perasaan, emosional, dan tindakan
seseorang terhadap suatu objek atau gagasan.

D. Keputusan Pembelian

a) Pengertia Keputusan

Pengertian keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan


keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan
keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat
dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan
(Kotler&Amstrong, 2001 : 226).

b) Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian.

Para konsumen melakukan lima tahap dalam melakukan pembelian.


Kelima tahap tersebut tidak selalu terjadi, khususnya dalam pembelian yang
tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Para konsumen
dapat melewati beberapa tahap dan urutannya tidak sesuai.

 Pengenalan masalah

Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli


menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan
yang diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari
dalam diri pembeli atau dari luar.Misalnya kebutuhan orang normal adalah
haus dan lapar akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang
dan berubah menjadi suatu dorongan berdasarkan pengalaman ynag sudah
ada. Seseorang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia
didorong kearah satu jenis objek yang diketahui akan memuaskan
dorongan itu.
 Pencarian Informasi

Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi


sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari
informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya
informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan
kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Biasanya
jumlah kegiatan mencari informasi meningkat tatkala konsumen bergerak
dari keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas kepemecahan
masalah yang maksimal.

 Evaluasi alternative

Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh


gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya
serta daya tarik masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha
memahami cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan
sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek dan keputusan untuk
membeli.

c) Keputusan pembelian

Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri


dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi
alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan
produk mana yang akan dibeli.

d) Perilaku setelah pembelian

Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan,


maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut
menjadi sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan.
Sebaliknya bila konsumen mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya
maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung
untuk menjadi lebih kuat. Produsen harus mengurangi perasaan tidak
senang atau perasaan negatif terhadap suatu produk dengan cara
membantu konsumen menemukan informasi yang membenarkan pilihan
konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada orang-orang yang
baru saja membeli produknya.

E. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini dilakukan oleh Anna Nur’aidah pada tahun 2002
dangan judul “ Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian”. Dengan
variabel yang diteliti meliputi : Harga (X) dan Keputusan Pembelian (Y) serta
menggunakan metode kuantitatif dengan alat analisisnya menggunakan regresi
linier berganda. Berdasarkan hasil hepotesisnya yaitu variabel harga diskon
merupakan variabel yang dominan pengaruhnya terhadap keputusan
pembelian konsumen dari variabel lainnya.

Selanjutnya peneliti yang kedua oleh Indah Mitayani pada tahun 2005
yang berjudul “ Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Sepatu Pada House Of Mr Pink “. Dengan variabel yang diteliti meliput:
Kuailtas Produk (X) dan Keputusan Pembelian (Y) serta menggunakan
metode kuantitatif dengan alat analisisnya menggunakan regresi linier
berganda.

Berdasarkan hasil hipotesisnya yaitu Variabel Kualitas Produk yaitu


Durability ( daya tahan ) mempunyai pengaruh paling besar dari variabel
lainnya. Selanjutnya peneliti yang keempat dilakukan oleh Haryani 2006
dengan judul:”Pengaruh Harga,Produk dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Deterjen “Daia” Konsumen Ibu Tangga. Dengan variabel diteliti
meliputi: Harga (X1), Produk (X2),Promosi (X3), dan Keputusan Pembelian
(Y) serta menggunakan metode kuantitatif dengan alat analisisnya
menggunakan regresi berganda. Berdasarkan hasil hipotesisnya yaitu Ada
pengaruh yang signifikan anatara harga, produk dan promosi terhadap
keputusan pembelia deterjen Daia konsumen ibu rumah tangga adalah 64,8%
dengan sumbangan secara parsial variabel produk (39,7%), promosi (16,2%)
dan harga (12,4%).

Penelitian yang kelima oleh Noo Maesa Merdiana pada tahun 2008 dengan
judul “Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian. Dengan
variabel yang diteliti meliputi: Promosi Penjualan (X) dan Keputusan
Pembelian (Y) serta menggunakan metode kuantitatif dengan alat analisisnya
menggunakan regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil hipotesisnya yaitu Variabel Promosi Penjualan


(19,45%) Mempunyai pengaruh paling besar dari Keputusan
Pembelian(19,45%), dan sisanya dipengaruhi faktor lain sebesar (80,55%).

F. Hipotesis

Hipotesis ini mengambarkan pengaruh antara variabel bebas terhadap


variabel terikat yaitu pengaruh kualitas produk dan promosi terhadap
keputusan pembelian “Sari Roti”. Suatu keputusan pembelian dapat terjadi
karena adanya produk unggul dan adanya promosi yang baik.

Keunggulan produk yang dapat diwujudkan dalam merek yang sudah


dikenal, pengemasan yang baik, kualitas dan rasa dari produk. Selain
keunggulan produk juga didukung dengan promosi yang baik yaitu melalui
penjualan perseorangan (personal selling), promosi penjualan (sales
promosion), hubungan masyarakat (public relation).

Dengan adanya keunggulan produk dan promosi yang baik, maka


diharapkan konsumen akan melakukan keputusan pembelian dan juga
melakukan pembelian ulang. Dari uraian diatas jelas bahwa kualitas produk
dan promosi akan mempengaruhi keputusan pembelian.

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat semntara terhadap


permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, Suharsimi, 2002:64). Berdasarkan landasan teori diatas maka
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Ha : β ≠ 0

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut di atas dapat diambil rumusan


hipotesis sebagai berikut : “Diduga ada pengaruh kualitas produk dan promosi
terhadap keputusan pembelian produk “Sari Roti”, di Kec. Alang-Alang lebar,
Palembang”

G. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, Suharsimi. 2002 : 96). Dalam penelitian
ini terdapat 2 ( dua ) variabel bebas ( X ) dan satu variabel terikat ( Y ).

1) Variabel Bebas / Independent Variabel ( X ) : Yaitu variabel yang


mempengaruhi variabel lain atau yang diselidiki pengaruhnya. Yang
menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

 Produk (X1) : Yaitu hasil akhir dari proses produksi yang berupa
barang atau jasa yang dapat ditawarkan untuk memenuhi keinginan
dan kebutuhan konsumen. Dengan indikatornya meliputi merek,
pengemasan, kualitas dan rasa dari produk.

 Promosi (X2) : Yaitu harus informasi atau persuasi satu arah yang
dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan
yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran dengan indikatornya
yaitu, penjualan perseorangan, promosi penjualan, dan hubungan
masyarakat

2) Variabel Terikat/Dependent Variabel (Y) : Variabel terikat Variabel terikat


adalah gejala atau unsur variabel yang dipengaruhi variabel lain. Yang
menjadi variabel terikat dari penelitian ini adalah keputusan pembelian
produk “Sari roti”.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Nippon Indosari Corpindo, Palembang.

B. Jenis dan Sumber Data


Untuk membantu penulis dalam melakukan penelitian ini, penulis
menggunakan jenis data sebagai berikut :

 Data Primer : Yaitu data yang langsung penulis peroleh dari jawaban
responden terhadap kuisioner yang dibagikan kepada para konsumen
tentang keadaan penjualan, promosi yang dilakukan, harga yang
ditetapkan dan pelayanan yang diberikan.

 Data Sekunder : Yaitu data atau informasi yang telah diolah dan disiapkan
dari bahan-bahan laporan, jadi yang penulis peroleh dari PT. Nippon
Indosari Corpindo, Pekanbaru seperti data lokasi perusahaan, sejarah
perusahaan, struktur organisasi serta pembagian tugas.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini penulis melakukan pengumpulan data


dengan cara sebagai berikut :

 Interview
Mengadakan wawancara langsung tentang variabel-variabel yang dibahas
didalam penelitian dengan pimpinan perusahaan maupun dengan karyawan
perusahaan.

 Observasi
Dengan mengadakan suatu pengamatan atau peninjauan langsung
mengenai operasional perusahaan untuk memperoleh gambaran yang
sebenanrnya.

 Kuisioner
Yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan daftar pertanyaan yang
menjadi objek pembahasan dengan beberapa aspek yang terkait di
dalamnya yang ditujukan kepada konsumen PT. Nippon Indosari
Corpindo, Palembang.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang


mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2009 : 115).

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah konsumen PT. Nippon


Indosari Corpindo, Pekanbaru yang berada di wilayah Kecamatan Tampan
dalam satu tahun terakhir yaitu 2012 berjumlah 560 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini ditetapkan 85 orang konsumen
PT. Nippon Indosari Corpindo, Pekanbaru satu tahun terakhir. Jumlah sampel
ini diketahui dengan menggunakan rumus slovin (Umar, 2013:146).
n=□(N/(1+N(e)²))

Dimana :

n : ukuran sampel
N : Jumlah populasi, yang diambil pada tahun 2012 sebesar 560 orang
e : Pesentase kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan

Pengambilan sampel yang masih dapat ditoleril atau diinginkan dalam


penelitian ini sebesar 10%

n=□(N/(1+N(e)²))
n=□(560/(1+560(0,1)²))
n=□(560/(1+5,6))
n=□(560/6,6)
n=84,84

Dibulatkan menjadi 85

Jadi yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 85


responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode non probability sampling, yaituteknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsuratau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel,adapun cara penentuan sampel dengan
menggunakan metode aksidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan,siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan penelitian dapat
digunakan sebagai sampel,bila di pandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2009:122).

E. Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode regresi linier berganda,


yaitu suatu metode statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan
antara variabel bebas dan terikat. Analisa regresi linear berganda memberikan
kemudahan bagi pengguna untuk mamasukkan lebih dari satu variabel,
ditujukan dengan persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1X 1 + b2X2
Dimana :
Y : Penjualan (Keputusan Pembelian Produk)
a : Konstanta
b1, b2, : koefisien regresi
X1 : Produk
X2 : Promosi
Dalam menganalisis data yang yang diperoleh, penulis menggunakan
metode deskriptif kuantatif, yaitu suatu cara yang dapat menjelaskan hasil
penelitian yang ada dengan teori yang ada, kemudian ditarik kesimpulan.

Pengukuran variabel-varibel yang terdapat pada dalam model analisis


penelitian ini yang bersumber dari jawaban atas pertanyaan yang terdapat
dalam angket. Karena semua jawaban tersebut bersifat deskriptif, sehingga
diberi nilai agar menjadi data kuantitatif. Penentuan nilai jawaban untuk setiap
pertanyaan menggunakan metode skala Likert dengan pembobotan setiap
pertanyaan sebagai berikut :

 Jika memilih jawaban Sangat Setuju (SS), maka diberi nilai 4


 Jika memilih jawaban Setuju (S), maka diberi nilai 4
 Jika memilih jawaban Netral (N), maka diberi nilai 3
 Jika memilih jawaban Tidak Setuju (TS), maka diberi nilai 2
 Jika memilih jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), maka diberi nilai 1

a) Uji Kualitas Data

Kualitas data penelitian suatu hipotesis sangat tergantung pada kualitas


data yang dipakai dalam penelitian tersebut. Kualitas data penelitian
ditentukan oleh instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
untuk menghasilkan data yang berkualitas. (Haryanto, 2003:20)

b) Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah jawaban dari


kuisioner dari responden benar-benar cocok untuk digunakan dalam
penelitian ini atau tidak. Adapun kriteria pengambilan keputusan uji
validitas untuk setiap pertanyaan adalah nilai Corected Item to Total
Corelation atau nilai r hitung harus berada di atas 0.3. Hal ini dikarenakan
jika r hitung lebih kecil dari 0.3, berarti item tersebut memiliki hubungan
yang lebih rendah dengan item-item pertanyaan lainnya dari pada variabel
yang diteliti, sehingga item tersebut dinyatakan tidak valid. (Sugiyono,
2007:48)

c) Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah hasil jawaban


dari kuisioner oleh responden benar-benar stabil dalam mengukur suatu
gejala atau kejadian. Instrumen yang rialibel adalah instrumen yang
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Adapun kriteria pengambilan keputusan
untuk uji reliabilitas adalah dengan melihat nilai Cronbach Alpha ( α )
untuk menghasilkan variabel. Dimana suatu variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.06.

d) Uji normalitas Data

Pengujian Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model


regresi, variabel dependen dengan variabel independen mempunyai
distribusi normal atau tidak . Model regresi yang baik adalah distribusi
data normal atau mendekati normal. Pegujian dilakukan dengan melihat
penyebaran data (titik) pada Sumbu diagonal dari grafik scatter plot,dasar
pengambilan keputusannya adalah jika data meyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti garis diagonal maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari refresi atau tidak
mengikuti arus garis diagonal, maka modal regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.

e) Uji Asumsi Klasik

Tujuan pengujian asumsi klasik adalah untuk mengetahui apakah hasil


estimasi regresi yang dilakukan terbebas dari bisa yang mengakibatkan
hasil regresi yang tidak valid dan akhirnya hasil regresi tersebut tidak
dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menguji hipotensis dan penarikan
kesimpulan.

f) Uji multikolonieritas

Tujuan utama pengujian Multikolonieritas adalah untuk menguji apakah


pada modal regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen
digunakan untuk mendeteksi ada tindaknya multikolonieritas dalam
penelitian adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF)
yang merupakan kebalikan dari toleransi sehingga formulanya adalah
sebagai berikut : VIF= 1/(( 1-R^2)) dimana R² merupakan koefisien
determinasi. Bila korelasi kecil artinya menunjukan nilai VIF akan besar
lainnya. Sebaliknya VIF < 10 maka dianggap tidak terdapat
multikolonieritas.

g) Uji Autokorelasi

Autukorelasi merupakan korelasi atau hubungan yang terjadi antara


anggota-anggota dari serangkai pengamatan yang tersusun dalam times
series pada waktu yang berbeda. Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi lincar ada kolerasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t. Jika ada,,berarti terdapat autokorelasi. Dalam
penelitian ini keberadaan Autokorelasi diuji dengan Durbin Watson
dengan rumus sebagai berikut:

d = (∑_(t=2)^(t=n)▒〖(e_1-e_(t- 1))〗)/(∑_(t=2)^(t=n)▒e_1^2 )
Keterangan :

Jika angka angka D – W dibawah -2 berarti terdapat Autokorelasi positif.


Jika angka D – W diantara -2 sampai 2 berarti tidak terdapat Autokorelasi.
Jika D – W diatas 2 berarti terdapat Autokorelasi negatif.

Untuk menentukan batas tidak terjadinya Autokorelasi dalam


model regresi tersebut adalah du < d < 2 dimana du adalah batas atas dari
nilai d Durbin Watson yang terdapat pada tabel uji Durbin Watson.
Sedangkan d merupakan nilai d Durbin Watson dari hasil perhitungan
yang dilakukan. Model regresi tidak mengandung masalah Autokorelasi
jika kriteria du < d t tabel atau Sig < α maka :

H_a diterima karena memiliki pengaruh yang signifikan.


H_o ditolak karena tidak terdapat pengaruh yang signifikan.

Apabila t hitung α, maka :

H_a Ditolak karena tidak memiliki pengaruh yang signifikan


H_o Diterima karena terdapat pengaruh yang signifikan

h) Uji Secara Simultankoefisien

Uji secara simultan (uji F) digunakan untuk mengetahui seberapa


besar variabel independent (X1,X2,) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen (Y). Analisis uji F dilakukan dengan
membandingkan F hitung dan F tabel. Sebelum membandingkan nilai F,
harus ditentukan tingkat kepercayaan (1-α) dan derajat kebebasan (degree
of freedom) – n – (k+1) agar dapat ditentukan nilai kritinya. Adapun nilai
alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 0,05. Dimana
kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Apabila F hitung > F tabel atau Sig < α maka :

H_a diterima karena terdapat pengaruh yang signifikan.


H_o ditolak karena tidak terdapat pengaruh yang signifikan

Apabila F hitung α maka :

H_a ditolak karena tidak memiliki pengaruh yang signifikan


H_o diterima karena terdapat pengaruh yang signifikan

Koefisien Determinasi (R²)


Koefisien Determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui
persentase variabel independen secara bersama-sama dapat menjelaskan
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan
satu. Jika koefisien determinasi (R²) = 1, artinya variabel independen
memberikan infomasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-
variabel dependen. Jika koefisien determinasi (R²) = 0, artinya varibel
independen tidak mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel
dependen.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Samo ini jugo yo…

DAFTAR PUSTAKA

AA. Mangkunegara, Anwar. P, 2002. Perilaku Consumen. Bandung: Repika


Aditama.
Amir, 1999. Etika Komunikasi Massa dalam Pandangan Islam. Khairul Bayan,
Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Engel, James. F, Roger. D. Blackwell dan Miniard, Paul. W. 1994. Perilaku
Konsumen. Edisi Keenam. Jilid I. Jakarta: Binarupa Aksara.
Kotler & Armstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Kotler & Armstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran Edisi I. Jakarta: Prenhallindo. 2000.
Kotler, Philip dan Susanto. AB. 1999. Manajemen Pemasaran di Indonesia,
Analisis , Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono, Endar. 2004. Pengaruh Persepsi Produk, Harga dan Promosi Terhadap
Omset Penjualan Pada Industri Kecil Keramik Di Kec. Banjarharjo Kab. Brebes.
Skripsi, UNNES.
Swasta, Basu dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta:
Liberty. Hal:25
Swasta, Basu dan Handoko, Hani, T. 2000. Manajemen Pemasaran Analisa dan
Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Liberty

Anda mungkin juga menyukai