Anda di halaman 1dari 16

1

Jurnal Keperawatan p-issn : 2477-1414


Volume 7, Nomor 1, Januari 2021 e-issn : 2716-0785
Hal 83-98

LITERATURE REVIEW : TEKNIK PURSED LIPS BREATHING (PLB)


TERHADAP SATURASI OKSIGEN PADA PASIEN
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)
Rusminah 1, Siswanto2, Susi Amalia3

1, 2, 3
Akper Karya Bhakti Nusantara Magelang
Telp. 085292885982/ E-mail : rusminah1955@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Saturasi oksigen adalah persentase kandungan oksigen dalam arteri. Penurunan
saturasi oksigen pada PPOK terjadi karena penyempitan bronkus sehingga karbondioksida terjebak
dan oksigen tidak bisa masuk ke paru-paru. Penanganan pasien PPOK dengan teknik non
farmakologi berupa latihan pernapasan pursed lips breathing. Tujuan: Mengetahui efektifitas
teknik pursed lips breating terhadap saturasi oksigen pada pasien PPOK. Metode: Artikel ilmiah
ini menggunakan pendekatan eksploratif menggunakan metode dan desain literature review yang
dilakukan tanggal 15 Juni sampai 25 Agustus 2020 dengan mengambil sumber-sumber dari Google
Scholar yang sesuai dengan kata kunci dan kriteria diantaranya jurnal nasional dan internasional,
terbit 10 tahun terakhir, bukan merupakan jurnal asuhan keperawatan, jurnal yang tidak dapat
diakses full text. Hasil: Terdapat 68 yang diidentifikasi dan dipublikasikan tahun 2011-2020.
Artikel sebanyak 68 terpilih 3 artikel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari 3 jurnal
didapatkan hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik pursed lips breathing dapat meningkatkan
saturasi oksigen. Simpulan: Teknik pursed lips breathing efektif terhadap saturasi oksigen pada
pasien dengan penyakit paru obstruksi kronik (PPOK).

Kata Kunci: PPOK, Pursed Lips Breathing, Saturasi Oksigen.

ABSTRACT

Introduction: Oxygen saturation is the percentage of oxygen content in the arteries. The decrease
in oxygen saturation in COPD occurs due to narrowing of the bronchi so that carbon dioxide is
trapped and oxygen cannot enter the lungs. Treatment of COPD patients using non-pharmacological
techniques is pursed lips breathing exercises. Objective: To determine the effectiveness of pursed
lips breating technique on oxygen saturation in COPD patients. Methods: This study is an
exploratory research using literature review research methods and designs conducted from 15 June
to 25 August 2020 by taking sources from Google Scholar that match keywords and criteria
including national and international journals, published in the last 10 years, not is a nursing care
journal, a journal that cannot be accessed in full text. Results: There were 68 identified and
published in 2011-2020. 68 articles were selected 3 articles that met the inclusion and exclusion
criteria. From 3 journals, the research result shows that pursed lips breathing technique can increase
oxygen saturation. Conclusion: Pursed lips breathing technique is effective against oxygen
saturation in patients with chronic obstructive pulmonary disease (COPD).

Keywords: COPD, Oxygen Saturation, Pursed Lips Breathing


PENDAHULUAN kandungan oksigen dalam arteri yang berikatan
Saturasi oksigen adalah persentase dengan hemoglobin (Septia N, dkk 2016).
2

Nilai normal saturasi oksigen yang diukur dengan memberikan hidrasi yang memadai
menggunakan oksimetri nadi berkisar antara untuk mengencerkan sekret bronkus meliputi
95-100%, kurangnya oksigen dalam tubuh terapi farmakologi seperti pemberian
ditunjukkan dengan saturasi oksigen rendah bronkodilator. Beberapa teknik non
yaitu di bawah normal (< 95%). Adanya farmakologi adalah dengan latihan pernapasan
penurunan kadar oksigen dalam arteri yang dapat dilakukan dengan latihan otot
menyebabkan hipoksemia dan terjadi inspirasi seperti pursed lips breathing (PLB)
penurunan saturasi oksigen ditandai dengan (Ambrosino dan Serradori, 2011).
terjadinya PCO2 meningkat dan penurunan Latihan pernapasan pursed lips
PO2 (Smeltzer dan Bare, 2010). breathing (PLB) adalah sikap seseorang yang
Pasien dengan penyakit paru obstruksi bernapas dengan mulut mengerucut dan
kronik (PPOK) terjadi penurunan saturasi ekspirasi yang memanjang dengan meliputi
oksigen (SpO2 < 85 %) akibat dari penurunan pernapasan diafragma dan pursed lips guna
oksigen yang masuk ke dalam paru karena memperbaiki ventilasi dan menyinkronkan
obstruksi jalan napas ataupun penurunan kerja otot abdomen dan toraks (Hartono,
fungsi paru-paru untuk melakukan pertukaran 2015). Latihan pernapasan pursed lips
oksigen dan karbondioksida (Sumantri, 2012). breathing (PLB) merupakan program latihan
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar breathing control yang efektif diterapkan
(Rikesdas) tahun 2013, pravalensi penyakit untuk mengatur dan memperbaiki pola
paru obtruksi kronik (PPOK) di Indonesia frekuensi napas, meningkatkan pemenuhan
mencapai 3,7%. oksigenasi (SpO2) dan penurunan dyspnea
Saturasi oksigen pada pasien penyakit yaitu dari pernapasan yang dangkal dan cepat
paru obstruksi kronik (PPOK) terjadi karena berubah menjadi pernapasan yang dalam dan
penyempitan bronkus sehingga lambat (Bakti Ak, 2015).
karbondioksida terjebak dan oksigen tidak Latihan pernapasan pursed lips
bisa masuk ke paru-paru (Smeltzer dan Bare, breathing (PLB) memiliki banyak manfaat
2010). Penanganan pasien dengan penyakit sebagai salah satu tindakan non farmakologi
paru obstruksi kronik (PPOK) mendapatkan dalam manajemen pernapasan (Bakti Ak,
terapi untuk mengurangi obstruksi jalan napas 2015). Teknik pursed lips breathing (PLB)
mudah dilakukan, teknik yang tidak
melelahkan apabila diterapkan karena teknik
ini bisa dilakukan dengan menyesuaikan
kondisi pasien yaitu dengan duduk dan dalam

keadaan istirahat yaitu dengan cara inspirasi perlahan-lahan selama 4-6 detik melalui mulut,
melalui hidung selama 2-3 detik dan ekspirasi teknik ini dilakukan sebanyak 4 kali dalam
3

sehari sebelum makan dan sebelum tidur teknik pursed lips breathing yaitu ditemukan
selama 30 menit yang dilakukan secara teratur hasil p value 0.000 (<0.05).
akan menurunkan sesak napas, mendapatkan Tujuan dari karya ilmiah ini adalah
hasil saturasi oksigen meningkat, tingkat mengetahui pengaruh pursed lips breathing
aktivitas sehari-hari meningkat dan membantu (PLB) yang efektif terhadap saturasi oksigen
pasien mengoptimalkan kemampuan pada pasien penyakit paru obstruktif kronik
meningkatkan kualitas hidup (Avanji dan (PPOK). Diharapkan hasil artikle ilmiah ini
Hajbaghery, 2011). dapat memecahkan masalah saturasi oksigen
Penelitian yang dilakukan oleh Tarigan, pada pasien penyakit paru obstruksi kronik
dkk 2018 menunjukkan bahwa latihan (PPOK).
pernapasan pursed lips breathing (PLB) yang
dilakukan 20-30 menit perhari (sekaligus atau
METODE
2 kali sehari) mendapatkan hasil penelitian
Metode yang digunakan adalah studi
terdapat perbedaan rerata saturasi oksigen
literatur yaitu serangkaian kegiatan yang
penderita penyakit paru obstruksi kronik
berkenaan dengan metode pengumpulan data
(PPOK) derajat II sebelum dan sesudah
pustaka, membaca dan mencatat, serta
dilakukan latihan nafas pursed lip
mengelola bahan penelitian. Telaah literatur
breathing. Peneliti lain Sitorus (2015)
digunakan untuk mengumpulkan data atau
menunjukkan adanya pengaruh yang
sumber yang berhubungan dengan saturasi
signifikan antara nilai sebelum dan sesudah
oksigen pada pasien penyakit paru obstruksi
penerapan pursed lips breathing (PLB) pada
kronik dan teknik pursed lips breathing yang
pasien penyakit paru obstruksi kronik (PPOK)
didapat dari buku teks, jurnal yang diperoleh
yaitu didapatkan nilai p value = 0.001.
melalui internet maupun pustaka lainnya.
Penelitian Budiono, dkk 2017 kepada 24
Studi kepustakaan dilakukan oleh
responden pasien penyakit paru opstruksi
peneliti dengan tujuan utama yaitu mencari
kronik (PPOK), terdapat perbedaan sebelum
dasar pijakan atau fondasi untuk memperoleh
tindakan dan sesudah tindakan pemberian
dan membangun landasan teori, kerangka
berpikir, dan menentukan dugaan sementara
atau disebut juga dengan hipotesis penelitian.
Studi kepustakaan ini dilakukan oleh peneliti
setelah menentukan topik penelitian dan
ditetapkannya rumusan permasalahan,

sebelum melakukan pengumpulan data yang terhitung mulai penyusunan proposal


diperlukan. penelitian sampai penyampaian laporan akhir
Kegiatan pengambilan data dilakukan yang dilakukan tanggal 15 Juni 2020 sampai
4

dengan 25 Agustus 2020. terhadap saturasi oksigen pada pasien


Populasi penulisan adalah subjek yang penyakit paru obstruktif kronik (PPOK),
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh jurnal/publikasi penelitian terbit 10 tahun
peneliti (Nursalam, 2015). Populasi dalam terakhir yaitu pada tahun 2011-2020 dan
penelitian ini adalah jurnal nasional dan desain penulisan pre experimental. Jurnal
internasional yang berbahasa Indonesia dan yang dapat diakses full text.
berbahasa Inggris berkaitan dengan teknik Sampel dalam penulisan ini adalah 3
pursed lips breathing yang efektif terhadap jurnal nasional dan internasional yang
saturasi oksigen pada pasien penyakit paru berkaitan dengan teknik pursed lips breathing
obstruksi kronik (PPOK). terhadap saturasi oksigen.
Menurut Notoatmodjo (2010), kriteria Pengumpulan data dilakukan dengan
inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu pencarian data melalui website portal-jurnal
dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang yang dapat diakses melalui Google Scholar,
dapat diambil sebagai sampel. Kriteria inklusi kemudian dari sumber tersebut dilakukan
dalam karya ilmiah ini antara lain jurnal skrining yaitu penyaringan atau pemilihan
nasional terakreditasi dan belum terakreditasi data yang bertujuan untuk memilih masalah
yang berkaitan dengan penerapan terapi penelitian yang sesuai dengan topik yaitu
mendongeng dan tingkat kecemasan anak teknik pursed lips breathing (PLB) terhadap
akibat hospitalisasi, jurnal/publikasi saturasi oksigen pada penyakit paru obstruksi
penelitian terbit 10 tahun terakhir yaitu tahun kronik (PPOK). Pencarian data dalam artikel
2011–2020 dan dilakukan dengan salah satu ilmiah ini dilakukan melalui website portal-
dari berbagai desain penelitian: quasi jurnal yang dapat diakses yaitu Google
eksperiment. Scholar, diketemukan 670 jurnal yang sesuai
Kriteria inklusi antara lain jurnal dengan topik dan kata kunci pursed lips
nasional berbahasa Indonesia dan breathing (PLB), saturasi oksigen. Kemudian
internasional bahasa Inggris yang berkaitan dilakukan skrining berdasarkan bahasa yaitu
dengan teknik pursed lips breathing (PLB) jurnal Bahasa Indonesia diketemukan 366
jurnal, selanjutnya skrining berdasarkan tahun
yaitu terbitan 10 tahun tekahir diketemukan
68 jurnal. Dari 68 jurnal tersebut dilakukan
skrining ulang berdasarkan desain penelitian
yaitu desain pre experimental diketemukan 32
jurnal, dari 32 jurnal dilakukan skrining

berdasarkan jurnal yang dapat diakses secara eksklusi dari 26 jurnal tersebut dilakukan
full text diketemukan 26 jurnal, selanjutnya seleksi ulang diketemukan 15 jurnal, dari 15
skiring dilakukan berdasarkan kriteria jurnal yang akhirnya terpilih 3 jurnal dengan
5

alasan yaitu sesuai dengan kriteria inklusi, isi ringkasan jurnal kemudian dianalisis PICO
lengkap, hasil penelitian terapi efektif, dan (population, intervention, comparation,
berasal dari jurnal keperawatan untuk outcome) terhadap isi yang dalam tujuan
selanjutnya dianalisis. penelitian dan hasil atau temuan penelitian
Analisa data dilakukan setelah data sehingga dapat dilihat bagaimana hubungan
melewati tahapan skrining sampai dengan teknik pursed lips breathing dan saturasi
ekstraksi data maka analisa dengan oksigen. Hasil dari analisa data selanjutnya
menggabungkan semua data yang memenuhi akan dibahas untuk menarik kesimpulan.
persyaratan inklusi menggunakan teknik baik
kuantitatif, kualitatif atau keduanya. HASIL
Literature Review ini disintesis menggunakan Penulisan literature review dengan judul
metode naratif dengan mengelompokkan data “Tehnik Pursed Lips Breating (PLB) terhadap
hasil ekstraksi yang sejenis sesuai dengan Saturasi Oksigen pada pasien penyakit paru
hasil yang diukur untuk menjawab tujuan obstruksi Kronik (PPOK)” telah dilaksanakan
penelitian. Jurnal penelitian yang memenuhi pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2020.
kriteria inklusi dikumpulkan dan dibuat Pada bab ini akan menjelaskan hasil pencarian
ringkasan jurnal meliputi nama peneliti, atau penelusuran jurnal melalui Google
tahun terbit jurnal, negara penelitian, judul Scoolar, penelusuran sumber literature riview
penelitian, metode dan ringkasan hasil atau dilakukan skrining sesuai dengan kriteria
temuan. inklusi dan eklusi menggunakan diagram
Analisis yang digunakan (Preferred Reporting Items For Systematic
menggunakan analisisis jurnal, kemudian Revuews and Meta-analyses) PRISMA pada
dilakukan koding terhadap isi jurnal yang tahapan sistematik review.
direview menggunakan kategori teknik
pursed lips breathing dan saturasi oksigen
dicari persamaan dan perbedaannya. Disini
Langkah-langkah penelusuran jurnal dengan diagram PRISMA sebagimana dalam
gambar 1.1 :
Penelusuran padasitus
Penelusuran pada situs
Go Google Scholar (n = 294)
ogle Scholar (n= 670)

Hasil jurnal secara keseluruhan (n= 670)

Screening menurut bahasa:


Screening Bahasa (n= 670) Jurnal bahasa Indonesia (n= 366)
Jurnal bahasa Inggris (n= 304)

Screening menurut tahun:


Screening Tahun (n= 366)
Jurnal 10 tahun terakhir (n= 68)
Jurnal lebih dari 10 tahun terakhir (n= 298)

Desain penelitian:
Desain yang digunakan pre experimental (n= 32)
Desain penelitian (n= 68)
Desain yang tidak digunakan
Survey study (n= 6)
Cross sectional study (n= 10)
Analisis korelasi (n= 7)
Analisis komparasi (n= 8)
Studi kasus (n= 5)

Full text:
a. Jurnal yang berkaitan dengan teknik pursed lips
Jurnal yang breathing terhadap peningkatan saturasi oksigen (n=
dapat diakses 26)
full text (n= 32) b. Jurnal yang berkaitan dengan teknik pursed lips
breathing terhadap peningkatan saturasi oksigen
tidak dapat diakses full text (n= 6)
Kriteria eksklusi (n=11)
a. Jurnal yang berkaitan dengan asuhan keperawatan
Jurnal dengan
(n= 8)
kriteria
b. Jurnal yang berkaitan dengan review
eksklusi (n=
laporan/naskah publikasi (n= 3)
26)
Sesuai Kriteria inklusi (n= 15)
Jurnal dengan kriteria inklusi (n= 15) Kriteria inklusi:
Jurnal yang berkaitan dengan jurnal teknik pursed lips
breathing terhadap peningkatan saturasi oksigen (n= 3)
Alasan:
Jurnal akhir yang dipilih (n = 3) 1. Isi jurnal lengkap
2. Ketiga jurnal sesuai dengan kriteria inklusi
3. Hasil ketiga penelitian menunjukkan adanya
efektifitas teknik pursed lips breathing terhadap
saturasi oksigen
4. Berasal dari jurnal keperawatan
Gambar 4.1 Diagram PRISMA
Hasil pencarian literature yang akan dianalisis dan ditetapkan secara sistematik review

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Sistematik Review 2011-2020

Jenis Studi Penelitian/Artikel


Sumber Tahun Database N Desain Penelitian
Bahasa
Skrining Pre Quasi Cross
Experiment Experiment Sectional
2011 16
2012 11
2013 8
Bahasa 2014 Google 7 3 3 0 0
Indonesi 2015 Scholar 6
a dan 2016 6
bahasa 2017 5
Inggris 2018 4
2019 3
2020 2

Sumber : Data Google Sholar

PEMBAHASAN 1. Populasi (population) dari jurnal yang


Pembahasan dibawah ini seperti digunakan
pembahasan yang dilakukan pada penelitian Tarigan, dkk (2018), populasi dalam
pada umumnya, namun pada literature review penelitian ini adalah seluruh pasien dengan
pembahasan difokuskan pada kajian yang penyakit paru obstruksi kronik (PPOK)
sudah tertulis pada Bab II ditambahkan derajat II di Poli RSUP H. Adam Malik.
dengan sumber pendukung yang ada. Bagian Karakteristik populasi penelitian adalah
pembahasan, peneliti menuliskan atau pasien penderita penyakit paru obstruksi
mengumpulkan semua penemuan yang telah kronik (PPOK) derajat II usia 40-80 tahun
dinyatakan dalam hasil dan laki-laki dan perempuan. Laki-laki
menghubungkannya dengan perumusan sebanyak 29 orang (80,6%) dan perempuan
masalah serta hipotesis. Bab ini yang bisa sebanyak 7 orang (19,4%), usia terbanyak
dilakukan adalah membandingkan penemuan berada pada golongan usia 61-70 tahun
tersebut dengan penemuan lain menunjukkan sebanyak 13 (36,1%) dan minoritas usia
apakah hasil tersebut memperkuat, 17-80 tahun sebanyak 5 (13,9%),
berlawanan atau sama sekali tidak sama responden lainnya berusia 40-50 tahun
dengan penemuan yang lain (baru). sebanyak 7 (19,4%) dan usia 51-60

sebanyak 11 (30,6%). Ditinjau dari tidak memiliki riwayat kebiasaan merokok


kebiasaan merokok mayoritas responden sebanyak 9 (25%). Besar sampel dalam
sebanyak 27 (75%) dan responden yang penelitian ini dihitung menggunakan rumus
Lameshow dengan jumlah responden sebanyak 17 orang (71%) dan perempuan
sebanyak 36 responden tidak terbagi dalam sebanyak 7 orang (29%), responden
kelompok kontrol dan kelompok terbanyak memiliki riwayat pendidikan
intervensi. terakhir di SMA sebanyak 10 orang (42%),
Sitorus (2015), populasi yang pendidikan terakhir SMP sebanyak 6
digunakan dalam penelitian ini adalah (25%), pendidikan terakhir SD sebanyak 7
pasien dengan penyakit paru obstruksi (29%) dan riwayat pendidikan terakhir
kronik (PPOK) di IGD RSUP Persahabatan pasca sarjana sebanyak 1 orang (4%).
Jakarta. Karakteristik populasi penelitian Pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah pasien penyakit paru obstruksi yaitu dengan teknik simple random
kronik (PPOK) rata-rata usia 61,5 tahun sampling didapatkan sebanyak 24
laki-laki dan perempuan. Laki-laki responden, tidak terbagi dalam kelompok
sebanyak 10 orang (83,3%) dan perempuan kontrol dan kelompok intervensi.
2 orang (16,7%). Pengambilan sampel Asumsi dari ketiga penelitian dapat
dalam penerapan praktik keperawatan disimpulkan bahwa teknik pursed lips
berbasis pursed lips breathing (PLB) ini breathing dapat diberikan kepada pasien
sebanyak 12 responden yang terdiagnosa penyakit paru obstruksi kronik (PPOK)
penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) yang mengalami penurunan saturasi
eksaserbasi, tidak terbagi dalam kelompok oksigen. Hal ini sesuai dengan pendapat
kontrol dan kelompok intervensi. John E, dkk (2009) menyatakan bahwa
Budiono, dkk (2017), populasi dalam populasi penelitian ini diindikasikan pada
penelitian ini adalah penderita penyakit pasien yang mengalami gangguan paru
paru obstruksi kronik (PPOK) di Ruang 2 obstruktif dan penurunan daya elastisitas
RSU Dr. R. Soedarsono Pasuruan yang paru, pursed lips breathing akan melatih
berjumlah 98 orang. Karakteristik populasi otot-otot pernapasan dan memperbaiki
penelitian adalah responden usia 31-69 pertukaran gas. Sampel yang digunakan
tahun laki-laki dan perempuan. Laki-laki pada penelitian ini sudah sesuai dengan
teori sebagaimana disampaikan Mahmud
(2011), menyatakan ukuran minimum
sampel dalam metode eksperimen dengan
jumlah sampel minimum yaitu 15
responden per kelompok. Pendapat lain
dari Sugiyono (2010), dimana jumlah

sampel penelitian menggunakan kelompok responden.


kontrol dan kelompok eksperimen dengan 2. Intervensi (intervention) dari jurnal yang
jumlah masing-masing sampel yaitu 10-20 digunakan
Tarigan, dkk (2018), menggunakan melalui bibir yang dirapatkan selama 7
metode pre experimental design dengan detik. Tahap kedua yaitu sambil berjalan,
rancangan one group pre test post test, caranya: hirup napas sambil melangkah
penelitian dimulai bulan Januari sampai dua langkah, hembuskan napas melalui
dengan Desember 2016. Intervensi yang bibir yang dirapatkan sambil berjalan 4
digunakan pada pasien dengan penurunan atau 5 langkah. Lama waktu yang
saturasi oksigen penyakit paru obstruksi dibutuhkan untuk melaksanakan tahap
kronik (PPOK) derajat II menggunakan uji kerja adalah 5 sampai dengan 10 menit,
statistik parametrik pair t-test, sebelum setelah itu baru dilakukan evaluasi dan
dilakukan latihan nafas dalam pursed lips pendokumentasian.
breathing terlebih dahulu dilakukan Budiono, dkk (2017), menggunakan
pengukuran terhadap saturasi oksigen metode pre experimental design dengan
responden menggunakan pulse oxymetry rancangan pre test post test design.
untuk mendapatkan hasil nilai persentase Intervensi yang dilakukan pada penelitian
rerata saturasi oksigen sebelum dan adalah responden diberikan teknik pursed
sesudah tindakan. lips breathing kurang lebih selama 15
Sitorus (2015), menggunakan metode menit dan jeda istirahat selama 2 menit.
pre experimental design dengan rancangan Intervensi diberikan 3 kali dalam sehari
pre test post test design. Intervensi yang yaitu pagi, siang dan malam dalam waktu 4
digunakan dengan dua tahap kerja hari. Teknik yang dilakukan dengan cara:
tergantung pada kondisi pasien. Tahap duduk dengan tegap lurus atau berbaring
pertama yaitu sambil duduk dikursi, dengan bahu santai sebanyak mungkin,
caranya: lipat tangan di atas abdomen, tarik napas dari hidung selama 2 detik dan
hirup napas melalui hidung selama 3 detik, rasakan udara masuk sampai ke perut,
membungkuk ke depan 30-40 derajat mencoba mengisi perut dengan udara
dengan kepala terangkat dengan sudut 16- bukan hanya di paru-paru saja,
18 derajat dan hembuskan dengan lambat mengerucutkan bibir seperti meniup
makanan panas dan hembuskan napas
secara pelan ambil dua kali selama proses
menghembuskan napas dan mengambil
napas, kemudian ulangi sampai batas
waktu akhir, peningkatan dalam inspirasi
dan ekspirasi dari 2 detik ke 4 detik dan

sebagainya. intervensi latihan napas pursed lips


Asumsi dari ketiga penelitian breathing mengenai teknik dan proses
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pelaksanaan. Penelitian oleh Tarigan, dkk
(2018), menggunakan uji statistik napas, ulangi latihan pernapasan ini selama
parametrik pair t-test, dilakukan latihan 10-15 menit.
nafas dalam pursed lips breathing Afanji dan Hajbaghery (2011),
menggunakan pulse oxymetry untuk teknik pursed lips breathing (PLB)
mendapatkan hasil nilai persentase rerata merupakan teknik yang mudah dan tidak
saturasi oksigen sebelum dan sesudah melelahkan apabila diterapkan karena
tindakan. Intervensi dari Sitorus, (2015), teknik ini bisa dilakukan dengan duduk
dilakukan dua tahap dengan dan dalam keadaan istirahat yaitu dengan
memperhatikan kondisi pasien yaitu tahap cara inspirasi melalui hidung selama 2-3
pertama dengan duduk dan tahap kedua detik dan ekspirasi perlahan-lahan selama
sambil berjalan dengan masing-masing 4-6 detik melalui mulut dilakukan
waktu 5-10 menit, sedangkan Budiono, sebanyak 4 kali dalam sehari sebelum
dkk (2017), dilakukan dengan cara duduk makan dan sebelum tidur selama 30 menit
atau berbaring dengan batas waktu selama yang dilakukan secara teratur akan
15 menit (3 kali dalam sehari). menurunkan sesak napas, mendapatkan
Qualidigm (2014), menyampaikan hasil saturasi oksigen meningkat, dan
standar operasional prosedur (SOP) teknik membantu pasien mengoptimalkan
latihan pursed lips breathing sebagai kemampuan meningkatkan kualitas hidup.
berikut: posisikan pasien semifowler, Pendapat lain dari Qamila (2019)
relaksasikan otot leher dan otot pundak, dalam pelaksanaan teknik pursed lips
buat tubuh pasien senyaman mungkin, breathing yang efektif dalam menurunkan
tarik napas melalui hidung secara pelan. frekuensi pernapasan dan meningkatkan
Posisikan mulut mengerucut seperti ingin pemenuhan oksigenasi dalam tubuh pasien
bersiul, hembuskan napas pelan melalui penyakit paru obstruksi kronik (PPOK)
mulut dengan posisi mulut mengerucut dilaksanakan secara terus menerus dan
seperti saat ingin meniup lilin lakukan 2 teratur selama 3 kali sehari pada pagi,
kali lebih pelan untuk satu kali tarikan siang dan sore hari dengan durasi 6-30
menit untuk mendapatkan hasil yang
optimal. Safira (2016), menambahkan
latihan napas dapat dilakukan 20-30 menit
perhari (sekaligus atau 2x sehari) dengan
cara penderita duduk dan bernapas
kemudian hembuskan napas melalui mulut

yang hampir tertutup seperti bersiul selama yang digunakan


4-6 detik. a. Populasi (population)
3. Perbandingan (comparation) dari jurnal Sampel dari peneliti Tarigan,
dkk (2018), sebanyak 36 responden, dengan jumlah sampel minimum yaitu
sampel 15 responden per kelompok.
dari peneliti Sitorus (2015) sebanyak 12 b. Intervensi (intervention)
responden dan sampel dari Budiono, Tarigan, dkk (2018), intervensi
dkk (2017) sebanyak 24 responden. yang digunakan pada pasien dengan
Karakteristik responden penelitian penurunan saturasi oksigen penyakit
Tarigan, dkk (2018), yaitu usia, jenis paru obstruksi kronik (PPOK) derajat II
kelamin, suku bangsa, agama dan menggunakan uji statistik parametrik
kebiasaan merokok, Sitorus (2015), pair t-test, latihan nafas dalam pursed
yaitu jenis kelamin dan usia, Budiono, lips breathing terlebih dahulu dilakukan
dkk (2017), dengan karakteristik usia, pengukuran terhadap saturasi oksigen
jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan responden menggunakan pulse
terakhir. Berdasarkan karakteristik oxymetry untuk mendapatkan hasil nilai
responden yang terkait dengan persentase rerata saturasi oksigen
penurunan saturasi oksigen pada pasien sebelum dan sesudah tindakan.
penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) Sitorus (2015), intervensi yang
yaitu usia, jenis kelamin, kebiasaan digunakan dalam penerapan praktik
merokok sehingga yang lainnya tidak keperawatan berbasis bukti pursed lips
perlu dicantumkan. breathing dengan dua tahap kerja yaitu
Penelitian yang dilakukan oleh duduk dan sambil berjalan tergantung
Tarigan, dkk (2018) lebih memenuhi pada kondisi pasien. Budiono, dkk
dari jumlah sampel yang representative (2017), intervensi yang dilakukan pada
karena jumlahnya lebih dari 15 penelitian ini adalah responden
responden. Sebagaimana teori yang diberikan teknik pursed lips breathing
disampaikan Mahmud (2011), kurang lebih selama 15 menit dan jeda
menyatakan bahwa ukuran minimum istirahat selama 2 menit dalam 3 kali
sampel dalam metode eksperimen (pagi, siang, malam) selama 4 hari
dengan teknik menghembuskan napas
seperti meniup makanan panas.
Intervensi yang dilakukan oleh
Budiono, dkk (2017), menunjukkan
teknik latihan napas pursed lips
breathing yang dilakukan selama 15

menit (3 kali dalam sehari) dengan pasien jatuh dari tempat tidur, teknik
duduk tegap lurus atau dengan ini lebih efektif dan merupakan teknik
berbaring dapat meminimalkan risiko yang paling mudah diterapkan. Hal ini
sejalan dengan pendapat Barakatul Sitorus (2015), hasil rata-rata saturasi
Qamila (2019), bahwa teknik pursed oksigen sebelum intervensi adalah
lips breathing sangat mudah dilakukan sebesar 92.1% dan setelah intervensi
dan tidak membutuhkan tempat serta adalah sebesar 97.2%, hal ini
alat yang banyak, dapat dilakukan menunjukkan adanya peningkatan
dimana saja dan kapan saja dalam saturasi oksigen sebesar 5.1%.
keseharian pasien. Penelitian yang dilakukan Budiono, dkk
Mangunnegoro, et al. (2011) (2017), hasil rata-rata saturasi oksigen
mengatakan bahwa teknik pursed lips sebelum dilakukan teknik pursed lips
breathing tidak dapat dilakukan pada breathing 94,33% dan sesudah
pasien yang mengalami hiperinflasi dilakukan mendapatkan hasil 98,13%
paru yang sudah parah karena dapat terdapat hasil kenaikan saturasi oksigen
menyebabkan sesak napas berlebih sebesar 4,20% dari data tersebut
sehingga akan mengalami kelelahan ditemukan hasil p value 0.000 (<0.05).
serta pasien dengan pernapasan Hasil penelitian yang dilakukan
paradoksal karena terjadi disfungsi oleh Tarigan, dkk (2018), dengan
diafragma yang akan mengalami cedera jumlah responden 36 memperoleh hasil
dan nyeri tekan. peningkatan saturasi oksigen sebesar
c. Hasil (outcome) 1,39%, hal ini menunjukkan
Tarigan, dkk (2018), hasil keefektivitasan teknik pursed lips
sebelum dilakukan latihan nafas breathing terhadap peningkatan saturasi
pursed lip breathing rerata saturasi oksigen, sampel penelitian yang
oksigen responden adalah 96,72 %, digunakan dalam penelitian ini sudah
setelah dilakukan pursed lip breathing memenuhi dari kriteria responden, akan
saturasi oksigen naik sebesar menjadi tetapi dalam pelaksanaan intervensi
98,11%. Terdapat peningkatan saturasi tidak dijelaskan secara detail mengenai
oksigen sebesar 1,39%. Penelitian langkah-langkah tindakan pursed lips
breathing tersebut.
Penelitian Budiono, dkk (2017),
menunjukkan hasil yang lebih
signifikan dimana terdapat kenaikan
saturasi oksigen sebesar 4,20% dan
teknik yang digunakan lebih mudah dari

teknik lainnya yaitu dengan duduk responden hanya mencakup 24 orang


tegap lurus atau berbaring dalam durasi sehingga belum sesuai dengan teori
15 menit, tetapi dalam penelitian ini dari Sugiyono (2010) yang
menyatakan sebaiknya sampel sebelum intervensi adalah sebesar 31.5 ±
penelitian berjumlah 30 responden. 2.1 dan setelah intervensi adalah sebesar
4. Hasil (outcome) dari jurnal yang 22.6 ± 1.7 dengan 12 responden
digunakan menggunakan uji Dependent T-Test
Tarigan, dkk (2018), hasil penelitian didapatkan nilai p value=0.001, yang
ini terdapat perbedaan rerata saturasi berarti pada alpha 5% ada pengaruh
oksigen penderita penyakit paru obstruksi penerapan pursed lips breathing sebelum
kronik (PPOK) derajat II sebelum dan dan sesudah intervensi pada pasien
sesudah dilakukan latihan nafas pursed penyakit paru obtruksi kronik (PPOK).
lip breathing. Sebelum dilakukan latihan Budiono, dkk (2017), hasil dari
nafas pursed lip breathing rerata saturasi penelitian ini adalah terdapat perbedaan
oksigen responden adalah 96,72 %, sebelum tindakan dan sesudah tindakan
setelah dilakukan pursed lip breathing pemberian teknik pursed lips breathing
saturasi oksigen naik sebesar 1,39% dengan hasil p value pada uji analisis
menjadi 98,11%. Hal ini menunjukkan menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test
bahwa ada pengaruh latihan nafas dalam yaitu rata-rata saturasi oksigen sebelum
pursed lip breathing terhadap peningkatan dilakukan teknik pursed lips breathing
saturasi oksigen penderita PPOK dengan 94,33% dan sesudah dilakukan
nilai p= 0,001. (α=0,05). mendapatkan hasil 98,13% terdapat hasil
Sitorus (2015), hasil analisis kenaikan saturasi oksigen sebesar 4,20%
pengukuran rata-rata arus puncak ekspirasi dari data tersebut ditemukan hasil p value
sebelum intervensi adalah sebesar 131.6 ± 0.000 (<0.05).
44.6 dan setelah intervensi adalah sebesar Asumsi dari ketiga jurnal tersebut
175.0 ± 60.0; rata-rata saturasi oksigen dapat dilihat bahwa pasien dengan
sebelum intervensi adalah sebesar 92.1 ± penyakit paru obstruksi kronik (PPOK)
2.4 dan setelah intervensi adalah sebesar yang mengalami penurunan saturasi
97.2 ± 1.6; rata-rata respiratory rate oksigen mendapat peningkatan nilai rata-
rata saturasi oksigen dari sebelum
dilakukan tindakan dan setelah dilakukan
tindakan latihan pernapasan dengan teknik
pursed lips breathing. Hal ini diperkuat
dengan teori yang disampaikan Stoltzfus et
al. (2012), teknik latihan pernapasan

pursed lips breathing (PLB) bertujuan meningkatkan saturasi oksigen pasien.


untuk memperlancar ekshalasi dan Teknik pursed lips breathing (PLB) dapat
menurunkan frekuensi pernapasan serta meningkatkan kapasitas pernapasan dengan
menyelaraskan pergerakan otot- otot UCAPAN TERIMA KASIH
diafragma dan menurunkan respirasi rate Dalam hal ini penulis mengucapkan
serta memperbaiki periode napas. terima kasih kepada Direktur Akper Karya
Pendapat lain disampaikan oleh Bhakti Nusantara Magelang Ketua Yayasan
Smeltzer dan Bare (2013), bahwa tujuan Karya Bhakti Magelang dan Ketua Lembaga
dari pursed lips breathing adalah untuk Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang
membantu klien memperbaiki transport telah memberikan dukungan moril maupun
oksigen, menginduksi pola napas lambat materiil dalam penyelesaian publikasi ini.
dan dalam, membantu pasien untuk
mengontrol pernapasan, melatih otot-otot DAFTAR PUSTAKA
ekspirasi untuk memperpanjang ekshalasi
dan mengurangi jumlah udara yang
Ambrosino, N. Serradori, M. 2011.
terjebak. Comprehensive Treatment Of Dyspnea
In Chronic Obstructive Pulmonary
Disease Patient. University Hospital
SIMPULAN of Pisa: Long Termhealth Care.
Berdasarkan kajian literature review Avanji, F.S.I., Hajbaghery, M.A. 2011.
dari ketiga jurnal penelitian yang telah Effects Of Pursed Lips Breathing On
Ventilation And Activities Of Daily
dilakukan dapat disimpulkan: Teknik pursed Living In Patients With COPD.
lips breathing efektif terhadap saturasi Webmed Central Rehabilitation. 2(4).
oksigen pada pasien penyakit paru obstruksi Bakti Ak. 2015. Pengaruh Pursed Lips
kronik (PPOK) : Teknik pursed lips breathing Breathing Exercise Terhadap
Penurunan Tingkat Sesak Napas Pada
efektif dilakukan pada pasien dengan penyakit Penyakit Paru Obstruksi Kronik
paru obstruksi kronik (PPOK) laki-laki (PPOK) Di Balai Besar Kesehatan
Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta.
maupun perempuan dengan usia antara 40-60
tahun. Budiono. 2017. The Effect Of Pursed Lips
Breathing In Creasing Oxygen
Saturation In Patients With Chronic
Obstructive Pulmonary Disease In
Internal Ward 2 Of The General
Hospital Of Dr.R. Soedarsono
Pasuruan. Public Health Of Indonesia.
3(3): 117-123.

Dewi A. P. 2019. Pengaruh Pemberian


Latihan Pursed Lips Breathing (PLB)
Terhadap Kualitas Hidup Klien
Penyakit Paru Pbstruksi Kronik
(PPOK). Jurnal Mutiara Ners. Vol. 2
No. 2. 195-202.
Djojodibroto, D. 2016. Respirologi EGC.
(Respiratory Medicine). (J. Suyono &
E. Melinda, Eds) (2nd Ed). Jakarta: Gold. Global Initiative For Chronic
Obstructive Lung Disease. 2016. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2011.
Global Stratedy for The Diagnosis, PPOK Pedoman Diagnosis Dan
Management, and Prevention of Tatalaksana Di Indonesia. Jakarta:
Chronich Obstructive Pulmonary PDPI.
Disease. UK: Univercity of
Manchester. Price, S.A. & Wilson, L. M. 2014.
Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
Guyton, A. C., & Hall, JE. 2014. Fisiologi Proses Penyakit. Edisi 6,
Kedokteran. (I. E. Ilyas Ibrahim, D. diterjemahkan oleh Pendit, B. U.,
Widjajakusumah, I. D. Santoso Suria. Hartanto, H., Wulansari, P.,
M Siagan, T. Hardjanto, S. Yolanda. Mahanani, D. A. Jakarta: EGC.
S. E. Thamrin , Eds.) (12 th Ed).
Indonesia: Saunders Elsevier. Puspitasari SD. 2012. Hubungan Antara
Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian
Hartono. 2015. Peningkatan Kapasitas Vital Penyakit Paru Obstruksi Kronis
Paru Pada Pasien PPOK (PPOK) Di RS Paru Jember [Skripsi].
Menggunakan Metode Pernapasan Jember: Fakultas Farmasi Universitas
Pursed Lips. 4,59-63. Jember. Balhara J, Gounni As. The
Alveolar Mechrophage In Asthma A
John E. H., Bartolome R. C., Gerilynn L., Double Edged Sword. Mucosal
Connors. 2009. Immunology. 5(6): 605-9.
Pulmonary
Rehabilitation. Usa. Elsevier. Qamila, B. 2019. Efektivitas Teknik Pursed
Lips Breathing Pada Pasien Penyakit
Kozier, B., Erb, G., Berman,A., & Snyder, S., Paru Ontruksi Kronik (PPOK) Study
2011. Buku Ajar Fundamental Systematic Review. Jurnal Kesehatan.
Keperawatan: Konsep Proses, Dan Vol (12) No (2).
Praktik, Vol,I. (D.Widiarti, E. A.
Mardella, B. Subekti, & L. Helena, Qualidigm. 2014. BREATHING
Eds.) (7th Ed.). Jakarta: EGC. TECHNIQUE. Retrieved From
Www.Lungtalk.Org.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Pustakan Setia. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2013.
Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
Mangunnegoro, et al. 2011. Asma. Pedoman Indonesia. Jakarta: Badan Litbangkes,
Diagnosa Dan Penatalaksanaan Depkes RI.
Asma Di Indonesia. Jakarta: Persatuan
Dokter Paru Indonesia. Safira. 2016. Pengaruh Latihan Pernapasan
Pursed Lips Breathing Terhadap
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Peningkatan Saturasi Oksigen Pada
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Pasien Asma. Jurnal Online
Keperawatan. 1(2).
Nursalam. 2015. Manajemen
Keperawatan:Aplikasi Dalam Praktik Septia N, Wungouw H, Doda V. 2016.
Keperawatan Professional. Jakarta: Hubungan Merokok Dengan Saturasi
Salemba Medika. Oksigen Pada Pegawai Di Fakultas
Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado. J e-Biomedik
[Internet]. 4(2): 2-7. Available from:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
ebiomedik/article/view/14611/14179.
Sherwood L. 2016. Fisiologi Manusia Dari
Sel Ke Sistem. Edisi 6, Diterjemahkan Sinambela Ah, dkk. 2015. Pengaruh Latihan
oleh Pendit, B.U. Jakarta: EGC. Fisik Terhadap Saturasi Oksigen Pada
Penderita Penyakit Paru Obtruksi Lips Breathing Pada Pasien Dengan
Kronik Stabil. 35(3). Penyakit Paru Obstruksi Kronik Di
Ruang Instalasi Gawat Darurat Rsu
Sitorus S. 2015. Penerapan Praktik Pusat Persahabatan Jakarta. Jurnal
Keperawatan Berbasis Bukti Pursed Keperawatan Widya Gantari. Vol. 2
No. 2.

Smeltzer,S.C, & Bare, B. G. 2010. Brunner &


Suddart’s Textbook Of Medical

Anda mungkin juga menyukai