Laporan Pendahuluan DHF - Rara Suci
Laporan Pendahuluan DHF - Rara Suci
Dosen Pembimbing :
Pembimbing lahan
Disusun Oleh:
1914301077
TAHUN 2021/2022
1
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
B. Etiologi
1. Faktor Agent
2
2. Vektor
3. Faktor Host
5. Faktor Envoronment
Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat tinggal nyamuk jenis
ini adalah daerah tropis, dengan lingkungan yang kurang pencahayaan
dan sinar matahari, banyak genangan air, vas bunga yang jarang diganti
airnya, kaleng bekas tempat penampungan air, botol dan ban bekas.
6. Transmisi
3
virus dengue, virus masuk dan berkembang biak dengan cara membelah
diri dalam tubuh nyamuk. Dalam waktu kurang dari 1 minggu virus sudah
berada di kelenjar liur dan siap untuk dipindahkan bersama air liur
nyamuk kepada orang sehat. Dalam waktu kurang dari 7 hari orang itu
dapat menderita penyakit demam berdarah. Nyamuk demam berdarah ini
memiliki siklus hidup yang berbeda dari nyamuk biasa. Nyamuk ini aktif
dari pagi sampai sekitar jam 3 sore untuk menghisap darah yang juga
berarti dapat menyebarkan virus demam berdarah. Sedangkan pada malam
hari, nyamuk ini tidur.
4
menggigit dan belum menghisap darah, maka nyamuk dapat mengeluarkan
kelenjar air liur melalui probosis, agar darah yang dihisap tidak membeku.
Bersama dengar air liur virus dengue dipindahkan dari nyamuk keorang lain.
Virus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk
terjadi viremia, yang ditandai dengan demam mendadak tanpa penyebab yang
jelas disertai gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, pegal di
seluruh tubuh, nafsu makan berkurang dan sakit perut, bintik-bintik merah
pada kulit. Selain itu kelainan dapat terjadi pada sistem retikulo endotel atau
seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Pelepasan
zat anafilaktoksin, histamin dan serotonin serta aktivitas dari sistem kalikrein
menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding kapiler atau vaskuler
sehingga cairan dari intravaskuler keluar ke ekstravaskuler atau terjadinya
perembesaran plasma akibatnya terjadi pengurangan volume plasma yang
terjadi hipovolemia, penurunan tekanan darah, hemokonsentrasi,
hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Selain itu sistem retikulo endotel bisa
terganggu sehingga menyebabkan reaksi antigen anti body yang akhirnya bisa
menyebabkan Anaphylaxia.
Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan
menyebabkan depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia
yang berlanjut akan menyebabkan perdarahan karena gangguan trombosit dan
kelainan koagulasi dan akhirnya sampai pada perdarahan kelenjar adrenalin.
Plasma merembas sejak permulaan demam dan mencapai puncaknya saat
renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapat berkurang
sampai 30% atau lebih. Bila renjatan hipovolemik yang terjadi akibat
kehilangan plasma yang tidak dengan segera diatasi maka akan terjadi anoksia
jaringan, 14 asidosis metabolik dan kematian. Terjadinya renjatan ini biasanya
pada hari ke-3 dan ke-7.
Reaksi lainnya yaitu terjadi perdarahan yang diakibatkan adanya
gangguan pada hemostasis yang mencakup perubahan vaskuler,
trombositopenia (trombosit < 100.000/mm3), menurunnya fungsi trombosit
dan menurunnya faktor koagulasi (protrombin, faktor V, IX, X dan
fibrinogen). Pembekuan yang meluas pada intravaskuler (DIC) juga bisa
5
terjadi saat renjatan. Perdarahan yang terjadi seperti petekie, ekimosis,
purpura, epistaksis, perdarahan gusi, sampai perdarahan hebat pada traktus
gastrointestinal (Rampengan, 1997).
Pathway
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah
a. Pada kasus DHF yang dijadikann pemeriksaan penunjang yaitu
6
20% atau lebih dibandingkan dengan nilai hematoksit pada masa
konvaselen.
e. Protein rendah
h. Asidosis metabolic
2. Urine
3. Foto Thorax
4. USG
7
sekaligus berbagai organ pada abdomen. Adanya acites dan cairan pleura
pada pemeriksaan USG dapat digunakan sebagai alat menentukan
diagnosa penyakit yang mungkin muncul lebih berat misalnya dengan
melihat ketebalan dinding kandung empedu dan penebalan pancreas
5. Diagnosis Serologis
a. Uji Hemaglutinasi (Uji HI)
Tes ini adalah gold standart pada pemeriksaan serologis, sifatnya sensitif
namun tidak spesifik. Artinya tidak dapat menunjukkan tipe virus yang
menginfeksi. Antibodi HI bertahan dalam tubuh lama sekali (<48 tahun)
sehingga uji ini baik digunakan pada studi serologi epidemiologi. Untuk
diagnosis pasien, kenaikan titer konvalesen 4x lipat dari titer serum akut
atau tinggi (>1280) baik pada serum akut atau konvalesen dianggap
sebagai pesumtif (+) atau diduga keras positif infeksi dengue yang baru
terjadi (Vasanwala dkk. 2012).
b. Uji komplemen Fiksasi (uji CF)
Banyak sekali dipakai, uji ini dilakukan pada hari ke 4-5 infeksi virus
dengue karena IgM sudah timbul kemudian akan diikuti IgG. Bila IgM
negatif maka uji harus diulang. Apabila sakit ke-6 IgM masih negatif maka
dilaporkan sebagai negatif. IgM dapat bertahan dalam darah sampai 2-3
bulan setelah adanya infeksi (Vasanwala dkk. 2012)
e. Identifikasi Virus
8
tertentu, hasil cepat dan dapat diulang dengan mudah. Cara ini dapat
mendeteksi virus RNA dari specimenyang berasal dari darah, jaringan
tubuh manusia, dan nyamuk (Vasanwala dkk. 2012).
F. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah menyebabkan pasien
dehidrasi dan haus. Pasien diberi banyak minum yaitu 1,5 – 2 liter dalam
umur < 12 bulan 50 mg IM, anak umur > 1tahun 75 mg. Jika kejang lebih
mg/kgBB. Infus diberikan pada pasien DHF tanpa renjatan apabila pasien
RL, jika pemberian cairan tersebut tidak ada respon diberikan plasma atau
renjatan berat pemberian infus harus diguyur. Apabila syok telah teratasi,
nadi sudah jelas teraba, amplitude nadi sudah cukup besar, maka tetesan
1). Kristaloid
Laktat (D5/RL).
9
- Larutan Ringer Asetat (RA) atau Dextrose 5% dalam larutan Ringer
Asetat (D5/RA).
- Larutan Nacl 0,9% (Garal Faali + GF) atau Dextrose 5% dalam larutan
Faali (d5/GF).
2). Koloid
- a). Dextran 40
- b). Plasma
2. Keperawatan
a) Derajat I
Segera dipasang infus, bila keadaan pasien sangat lemah sering dipasang
pada 2 tempat karena dalam keadaan renjatan walaupun klem dibuka
tetesan infus tetap tidak lancar maka jika 2 tempat akan membantu
memperlancar. Kadang-kadang 1 infus untuk memberikan plasma darah
dan yang lain cairan biasa.
c) Derajat III dan IV
10
- Makanan dan minuman dihentikan, bila mengalami perdarahan
makanan cair.
11
DAFTAR PUSTAKA
[serial online]
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-amandatama-6700-2-
babii.pdf
12