Anda di halaman 1dari 97

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN

PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI COVID-19 PADA


ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI 06 BULAKSARI
KECAMATAN BANTARSARI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Keperawatan (S. Kep) Pada Program Studi S1 Keperawatan
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

Oleh:

LISTYA AMININGRUM
NIM. 108 117 036

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

2021

i
HALAMAN PERNYATAAN

ORISINALITAS ATAU KEASLIAN PENELITIAN

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip

maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Listya Aminingrum

NIM : 108117036

Tanda Tangan :

Tanggal : Agustus 2021

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN


PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI COVID-19

PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI 06 BULAKSARI

KECAMATAN BANTARSARI

SKRIPSI

Disusun Oleh:

LISTYA AMININGRUM

108 117 036

Skripsi ini Telah Disetujui

Tanggal

( )
Pembimbing Utama : Ida Ariani, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An

( )
Pembimbing Pendamping : Rusana, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An

iii
Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Evy Apriani, M.Kep., Ns

NP. 10310 95 158

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Listya Aminingrum

NIM : 108117036

Propgran Studi : S1 Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan

Keberhasilan Pembelajaran Daring pada Anak Usia

Sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari selama Pandemi

Covid-19

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan pada Program Studi S1 Keperawatan STIKES Al Irsyad Al
Islamiyyah Cilacap.

DEWAN PENGUJI
( )
Penguji Utama : Ahmad Subandi, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.An
( )
Penguji Anggota I : Evy Apriani, M.Kep.,Ns
( )
Penguji Anggota II : Rusana, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.An

iv
Ditetapkan di : Cilacap

Tanggal :
Mengesahkan,

Ketua STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap

Sarwa, AMK., S.Pd., M.Kes

NIP : 10310 96 191

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarokaatuh

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa

Ta’ala atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta petunjuk kemudahan dalam

menyusun skripsi ini yang berjudul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan

Keberhasilan Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19 Pada Anak

Usia Sekolah Di SD Negeri 06 Bulaksari”. Penelitian ini dilakukan dalam

rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan

pada Program Studi S1 Keperawatan STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap.

Selama proses penyusunan skripsi ini, peneliti mendapatkan arahan dan

bimbingan dari berbagai pihak sehingga dapat tersusun dengan baik. Oleh karena

itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Sarwa, AMK., S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah

Cilacap.

2. Evy Apriani, M.Kep., Ns. selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan

STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap.

3. Ida Ariani, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An selaku dosen pembimbing utama yang telah

menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan peneliti dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Rusana, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An selaku pembimbing anggota yang telah

menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan peneliti dalam

penyusunan skripsi ini.

vii
5. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan tingkat IV

angkatan 2017 STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap yang selalu kompak

berjuang untuk meraih cita-cita.

6. Orang tua serta keluarga besar yang selalu memberikan dukungan, semangat

dan do’a dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, peneliti berharap Allah Subhanallahu Wa Ta’ala berkenan

membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi

ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu

Cilacap, Agustus 2021

Peneliti

viii
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN
PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI COVID-19 PADA
ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI 06 BULAKSARI
KECAMATAN BANTARSARI
The relationship Of Parents’ Parenting Patterns With The Successful Online
Learning During The Covid-19 Pandemic In School Age Children In 06 Bulaksari
State Elementary School Bantarsari District

Listya Aminingrum1, Ida Ariani2, Rusana3


123
College of Health Sciences Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
Jl. Cerme No. 24 Sidanegara Cilacap

ABSTRAK
Pola asuh orang tua adalah interaksi antara orang tua dan anak, orang tua
memberikan kebutuhan fisik dan non fisik. Pola asuh yang tepat akan mendukung
anak untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan keberhasilan metode
pembelajaran daring pada anak usia sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari. Jenis
penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional menggunakan uji statistic
Chi Square. Hasil analisis univariat menunjukan pola asuh orang tua “Pemisif”
sebesar (45,5%). Keberhasilan pembelajaran daring mayoritas dalam kategori
kurang yaitu (40,9%). Hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi Square
menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan
keberhasilan pembelajaran daring selama pandemi covid-19 pada anak usia
sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari (pv = 0,000 < α 0,05) OR = 2,652.

Kata Kunci : Pola Asuh Orang Tua, Keberhasilan Pembelajaran Daring, Usia
Sekolah

ABSTRACT
Parenting is an interaction between parents and children, parents provide
physical and non-physical needs. Appropriate parenting will support children to
achieve maximum learning outcomes. This study aims to determine the
relationship between parenting and the success of online learning methods for
school-age children at SD Negeri 06 Bulaksari. This type of quantitative research
with cross sectional design using Chi Square statistical test. The results of the
univariate analysis shewed that the parenting pattern of “pessimistic” parents
was (45.5%), the majority of online learning success is in the poor category,
namely (40.9%). The result of the bivariate analysis using the Chi Square test
showed that there was a relationship between parenting styles and the success of
online learning during the COVID-19 pandemic for school-age children at SD
Negeri 06 Bulaksari (pv = 0.000 < 0.05) OR = 2.652.

Keywords : Parenting Parenting, Online Learning Success, School Age

iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap, saya


yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Listya Aminingrum

NIM : 108117036

Program Studi : S1 Keperawatan

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepada STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Hak Bebas Royalti
Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang
berjudul : Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan Pembelajaran
Daring Selama Pandemi Covid-19 Pada Anak Usia Sekolah di SD Negeri 06
Bulaksari.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Non Eksklusif ini STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Cilacap

Pada Tanggal :

Yang menyatakan

Listya Aminingrum
108117036

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN...............................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv
KATA PENGANTAR...........................................................................................v
ABSTRAK............................................................................................................vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................vii
DAFTAR ISI.........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xii
DAFTAR BAGAN...........................................................................................…xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….………xiv
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................6
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................7
E. Keasliaan Penelitian..................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI.............................13
A. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................13
1. Pola Asuh............................................................................................13
2. Orang Tua...........................................................................................20
3. Keberhasilan Pembelajaran................................................................20
4. Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring).............................................25
5. Anak Usia Sekolah.............................................................................30
6. Covid-19 (Coronavirus Diseases) ......................................................34
B. KERANGKA TEORI................................................................................36
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................37
A. Kerangka Konsep......................................................................................37
B. Hipotesis Penelitian...................................................................................38

iv
C. Variabel Penelitian....................................................................................39
D. Definisi Operasional, Variabel Penelitian, Skala Pengukuran..................40
E. Desain Penelitian.......................................................................................41
F. Populasi dan Sampel..................................................................................42
1. Populasi..............................................................................................42
2. Sampel................................................................................................42
a. Teknik Pengambilan....................................................................42
b. Kriteria Penelitian........................................................................42
c. Besar............................................................................................42
G. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................43
H. Etika Penelitian..........................................................................................43
I. Alat Pengumpulan Data.............................................................................45
1. Data Primer ........................................................................................45
2. Data Sekunder.....................................................................................46
3. Instrumen Penelitian...........................................................................46
4. Uji Instrumen Penelitian.....................................................................48
a. Uji Validitas.................................................................................48
b. Uji Realibilitas.............................................................................48
J. Prosedur Pengumpulan Data.....................................................................49
1. Persiapan.............................................................................................49
2. Pelaksanaan........................................................................................49
K. Teknik Analisa Data..................................................................................50
1. Pengolahan Data.................................................................................50
a. Editing ........................................................................................50
b. Scoring ........................................................................................51
c. Coding ........................................................................................51
d. Tabulation ...................................................................................52
2. Analisis Data.......................................................................................52
a. Analisis Univariat........................................................................52
b. Analisis Bivariat..........................................................................52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA....................................57
A. Karakteristik Responden...........................................................................57

iv
B. Analisa Univariat.......................................................................................59
C. Analisa Bivariat.........................................................................................60
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................62
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil...................................................................62
B. Keterbatasan Penelitian.............................................................................70
C. Implikasi Terhadap Pelayanan dan Penelitian...........................................72
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN....................................................................73
A. Simpulan....................................................................................................73
B. Saran..........................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................75
LAMPIRAN..........................................................................................................80

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Keaslian Penelitian........................................................................................9

Tabel 3.1 : Definisi Operasional......................................................................................40

Tabel 3.2 : Kisi-kisi Instrumen Penelitian.......................................................................48

Tabel 3.3 : Skor Kuesioner Pola Asuh.............................................................................55

Tabel 3.4 : Perkodingan Penelitian..................................................................................55

Tabel 4.1 : Karakteristik Orang Tua................................................................................57

Tabel 4.2 : Karakteristik Anak........................................................................................58

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua...................................................59

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Keberhasilan Pembelajaran Daraing.............................59

Tabel 4.5 : Hasil Analisa Bivariat...................................................................................60


DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 : Kerangka Teori............................................................................................36

Bagan 3.1 : Kerangka Konsep.........................................................................................37


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Penjelasan Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Lembar Pernyataan Sebagai Responden (Informed Consent)

Lampiran 4 : Kuesioner A Identitas Responden

Lampiran 5 : Kuesioner B Pola Asuh Orang Tua

Lampiran 6 : Hasil Tabulasi Data Penelitian

Lampiran 7 : Coding Data Pola Asuh Orang Tua

Lampiran 8 : Coding Data Keberhasilan Pembelajaran Daring

Lampiran 9 : Tabulating Data Karakteristik Responden

Lampiran 10 : Hasil Olah Data SPSS Univariat

Lampiran 11 : Hasil Olah Data SPSS Bivariat

Lampiran 12 : Surat Layak Uji Skripsi

Lampiran 13 : Surat Ijin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

(BAKESBANGPOL) Kabupaten Cilacap

Lampiran 14 : Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan

Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Cilacap

Lampiran 15 : Lembar Konsultasi


iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Corona Virus Disease (Covid) melanda banyak negara di dunia

termasuk Indonesia. Wabah covid 19 tidak hanya merupakan masalah

nasional dalam suatu negara, tetapi sudah merupakan masalah global.

Pemerintah Indonesia banyak mengambil kebijakan sebagai upaya untuk

memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Pemerintah memutuskan

untuk melakukan lockdown wilayah, penghentian segala aktivitas di luar

rumah termasuk belajar di sekolah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, melalui Surat Edaran no 4 tahun 2020,

memerintahkan pelaksanaan pembelajaran di masa darurat Covid-19

dilakukan secara jarak jauh atau pembelajaran secara dalam jaringan

(daring) (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020). Kebijakan

belajar dari rumah, secara positif memberikan banyak waktu antara anak

dan orang tua untuk saling interaksi dan lebih mengenal anggota keluarga

(Sabiq, 2020).

Metode pembelajaran menjadi salah satu faktor utama dalam

proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan ketika menerapkan metode

pembelajaran yang sesuai maka proses dan hasil belajar pun akan sesuai

dengan apa yang diharapkan. Metode pembelajaran adalah cara yang

digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun

dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara

optimal (Sanjaya, 2016). Peneliti Nasution (2017) tentang penggunaan


2

metode pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar siswa didapatkan

hassil penelitian bahwa metode pembelajaran dan hasil belajar siswa

memiliki nilai tahapan yang baik, yaitu berada pada kisaran sederhana

tinggi. Indikator metode pembagian mean tertinggi pada metode

perancangan (x̄ = 3,75; SD = 4,157). Sedangkan mean terendah adalah

metode ceramah (x̄= 3,55; SD= 3,208). Variabel hasil belajar siswa

indokator paling tinggi pada ranah afektif (x̄= 3,62; S = 4,00), sedangkan

ranah psikomotor adalah ranah paling rendah (x̄= 3,51; SD= 4,779).

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran dan

hasil belajar siswa di sekolah dalam kategori yang baik, guru menerapkan

metode pembelajaran dengan baik, adanya kemampuan pengelolaan

proses pembelajaran yang baik dari seorang guru sehingga menghasilkan

proses pembelajaran yang berkualitas yang terlihat dari tingginya hasil

belajar siswa di sekolah penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dijalankan oleh Kusuma (2013) mendapati bahwa variabel metode

pembelajaran dan prestasi belajar siswa termasuk dalam kategori cukup.

Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang

dilakukan dengan tidak bertatap muka secara langsung, tetapi

menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar mengajar

yang dilakukan meskipun jarak jauh. Pembelajaran daring ialah

pembelajaran yang dilakukan dengan jarak jauh dengan bantuan internet.

Tujuan dari adanya pembelajaran daring ialah memberikan layanan

pembelajaran bermutu dalam jaringan yang bersifat masif dan terbuka


3

untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih banyak dan lebih luas

(Sofyana & Abdul, 2019).

Martins (2015) Pembelajaran daring membutuhkan sarana dan

prasarana, berupa laptop, komputer, smartphone, dan bantuan jaringan

internet. Pada tahun 2018 sebanyak 62,41% penduduk Indonesia telah

memiliki telepon selular dan 20,05% rumah tangga yang memiliki

komputer (BPS, 2019). Data ini sangat relevan dengan hasil penelitian

yang menunjukkan bahwa meskipun ada siswa yang belum memiliki

laptop, tapi hampir semuanya telah memiliki smarthphone.

Selain sarana dan prasarana tersebut, seorang guru juga harus

mampu menyesuaikan dengan keadaan siswa. Wulandari (2018)

mengemukakan bahwa guru harus mampu mengembangkan profesi

pendidik serta menjalankan tugasnya dengan menyesuaikan kebutuhan

siswa serta materi pembelajaran yang mengikuti perkembangan zaman.

Dalam proses pembelajaran daring tidak hanya melibatkan guru dan siswa,

melainkan orang tua juga dituntut untuk terlibat dalam proses

pembelajaran daring.

Orang tua dengan latar pendidikan yang tinggi mungkin akan

sangat mudah beradaptasi dalam proses pembelajaran secara daring.

Namun, orang tua dengan latar belakang pendidikan yang minim mungkin

jauh lebih sulit untuk beradaptasi dengan proses pembelajaran secara

daring ini dikarenakan minimnya pengetahuan akan teknologi. Jaringan

internet yang lemah juga menjadi salah satu faktor yang dapat

menghambat proses pembelajaran daring. Namun, semua itu tidak akan


4

tercapai dengan optimal tanpa adaya fungsi kontrol dan bimbingan dari

orang tua selama pembelajaran daring di rumah. Dibutuhkan pengawasan

pembelajaran secara berkala dan sistematis, sehingga kegiatan belajar

daring dapat berjalan dengan baik (Rompas, 2018).

Strategi pola asuh orang tua yang tepat juga dibutuhkan untuk

memotivasi siswa dalam belajar (Rompas, 2018). Hasil penelitian

Kurnianto & Rahmawati (2014) tentang hubungan pola asuh orang tua

terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran daring masa pandemi

didapatkan hasil ada hubungan yang positif terhadap motivasi belajar

siswa (t = 4,925; pv=0,000). Pola asuh yang diterapkan orang tua akan

sangat menentukan dalam memberikan pengalaman pada anak-anak.

Orang tua diharapkan mampu untuk menerapkan pola asuh yang sesuai

pada anak dengan memberikan contoh yang baik serta dukungan kepada

anak dalam mendampingi anak belajar daring atau luring pada saat

pandemi (Fitriyani, 2015). Hasil penelitian Prabasari (2017) tentang

pengaruh pola asuh orang tua dan gaya belajar terhadap prestasi belajar

melalui motivasi belajar sebagai variabel intervening menunjukan bahwa

ada pengaruh positif dan signifikan pada pola asuh orang tua (t = 4,171; pv

= 0,000).

Penerapan pola asuh yang tepat dapat diwujudkan melalui teladan,

perhatian, pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari (Fadhilah,

2019). Bentuk pola asuh orang tua bervariasi, tergantung cara pola asuh

keluarga dalam mendidik anak di rumah. Beberapa jenis pola asuh yang

ada dalam keluarga antara lain pola asuh otoriter, pola asuh permisif, pola
5

asuh demokratis (Rahmawati, 2014). Hasil penelitian Komsi (2018) pola

asuh orang tua demokratis memiliki kontribusi terhadap motivasi belajar

siswa (t = 5,227; pv = 0,000).

Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami

perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan

kematangan psikologis siswa (Kompri, 2016). Di dalam motivasi

terkandung adanya keinginan yang mengaktofkan, menggerakan,

menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilku individu belajar

(Dimyati, 2011). Motivasi merupakan salah satu faktor yang mendorong

siswa untuk mau belajar. Ada tidaknya motivasi belajar sangat

mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

Keberhasilan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

perihal (keadaan) berhasil. Keberhasilan merupakan hasil yang diperoleh

dari tujuan yang direncanakan sebelumnya (Noka, 2019). Menurut

Slameto dalam Nugroho dan Na’imah (2014) belajar dapat diartikan

sebagai suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh

perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman

individu itu sendiri dalam berinterinteraksi dengan lingkungan.

Keberhasilan belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh pemahaman baru sehingga terjadinya

perubahan perilaku. Keberhasilan belajar adalah hasil yang telah dicapai

seseorang setelah melakukan aktifitas yang membawa perubahan pada diri

seseorang atau suatu hasil yang dicapai setelah melakukan aktifitas belajar

(Vita, 2019).
6

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 19

Maret 2021 di Desa Klepukerep, Kecamatan Bantarsari tahun 2021

didapatkan hasil sepuluh data orang tua yang memiliki anak usia sekolah

yang sedang dalam pembelajaran daring. Data tersebut didapatkan hasil

tujuh orang tua mengatakan kesulitan mendampingi dalam proses

pembelajaran daring pada anak. Tiga orang tua mengatakan masih bisa

mendampingi dalam proses pembelajaran daring pada anak.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas yang menjelaskan

beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua dalam

keberhasilan pembelajaran membuat penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan

Keberhasilan Pembelajaran Daring Pada Anak Usia Sekolah Di SD Negeri

06 Bulaksari”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah “Adakah hubungan antara pola asuh orang tua dengan

keberhasilan pembelajaran daring selama pandemic covid-19 pada anak

usia sekolah di SD Negeri Bulaksari 06?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh orang

tua dengan keberhasilan metode pembelajaran daring pada anak usia

sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari.


7

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan karakteristik responden anak (usia, jenis

kelamin), orang tua (usia, jenis kelamin).

b. Mendeskripsikan pola asuh orang tua pada anak usia sekolah di

SD Negeri 06 Bulaksari.

c. Mendeskripsikan keberhasilan pembelajaran daring pada anak

usia sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari.

d. Menganalisi hubungan pola asuh orang tua dengan keberhasilan

pembelajaran daring pada anak usia sekolah di SD Negeri 06

Bulaksari.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan teori serta

menambah wawasan ilmu pengetahuan dan juga memberikan informasi

sehingga dapat menggambarkan secara nyata terkait hubungan pola

asuh orang tua dengan keberhasilan pembelajaran daring selama

pandemic covid-19 pada anak usia sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari.

2. Secara Praktis

a. Bagi mahasiswa

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi terkait dengan

hubungan pola asuh orang tua pada anak usia sekolah dasar yang

belajar online pada masa pandemic covid-19

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan wawasan terkait dengan hubungan


8

pola asuh orang tua pada anak usia sekolah dasar yang belajar

online pada masa pandemic covid-19. Selain itu juga dapat

mengaplikasikan mata kuliah metodelogi penelitian secara

langsung.

c. Bagi Responden dan Keluarga

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi terkait

dengan hubungan pola asuh orang tua pada anak usia sekolah dasar

yang belajar online pada masa pandemic covid-19. Sehingga

keluarga dapat memberikan motivasi kepada anaknya pada saat

melakukan belajar secara online dirumah.


9

E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dengan keberhasilan pembelajaran online pada anak usia sekolah di
sd negeri 06 bulaksari selama pandemi covid-19 tahun 2021 di desa klepukerep, kecamatan bantarsari, kabupaten cilacap.
Namun sudah ada beberapa penelitian tentang pembelajaran online pada anak sekolah dasar.
Table 1.1 Keaslian Penelitian
No. Penulis Tahun Judul Jenis dan Variabel Penelitian Analisis Data Hasil Penelitian
Desain
Penelitian
1. Annisa Indah Pola asuh ibu karir Jenis penelitian 37 responden ibu karir Hasil Analisis Pola asuh ibu karir dalam
Nurina., (2020) pada anak semasa ini Variabel independent: data pendidikan agama islam pada
pandemi covid 19 menggunakan Pola asuh menggunakan anak semasa pandemi covid 19
dalam pendidikan pendekatan Univariat dan di Desa Tlompakan, ibu karir
Variabel dependen:
agama islam di desa kualitatif. bivariat melakukan pola asuh demokratis
tlompakan, Ibu karir berjumlah 17 responden
kecamatan tuntang, (77,2%).
kabupaten Semarang
Tahun 2020
2. Mardiah Kalsum Penggunaan metode Jenis penelitian 100 responden guru Analisis data
Indikator metode pembagian
Nasution, (2017) pembelajaran dalam ini madrasah mean tertinggi pada metode
penelitian
peningkatan hasil menggunakan Variabel independen: perancangan (x̄ = 3,75; SD =
menggunakan
belajar siswa pendekatan Metode pembelajaran 4,157). Sedangkan mean
analisis
kuantitatif Variabel dependent: terendah adalah metode ceramah
siswa deskriptif dan
(x̄= 3,55; SD= 3,208). Variabel
inferensial
hasil belajar siswa indokator
melalui paling tinggi pada ranah afektif
analisis(x̄= 3,62; S = 4,00), sedangkan
ranah psikomotor adalah ranah
korelasi.
paling rendah (x̄= 3,51; SD=
4,779).
3. Nika Cahyati, Rita Peran orang Jenis penelitian Anak usia 5-8 tahun Hasil Analisis Orang tua dapat meningkatkan
10

Kusumah., (2020) tua dalam ini dan Orang tuanya Data di kelekatan hubungan dengan
menerapkan menggunakan peroleh anaknya dan orang tua dapat
pembelajaran metode melalui angket melihat langsung perkembangan
di rumah saat kualitatif kemampuan anaknya dalam
pandemi fenomenologis belajar.
covid-19
4. Wiwin Yulianingsih, Keterlibatan Jenis penelitian 40 responden orang descriptive Keterlibatan orangtua dalam
Suhanadji, Rivo Orangtua dalam ini adalah tua yang memiliki statics pendampingan terhadap
Nugroho, Mustakim., Pendampingan Pendekatan anak usia dini. frequencies belajar anak selama masa
(2021) Belajar Anak selama kuantitatif Variabel Independen: dan pandemic Covid-19 di PAUD
Masa Pandemi dilakukan Keterlibatan orang tua persentase.
SKB Cerme Gresik sangat
Covid-19 dengan teknik Variabel Dependen:
statistik Pendampingan belajar
baik dengan hasil persentase
deskriptif anak sebesar 82,79%.
5. Rini Harianti, Suci Pola asuh orang tua Jenis penelitian 57 responden siswa descriptive
Amin., (2016) dan lingkungan ini adalah sekolah. statics
Sejak usia sekolah anak
pembelajaran pendekatan Variabel Independen: frequencies mulai memasuki tahap awal
terhadap motivasi kualitatif Pola asuh orang tua dan dari lingkungan pembelajaran
belajar siswa dengan metode dan lingkungan persentase. formal dan tidak lagi
deskriptif pembelajaran
Variabel Dependen:
sepenuhnya berada di bawah
Motivasi belajar siswa pengawasan orangtua.
Berdasarkan umur dan jenis
kelamin subjek dalam
penelitian ini adalah siswa-
siswi sekolah cerdas kelas 1-
6 SD, berjumlah 57 orang
siswa dengan kisaran usia
antara 9-17 tahun. Sebanyak
40.4% subjek di sekolah
cerdas adalah laki-laki dan
11

59.6% subjek adalah


perempuan.
6. Bagas Kurnianto, Hubungan Pola Asuh Metode yang Responden anak dan Analisis data Hasil dalam penelitian ini
Ravita Deasy Orang Tua terhadap digunakan orang tuanya menggunakan menunjukkan bahwa terdapat
Rahmawati., Motivasi Belajar dalam penelitian analisis regresi hubungan yang positif antara
(2020) Siswa Pada ini adalah linier antara pola asuh orang tua terhadap
Pembelajaran Daring penelitian pola asuh motivasi belajar siswa serta
Masa Pandemi korelatif. orang tua terdapat hubungan positif antara
Metode yang (variabel pembelajaran daring terhadap
digunakan untuk prediktor) motivasi siswa. Simpulan dalam
pengumpulan terhadap penelitian ini adalah adanya
data yaitu motivasi hubungan yang positif antara
angket dan belajar pola asuh atau bimbingan orang
dokumentasi. (variabel tua terhadap motivasi belajar
kriteria). siswa dalam pembelajaran
daring di rumah selama
pandemi.
12

Berdasarkan penelusuran pustaka yang dilakukan terhadap beberapa hasil

penelitian diatas, dapat diketahui bahwa belum ada penelitian yang secara khusus

membahas tentang hubungan pola asuh orang tua dengan pembelajaran online

pada anak usia sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari selama pandemi covid-19 tahun

2021 di Desa Klepukerep, Kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap, dengan

demikian peneliti mengadakan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui karateristik responden baik orang tua maupun anak, dengan cara

mendampingi anak pada saat belajar online, mendampingi anak pada saat

menerima tugas secara online baik via google meet maupun whatsshap dari guru,

kendala apa saja yang dihadapi oleh orang tua selama mendampingi anak saat

belajar online, serta hubungan pola asuh orang tua pada anak saat belajar online.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pola Asuh

a. Pengertian

Pola asuh orang tua adalah suatu keseluruhan interaksi orang tua

dan anak, dimana orang tua yang memberikan dorongan bagi anak

dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan, dan nilai-nilai yang

dianggap paling tepat bagi orang tua agar anak bisa mandiri, tumbuh

serta berkembang secara sehat dan optimal, memiliki rasa percaya

diri, memiliki sifat rasa ingin tahu, bersahabat, dan berorientasi untuk

sukses (Tridhonanto, 2014).

Pola asuh adalah cara orang tua memperkenalkan anak, mendidik,

membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak dalam

mencapai proses kedewasaan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Karena sebagian besar waktu anak adalah dengan orang

tuanya, maka pintu gerbang keberhasilan anak terletak pada pola asuh

orang tuanya (Hidayat, 2016).

Pola asuh orang tua terhadap anak sangat menentukan dan

mempengaruhi kepribadian atau sifat serta perilaku anak, karena

pembentukan anak bermula atau berawal dari keluarga. Anak menjadi

baik atau buruk semua tergantung dari pola asuh orang tua dalam

keluarga (Helmawati, 2014).


14

b. Jenis-jenis Pola Asuh

Menurut (Helmawati, 2014) pola asuh dibedakan menjadi tiga jenis

yakni pola asuh otoriter, pola asuh permisif, pola asuh demokratis,

dan pola asuh situasional. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

(1) Pola Asuh Otoriter (Parent Orient)

Pola asuh otoriter (Parent Orient) umumnya mengginakan

komunikasi satu arah (one away communication). Ciri pada

pola asuh ini menekankan bahwa segala aturan orang tua harus

ditaati oleh anak. Inilah yang dinamakan win-lose solution.

Orang tua memaksakan pendapat atau keinginan pada anak dan

bertindak semaunya sendiri kepada anak, tanpa dapat dikritik

oleh anak. Anak harus menurut dan tidak boleh membantah

terhadap apa saja yang diperintahkan oleh orang tua. Anak

tidak diberi kesempatan menyampaikan menyampaikan apa

yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakannya.

Pola asuh otoriter lebih banyak menerapkan pola asuhnya

dengan aspek sebagai berikut :

a) Orang tua mengekang anak untuk bergaul dan memilah

orang yang menjadi teman anaknya

b) Orang tua memberikan kesempatan untuk berdialog,

mengeluh dan mengemukakan pendapat. Anak harus

menuruti kehendak orang tua tanpa peduli keinginan

dan kemampuan anak.


15

c) Orang tua menentukan aturan bagi anak dalam

berinteraksi baik di rumah maupun di luar rumah.

Aturan tersebut harus ditaati oleh anak walaupun tidak

sesuai dengan keinginan anak.

d) Orang tua memberikan kesempatan pada anakuntuk

berinisiatif dalam bertindak dan menyelesaikan

masalah

e) Orang tua melarang anaknya untuk berpartisipasi dalam

kegiatan kelompok.

f) Orang tua menuntut anaknya untuk bertanggung jawab

terhadap tindakan yang dilakukannya tetapi tidak

menjelaskan kepada anak mengapa harus bertanggung

jawab.

(2) Pola Asuh Permisif (Children Centered)

Pada umumnya pola asuh permisif ini menggunakan

komunikasi satu arah (one way cummication) karena meskipun

orang tua memiliki kekuasaan penuh dalam keluarga terutama

terhadap anak tetapi anak memutuskan apa saja yang di

inginkannya sendiri baik orang tua setuju ataupun tidak. Pola

ini bersifat children centered maksudnya adalah bahwa segala

aturan dan ketetapan keluarga berada ditangan anak.

Pola asuh permisif ini merupakan kebalikan dari pola asuh

otoriter (parent orient). Dalam parent orient semua keinginan

orang tua harus diikuti anak dengan baik setuju maupun tidak.
16

Sedangkan dalam pola asuh permisif orang tua harus

mengikuti keinginan anak. Strategi komunikasi dalam pola

asuh ini sama dengan pola parent orient yaitu bersifat win-lose

solution. Artinya apa yang diinginkan anak selalu dituruti dan

diperbolehkan oleh orang tua dengan kata lain orang tua

mengikuti segala kemauan anaknya.

Pola asuh ini biasanya sering disukai anak. Orang tua yang

menerapkan pola asuh permisif memberikan kekuasaan penuh

pada anak, tanpa dituntut kewajiban dan tanggung jawab,

kurang kontrol terhadap perilaku anak dan hanya berperan

sebagai pemberi fasilitas, serta kurang berkomunikasi dengan

anak. Dalam pola asuh ini anak menjadi tidak terarah, dan

mudah mengalami kesulitan dalam menghadapi larangan yang

ada di lingkungannya.

Pola asuh permisif menerapkan pola asuh dengan aspek

sebagai berikut :

a) Orang tua tidak peduli terhadap pertemanan atau

persahabatan anaknya.

b) Orang tua kurang memberikan perhatian terhadap

kebutuhan anaknya. Jarang dalam melakukan dialog

terlebih untuk meminta pertimbangan.

c) Orang tua tidak peduli terhadap pergaulan anaknya dan

tidak pernah menentukan norma-norma yang harus

diperhatikan dalam bertindak.


17

d) Orang tua tidak peduli dengan masalah yang dihadapi

oleh anaknya.

e) Orang tua tidak peduli terhadap kegiatan kelompok

yang diikuti oleh anaknya.

f) Orang tua tidak peduli anaknya bertanggung jawab atau

tidak atas tindakan yang telah dilakukan.

(3) Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis adalah pola asuh orang tua yang

menerapkan perlakuan kepada anak dalam rangka membentuk

kepribadian anak dengan cara memprioritaskan kepentingan

anak yang bersikap rasional. Pola asuh demokratis adalah

gabungan antara pola asuh permisif dan otoriter dengan tujuan

untuk menyeimbangkan pemikiran, sikap dan tindakan antara

anak dan orang tua. Pola asuh demokratis merupakan suatu

bentuk pola asuh yang memperhatikan dan menghargai

kebebasan anak, namun kebebasan itu tidak mutlak, orang tua

memberikan bimbingan yang penuh pengertian kepada anak.

Pola asuh ini memberikan kebebasan kepada anak untuk

mengemukakan pendapat, melakukan apa yang diinginkannya

dengan tidak melewati batas-batas atau aturan-aturan yang

telah ditetapkan orang tua.

Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang

memprioritaskan kepentingan anak, tetapi tidak ragu-ragu

mengendalikan mereka. Orang tua dengan perilaku ini


18

bersikap rasional selalu mendasari tindakannya pada rasio

atau pemikiran. Orang tua pada tipe ini juga memberikan

kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu

tindakan dan berpendekatan hangat kepada anaknya.

Contohnya, ketika orang tua menetapkan untuk mengetuk

pintu ketika memasuki kamar orang tua dengan diberi

penjelasan, mengajak anak untuk berdiskusi tentang hal yang

tidak boleh dilakukan anak, misalnya tidak boleh keluar dari

kamar mandi dengan telanjang, anak juga diajak berkempromi

atau belajar bermusyawarah.

Pola asuh demokratis mampu mengembangkan

kemampuan anak untuk mengontrol perilakunya sendiri

dengan hal-hal yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini

mendorong anak untuk mampu berdiri sendiri, bertanggung

jawab dan yakin terhadap diri sendiri. Daya kreativitasnya

berkembang dengan baik karena orang tua selalu merangsang

anaknya untuk mampu berinisiatif, sehingga dengan pola asuh

demokratis anak akan menjadi orang yang mau menerima

kritik dari orang lain, mampu menghargai orang lain,

mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan mampu

bertanggung jawab terhadap kehidupan sosialnya.

c. Faktor Pembentuk Pola Asuh Orang Tua

Ada beberapa factor yang berpengaruh terhadap perilaku individu

sebagai orang tua:


19

a) Kepribadian orang tua. Setiap orang tua berbeda dalam

tingkat energi, kesabaran, intelegensi, sikap dan

kematangan. Karakteristik tersebut akan mempengaruhi

kemampuan orang tua untuk memenuhi tuntutan peran

sebagai orang tua dan bagaimana tingkat sensitifitas orang

tua terhadap kebutuhan anak-anaknya.

b) Keyakinan. Keyakinan yang dimiliki orang tua mengenai

pengasuhan akan mempengaruhi nilai dari pola asuh dan

akan mempengaruhi tingkah lakunya dalam pengasuhan

anaknya.

c) Usia orang tua. Orang tua yang berusia muda cenderung

lebih demokratis dibandingkan dengan orang tua yang

berusia tua.

d) Pendidikan orang tua. Orang tua yang telah mendapatkan

pendidikan yang tinggi, dan mengikuti kursus dalam

mengasuh anak akan lebih mendorong anak untuk mandiri

namun tetap memberi batasan dan mengendalikan tindakan-

tindakan mereka, juga memberi kesempatan kepada anak

untuk berdialog secara verbal, dibandingkan dengan orang

tua yang tidak mendapatkan pendidikan dan pelatihan

dalam mengasuh anak.

e) Kemampuan anak. Orang tua akan membedakan perlakuan

yang akan diberikan untuk anak yang berbakat dengan anak

yang memiliki masalah dalam perkembangannya.


20

2. Orang Tua

a. Pengertian

Orang tua sebagai pendidik dasar bagi anak tentunya memiliki

tanggung jawab yang besar, dijelaskan pula bahwa peran orang tua

merupakan segala sesuatu yang harus dikerjakan oleh orang tua bagi

anaknya atau dapat juga dikatakan sebagai tanggung jawab. Bentuk

tanggung jawab orang tua yang utama adalah menjaga dan melindungi

semua anggota keluarganya, termasuk anaknya (Pujianto, 2018).

Menurut kamus besar bahasa indonesia orang tua dalam arti khusus

adalah manusia yaitu ayah dan ibu kandung, orang tua yang menjadi

kepala keluarga. Orang tua adalah sebagai persekutuan hidup terkecil

dari masyarakat negara yang luas. Menjadi orang tua berarti

mengemban fungsi sebagai ayah dan ibu (Syaifudin, 2011).

3. Keberhasilan Pembelajaran

a. Pengertian

Keberhasilan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

perihal (keadaan) berhasil. Keberhasilan merupakan hasil yang

diperoleh dari tujuan yang direncanakan sebelumnya (Noka, 2019).

Menurut Slameto dalam Nugroho dan Na’imah (2014) belajar dapat

diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan individu untuk

memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai

hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinterinteraksi

dengan lingkungan.
21

Keberhasilan belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh pemahaman baru sehingga terjadinya

perubahan perilaku. Keberhasilan belajar adalah hasil yang telah

dicapai seseorang setelah melakukan aktifitas yang membawa

perubahan pada diri seseorang atau suatu hasil yang dicapai setelah

melakukan aktifitas belajar (Vita, 2019).

b. Indikator Keberhasilan Pembelajaran

Kurikulum 2013 (Komkat, 2018) mengatakan bahwa predikat

untuk pengetahuan dan keterampilan, didasarkan pada KBM

(Ketuntasan Belajar Minimal) masing-masing sekolah. Nilai predikat

pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut :

1) A = 91-100 (Tuntas dengan sangat baik)

2) B = 83- 90 (Tuntas dengan baik)

3) C = 75-82 (Tuntas dengan cukup)

4) D = <75 (Tidak tuntas)

Indikator keberhasilan dapat dilihat pada dua kategori, yaitu

pada proses pembelajaran yang diperoleh dari data kualitatif dan hasil

pembelajaran yang diperoleh dari data kuantitatif. Kategori

keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari Penilaian

sikap/afektif siswa (motivasi siswa) seperti jujur, disiplin, peduli,

santun, dan bersungguh-sungguh. Kategori keberhasilan pada motivasi

belajar minimal pada tingkat “baik”. Nilai afektif/ motivasi siswa jika

dikonversi adalah sebagai berikut :


22

1) A = ≥ 85 (Sangat baik)

2) B = 75 – 84 (Baik)

3) C = 65 – 74 (Cukup)

4) D = 55 – 64 (Kurang)

5) E = < 55 (Sangat kurang)

Pada kategori keberhasilan mengenai hasil pembelajaran dapat

dilihat dari penguasaan dan pemahaman siswa terhadap kompetensi

sistem koordinasi. Keberhasilan pada hasil pembelajaran ditandai

dengan jumlah siswa yang memiliki nilai sama atau lebih dari nilai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 70) mencapai 80%, dan jika

jumlah siswa yang memiliki nilai dibawah nilai KKM tidak mencapai

80% maka proses pembelajaran tidak berhasil (gagal), sehingga harus

dilakukan siklus kedua, ketiga dan seterusnya.

c. Kriteria Keberhasilan Pembelajaran

1. Keberhasilan peserta didik menyelesaikan serangkaian test, baik

test formtif, test sumatif, maupun test ketrampilan yang mencapai

tingkat keberhasilan rata-rata 60%.

2. Setiap keberhasilan tersebut dihubungkan dengan standart

kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan oleh

kurikulum, tingkat ketercapaian kompetensi ini ideal 75%.

3. Ketercapaian keterampilan fokasional atau praktik bergantung

pada tingkat resiko dan tingkat kesulitan, ditetapkan idelnya

sebesar 75%.
23

d. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajran Daring

Menurut Hamdani (2011) faktor yang mempengaruhi

keberhasilan pembelajaran digolongkan menjadi dua yaitu faktor

eksternal dan internal.

a) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta

didik yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu:

1) Keadaan Keluarga

Pola asuh orang tua terhadap anak sangat berpengaruh dalam

keadaan keluarga untuk menentukan dan mempengaruhi

kepribadian atau sifat serta perilaku anak, karena pembentukan

anak bermula atau berawal dari keluarga. Anak menjadi baik

atau buruk semua tergantung dari pola asuh orang tua dalam

keluarga.

2) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang

sangat dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh

karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong

siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi

cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-

alat pelajaran, dan kurikulum.

3) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat juga merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses


24

pelaksanakan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat

berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak, sebab

dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul

dengan lingkungan tempat anak berada.

b) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar, antara

lain:

(1)Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis atau jasmaniah adalah kondisi fisik

yang terdapat dalam diri individu. Apabila keadaan

jasmani individu dalam keadaan bugar dan sehat maka

akan mendukung hasil belajar, sebaliknya jika badan

individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat

maka akan menghambat hasil belajar.

(2)Faktor Psikologis

(a) Minat

Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap

pembelajaran. Apabila seseorang mempunyai

minat yang tinggi terhadap sesuatu, akan terus

berusaha untuk melakukan, sehingga apa yang

diinginkannya tercapai.
25

(b) Kecerdasan

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai

kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan

keadaan yang dihadapinya.

(c) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa

yang akan datang. Setiap orang memiliki bakat

dalam artian berpotensi untuk mencapai prestasi

sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas

masing-masing.

(d) Motivasi

Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam

mencapai tujuan sehingga semakin besar

kesuksesan belajarnya.

(e) Sikap

Sikap yaitu suatu kecenderungan terhadap reaksi

suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak

suka atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat

dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan,

dan keyakinan. Siswa harus memiliki sikap positif

(menerima) kepada sesama siswa atau kepada

gurunya. Sikap positif ini akan menggerakan anak

untuk belajar. Adapun siswa harus ada sikap


26

negatif (menolak) kepada sesama siswa atau

gurunya tidak akan mempunyai kemauan untuk

belajar.

4. Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring)

a. Pengertian

Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang

dilakukan dengan tidak bertatap muka langsung, tetapi menggunakan

platform yang dapat membantu proses belajar mengajar yang

dilakukan meskipun jarak jauh (Sofyana & Abdul, 2019). Menurut

Thome pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dalam

pelaksanaannya memanfaatkan teknologi multimedia, kelas virtual,

video, email, telfon suara, video streaming online (Kuntarto, 2017).

Menurut Bilfaqih (2015) dalam pembelajaran daring siswa

diberikan materi berupa rekaman video atau slideshow, dengan tugas

mingguan yang harus diselesaikan siswa dengan batas waktu yang

telah ditentukan. Menurut Rusman (2011) setidaknya harus ada

prinsip urtama dalam pembelajaran berbasis daring learning di

antaranya:

1) Interaksi

Kapasitas komunikasi dengan orang lain yang tertarik pada topik

yang sama atau menggunakan pembelajaran berbasis learning.

Hal ini berarti mereka yang terlibat dalam pembelajaran berbasis

daring learning tidak berkomunikasi dengan mesin melainkan

dengan orang lain (baik siswa maupung guru) yang kemungkinan


27

tidak berada pada lokasi dengan waktu yang sama. Interaksi tidak

hanya menyediakan keterhubungan isi, dimana setiap orang dapat

membatu yang satu dengan yang lain untuk memahami isi materi

dengan berkomunikasi.

2) Ketergunaan

Ketergunaan adalah bagaimana bisa pembelajaran yang berbasis

daring learning ini menciptakan lingkungan belajar yang

konsisten dan sederhana, sehingga siswa tidak mengalami

kesulitan baik dalam proses pembelajaran.

b. Tujuan Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring bertujuan untuk memberikan layanan

pemebelajaran bermutu secara dalam jaringan (daring) yang bersifat

masif dan terbuka untuk menjangkau siswa yang lebih luas.

c. Manfaat Pembelajaran Daring

1) Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan dengan

memanfaatkan multimedia secara efektif dalam pembelajaran

2) Meningkatkan keterjangkauan pendidikan dan pelatihan yang

bermutu melalui penyelenggaraan pembelajaran dalam jaringan.

d. Karakteristik Pembelajaran Daring

Berdasarkan situasi yang berkembang, pembelajaran dalam jaringan

memiliki karakteristik yang utama sebagai berikut:

1) Daring

Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang diselenggarakan

melalui jejaring web. Setiap mata pelajaran menyediakan materi


28

dalam bentuk video atau slideshow, dengan tugas-tugas mingguan

yang harus dikerjakan dengan batas waktu pengerjaan yang telah

ditentukan dan beragam sistem penilaian.

2) Masif

Masif adalah sesuatu yang terjadi secara besar-besaran atau dalam

skala luas. Jadi dalam pembelajaran daring terdapat jumlah

partisipan tanpa batas yang diselenggarakan melalui jejaring web.

3) Terbuka

Sistem pembelajaran daring bersifat terbuka, artinya terbuka

aksesnya bagi kalangan pendidikan, industri, usaha dan khalayak

masyarakat umum. Dengan syarat terbuka, tidak ada syarat

pendaftaran khusus bagi pesertanya. Siapa saja, dengan latar

belakang apa saja dan pada usia berapa saja, bisa mendaftar. Hak

belajar tak mengenal latar belakang dan batas usia (Bilfaqih, 2015).

e. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring

Menurut Suhery ddk, (2020) pembelajaran dalam jaringan memiliki

kelebihan yakni:

1) Pengajar dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui

internet secara kapan saja, tanpa dibatasi jarak, tempat, dan waktu.

2) Pengajar dan siswa dapat menggunakan bahan ajar yang teratur dan

terjadwal melalui internet.

3) Siswa dapat mengulang materi setiap saat dan dimana saja apabila

diperlukan. Siswa akan lebih mudah mendapatkan tambahan


29

informasi yang berkaitan dengan bahan ajar yang dipelajarinya

melalui internet.

4) Pengajar maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet

yang bisa diikuti dengan jumlah siswa yang banyak.

5) Pembelajaran menjadi lebih efisien karena dapat dilakukan kapan

saja dan dimana saja terutama bagi mereka yang tempat tinggalnya

lebih jauh.

Menurut suhery dkk, (2020) kelebihan pembelajaran dalam

jaringan juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan, yaitu sebagai

berikut:

a) Pembelajaran yang dilakukan cenderung lebih ke tugas yang

diberikan oleh guru melalui buku yang diberikan.

b) Pengajar dituntut untuk lebih menguasai teknik pembelajaran

dengan menggunakan Information Communication Technologi

(ICT).

c) Siswa yang kurang motivasi belajarnya cenderung gagal.

d) Belum meratanya fasilitas internet yang tersedia di tempat yang

bermasalah dengan listrik, telefon, dan computer.

Namun kekurangan yang paling menonjol adalah pengajar dan

siswa belum terbiasa dengan adanya pemebelajaran dalam

jaringan (daring). Apalagi dalam pembelajaran daring

menggunakan aplikasi melalui Smarthphone ataupun Laptop

karena tidak semua pengajar dan siswa bisa menggunakan

media tersebut, terutama untuk anak tingkat Sekolah Dasar yang


30

masih minim pengetahuan dalam menggunakan media

elektronik.

5. Anak Usia Sekolah

a. Pengertian

Anak usia sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun,

memiliki fisik lebih kuat yang mempunyai sifat individual serta aktif

dan tidak bergantung pada orang tua. Anak usia sekolah ini

merupakan masa dimana terjadi perubahan yang bervariasi pada

pertumbuhan dan perkembangan anak yang akan mempengaruhi

pembentukan karakteristik dan kepribadian anak. Periode usia sekolah

ini menjadi pengalaman inti anak yang dianggap mulai bertanggung

jawab atas perilakunya sendiri dal hubungan dengan teman sebaya,

orang tua dan lainnya. Selain itu usia sekolah merupakan masa dimana

anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan dalam menentukan

keberhasilan untuk menyesuaikan diri pada kehidupan dewasa dan

memperoleh keterampilan tertentu (Diyantini, 2015).

Selama masa SD terjadi perkembangan kognitif yang pesat pada

anak. Anak mulai belajar membentuk sebuah konsep, melihat

hubungan, dan memecahkan masalah pada situasi yang melibatkan

objek konkret dan situasi yang tidak asing lagi bagi dirinya. Anak juga

sudah mulai bergeser dari pemikiran egosentris ke pemikiran yang

objektif (Slavin, 2011).

b. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar


31

Anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik yang unik.

Berbagai teori membahas tentang karakteristik anak usia sekolah dasar

sesuai dengan aspek-aspek yang ada pada anak. Beberapa teori

tersebut di antaranya yaitu teori kognitif, teori psikososial, teori moral,

teori perkembangan fisik dan motorik. Konsep-konsep sebagai

berikut:

1. Perkembangan Kognitif Anak Usia SD

Selama masa SD terjadi perkembangan kognitif yang pesat

pada anak. Anak mulai belajar membentuk sebuah konsep, melihat

hubungan, dan memecahkan masalah pada situasi yang melibatkan

objek konkret dan situasi yang tidak asing lagi bagi dirinya. Anak

juga sudah mulai bergeser dari pemikiran egosentris ke pemikiran

yang objektif (Slavin, 2011).

2. Perkembangan Psikososial Anak Usia SD

Proses perkembangan ini anak diharapkan mengerti orang

lain, yang berarti mampu menggambarkan ciri- cirinya, mengenali

apa yang dipikirkan, dirasakan dan diinginkan serta dapat

menempatkan diri pada sudut pandang orang lain, tanpa kehilangan

dirinya sendiri, meliputi perubahan pada relasi individu dengan

orang lain, perubahan pada emosi dan perubahan kepribadian

(Desmita, 2017).

3. Perkembangan Moral Anak Usia SD

Anak usia SD berada pada tingkat konvensi di mana

moralitas dinilai berdasarkan interaksi dengan teman sebaya seperti


32

pada tahap otonom Piaget. Pada tingkat konvensi, anak mampu

mempertimbangkan perasaan orang lain ketika mengambil

keputusan moral (Slavin, 2011). Perilaku anak yang baik seperti

jujur, disiplin, hormat, taat dan lainnya merupakan sikap yang

dituntut ada pada diri anak, karena akan terus berkembang sampai

anak dewasa dan memiliki keturunan (Nauli dkk., 2019).

Perkembangan moral berkaitan erat dengan tingkat pengendalian

diri yang dapat dilakukan seseorang terkait dengan aturan sosial

(Ozbey, 2014). Anak-anak membangun moralitas melalui interaksi

timbal balik dengan lingkungannya (Dahl & Killen, 2018).

4. Perkembangan Fisik dan Motorik Anak Usia SD

Perkembangan fisik adalah pertumbuhan dan perubahan

yang terjadi pada tubuh seseorang. Perubahan yang paling jelas

terlihat adalah perubahan pada bentuk dan ukuran tubuh

seseorang. Perkembangan motorik (motor development) adalah

perubahan yang terjadi secara progressif pada kontrol dan

kemampuan untuk melakukan gerakan yang diperoleh melalui

interaksi antara faktor kematangan (maturation) dan latihan atau

pengalaman (experiences) selama kehidupan yang dapat dilihat

melalui perubahan/pergerakan yang dilakukan. (Rini Hildayani,

2016).

Perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik

kasar dan motorik halus. Motorik kasar melibatkan otot-otot besar

dan motorik halus melibatkan otot-otot kecil. Gerakan-gerakan


33

yang dilakukan oleh anak melibatkan otot dan anak pada masa

tataran usia dini lebih cenderung aktif/lebih senang bergerak,

lebih senang melakukan percobaan atau praktik, lebih senang

bermain baik permainan yang membutuhan banyak energi

maupun permainan yang hanya menampakkan sedikit gerakan.

Sedikit ataupun banyak gerakan yang dilakukan tetap melibatkan

otot, sehingga perkembangan motorik sangat menunjang aspek

perkembangan yang lain. Seperti yang dipaparkan oleh Sher

(2009) gross motor activities requiring coordination, such as

various types of sports, or even tasks, such as jumping forward.

Motorik kasar merupakan aktivitas fisik yang memerlukan

koordinasi seperti berbagai jenis olah raga atau tugas-tugas

sederhana seperti gerakan melompat. Diperjelas oleh Decaprio

(2013) motorik kasar merupakan gerakan tubuh dengan

menggunakan otot-otot besar ataupun sebagian besar otot yang

ada dalam tubuh maupun seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi

oleh kematangan diri.

6. Covid-19 (Coronavirus Diseases)

Pada awal tahun 2020 tepatnya pada bulan Maret, Indonesia dikejutkan

dengan mewabahnya suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang

bernama Coronavirus Diseases atau dikenal dengan istilah Covid-19.

Diketahui awal kemunculan virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok yang

ditemukan pada akhir tahun 2019. Virus ini dapat menyebabkan timbulnya

penyakit ringan hingga menyebabkan kematian pada penderitanya. Covid-


34

19 adalah penyakit yang sebelumnya belum pernah ditemukan pada

manusia karena tergolong jenis baru yang disebabkan oleh virus. Gejala

umum pada infeksi virus ini antara lain gejala gangguan pernapasan akut

seperti batuk, demam, dan sesak napas.

Masa dari inkubasi virus ini sekita 5-7 hari dengan masa inkubasi

terpanjang yaitu 14 hari. Infeksi Covid-19 dapat menimbulkan gejala

ringan, sedang, atau berat. Gejala klinis yang timbul yaitu demam

(suhu>38 ̊C), batuk, dan kesulitan bernafas. Setengah dari beberapa pasien

timbul sesak dalam satu minggu. Berikut sindrom klinis yang dapat

muncul jika terinfeksi:

a. Tidak berkomplikasi

Kondisi ini merupakan suatu kondisi teringan. Gejala yang muncul

merupakan gejala yang tidak spesifik. Gejala utama yang muncul

seperti demam, bantuk, disertai nyeri tenggorokan, sakit kepala, dan

nyeri otot.

b. Pneumonia ringan

Gejala utama yang muncul seperti demam, batuk, sesak nafas. Namun

tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak pneumonia ringan

ditandai dengan batuk dan kesulitan bernafas.

c. Pneumonia berat

Gejala yang muncul pada pneumonia ini demam atau infeksi saluran

nafas dengan tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi nafas:

30x/menit), distress pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien

<90%. Virus ini semakin cepat menyebar keberbagai negara lain yang
35

dibawa oleh para wisatawan yang berkunjung ke negara lain yang tanpa

sadar telah terpapar virus corona sehingga mereka tanpa sadar pula

menyebarkan virus tersebut. Kasus penyebaran virus corona ini

semakin bertambah setiap harinya di negara Indonesia. Virus ini

membuat kehidupan manusia tersendat bahkan lumpuh di berbagai

sektor, mulai dari sektor perekonomian, sektor kesehatan sampai

dengan sektor pendidikan. Dari kasus yang muncul pemerintah

Indonesia banyak mengambil kebijakan sebagai upaya untuk memutus

mata rantai penyebaran Covid-19. Pemerintah memutuskan untuk

melakukan lockdown wilayah, penghentian segala aktivitas di luar

rumah termasuk belajar di sekolah.


36

B. KERANGKA TEORI
Tujuan pembelajaran
daring:
 Untuk memberikan
Kebijakan layanan pembelajaran
Jenis-jenis pola asuh: Anak Usia Sekolah Pandemic covid-19 bermutu secara daring
pembelajaran daring
1. Pola asuh otoriter yang bersifat massif dan
2. Pola asuh permisif terbuka
3. Pola asuh demokratis
Manfaat pembelajaran daring:
1) Meningkatkan mutu
pendidikan
Faktor yang mempengaruhi
keberhasilan pembelajaran: Keberhasilan Pembelajaran Daring 2) Meningkatkan
a) Faktor Eksternal keterjangkauan pendidikan
1) Pola Asuh Orang Tua yang bermutu melalui
2) Keadaan sekolah penyelenggaraan
3) Lingkungan masyarakat pembelajaran daring.
b) Faktor Internal
1) Faktor Fisiologis Kriteria keberhasilan pembelajaran
2) Faktor Psikologis Indikator keberhasilan daring: Karakteristik pembelajaran
pembelajaran: 1. Keberhasilan dalam daring:
• A = ≥85 (Sangat baik) menyelesaikan test 1. Daring
• B = 75-84 (Baik) 2. Keberhasilan standart kompetensi 2. Massif
• C = 65-74 (Cukup) dan kompetensi dasar 3. Terbuka
Faktor pembentuk pola • D = 55-64 (Kurang)
• E = <55 (Sangat kurang)
3. Kecapaian ketrampilan fokasional
asuh orang tua: atau praktik
a) Kepribadian orang tua
b) Keyakinan
c) Usia orang tua
d) Pendidikan orang tua
e) Kemampuan anak

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Tridhonanto (2014), Helmawati (2016), Deni Pujianto (2018), Kuntarto (2017), Bilfaqih (2015), Suhery (2020), Dhiantini (2015), Aunumrahman (2013), Hamdani (2011).
BAB III

METODE PENELITIAN

A. KERANGKA KONSEP

Variabel Independent
Variabel Dependent

Pola asuh orang tua Keberhasilan pembelajaran


daring

Faktor yang mempengaruhi


keberhasilan pembelajaran:
a. Faktor Eksternal
1. Keadaan sekolah
2. Lingkungan
masyarakat
b. Faktor Internal
1. Faktor Fisiologis
2. Faktor Psikologis:
minat dan bakat

Bagan 3.1 Kerangka konsep

Keterangan:
: Area yang diteliti

: Area yang tidak diteliti


38

B. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau

dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian

tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini

dapat benar atau salah. (Notoatmodjo, 2018)

Hipotesis diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara, mungkin

benar mungkin juga salah. Meskipun hipotesis adalah suatu dugaan namun

hipotesis tidaklah asal membuat. Dugaan tersebut didasarkan atas teori-teori

yang terdapat di dalam berbagai buku, atau hasil-hasil penelitian terdahulu

yang pernah dilakukan. (Machfoedz, 2013)

Hipotesis adalah pernyataan awal peneliti mengenai hubungan antar

variabel yang merupakan jawaban peneliti tenang kemungkinan hasil

penelitian. Didalam pernyatan hipotesis terkandung variabel yang akan diteliti

dan hubungan antar variabel-variabel tersebut. Pernyataan hipotesis

mengarahkan peneliti untuk menentukan desain penelitian, teknik pemilihan

sampel, pengumpulan dan metode analisis data (Dharma, 2011).

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

1. Hipotesis alternatif (Ha)

Terdapat hubungan anatara pola asuh orang tua dengan keberhasilan

pembelajaran daring pada anak usia sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari.

2. Hipotesis nol (H0)

Tidak terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan keberhasilan

pembelajaran daring pada anak usia sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari.


39

C. VARIABEL PENELITIAN

Wijayanti (2019) menjelaskan bahwa variabel adalah suatu konsep

atau konstruk yang memiliki variasi (dua atau lebih) nilai dan nilai yang

melekat dalam variabel dapat berupa angka atau kategori. Sedangkan

menurut Notoatmodjo (2018), variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang

dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang

dimiliki oleh kelompok lain. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu

variabel independent, dan variabel dependent.

1. Variabel Independent

Variabel independent atau variabel bebas disebut juga variabel sebab

yaitu karakteristik dari subjek yang dengan keberadaannya menyebabkan

perubahan pada variabel lainnya (Dharma, 2011). Variabel independent pada

penelitian ini adalah pola asuh orang tua.

2. Variabel Dependent

Variabel dependent atau variabel terikat adalah variabel akibat atau

variabel yang akan berubah akibat pengaruh atau perubahan yang terjadi

pada variabel independent (Dharma, 2011). Variabel dependent pada

penelitian ini adalah keberhasilan pembelajaran daring anak usia sekolah.

D. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional merupakan definisi yang menyatakan

seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa

yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-

rujukan empiris (artinya kita harus bisa menghitung, mengukur atau dengan
40

cara yang lain dapat mengumpulkan informasi melalui penalaran kita)

(Wijayanti, 2019).

Table 3.1 Definisi Operasional


41

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1.
Variabel Independent
a. Pola asuh Pola asuh orang tua Cara ukur : Data Nominal
orang tua adalah suatu Mengkaji jenis disajikan
keseluruhan interaksi pengasuhan berdasarkan
total skor
orang tua dan anak, orang tua kepada
jawaban
yangmana orang tua anak dalam dibagi
memberikan membimbing, menjadi 3
dorongan bagi anak pengambilan kategori
dengan mengubah keputusan, yaitu :
pengetahuan, sikap, aturan, 1. Permisi
perilaku dan komunikasi serta sf : jika
kedisiplinan untuk kedisiplinan. jumlah
skor c >
mencapai
a dan b
keberhasilan Alat ukur :
2. Otoriter
pembelajaran anak Kuesioner B : jika
usia sekolah di SD yang terdiri dari jumlah
Negeri 06 Bulaksari. 24 pertanyaan skor b >
dengan skala a dan c
Likert dengan 4
alternatif jawaban
3. Demokr
: atis :
Untuk pernyataan jika
jumlah
favourable: skor a >
Sangat Tidak b dan c
Setuju (1), Tidak
Setuju (2), Setuju
(3), Sangat Setuju
(4),
Untuk pernyataan
unfavourable :
Sangat Setuju (1),
Setuju (2), Tidak
Setuju (3), Sangat
Tidak Setuju (4).
2. Variabel Dependent
Keberhasilan Keberhasilan Data ini Data Ordinal
pembelajaran pembelajaran, adalah diperoleh dari disajikan
daring anak tercapainya nilai raport siswa meliputi
usia sekolah kompetensi yang semester gasal aspek
meliputi tahun pelajaran ketrampilan
pengetahuan, 2020/2021. , dan
ketrampilan atau pengetahua
nilai selama n dengan
pembelajaran daring kategori :
yang mengacu pada A = ≥85
standar kompetensi (Sangat
dalam kurikulum di baik)
SD Negeri 06 B = 75-84
Bulaksari. (Baik)
C = 65-74
(Cukup)
D = 55-64
(Kurang)
E = <55
(Sangat
kurang)
42

E. DESAIN PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi

cross sectional. Pengumpulan data dan informasi serta pengukuran antara

variabel independen dan dependen dilakukan pada waktu yang sama. Desain

studi cross sectional ini cocok digunakan untuk menganalisis subjek

penelitian dalam jumlah besar karena mudah dilaksanakan, sederhana,

ekonomis dalam hal waktu dan hasilnya dapat diperoleh dengan cepat

(Notoatmodjo, 2018).

Desain cross sectional adalah suatu desain penelitian epidemiologi

yang mempelajari prevalensi, distribusi, maupun hubungan penyakit dan

paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan, penyakit,

atau karakteristik kesehatan lainnya secara serentak, pada individu – individu

dari suatu populasi dalam satu saat Murti ( Wijayanti, 2019).

F. POPULASI DAN SAMPEL

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2014).

Sedangkan menurut (Sugiyono, 2011) populasi adalah wilayah generalisasi

yang berdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua

yang mendampingi belajar anak selama masa pandemi kelas IV dan V di SD

Negeri Bulaksari 06 yang berjumlah 44 orang.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi, sedangkan teknik pengambilan sampel disebut dengan

sampling (Sugiyono, 2016). Sampel adalah sebagian dari populasi yang


43

diambil dengan menggunakan teknik sampling, jumlahnya ditentukan oleh

rumus atau suatu formula, dengan tujuan untuk mewakili populasi dalam

suatu uji olah data dari suatu penelitian tertentu. (Machfoedz, 2013). Sampel

yang diambil dalam penelitian ini adalah orang tua dan anak usia sekolah

kelas IV, V di SD Negeri 06 Bulaksari

a. Teknik pengambilan sampel

Pada penelitian ini peneliti menggunakan total sampling. Total

sampling adalah teknik pengambilan sampling dimana jumlah sampel sama

dengan populasi. Alasan mengambil total sampling yaitu karena jumlah

populasi yang kurang dari 100 responden.

b. Kriteria sampel

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo,

2012). Berikut kriteria inklusi dalam penelitian ini:

a) Semua orang tua dan anak usia sekolah yang ada di SD Negeri 06

Bulaksari kelas IV, V.

b) Orang tua dan anak yang bertempat tinggal di Desa Bulaksari

c) Orang tua yang bisa baca tulis

d) Orang tua dari anak usia sekolah yang tidak mengikuti ekstrakurikuler

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria ekslusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang

tidak bisa dijadikan sebagai sampel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Orang


44

tua yang tidak hadir saat dilakukan penelitian. Berikut kriteria eksklusi

dalam penelitian ini:

a) Orang tua yang sakit atau menolak saat dilakukan proses penelitian.

b) Orang tua yang tidak bersedia menjadi responden.

c. Besar sampel

Besar sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 44 responden.

G. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 06 Bulaksari Desa Bulaksari

Dusun Klepukerep.

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 06 Bulaksari pada bulan Mei

sampai dengan bulan Juni 2021.

H. ETIKA PENELITIAN

Aqdia (2019) mengatakan bahwa etika penelitian mempunyai

tujuan untuk melindungi hak dan kewajiban responden maupun peneliti.

Menurut Notoatmodjo (2018), kode etik penelitian adalah suatu pedoman

etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara

pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang

akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut. Secara garis besar, dalam

melaksanakan sebuat penelitian ada empat prinsip yang harus dipegang

teguh:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)


45

Peneliti mempertimbangkan hak – hak subjek penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan penelitian. Disamping itu peneliti

memberikan kebebasan kepada subjek penelitian untuk memberikan

informasi atau tidak memberikan informasi. Peneliti menghormati harkat

dan martabat subjek penelitian, peneliti akan mempersiapkan formulir

persetujuan subjek (informed concent) yang meliputi :

a. Penjelasan manfaat penelitian

b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang

ditimbulkan

c. Penjelasan manfaat yang didapatkan

d. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan

subjek berkaitan dengan prosedur penelitian

e. Persetujuan subjek dapat mengundurkan diri sebagai objek penelitian

kapan saja

f. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan terhadap identitas dan informasi

yang diberikan oleh responden

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for

privacy and confidentiality)

Peneliti menjamin kerahasiaan subjek penelitian dan kelompok

data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian dengan tidak

mempublikasikan keterikatan informasi yang diberikan dengan identitas

responden. Dalam analisis dan penyajian data peneliti hanya

mendeskripsikan responden melalui isian kuisioner tersebut. Peneliti

menjamin privacy responden dengan tetap menjaga semua kerahasiaan


46

isian dalam kuisioner dan hanya menanyakan hal-hal yang berkaitan

dengan penelitian serta semua informasi responden akan diubah dengan

menggunakan coding dan digunakan untuk kepentingan penelitian

3. Keadilan dan keterbukaan (respect for justice and inclusiveness)

Semua subjek penelitian memperoleh perlakuan yang sama dalam

pemilihan sampel tanpa membedakan gender, agama, etnis, dan

sebagainya. Apabila responden mengalami ketidaknyamanan selama

pengisian kuesioner, peneliti memberikan kesempatan kepada responden

untuk menyampaikan ketidaknyamanannya, kemudian responden dapat

diajukan pilihan untuk menghentikan penelitian.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (Balancing

Harms and Benefits)

Peneliti berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan bagi

subjek.

I. ALAT PENGUMPULAN DATA

1. Jenis Data

Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu

kuesioner dan lembar observasi. Lembar observasi adalah suatu cara

pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan pencatatan secara

sistematis terhadap obyek yang akan diteliti. Lembar observasi dilakukan

oleh peneliti dengan cara pengamatan dan pencatatan mengenai

pelaksanaan pembelajaran dikelas. Kuesioner adalah alat ukur yang

terstruktur, karena bagian-bagiannya disusun secara berurutan, mulai dari

judul kuesioner, petunjuk pengisian, pertanyaan mengenai karakteristik


47

responden dan daftar item pertanyaan utama. (Dharma, 2011). Jenis data

berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi 2 jenis. Yaitu data primer

dan data sekunder (Khrisna, 2017).

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diambil dari sebuah penelitian

dengan menggunakan instrumen yang dilakukan pada saat tertentu dan

hasilnya pun tidak dapat digeneralisasikan hanya dapat menggambarkan

keadaan pada saat itu seperti kuesioner. Data primer pada penelitian ini

didapatkan dari hasil pengisian checklist untuk mengetahui karakteristik

responden dan mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan

keberhasilan metode pembelajaran daring.

b. Data Sekunder

Menurut Saryono (2010) data sekunder adalah data yang didapatkan

melalui pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek

penelitiannya, biasanya berupa data dokumentasi atau data laporan yang

tersedia. Data sekunder dari penelitian ini didapatkan dari nilai raport

semester gasal siswa SD Negeri 06 Bulaksari kelas IV, V.

2. Instrument Penelitian

Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan untuk melakukan

pengumpulan data dengan cara apapun (Notoatmodjo, 2018). Kuesioner

dalam peneitian ini adalah :

a. Kuesioner A untuk mengetahui data demografi responden yang

meliputi (usia dan jenis kelamin) anak dan (usia, jenis kelamin, dan

pendidikan) orang tua.


48

b. Kuesioner B yang berisi pernyataan untuk mengetahui pola asuh orang

tua kepada anak yang terdiri dari tiga komponen yaitu pola asuh

demokrasi (a), otoriter (b) dan permisif (c), terdiri dari 24 pernyataan.

Penentuan skor nilai dengan menggunakan skala Likert dengan jawaban

: Untuk pernyataan favourable : Sangat Tidak Setuju (1), Tidak Setuju

(2), Setuju (3), Sangat Setuju (4). Sedangkan untuk pernyataan

unfavourable : Sangat Setuju (1), Setuju (2), Tidak Setuju (3), Sangat

Tidak Setuju (4). Penulis menggunakan instrument dari Sari et al.,

(2019) dan sudah mendapatkan izin. Berikut adalah kisi-kisi instrumen

dalam penelitian yang terdapat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Sub Indikator No Item Jumlah


Variabel
F U
Pola Asuh a. Pola - Peraturan 1,2,3 - 3
Asuh dan disiplin
Demokra dengan
tis memperhatik
an anak 4 - 1
- Menghadapi
anak dengan
49

tenang 5 6 2
- Saling
menghormati 7,8 - 2
- Komunikasi
dua arah

b. Pola - Menghukum 9 - 1
Asuh anak dengan
Otoriter mencari
alasannya
- Perintah dan 10 11 2
larangan
yang mutlak
- Disiplin 12 - 1
yang
dipaksakan
- Menggunaka 13,14 - 2
n kekerasan
fisik dalam
menghukum
- Pengambilan 15 16 2
keputusan
hanya dari
orang tua
c. Pola - Tidak ada 17 18 2
Asuh monitor dan
Permisif bimbingan
- Bersikap 19,20 21 3
pasif dan
masa bodoh
- Anak bebas 22 23 2
bertingkah
laku
- Hubungan - 24 1
dengan
keluarga
kurang
Jumlah 16 8 24

c. Lembar Observasi

Lembar observasi ini digunakan sebagai panduan penulis dalam

mengadakan pengamatan terhadap jalannya penelitian. Hal ini


50

dilakukan untuk mengetahui perkembangan siswa selama

pembelajaran daring dilaksanakan.

Table 3.3 Lembar Observasi Pengetahuan dan Keterampilan Siswa

Nama Peserta Didik :

Kelas :

Semester :

No. Mapel Pengetahuan Keterampilan


Nilai Predikat Nilai Predikat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

3. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Uji Validitas adalah suatu derajat ketepatan/kelayakan instrumen

yang digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur. Validitas

adalah derajat yang menunjukan dimana suatu tes mengukur apa yang

hendak diukur. Validitas mengacu pada sejauh mana akurasi suatu tes

atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya (Dahlan, 2015).

Uji validitas instrumen dilakukan untuk menunjukkan keabsahan dari

instrumen yang akan dipakai pada penelitian. Dharma (2011)

menjelaskan bahwa validitas adalah syarat mutlak bagi suatu alat ukur
51

agar dapat digunakan dalam suatu pengukuran. Suatu penelitian

meskipun didesain dengan tepat, namun tidak akan memperoleh hasil

penelitian akuirat jika menggunakan alat ukur yang tidak valid.

Alat ukur dapat dikatakan valid jika benar-benar sesuai dan menjawab

secara cermat tentang variabel yang akan diukur. Uji validitas yang

dilakukan adalah uji validitas dilihat dari konten dan tata bahasa yang

dikonsulkan pada ahlinya. Instrumen yang dipakai pada penelitian ini

berupa kuesioner yang diambil dari data kuesioner skripsi Ernasari

(2019) penulis telah mendapatkan ijin dari Ernasari (2019). Kuesioner

pola asuh orang tua telah dilakukan uji validitas dengan hasil uji

validitas skala pola asuh mempunyai nilai koefisien r antara 0,324

sampai 0,757 dengan nilai signifikan p< α (0,05) (Sari et al., 2019).

Lembar observasi tidak dilakukan uji validitas karena merupakan hasil

dari nilai raport berdasarkan kurikulum anak usia sekolah di SD Negeri

06 Bulaksari.

a. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2013) angket dinyatakan reliabel apabila jika

dapat dipercaya, konsisten dan bila digunakan untuk mengukur

subyek yang sama memberikan hasil tidak jauh beda. Untuk mencari

reliabilitas angket dalam penelitian ini dugunakan rumus

Cronbach’s Alpha (α). Rumus sebgai berikut (Arikunto, 2013) :

r k
11=( )¿¿
k−1

Keterangan :
52

r 11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

σ 2b = Jumlah variasi

σ 2t = Variabel total

Jika r 11 ≥ r tabel, maka instrument tersebut realibel, sedangkan jika r 11

< r tabel maka instrument tersebut tidak realiabel (Arikunto, 2013).

Kuesioner pola asuh orang tua dengan nilai koefisien realibilitas

sebesar 0,946 untuk kuesioner pola asuh (Sari et al., 2019).

J. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

1. Persiapan

a. Peneliti meminta surat ijin penelitian ke Ketua STIKES Al-Irsyad Al-

Islamiyyah Cilacap setelah melakukan seminar proposal.

b. Peneliti meminta perijinan ke Bupati Cilacap melalui Kantor Badan

Kesatuan dan Politik (BAKESBANGPOL).

c. Peneliti membawa surat pengantar dari BAKESBANGPOL Kabupaten

Cilacap untuk mengurus perijinan ke Kepala Badan Perencanaan

Daerah (BAPPEDA). Berdasarkan surat pengantar dari Kepala

BAPPEDA dimaksudkan kemudian peneliti mengurus perijinan ke

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DISDIKPORA Cilacap).

d. Setelah mendapat perijinan atau persetujuan. Peneliti menemui dan

bekerja sama dengan Kepala Sekolah SD Negeri 06 Bulaksari

Kecamatan Bantarsari serta Ketua RT atau tokoh masyarakat di Desa

Bulaksari untuk membantu dalam pelaksanaan penelitian.

K. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN


53

Sebelum dilakukan penelitian hubungan pola asuh orang dengan

keberhasilan pembelajaran daring di SD Negeri 06 Bulaksari terhadap

responden, peneliti telah melakukan kegiatan sebagai berikut ini:

a. Peneliti memilih semua responden sesuai dengan kriteria inklusi sampai

jumlah subyek yang ditentukan terpenuhi.

b. Peneliti meminta meminta kesediaan responden untuk terlibat dalam

penelitian. Apabila responden setuju, maka peneliti menjelaskan tujuan,

prosedur dan manfaat penelitian, selanjutnya orang tua ata wali anak

dipersilahkan untuk menandatangani lembar informed consent.

c. Peneliti melakukan proses pengambilan data dengan menggunakan lembar

observasi (nilai raport) dan memberikan kuesioner kepada orang tua yang

berisi pernyataan terkait identitas orang tua, idemtitas anak, pendidikan

orang tua dan pola asuh untuk dijawab dan diisi dengan lengkap sesuai

kondisi dari orang tua dan anak tersebut.

d. Kuesioner yang telah selesai diisi oleh responden, selanjutnya

dikumpulkan dan diteliti mengenai kelengkapan data dan jawaban dari

responden. Apabila belum lengkap, maka peneliti meminta responden

untuk melengkapi data dan jawaban yang belum lengkap tersebut.

e. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis untuk menganalisis

hubungan pola asuh orang tua dengan keberhasilan pembelajaran daring di

SD Negeri 06 Bulaksari.

L. TEKNIK ANALISIS DATA

a. Editing
54

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

formulir atau kuesioner (Notoatmodjo, 2018). Pada penelitian ini peneliti

memeriksa data yang diperoleh baik mengenai identitas responden

maupun jawaban kuesioner meliputi :

1) Lengkap

Semua soal sudah terisi jawaban

2) Jelas

Apakah jawaban bisa terbaca dengan jelas

3) Relevan

Apakah jawaban dengan pertanyaan sudah relevan

4) Konsisten

Apakah pertanyaan yang berkaaitan dengaan isi jawaban konsisten

b. Scoring

Scoring merupakan kegiatan pemberian skor pada setiap jawaban

responden setelah selesai diobservasi (Notoatmodjo, 2012). Tidak ada

buku pedoman buku untuk scoring, namun harus diberikan secara

konsisten. Pada tahap ini peneliti melakukan scoring pada kuesioner B

yaitu:

Tabel 3.3 Skor Kuesioner Pola Asuh


Jenis Pernyataan
Pilihan
Favourable Unfavourable
Sangat Tidak Setuju 1 4
Tidak Setuju 2 3
Setuju 3 2
Sangat Setuju 4 1

b. Coding
55

Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi

data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2018). Dengan maksud agar

data-data tersebut mudah diolah dan dapat dijamin kerahasiaannya.

Caranya yaitu data yang ada diberikan kode angka dan diurutkan tanpa

mencantumkan nama responden.

Table 3.4 Perkodingan Penelitian

No. Variabel Kategori Coding


1. Pola asuh orang 1. Pola asuh 1
tua demokratis
2. Pola asuh 2
orang tua
otoriter
3. Pola asuh 3
orang Tua
permisif
2. Keberhasilan 1. Sangat baik 1
pembelajaran 2. Baik 2
daring 3. Cukup 3
4. Kurang 4

c. Tabulation

Tabulating adalah membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2018).

Pada penelitian ini, data akan dikelompokkan sesuai dengan kategori

yang telah ditentukan.

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karateristik

setiap variable penelitian. Hasil analisis menghasilkan distribusi

persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Analisi univariat

dalam penelitian ini adalah data karakteristik responden (usia, jenis


56

kelamin dan pendidikan orang tua), pola asuh orang tua dan

keberhasilan pembelajaran daring anak usia sekolah.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui dua variabel yang

diduga memiliki hubungan atau korelasi (Notoatmodjo, 2018). Dalam

analisis ini dilakukan dengan pengujian statistik yaitu dengan uji chi

square untuk mengetahui hubungan antara variabel independent yaitu

pola asuh orang tua dengan variabel dependent yaitu keberhasilan

pembelajaran daring anak usia sekolah.

Pengambilan keputusan Ha diterima atau ditolak dengan melihat

taraf signifikansi. Pada penelitian ini menggunakan taraf signifikansi

5% (α = 0,05) dengan kriteria pengujian ditetapkan Ho diterima apabila

nilai p > 0,05, Ho ditolak apabila nilai p ≤ 0,05 (Hasto & Sabri, 2011).
BAB IV
HASIL ANALISIS

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian hubungan antara pola asuh

orang tua dengan keberhasilan pembelajaran daring selama pandemic Covid-19

pada anak usia sekolah di SD Negeri Bulaksari 06 yang telah dilaksanakan pada

bulan Juni 2021. Jumlah orang tua dan anak usia sekolah yang ada di SD Negeri

06 Bulaksari kelas IV, V yang memenuhi kriteria sampel sebanyak 44 responden.

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan tekstual yang didasarkan pada

hasil analisis univariat yang meliputi deskripsi pola asuh orang tua dan

keberhasilan pembelajaran daring selama pandemic.

A. Karakteristik Responden

1. Karakteristik Orang Tua

Karakteristik orang tua anak kelas IV, V di SD Negeri 06

Bulaksari berdasarkan jenis kelamin, usia, dan pendidikan dapat dilihat

pada Tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1.
Karakteristik Orang Tua

Karakteristik Frekuensi Persentase Mean


Jenis_Kelamin
Laki-Laki 14 31,8
Perempuan 30 68,2
Usia
< 35 Tahun 3 6,8
36-40 Tahun 22 50,0 39,5
> 41 Tahun 19 43,2
Pendidikan
SMP 28 63,6
SMA 16 36,4
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2021
58

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa karakteristik orang

tua anak kelas IV, V di SD Negeri 06 Bulaksari berdasarkan jenis

kelamin Laki-laki sebesar 31,8% (14 orang) dan Perempuan sebesar

68,2% (30 orang), berdasarkan usia ≤ 35 Tahun sebesar 6,8% (3 orang),

36-40 Tahun sebesar 50,0% (22 orang), dan ≥ 41 Tahun sebesar 43,2%

(19 orang), sedangkan berdasarkan pendidikan SMP sebesar 63,6% (28

orang) dan SMA sebesar 36,4% (16 orang).

2. Karakteristik Anak

Karakteristik anak kelas IV, V di SD Negeri 06 Bulaksari

berdasarkan jenis kelamin dan usia dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai

berikut:

Tabel 4.2.
Karakteristik Anak

Karakteristik Frekuensi Persentase Mean


Jenis_Kelamin
Laki-Laki 17 38,6
Perempuan 27 61,4
Usia
9 Tahun 13 29,5
10 Tahun 25 56,8 9,84
11 Tahun 6 13,6
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2021

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa karakteristik anak

kelas IV, V di SD Negeri 06 Bulaksari berdasarkan jenis kelamin Laki-

laki sebesar 38,6% (17 anak) dan Perempuan sebesar 61,4% (27 anak),

berdasarkan usia 9 Tahun sebesar 29,5% (13 anak), 10 Tahun sebesar

56,8% (25 anak), dan 11 Tahun sebesar 13,6% (6 orang).


59

B. Hasil Analisis Univariat

1. Pola Asuh Orang Tua

Distribusi frekuensi pola asuh orang tua pada anak usia sekolah di

SD Negeri 06 Bulaksari disajikan pada Tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.3.
Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua pada Anak Usia Sekolah
di SD Negeri 06 Bulaksari
No Kategori Frekuensi Persentase
1 Permisif 20 45,5
2 Otoriter 7 15,9
3 Demokratis 17 38,6
Total 44 100.0
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2021

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa pola asuh

orang tua pada anak usia sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari pola asuh

“Permisif” sebesar 45,5% (20 orang), pola asuh “Otoriter” sebesar 15,9%

(7 orang), dan pola asuh “Demokratis” 38,6% (17 orang).

2. Keberhasilan Pembelajaran Daring

Distribusi frekuensi keberhasilan pembelajaran daring pada anak

usia sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari disajikan pada Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4.
Distribusi Frekuensi Keberhasilan Pembelajaran Daring pada Anak
Usia Sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari
No Kategori Frekuensi Persentase
1 Sangat Baik 15 34,1
2 Baik 1 2,3
3 Cukup 4 9,1
4 Kurang 20 45,5
5 Sangat Kurang 4 9,1
Total 44 100.0
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2021

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa keberhasilan

pembelajaran daring pada anak usia sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari


60

kategori “Sangat Baik” sebesar 34,1% (15 anak), “Baik” sebesar 2,3% (1

anak), “Cukup” sebesar 9,1% (4 anak), “Kurang” sebesar 45,5% (20

anak), dan “Sangat Kurang” 9,1% (4 anak).

C. Hasil Analisis Bivariat

Tabel 4.5.
Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dengan Keberhasilan
Pembelajaran Daring pada Anak Usia Sekolah di SD Negeri 06
Bulaksari

P
Keberhasilan Pembelajaran ∑ valu
e
Pola Asuh
Sangat
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Kurang

n % N % n % n % n % n %
0,00
Permisif 0,0 0,0 1 38,6 6,8 2
0 0,00 0 0 3 0
0 0 7 4 2 0 45,45
Otoriter
2,2 9,0 0,0
0 0,00 1 4 2 4,55 0 7
7 9 0 15,91
Demokrati 1 34,0 0,0 0,0 2,2 1
0 0 1 2,27 1
s
5 9 0 0 7 7 38,64
Total 1 34,0 2,2 9,0 2 45,4 9,0 4 100,0
1 4 4
5 9 7 9 0 5 9 4 0
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2021

Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh bahwa dari 20 orang tua anak

sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari dengan pola asuh permisif terdapat 17

anak dengan keberhasilan pembelajaran daring anak pada kategori kurang dan

3 sangat kurang, 7 orang tua anak sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari dengan

pola asuh otoriter terdapat 1 anak dengan keberhasilan pembelajaran daring

anak pada kategori baik, 4 anak kategori cukup, dan 2 kategori kurang, 17

orang tua anak sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari dengan pola asuh

demokratis terdapat 15 anak dengan keberhasilan pembelajaran daring anak

pada kategori sangat baik, 1 anak kategori kurang, dan 1 kategori sangat

kurang.
61

Hasil uji statistik chi-square dapat diketahui bahwa nilai dengan taraf

signifikan 5% (0,05) diperoleh bahwa p (signifikansi) 0,000 yang berarti

signifikansi < 0,05, sehingga Ha yang berbunyi “Terdapat hubungan antara

pola asuh orang tua dengan keberhasilan pembelajaran daring pada anak usia

sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari”, diterima.


BAB V
PEMBAHASAN

Bab ini memuat pemikiran peneliti untuk memberikan penjelasan dan

interpretasi atas hasil penelitian yang telah dianalisis guna menjawab rumusan

masalah dalam penelitian ini. Uraian mengenai pembahasan ini dikaitkan dengan

hasil kajian teori dan hasil-hasil penelitian lain yang relevan.

A. Interpretasi dan Diskusi Hasil

Interpretasi dan diskusi hasil dalam penelitian ini meliputi pola asuh

orang tua dan keberhasilan pembelajaran daring pada anak usia sekolah kelas

IV dan V di SD Negeri 06 Bulaksari serta hubungan antara pola asuh orang

tua dengan keberhasilan pembelajaran daring pada anak usia sekolah di SD

Negeri 06 Bulaksari.

1. Analisis Univariat

a. Pola asuh orang tua pada anak usia sekolah di SD Negeri 06

Bulaksari

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh

orang tua pada anak usia sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari

menunjukkan pola asuh “Permisif” sebesar 45,5% (20 orang). Pola

Permisif ialah membiarkan anak bertindak sesuai menggunakan

keinginannya, orangtua tidak memberikan hukuman & pengendalian.

Pola asuh ini ditandai menggunakan adanya kebebasan tanpa batas

dalam anak buat berperilaku sesuai menggunakan keinginannya

sendiri, orang tua tidak pernah menaruh aturan dan pengarahan

kepada anak, sebagai akibatnya anak akan berperilaku sesuai


63

menggunakan keinginannya sendiri walaupun terkadang

bertentangan dengan norma sosial (Ayun, 2018).

Pola asuh orang tua pada anak usia sekolah di SD Negeri 06

Bulaksari menunjukkan Pola asuh “Otoriter” sebesar 15,9% (7

orang). Hasil ini sesuai dengan penelitian Anggraeni, dkk. (2020)

bahwa pola asuh otoriter, menempati urutan ke- 3 yakni sejumlah

15%. Pola asuh ini tampak pada adanya tuntutan atau aturan ketat

kepada anak dengan memarahi anak ketika tidak mengikuti

pembelajaran, bersikap tegas kepada anak, menghukum anak secara

fisik ketika anak terlewat batas, memaksa anak untuk mengikuti

kemauan orang tua (dalam hal belajar) dan orang tua memberi aturan

ketat setiap kegiatan anak.

Pola asuh otoriter adalah cara mendidik anak menggunakan

memakai kepemimpinan otoriter, kepemimpinan otoriter yaitu

pemimpin menentukan seluruh kebijakan, langkah dan tugas yang

harus dijalankan. Sebagaimana diketahui pola asuh otoriter

mencerminkan perilaku orang tua yang bertindak keras & cenderung

diskriminatif. Hal ini ditandai menggunakan tekanan anak untuk

patuh kepada semua perintah dan asa orang tua, kontrol yang sangat

ketat terhadap tingkah laris anak, anak kurang mendapatkan

kepercayaan dari orang tua, anak tak jarang dihukum, bila anak

menerima prestasi jarang diberi pujian atau hadiah.

Pembelajaran di rumah juga dinilai memiliki lebih banyak

pengeluaran untuk pulsa maupun kuota internet demi mendukung


64

proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Soegiono

(2021) bahwa kendala yang dihadapi para orang tua adalah adanya

penambahan biaya pembelian kuota internet bertambah, teknologi

online memerlukan koneksi jaringan ke internet dan kuota oleh

karena itu tingkat penggunaaan kuota internet akan bertambah dan

akan menambah beban pengeluaran orang tua, untuk melakukan

permbelajaran online selama beberapa bulan tentunya akan

diperlukan kuota yang lebih banyak lagi dan secara otomatis akan

meningkatkan biaya pembelian kuota internet. Selama pembelajaran

di rumah banyak orang tua menganggap bahwa tugas yang diberikan

oleh guru terlalu banyak dan tugas yang diberikan terlihat sulit,

namun walaupun begitu sebagian besar orang tua senang karena

tugas dinilai mampu membantu siswa dalam mengerti materi lebih

banyak karena latihan soal berupa tugas yang diberikan.

Dalam mendampingi anak belajar secara daring, sebagian

orang tua mengalami kesulitan dalam mengarahkan anak untuk

belajar (Sabiq, 2020). Selain itu, seorang anak juga dapat mengalami

stress akademik, akibat banyaknya tekanan terkait berbagai tuntutan

tugas sekolah (Muslim, 2020).

Pola asuh orang tua yang otoriter ditandai pada interaksi

orang tua menggunakan anak tidak hangat dan acap kali

menghukum. Pola asuh otoriter merupakan pola asuh yang ditandai

menggunakan cara mengasuh anak-anak menggunakan aturan yang

ketat, acapkali kali memaksa anak buat berperilaku misalnya dirinya


65

(orang tua), kebebasan buat bertindak atas nama diri sendiri dibatasi,

anak jarang diajak berkomunikasi dan diajak mengobrol, bercerita,

bertukar pikiran dengan orang tua. Orang tua malah menduga bahwa

semua perilaku yang dilakukan itu sudah sahih sehingga tidak perlu

minta pertimbangan anak atas semua keputusan yang mengangkat

pertarungan anak-anaknya. Pola asuh yang bersifat otoriter ini juga

ditandai menggunakan sanksi yang dilakukan dengan keras, anak

juga diatur menggunakan berbagai macam aturan yang membatasi

perlakuannya (Putro, dkk., 2020).

Pola asuh orang tua pada anak usia sekolah di SD Negeri 06

Bulaksari menunjukkan pola asuh “Demokratis” 38,6% (17 orang).

Hasil ini didukung dari hasil penelitian Anggraeni, dkk. (2020)

terdapat 54% pola asuh demokratis dalam mendampingi anak-anak

mengikuti kegiatan pembelajaran selama pandemi, merupakan orang

tua dengan latar belakang pendidikan cukup tinggi yaitu setara

pendidikan sekolah menengah atas. Pola asuh demokratis merupakan

gabungan pola asuh permisif dan otoriter yang bertujuan untuk

menyeimbangkan pemikiran, sikap, dan tindakan antara orang tua

dan anak (Novitasari, dkk., 2019).

Pada anak-anak yang tinggal dalam keluarga dengan

kecenderungan pola asuh demokratis, mereka cenderung menjadi

anak yang respek dan terbuka, bertanggung jawab, dan mandiri

(Eriani dan Amiliya 2020, 106). Pola asuh orang tua yang

demokratis juga diyakini sebagai salah satu pola asuh yang


66

membantu anak membangun konsep diri dan motivasi belajarnya

(Komsi, dkk., 2018).

Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya pengakuan

orang tua terhadap kemampuan anak ,anak diberi kesempatan buat

tidak selalu tergantung kepada orang tua. Sedikit memberi kebebasan

pada anak buat memilih apa yang terbaik bagi dirinya, anak

didengarkan pendapatnya, dilibatkan pada pembicaraan terutama

yang menyangkut menggunakan kehidupan anak itu sendiri .Anak

diberi kesempatan untuk menyebarkan kontrol internalnya, sehingga

sedikit-sedikit berlatih buat bertanggung jawab pada diri sendiri

(Putro, dkk., 2020).

b. Keberhasilan pembelajaran daring pada anak usia sekolah di SD

Negeri 06 Bulaksari

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa

keberhasilan pembelajaran daring pada anak usia sekolah di SD

Negeri 06 Bulaksari paling tinggi pada kategori “Kurang” sebesar

45,5% (20 anak). Selanjutnya pada kategori “Sangat Baik” sebesar

34,1% (15 anak). Hasil ini senada dengan penelitian Sainyakit dkk.

(2018) terdapat 37% anak dalam kategori prestasi belajar baik sekali

dan 48% kategori baik. Menurut Slameto (2018), faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan,

yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor

yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor

ekstern adalah faktor yang ada diluar individu. Faktor intern seperti
67

faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan. Faktor ekstern seperti

faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.

Sardiman (Prihatmojo, 2019), menyatakan belajar itu adalah

perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian

kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,

meniru dan lain sebagainya. Prestasi dalam belajar adalah hasil dari

pengukuran terhadap peeserta didik yang meliputi faktor kognitif,

afektif dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran

yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen

yang relevan. Menurut teori behavioristik belajar adalah bentuk

perubahan kemampuan peserta didik untuk bertingkah laku secara

baru sebagai akibat dari hasil interaksi stimulus dan respons

lingkungan yang di dapat.

Pembelajaran daring sangat berdampak bagi semua lini

kehidupan termasuk guru dan orang tua di rumah. Menurut Putri,

dkk (2020) baik orang tua maupun guru mengakui bahwa fasilitas

yang memadai adalah prasyarat dasar untuk menjalankan

pembelajaran daring. Dibutuhkan suatu aturan dan strategi belajar

yang fleksibel dalam mengontrol pembelajaran daring di rumah.

Kaup (2020) menjelaskan tentang strategi menghadapi pembelajaran

daring. Flipped Classroom adalah strategi sederhana yang merujuk

untuk menyediakan sumber belajar seperti artikel, rekaman video,

dan tautan YouTube sebelum kelas. Pembelajaran daring ketika

kelas berlangsung kemudian digunakan untuk memperdalam


68

pemahaman melalui diskusi dengan fakultas dan teman sebaya. Hal

sangat efektif cara mendorong keterampilan seperti pemecahan

masalah, kritis berpikir dan belajar mandiri.

2. Analisis Bivariat

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

hubungan anatara pola asuh orang tua dengan keberhasilan pembelajaran

daring pada anak usia sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari, dengan

signifikansi < 0,05. Hasil tersebut diperkuat dalam penelitian Komsi

(2018) tentang adanya kontribusi pola asuh orang tua terhadap motivasi

belajar sebesar 28,7%. Pola asuh orangtua demokratis memiliki

signifikansi 0,000 dan menunjukkan bahwa t hitung = 5,227 (> ttabel

1,967) yang mana pola asuh orangtua demokrtis memiliki kontribusi

terhadap motivasi belajar siswa. Lebih lanjut Fadhilah dkk., (2019);

Kurnianto dan Rahmawati (2020) menjelaskan bahwa pola asuh dan

peran orang tua berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Meiliawaty

dkk. (2020); Navida, dkk. (2021); Indan dan Taihuttu (2019)

menambahkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan

hubungan pola asuh orang tua dengan prestasi belajar Penerapan pola

asuh yang tepat dapat diwujudkan melalui teladan, perhatian, pemenuhan

kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Pola asuh adalah pola interaksi antara anak dengan orang tua

meliputi pemenuhan kebutuhan fisik (misalnya makan, minum & lain-

lain) dan kebutuhan psikologis (misalnya rasa aman, kasih sayang,

perlindungan dan lain-lain), serta sosialisasi kebiasaan-kebiasaan yang


69

berlaku di warga agar anak dapat hayati selaras menggunakan

lingkungannya (Lathifah & Yusniar, 2017). Dampak positif dari pola

asuh orang tua yang baik diantaranya anak akan kreatif, bertanggung

jawab, dan disiplin sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

matematika (Pakiding, 2016).

Situasi pandemic Covid-19, telah mengubah segalanya. Saat ini,

peran orang tua benar-benar menjadi hal utama dalam menciptakan

kebahagiaan dan kesuksesan seorang anak. Peran orang tua sangat

diperlukan untuk proses pemebalajaran anak selama study from home ini,

peran orang tua juga sangat diperlukan utuk memberikan edukasi kepada

anak-anaknya yang masih belum bisa memahami tentang pandemi yang

sedang mewabah untuk tetap berdiam diri dirumah agar tidak terlular dan

menularkan wabah pandemi ini. Orang tua merasa pembelajaran di

rumah sangat efektif untuk diterapkan namun bukan berarti pembelajaran

di sekolah tidak lebih efektif dibandingkan dengan kegiatan

pembelajaran di rumah, hal ini dikarenakan pembelajaran di rumah lebih

cenderung kepada banyaknya pemberian tugas yang dapat dibantu

dibimbing pengerjaannya oleh orang tua di rumah..

Pembelajaran di rumah dinilai tetap mampu meningkatkan

kualitas pembelajaran begitupun dengan pembelajaran di sekolah,

pembelajaran di rumah dinilai tidak lebih menguntungkan bagi siswa

menurut sebagian orang tua, karena di sekolah siswa dapat berinteraksi

langsung dengan guru dan bisa bersosialisasi dengan teman-temannya.

Banyak dari orang tua yang setuju jika selama pembelajaran di rumah,
70

orang tua lah yang juga ikut membantu mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru, walaupun tidak sedikit juga yang merasa hal ini

menjadi tambahan aktivitas orang tua selain mengerjakan pekerjaan

rumah tangga (Cahyati dan Kusuma, 2020).

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat 17 orang tua

anak sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari dengan pola asuh demokratis

terdapat 15 anak dengan keberhasilan pembelajaran daring anak pada

kategori sangat baik, 1 anak kategori kurang, dan 1 kategori sangat

kurang. Hasil ini senada dengan penelitian Navida dkk (2021); Sainyakit,

dkk., (2018) bahwa terdapat hubungan antara pola asuh demokratis dan

motivasi belajar anak tinggi. Sainyakit, dkk., (2018) menambahkan

bahwa orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis prestasi belajar

anaknya cenderung baik sebanyak 21 responden (48, 8%) Penerapan pola

asuh yang demokratis dan menolak cara-cara otoriter yang dilakukan

orangtua merupakan proses pembentukan penerapan dalam proses

pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran atau prestasi belajar

yang baik. Oleh sebab itu, prestasi belajar siswa di sekolah salah satunya

dipengaruhi pola asuh orangtua.

Dalam pendampingan belajar dari rumah, diharapkan guru dan

orang tua bukan hanya berfokus pada peningkatan kognitif anak saja.

Namun, perlu juga diimbangi dengan peningkatan afeksi dan psikomotor

agar perkembangan anak tetap dapat terstimulasi selama masa pandemic

(Kurniati, dkk., 2020).


71

B. Keterbatasan Penelitian

Secara keseluruhan, peneliti sangat menyadari bahwa penelitian ini

masih memiliki banyak kekurangan terutama dalam pelaksanaannya.

Penelitian ini dilakukan sebaik mungkin, namun tidak terlepas dari

keterbatasan yang ada. Keterbatasan selama penelitian yaitu:

1. Pengumpulan data dalam penelitian ini hanya didasarkan pada hasil

kuesioner, sehingga dimungkinkan adanya unsur kurang objektif dalam

pengisian kuesioner. Selain itu dalam pengisian kuesioner diperoleh

adanya sifat responden sendiri seperti kejujuran dan ketakutan dalam

menjawab responden tersebut dengan sebenarnya.

2. Saat pengambilan data penelitian yaitu saat penyebaran kuesioner

penelitian kepada responden, tidak dapat dipantau secara langsung dan

cermat apakah jawaban yang diberikan oleh responden benar-benar

sesuai dengan pendapatnya sendiri atau tidak.


72

C. Implikasi Terhadap Pelayanan dan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini, implikasi yang didapatkan dari

hubungan pola asuh orang tua dengan keberhasilan pembelajaran daring

selama pandemic covid-19 pada anak usia sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari

tahun 2021 adalah

1. Implikasi Terhadap Pelayanan

Pola asuh merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

tinggi rendahnya prestasi belajar. Semakin baik pola asuh orang tua,

maka semakin baik pula prestasi belajar siswa.

2. Implikasi Terhadap Peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar dalam

melakukan penelitian sejenis dengan menambahkan variabel yang

akan diteliti, melakukan wawancara mendalam dan menggunakan

kuesioner yang lebih spesifik tentang pola asuh orang tua dan

keberhasilan belajar dimasa pandemi covid-19.


BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Karakteristik orang tua anak kelas VI dan V di SD Negeri 06 Bulaksari

sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 30 responden

(68,2%), berusia antara 36-40 tahun sebanyak 22 responden (50,0%),

berpendidikan terakhir SMP yaitu 28 responden (63,6%) dan

karakteristik anak kelas VI, V di SD Negeri 06 Bulaksari sebagian

besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 27 responden (61,4%) dan

mayoritas berusia 10 tahun yaitu 25 responden (56,8%).

2. Pola asuh orang pada anak usia sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari,

mayoritas pola asuh permisif sebanyak 20 orang (45,5%).

3. Keberhasilan pembelajaran daring anak usia sekolah di SD Negeri 06

Bulaksari, mayoritas masih dalam kategori kurang yaitu 18 anak

(40,9%).

4. Terdapat hubungan signifikan antara pola asuh orang tua dengan

keberhasilan pembelajaran daring selama pandemi covid-19 pada anak

usia sekolah di SD Negeri 06 Bulaksari (pv = 0,000 < α 0,05)


74

B. Saran

1. Bagi Orang Tua

Diharapkan agar orang tua dapat menerapkan pola asuh orang tua

yang tepat, membimbing anak dalam melakukan kegiatan belajar secara

daring, serta memotivasi anaknya agar membentuk kebiasaan belajar

yang baik. Sehingga anak dapat meningkatkan prestasi dan semangat

belajar.

2. Bagi Siswa

Siswa diharapkan dapat membentuk kebiasaan belajar yang baik

dalam kegiatan belajar secara daring, sehingga mampu meningkatkan

hasil belajar yang baik.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hendaknya untuk penelitian selanjutnya dapat melanjutkan

penelitian ini menjadi analisis faktor yang berhubungan dengan pola

asuh orang tua dengan keberhasilan pembelajaran daring selama

pandemi covid-19 pada anak usia sekolah.


DAFTAR PUSTAKA

______________. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Alfabeta.
______________. ( 2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi,
Jakarta: Rineka Cipta
Anggraeni, C. S., Hidayati, N., Farisia, H., & Khoirulliati, K. (2020). Trend Pola
Asuh Orang Tua dalam Pendampingan Model Pembelajaran Blended
Learning pada Masa Pandemi Covid-19. Journal of Early Childhood
Education and Development, 2(2), 97-108.
Ayun, Q. (2018). Pola Asuh Orang Tua dan Metode Pengasuhan dalam
Membentuk Kepribadian Anak. ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru
Raudhatul Athfal, 5(1), 102–122
Bilfaqih, (2015). Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring.Yogyakarta:
Deepublish

BPS (Badan Pusat Statistik). (2019). Presentase rumah tangga yang memiliki
telepon selular aktif 20122016. https://bps.go.id. diakses pada 16 Mei 2020.
Cahyati, N., & Kusumah, R. (2020). Peran orang tua dalam menerapkan
pembelajaran di rumah saat pandemi Covid 19. Jurnal Golden Age, 4(01),
152-159.

Dahl, A., & Killen, M. (2018). A developmental perspective on the origins of


morality in infancy and early childhood. Frontiers in Psychology, 9(SEP), 1–
6. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2018.01736

Decaprio, (2013). Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik di Sekolah. Yogyakarta:


DIVA Press.

Desmita. (2017). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya

Dharma K.k (2011) Metodologi Penelitian keperawatan. Jakarta :CV. Trans


Info Media.

Dharma K.k (2011). Metode Penelitian Keperawatan : Panduan Melaksanakan


dan Menerapkan Hasil Penelitian. TIM.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Dimyati. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Diyantini N. K, Ni Luh P &Sagung M. L. (2015) Hubungan karakteristik dan


kepribadian anak dengan kejadian bullying pada siswa kelas V di SD “X” di
kabupaten Badung. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar.
ISSN: 2303-1298
76

Eriani, E., & Amiliya, R. (2020). Blended Learning: Kombinasi Belajar Untuk
Anak Usia Dini di Tengah Pandemi. MITRA ASH-SHIBYAN: Jurnal
Pendidikan Dan Konseling, 3(01), 11–21.
Fadhilah, T. N., Handayani, D. E., & Rofian, R. (2019). Analisis Pola Asuh Orang
Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran,
2(2), 249-255.

Fadillah, I dkk. 2010 .Hubungan Tipe Pola Asuh Orang Tua dengan Emotional
Quotient pada Anak Usia Prasekolah di TK Islam AlFatihah Sumampir
Purwokwrto Utara. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal
of Nursing), Volume 5, No.1, Maret 2010.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hastono, & Sabri. (2011). Statistika Kesehatan (6th ed.). Rajawali Pers

Helmawati. 2014. Pendidikan Keluarga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Hidayat R, (2016). Pengaruh Tingkat pendidikan formal orang tua terhadap


restasi belajar siswa kelas X SMA N 01,Yogyakarta.

Hildayani R. (2016). Psikologi Perkembangan Anak. Tangerang: Universitas


Terbuka.
Indah, A. N., & Taihuttu, A. E. (2019). PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA
DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA DI SMP NEGERI 1
AMBON. JURNAL PSIKOLOGI SKIsO (Sosial Klinis Industri
Organisasi), 1(1), 29-35.
Kaup, S., Jain, R., Shivalli, S., Pandey, S., & Kaup, S. (2020). Sustaining
academics during COVID-19 pandemic: The role of online teaching-
learning. Indian Journal of Ophthalmology, 68(6), 1220.

Komkat, (2018). Informasi tentang perubahan secara umum kurikulum 2013


revisi tahun 2018.

Kompri. (2016). Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT


Rosda Karya.

Komsi, D. N., Hambali, I. M., & Ramli, M. (2018). Kontribusi pola asuh orang
tua demokratis, kontrol diri, konsep diri terhadap motivasi belajar siswa.
Psychology, Evaluation, and Technology in Educational Research, 1(1), 55-
61.
Komsi, D. N., Hambali, I., & Ramli, M. (2018). Kontribusi pola asuh orang tua
demokratis, kontrol diri, konsep diri terhadap motivasi belajar siswa.
Psychology, Evaluation, and Technology in Educational Research, 1(1),
55.

Kuntarto, E dan Asyhar, R. (2016). Pengembangan Model Pembelajaran Blended


Learning pada Aspek Learning Design dengan Platform Media Sosial Online
77

sebagai Pendukung Perkuliahan Mahasiswa.


Kurnianto, B., & Rahmawati, R. D. (2020, September). Hubungan pola asuh
Orang Tua terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran Daring
Masa Pandemi. In Seminar Pendidikan Nasional (SENDIKA) (Vol. 2, No.
1).

Kurnianto, B., & Subowo, D. (2020). Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap
motivasi belajar siswa pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi
Kurniati, E., Alfaeni, D. K. N., & Andriani, F. (2020). Analisis peran orang tua
dalam mendampingi anak di masa pandemic covid-19. Jurnal Obsesi:
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 5(1), 241-256.

Machfoedz, I. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitat Yogyakarta:


Fitramaya.

Martins, M. de L. (2015). How to Effectively Integrate Technology in the


Foreign Language Classroom for Learning and Collaboration. Procedia -
Social and Behavioral Sciences. Vol. 174, Halm. 77–84.
Meiliawaty, T., Evayenny, E., & Oktaviana, E. (2020, December). Hubungan Pola
Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Kelas IV. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan STKIP Kusuma
Negara II (pp. 67-73).
Muslim, M. (2020). Manajemen stress pada masa pandemic Covid-19. ESENSI,
Jurnal Manajemen Bisnis, 23(2), 192-202.
Nauli, V. A., Karnadi, K., & Meilani, S. M. (2019). Peran Ibu Pedagang Pasar 24
Jam Terhadap Perkembangan Moral Anak (Penelitian Studi Kasus di Kota
Bekasi). Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 241.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.179
Navida, I., Fakhriyah, F., & Kironoratri, L. (2021). POLA ASUH ORANG TUA
DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MASA
PANDEMI. Jurnal Ilmiah Bina Edukasi, 14(1), 11-21.
Noka V. 2019. Partisipasi Warga Belajar Dalam Keberhasilan Belajar Program
Pendidikan Kesetaraan Paket B Di PKBM Gita Nusa Kecamatan Pakusari
Kabupaten Jember. Skripsi Universitas Jember: Tidak diterbitkan.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan (Rineka Cip, p.
216).
Novitasari, P. P., Hanafi, S., Naim, M., Sultan, U., & Tirtayasa, A. (2019). Pola
Asuh Orang Tua Tunggal dalam Menunjang Perkembangan Kecerdasan
Emosional pada Anak Usia Dini di Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang,
Kota Serang, Provinsi Banten. Jurnal Eksistensi Pendidikan Luar Sekolah
(E-Plus), 4(2).
Nugroho, Na’imah T (2014). “Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motivasi
Belajar Warga Belajar Kelas XI Paket C Setara SMA Di Sanggar
Kegiatan Belajar (SKB) Purwokerto”. Vol 12, No 1.
78

Ozbey, S. (2014). A Study on Preschool Children ’ s Perceptions of Moral and


Social Rules. International Journal of Humanities and Social Science,
4(11), 149–159.
Pakiding, S. (2016). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Lingkungan Sekolah
Terhadap Hasil Belajar Matematika Melalui Motivasi Belajar Siswa SMK
Negeri Kecamatan Samarinda Utara. PENDAS MAHAKAM: Jurnal
Pendidikan Dasar, 1(2), 237-249

Prabasari, B., & Subowo, S. (2017). Pengaruh pola asuh orang tua dan gaya
belajar terhadap prestasi belajar melalui motivasi belajar sebagai variabel
intervening. Economic Education Analysis Journal, 6(2), 549-558.
Prihatmojo, A. (2019). Penerapan media pembelajaran kartu bergambar dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Tanjung Aman.
Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Indonesia, 1(1), 89-100.

Pujianto, (2018). Peran Orang Tua dalam Membina Sikap Keagamaan Remaja di
Desa Gaya Baru III, Institut Agama Islam Negeri METRO.
Putri, A. P., Pramono, R., MasdukiAsbari, L., & Hyun, C. C. (2020). Impact of
the COVID-19 Pandemic on Online Home Learning: An Explorative
Study of Primary Schools in Indonesia. International Journal of Advanced
Science and Technology, 29(05), 4809- 4818.
Putro, K. Z., Amri, M. A., Wulandari, N., & Kurniawan, D. (2020). Pola interaksi
anak dan orangtua selama kebijakan pembelajaran di rumah. Fitrah:
Journal of Islamic Education, 1(1), 124-140.

Rakhmawati, I. (2015). Peran Keluarga dalam Pengasuhan Anak. Jurnal


Bimbingan Konseling Islam, 6(1).

Rompas, Y. (2018). Hubungan Peran Orang Tua dengan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat Anak Usia Sekolah di SD Inpres Talikuran Kecamatan
Kawangkoan Utara. Jurnal Keperawatan, 6(1).

Rusman, dkk (2011) Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi


: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:Rajawali Pers. PT. Raja
Grafindo Persada

Sabiq, A. F. (2020). Persepsi orang tua siswa tentang kegiatan belajar di rumah
sebagai dampak penyebaran Covid-19. Civic-Culture: Jurnal Ilmu
Pendidikan PKn dan Sosial Budaya, 4(1), 01-07
Sabiq, A. F. (2020). Persepsi orang tua siswa tentang kegiatan belajar di rumah
sebagai dampak penyebaran Covid-19. Civic-Culture: Jurnal Ilmu
Pendidikan PKn dan Sosial Budaya, 4(1), 01-07.
Sainyakit, B. Y., Sudiwati, N. L. P. E., & Sulasmini, S. (2018). HUBUNGAN
POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK
SEKOLAH DASAR DI SDN MERJOSARI 02 KECAMATAN
LOWOKWARU MALANG. Nursing News: Jurnal Ilmiah
Keperawatan, 3(3).
79

Sanjaya. (2016). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana


Prenada Media Group.

Sari, E., Rusana, & Ariani, I. (2019). Analisis faktor yang berhubungan dengan
temper tantrum anak usia prasekolah di kelurahan karangtalun

Sher. (2009). Early intervention games: fun, joyful ways to develop social and
motor skills in children with autism, spectrum, or sensory processing
disorders. San Fransisco: Jossey Bass.

Slameto. (2018). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka


Cipta.
Slavin, R. (2009). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik Edisi Kesembilan Jilid
I (Sarwiji, B, Ed). Samosir, M. 2011. Jakarta: Penerbit Indeks

Soegino, P. (2021). Peran Orang Tua Dalam Pembelajaran Daring Saat Pandemi
Covid 19. Jurnal Ilmu Ekonomi Pembangunan, 15(01).
Sofyana & Abdul. (2019). Pembelajaran Daring Kombinasi Berbasis Whatsapp
Pada Kelas Karyawan Prodi Teknik Informatika Universitas PGRI Madiun.
Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika. Volume 8 Nomor 1, Halm.
81-86.

Sugiyono, (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfa Beta

Suhery, dkk. (2020). Sosialisasi Penggunaan Aplikasi Zoom Meeting dan Google
Classroom Pada Guru di SDN 17 Mata Air Padang Selatan. Jurnal Inovasi
Pendidikan.

Tridhonanto, Al, (2014).Mengembangkan Pola Asuh Demokratis. Jakarta:


Gramedia
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai