Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN JIWA

“PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HALUSINASI”

Dosen Pembimbing : Daryanto, SKp,. M.Kep


Ns. Reta Renylda,M.Kep

Pembimbing Klinik : Ns. Elsa Widya, S.Kep


Ns. Dina Arisandi, S.Kep

Disusun Oleh :

1. ANNISA NUR TAUFIKIYAH


2. PUTRI TAMA MAHARANI
3. TRI ESSI WAHYUNI
4. SHINTA HABIBAH
5. ARYA DWI YANSAH
6. BADRIYAH RAHADATUL AISY
7. IVANA DWI REGITA

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya lah kami dapat menyelesaikan proposal TAK ini dengan baik.
Proposal TAK yang berjudul ”Stimulasi Sensori (Halusinasi)” disusun untuk
memenuhi tugas mahasiswa mata kuliah Keperawatan Jiwa jurusan Keperawatan
POLTEKKES Jambi.
Kami selaku penyusun menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan proposal TAK ini kedepannya.
Akhir kata, kami selaku penyusun mengharapkan semoga proposal ini berguna dan
bermanfaat bagi semua pihak yang membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk
menambah pengetahuan para mahasiswa dan pembaca.

Jambi, 29 September 2021

Penyusun

STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)


A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi
sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial
pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi sensori (Halusinasi). Halusinasi
merupakan salah satu gejala gangguan persepsi sensori yang dialami oleh klien gangguan
jiwa. Klien merasakan sensasi berupa suara, pengecapan, penglihaan, perabaan, atau
penghidupan tanpa disertai dengan stimulus nyata.
Halusinasi adalah gangguan sensori/persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu
yang sebenarnya tidak terjadi, suatu pencerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari
luar. (Maramis, 1998).Halusinasi adalah suatu penghayatan yang dialami seperti suatu
persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksterna, persepsi palsu. (Lubis, 1993).
Halusinasi merupakan persepsi yang salah (seperti tanpa stimulus eksternal) atau
persepsi sensori yang tidak sesuai dengan realitas (kenyataan) seperti melihat bayangan
atau suara-suara yang sebenarnya tidak pernah ada. Pencerapan tanpa adanya rangsangan
apapun oleh panca indra, dimana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terjaga yang
disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, histerik atau organik.
Salah satu penanganan halusinasi yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok
yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang
dialaminya. Dengan adanya beberapa kasus halusinasi yang ada di RSJD Jambi
khususnya di ruang Yudistira dan Shinta, maka perlu diadakan Terapi Aktivitas
Kelompok tentang halusinasi.
Aktivitas TAK stimulasi persepsi sensori (halusinasi) terdiri dari 5 sesi yaitu antara
lain sebagai berikut :
 Sesi I : Mengenal halusinasi
 Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan menghardik
 Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
 Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
 Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.

B. Landasan Teori
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah manual, rekreasi, dan teknik kreatif untuk
memfasilitasi pengalaman seseorang serta meningkatkan respon sosial dan harga diri.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Oleh karena itu, kami selaku penyusun proposal telah mendiskusikan untuk
melakukan TAK Sesi II pada kasus gangguan persepsi sensori (halusinasi), yaitu kegiatan
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
disebabkan oleh paparan stimulus.
2. Tujuan Khusus
 Klien dapat memahami cara menghardik
 Klien dapat memperagakan cara menghardik

D. Sesi Yang Digunakan


Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

E. Klien
1. Kriteria Klien
 Pasien yang mengalami halusinasi
 Pasien halusinasi yang sudah mulai terkontrol
2. Proses Seleksi
 Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
 Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
 Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok

F. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
 Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien
untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
 Posisi tempat dikursi
 Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
 Alat yang digunakan dalam kondisi baik
 Leader, Co-leader, Fasilitator, Observer berperan sebagaimana perannya
2. Evaluasi Proses
 Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir
 Leader mampu memimpin acara
 Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan
 Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan
 Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam
antisipasi masalah
 Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang
berfungsi sebagai evaluator kelompok
 Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 70% dari kelompok mampu menjelaskan apa yang sudah dilihat

G. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien.
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain.
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien.
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan.
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih.
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien
tersebut.
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi pesan
pada kegiatan ini.
H. Pengorganisasian
Tim Terapis :
a. Leader
 Arya Dwi Yansyah (R. Shinta)
1. Pemimpin jalannya therapy aktifitas kelompok
2. Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya therapy
3. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAk
4. Memimpin diskusi kelompok
b. Co. Leader
 Annisa Nur Taufikiyah (R. Yudistira)
Tugas :
1. Membuka acara
2. Mendampingi leader
3. Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
4. Menyerahkan kembali posisi kepada leader
5. Menutup acara diskusi
c. Fasilitator
 Putri Tama Maharani, Shinta Habibah, Tri Essi Wahyuni (R. Yudistira)
 Ivana Dwi Regita (R. Shinta)
Tugas :
1. Ikut serta dalam kegiatan kelompok
2. Memberikan stimulasi dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya therapy
d. Observer
 Badriyah Rahadatul Aisy (R. Shinta)
Tugas :
1. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia)
2. Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.

I. Setting Tempat dan Waktu


A. Setting Tempat
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam bentuk persegi
2. Tempat : Ruang Yudistira
3. Jam : 09.00 WIB
4. Lama Kegiatan : ± 30 menit
5. Denah :

OBS

F CL L F Keterangan :
 L : Leader

K K  CL : Co Leader
 F : Fasilitator
 OBS : Observer
F K K F
 K : Klien

B. Metode dan Media


a. Media
1. Spidol dan Papan Tulis
2. Bola kecil
3. Speaker
b. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran dan stimulasi

J. Proses Pelaksanaan
a. Persiapan
1. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan sensori
persepsi : halusinasi
2. Membuat kontrak dengan klien
3. Mengingatkan kontrak pada klien yang telah mengikuti sesi 1
4. Mempersiapan alat dan tempat pertemuan
b. Tahap Orientasi
1. Salam Terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Perkenalkan nama dan panggilan terapis
2. Evaluasi / Validasi
 Menanyakan perasaan klien
3. Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu latihan mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
b) Terapis menjelaskan aturan main
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
pada terapis
 Lama kegiatan ± 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
c. Tahap Kerja
1. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu dengan cara mengontrol
halusinasi dengan teknik menghardik
2. Terapis meminta pasien untuk menyebutkan cara yang selama ini digunakan
untuk mengatasi halusinasinya, mulai dari pasien yang berada di sebelah kanan
perawat secara begiliran
3. Terapis memperagakan cara menghardik, tutup telinga sambil mengatakan
”pergi, pergi kamu suara palsu aku tidak mau dengar” lakukan berulang sampai
suara tak terdengar lagi
4. Terapis meminta klien memperagakan cara menghardik mulai dari pasien yang
ada di sebalah kanan perawat sampai semua pasien mendapat giliran
5. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat
setiap klien selesai memperagakan cara menghardik
d. Tahap Terminasi
1. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Terapis memberikan pujian
2. Tindak Lanjut
 Terapis memberitahu klien untuk menerapkan cara menghardik yang telah
dipelajari jika halusinasi muncul
3. Kontrak Yang Akan Datang
 Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol halusinasi
 Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi klien

K. Evaluasi dan Dokumentasi


Formulir yang dievaluasi TAK Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi) Kemampuan
Menghardik.
No Aspek Yang Dinilai Nama Klien

1. Menyebutkan cara
yang selama ini
digunakan mengatasi
halusinasi
2. Menyebutkan
efektivitas cara
3. Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan menghardik
4. Memperagakan
menghardik halusinasi
Petunjuk :
1. Evaluasi dilaksanakan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja
2. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
3. Beri tanda √ bila klien mampu dan beri tanda X bila klien tidak mampu

L. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan setiap klien

Anda mungkin juga menyukai