Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEKANAN INTRAKRANIAL
Makalah disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Patologi

Disusun oleh Kelompok 2 :

Aniisa Salsabila (0432950119002) Helena Melisa (0432950119028)

Arifah Nur Islamia (0432950119025) Intan Furtuna Dewi (0432950119034)

D.Lussy Alfiyyah T.P (0432950119010) Jamilah (0432950119009)

Muhammad Diki (0432950119020) Joana Asmara (0432950119014)

Eka Sandra Dian S (0432950119050) Siti Khodijah (0432950119031)

Ema Hazmanita (0432950119026) Syahdan Alghani C. P (0432950119007)

Dosen pengampu:

Ns. Amzal Mortin A, M. Kep

PRODI DIII KEPERAWATAN

STIKES BANI SALEH

BEKASI

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kemudahan sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya penyusun tidak sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penyusun mengucapkan syukur
kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal
pikiran, sehingga penyusun mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas
dari mata kuliah Bahasa Indonesia dengan judul ”Tekanan Intrakranial”.

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penyusun mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penyusun memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bekasi, 02 April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang......................................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi.................................................................................................................2
B. Etiologi.................................................................................................................2
C. Patofisiologi.........................................................................................................4
D. Pathway................................................................................................................4
E. Manifestasi...........................................................................................................5
F. Komplikasi...........................................................................................................5
G. Penatalaksanaan...................................................................................................6
H. Asuhan Keperawatan...........................................................................................8
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan.........................................................................................................10
B. Saran...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tekanan Intrakranial adalah suatu fungsi nonlinear dari fungsi otak, cairan
serebrospinal (CCS) dan volume darah otak. Salah satu hal penting dalam TIK adalah
tekanan perfusi serebral/cerebral perfusion pressure (CCP). CCP adalah jumlah aliran
darah dari sirkulasi sistemik yang diperlukan untuk memberi oksigen dan glukosa yang
adekuat untuk metabolisme otak.
Lebih dari separuh kematian karena trauma kepala disebabkan oleh peningkatan
tekanan intrakranial. Kenaikan tekanan intrakranial (TIK) dihubungkan dengan penurunan
tekanan perfusi dan aliran darah serebral (CBF) dibawah tingkat kritis (60 mmHg) 
berakibat kerusakan otak iskemik. Pengendalian TIK yang berhasil mampu meningkatkan
outcome yang signifikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa hal yang akan dibahas dalam
makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan peningkatan tekanan intrakranial?
2. Apakah etiologi dari peningkatan tekanan intrakranial?
3. Bagaimanakah patofisiologi tekanan intrakranialnya?
4. Bagaimana manifestasi klinis yang terjadi pada peningkatan tekanan intrakranial?
5. Apakah komplikasi yang terjadi pada peningkatan tekanan intrakranial?
6. Bagaimana penatalaksanaan pada peningkatan tekanan intrakranial?
7. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada peningkatan tekanan intrakranial?
C. Tujuan
Agar mahasiswa lebih memahami apa yang dimaksud dengan peningkatan tekanan
intrakranial, memahami cara mengatasinya, dan agar mahasiswa bisa menambah wawasan
mengenai peningkatan intrakranial.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi
Tekanan intrakranial adalah nilai tekanan yang ada dirongga kepala. Tekanan ini
berada di dalam tulang tengkorak yang meliputi jaringan otak, cairan serebrospinal, dan
pembuluh darah otak. Pada tekanan tertentu, tekanan ini dapat meningkat dan tidak boleh
diremehkan.
Peningkatan tekanan rongga kepala ini biasanya disebabkan karena adanya kenaikan
jumlah cairan serebrospinal yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang. Selain
itu, hali ini juga dapat disebabkan oleh adanya tumor, pendarahan, atau pembengkakan
pada otak, baik karena luka atau kondisi penyakit epilepsi.
Kondisi peningkatan tekanan intrakranial ini tergolong sangat berbahaya dan perlu
penanganan secepatnya. Sebab, bila tidak segera diobati, hal ini dapat menyebabkan
kerusakan otak atau sumsum tulang belakang dengan menekan struktur otak dan
membatasi aliran darah ke otak. Kemingkinan terburuknya bahkan dapat menyebabkan
kematian.
TIK normal bervariasi menurut umur, posisi tubuh, dan kondisi klinis. TIK normal
adalah 7-15 mm Hg pada dewasa yang berbaring, 3-7 mm Hg pada anak-anak, dan 1,5-6
mm Hg pada bayi cukup umur. Definisi hipertensi intracranial tergantung pada
patologi spesifik dan usia, walaupun TIK>15 mmHg umumnya abnormal. Contohnya
TIK>15 mmHg umumnya abnormal, akan tetapi penanganan diberikan pada tingkat
berbeda tergantung patologinya. TIK>15 mmHg memerlukan penanganan pada pasien
hidrosefalus, sedangkan setelah cedera kepala, penanganan diindikasikan bila TIK>20
mmHg. Ambang TIK bervariasi pada anak-anak dan telah direkomendasikan bahwa
penanganan sebaiknya dimulai selama penanganan cedera kepala ketika TIK >15
mmHg pada bayi, 18 mmHg pada anak<8 tahun, dan 20 mmHg pada anak yang lebih
tua dan remaja.
B. Etiologi
Penyebab yang paling umum seseorang mengalami peningkatan tekanan intrakranial
adalah adanya cedera pada kepala, akibat pukulan atau benturan yang mengenai kepala.

2
Pada bayi atau anak-anak, kondisi ini seringkali terjadi karena jatuh dari tempat tidur
hingga mengakibatkan luka pada kepala, karena kecelakaan, atau bisa juga karena tindak
kekerasan pada anak. Salah satu penyebab umum lainnya pada anak adalah kondisi
bawaan berupa hidrosefalus kongenital. Selain itu, kondisi ini dapat disebabkan oleh
peningkatan tekanan pada cairan serebrospinal, yaitu cairan yang mengelilingi otak dan
sumsum tulang belakang. Peningkatan tekanan intrakanial juga dapat terjadi karena
jaringan otak membengkak akibat luka atau penyakit.

Keadaan lain yang dapat meningkatkan TIK, dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Gangguan pada CSF


1. Perubahan absorbsi CSF seperti stenosis Aquadatus, meningitis, infeksi otak lain
yang menyebar ke ruang dimana CSF berada, kompresi atau obstruksi pada jalur
CSF, edema interstisial, fistula pada dura.
2. Perubahan pada produksi CSF seperti : gangguan fleksus koroid, hiper atau hipo
osmolal, keadaan hidrocepalik kronik.
b. Gangguan serebrovaskular
1. Kerusakan pada otak sentral seperti trombosis, emboli, arteri vena malformasi,
aneurisma, hemoragik dan formasi hematom, edema vasogenik, hipervaskularisasi
pada tumor otak.
2. Gangguan perifer yang menimbulkan ketidakseimbangan status serebrovaskuler
seperti: hipo atau hiiper kardia, oklusi atau kompresi vena jugularis internal,
sindrom vena kava superior, CHF, dan keadaan overload cairan dan syok yang
menimbulkan hipoksia otak.
c. Kondisi atau penyakit yang dapat menjadi penyebab peningkatan tekanan intrakranial,
di antaranya adalah: Infeksi, Kejang, Stroke, Tumor, Aneurisma otak, Hidrosefalus,
Hipoksemia atau berkurangnya kadar oksigen dalam darah, Meningitis/peradangan
pada selaput otak, Status epilektikus pada penderita epilepsi, Perdarahan otak karena
tekanan darah yang terlalu tinggi.

3
C. Patofisiologi
Ruang Intrakranial ditempati oleh jaringan otak, darah, cairan serebrospinal. Setiap
bagian menempati suatu volume tertentu yang menghasilkan suatu tekanan intrakranial
normal sebesar 50 sampai 200 mmH2O atau 4 sampai 15 mmHg. Dalam keadaan normal,
tekanan intrakranial dipengaruhi oleh aktivitas sehari-hari dan dapat meningkat sementara
waktu sampai tingkat yang jauh lebih tinggi dari pada normal. Beberapa aktivitas tersebut
adalah pernapasan abdominal dalam, batuk, dan mengedan atau valsalva maneuver.
Kenaikan sementara TIK tidak menimbulkan kesukaran, tetapi kenaikan tekanan yang
menetap mengakibatkan rusaknya kehidupan jaringan otak.

D. Pathway

4
E. Manifestasi
Peningkatan tekanan intrakranial dapat dikenali dari gejala-gejala seperti:

 Sakit kepala

 Mual dan muntah

 Penglihatan ganda

 Tekanan darah meningkat

 Merasa bingung, linglung, gelisah atau timbul perubahan perilaku

 Gejala yang lebih berat termasuk pupil mata tidak memberi respon pada
perubahan cahaya, napas dangkal atau sesak, kejang, hilang kesadaran hingga
koma.

 Dalam mendiagnosis peningkatan tekanan intrakranial, biasanya dokter akan


melakukan penelusuran riwayat medis dan pemeriksaan fisik, termasuk
pemeriksaan saraf untuk menguji kemampuan indera, keseimbangan, dan status
mental atau kondisi kejiwaan.

 Dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang, seperti CT scan dan MRI, untuk
menentukan penyebab peningkatan tekanan intrakranial.

F. Komplikasi
Komplikasi dari peningkatan Tekanan Intrakranial, yaitu:
1. Fleksi, ekstensi atau rotasi leher akan meningkatkan TIK
2. Penumpukan sekret atau kerusakan kulit
3. Nyeri atau kegelisahan akan meningkatakan TIK
4. Herniasi batang otak di akibatkan dari peningkatan TIK
5. Diabetes insipidus (DI)
6. Sindrom tidak tepatan Hormon Anti-Diuretik (SIADH)

5
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan umum berdasarkan teori, yaitu:
a. Kaji kepatenan jalan napas, pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman), dan
sirkulasi.
b. Berikan obat diuretik osmosis seperti manitol atau urea, sesuai intruksi untuk
mengeluarkan cairan dari daerah otak dan darah yang berada pada otak.
c. Berikan steroid seperti deksametason, sesuai intruksi untuk mengurangi edema
sekitar otak, jika ada.
d. Bantu hiperventilasi dengan menggunakan ventilator volume untuk alkalosis
respiratorik, yang menyebabkan vasokontriksi serebral dan penurunan volume
yang menyebabkan pengurangan TIK.
e. Monitor efek obat paralis neuromuskular seperti pancurmonium, yang mungkin
diberikan selama penggunaan ventilasi mekanik untuk mencegah perubahan
tekanan intrakranial secara mendadak berhubungan dengan bentuk, tegang, atau
akibat pemakaian ventilator.
f. Obati demam sesuai permintaan, sebab peningkatan volume cairan CSS dan
kejadian peningkatan TIK yang mendadak terjadi bersama dengan serangan
demam.
g. Berikan barbiturat dosis tinggi dan obat anestesi lainnya sesuai intruksi untuk
mengurangi status koma dan tekanan metabolisme otak yang dapat mengurangi
aliran darah serebral dan TIK.
h. Hindari posisi atau aktivitas yang mungkin meningkatkan TIK seperti memutar
kepala klien, posisi, dan fleksi leher.
i. Meminimalkan pengisapan (suction) atau rangsangan lainnya yang dapat
meningkatkan TIK.
j. Jaga posisi kepala, tinggikan sekitar 30 derajat untuk mengurangi tekanan vena
jugularis dan penurunan TIK.
k. Gunakan monitoring/ Pemantuan TIK untuk mengetaui peningkatan TIK (di atas
20 mmHG persisten 15 menit atau lebih jika sesuai peningkatan TIK).

6
2. Penatalaksanaan Khusus
a. Mengurangi efek massa, Pada kasus tertentu seperti hematom epidural, subdural
maupun perdarahan intraserebral spontan maupun traumatik serta tumor maupun
abses intrakranial tentunya akan menyebabkan peninggian TIK.
b. Mengoptimalkan CPP dengan menambahkan vasopressor dan /atau cairan
isotonik jika CPP < 60 mmHg.
c. Mengurangi volume darah intravaskular Hiperventilasi akan menyebabkan
alkalosis respiratorik akut. Efek hiperventilasi akan terjadi sangat cepat dalam
beberapa menit. Hiperventilasi dilakukan dalam jangka pendek hingga mencapai
PaCO2 25-30 mmHg. Penurunan PaCO2 1 mmHg akan menurunkan CBF 3%.
Efek hiperventilasi dapat menyebabkan vasokonstriksi dan peningkatan resiko
iskemik jaringan sehingga tindakan ini hanya dilakukan untuk waktu yang
singkat.
d. Terapi osmotik, Terapi osmotik menarik air ke ruang intravaskuler, baik
mannitol maupun salin hipertonik memiliki manfaat dalam menurunkan
viskositas darah dan menurunkan volume dan rigiditas sel darah merah.
3. Penatalaksanaan berdasarkan jurnal Measurement and Management of Increased
Intracranial Pressure tahun 2013.
a. Langkah Awal, Optimalisasi oksigenasi (O2 saturasi> 94% atau PaO2> 80 mmHg)
dan aliran darah otak (tekanan darah sistolik lebih besar dari 90 mm Hg) sangat
penting. BP harus cukup untuk mempertahankan CPP> 60 mmHg dan penekanan
dapat digunakan secara aman, terutama ketika hipotensi iatrogenik terjadi karena
sedasi. Normalisasi tekanan darah pada pasien dengan hipertensi kronis pada
kurva autoregulatori yang bergeser ke kanan harus dihindari, kecuali ada
pertimbangan lain, yaitu perdarahan intrakranial akut di mana BP menurunkan
penurunan ekspansi hematoma.
b. Terapi Hiperosmolar
c. Hiperventilasi
d. Barbiturat
e. Hipotermia Terapeutik
f. Penyisihan CSF
g. Kraniektomi Dekompresi

7
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat terkait dengan penyebab peningkatan tekanan intrakranial, seperti trauma
kepala, tumor otak, abses, hipoksia, peradangan selaput otak, mendapat terapi
cairan hipertonik, dan kelebihan cairan serebrospinal.
b. Pengkajian fisik yang meliputi: tingkat kesadaran, pupil, perubahan motorik dan
sensorik, tanda-tanda vital, keluhan sakit kepala, mual muntah.
c. Psikososial yang meliputi: usia, jenis kelamin, strategi koping dan penerimaan
terhadap kondisi.
d. Pengkajian pengetahuan :etiologi, pengobatan, tanda dan gejala peningkatan
tekanan intrakranial, tingkat pengetahuan dan kemampuan membaca.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan jaringan
otak, volume darah intrakranial, volume cairan serebrospinal.
3. Intervensi
a. Perubahan perfusi jaringan : serebral berhubungan dengan peningkatan jaringan
otak, volume darah intrakranial, volume cairan serebrospinal
b. Tujuan : Klien akan memperlihatkan perfusi jaringan yang adekuat
c. Intervensi
 Observasi tingkat klien, tingkah laku, fungsi motorik/ sensorik, pupil setiap 1-2
jam sekali dan sebagaimana kebutuhan.
 Monitor tanda-tanda vital setiap 15 menit sampai dengan 1 jam dan
sebagaimana kebutuhan: perubahan pernafasan merupakan tanda awal dari
peningkatan tekana n intakranial dan hipoksia/ hiperkapnia.
 Monitor nilai analisa gas darah arteri untuk ketidaknormalan asam basa dan
penurunan saturasi oksigen.
 Hiperventilasi sebelum penghisapan sekret; batasi penghisapan sekret 10-15
detik untuk mengurangi kadar CO2, untuk meningkatkan kadra oksigenasi dan
mencegas hipoksia.
 Monitor peningkatan takanan intrakranial setiap 15 menit sampai dengan 1 jam
dan sebagaimana kebutuhan.

8
 Pertahankan aliran vena yang keluar dari otak dengan meninggikan bagian
kepala tempat tidur.
 Monitor pemasukan dan pengeluaran, elektrolit dan berat jenis untuk
menetapkan kemungkinan ketidakseimbangan cairan yang mendukung
terjadinya edema serebral.
 Berikan cairan dengan jumlah terbatas (1400cc/ 24jam) untuk mencegah
edema serebral.
 Intruksi untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat meningkatan intratoraks
dan intra abdomen (misalnya mengedan, latihan isometric, fleksi panggul,
batuk).
 Observasi tingkat kenyamanan klien (sakit kepala, mual, muntah) dimana
merupakan indikasi adanya peningkatan tekanan intrakranial.
 Berikan obat-obatan sesuai dengan intruksi
 Berikan steroid untuk mencegah edema serebri sebagaimana intruksi.
 Kelola asuahan keperawatan yang diberikan untuk memberikan waktu istirahat
yang optimal bagi klien.
 Gunakan teknik aseptik dan antiseptik secara optimal pada setiap memgganti
selang atau balutan.
 Laporkan segera pada dokter bila ada perubahan neorologi (misalnya tanda-
tanda vital).
 Lakukan tindakan sesuai kebijakan institusi untuk mengatasi peningkatan
tekanan intrakranial sebagaimana intruksi: pemberian diuretik, mengatasi
keadaan hiportemia, mempersiapkan klien untuk pembedahan.
Kriteria evaluasi klien :
 Memiliki tekanan intrakranial 0-15 mmHg
 Memperlihatkan perbaikan status neurologi

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peningkatan tekanan intrakranial adalah suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan
intracranial sebesar > 15 mmHg atau > 250 mmH2O. Biasanya terjadi pada trauma
kepala, perdarahan subarahnoid, hidrosefalue, SOL, infeksi intracranial, hipoksia dan
iskemi pada otak yang dapat menyebabkan terjadi henti nafas dan jantung.
Adapun tanda dan gejala TIK penurunan kesadaran, perubahan pupil, perubahan
tanda-tanda vital, disfungsi motorik dan sensorik, kelainan pengelihatan, sakit kepala,
muntah tanpa nausea dan proyektil, perubahan tekanan darah dan denyut nadi, perubahan
pola pernafasan, dan lain lain.
Penanganan dimulai dengan menjaga jalan nafas, kestabilan emosi, penderita dengan
obat-obatan analgesuk, obst obstsn inhalasi yang tidak mempengaruhi TIK.

B. Saran
Semoga makalah tentang peningkatan Tekanan intrakranial ini dapat memberikan ilmu
dan pengetahuan dalam bidang pendidikan keperawatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amri,Imtihanan. 2017. Pengelola peningkatan tekanan intracranial. Medika


Tadulako. Jurnal ilmiah kedokteran, vol 4 No 3
Batticia, FB. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Dokter, Alo. 2016. Memahami Penyebab dan Gejala Peningkatan Tekanan
Intrakranial. Diperoleh dari https://www.alodokter.com/memahami-penyebab-
dan-gejala-peningkatan-tekanan-intrakranial pada tanggal 21 September 2017.
Frf. 2014. Pengertian Tekanan Intracranial atau TIK (intracranial pressure, ICP).
Diperoleh dari http://mangihot.blogspot.com/2017/01/pengertian-tekanan-
intracranial-atau.html?m=1 pada tanggal 25 Januari 2017.
Islah, Ami. Kosep Dasar Medis dan Askep Peningkatan Tekanan Intrakranial.
https://www.slideshare.net/mobile/amyalislah/peningkatan-tik
Ropper, A. H. 2014. Management of raised intracranial pressure and hyperosmolar
therapy. Diperoleh dari http://www.medscape.com/viewarticle/825178 pada
tanggal 7 Desember 2015.
Sadoughi, A., Rybinnik, I., and Cohen, R. 2013. Measurement and management of
increased intracranial pressure. Diperoleh dari
http://bentamophen.com/contents/pdf/TOCCMJ-6-56.pdf pada tanggal 7
Desember 2015.
Widagdo, Wahyu dkk. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Persyarafan. Jakarta: Trans Info Media

iv

Anda mungkin juga menyukai