LITERATURE REVIEW
Abstrak
Abses periodontal adalah suatu inflamasi purulen terlokalisir pada jaringan
periodontal. The
International Work:shop for a C/assification of Periodontal Diseases and Conditions
(The American
Academy of Periodontology pada tahun 1959] menetapkan abses periodontal dibagi
3 yaitu abses
gingiva. abses periodontal dan abses perikororial. Berdasarkan etiologinya
abses
periodontal dibagi 2 yaitu abses yang berkaitan dengan per!odontitis dan abses
tidak berkaitan
dengan periodontitis, sedangkan berdasarkan proses perjalanan penyakitnya,
abses periodontal
dibagi atas akut dan kronis. Gejala klinis dari abses periodontal antara Iain
bengkak,
terciapat pus, timbul rasa sakit, perd=rahan saat probing yang diikuti
dengan gigi menjadi
goyang dengan gambaran radiografis berupa radiolusen pada bagian lateral dari
permukaan
akar. Penegakan diagnosis abses periodontal harus didasarkan pada evaluasi secara
keseluruhar
dan interpretasi dari keluhan utama pasien, bersaniaan oengan pemeriksaan klinis
dan radiografis
yeng ditemukan selama pemeriksaan. Tujuan peñulisan makalah ini adalah untuk
.membahas tentang
klasifikasi dan perawatan abses periodontal. Perawatan abses periodontal termasuk
ke dalam
perawatan emerjensi karena perawatan yang lambat dapat meny-°babkan infeksi
yang meluas
(selulitis) bahkan sampai menyebabkan kehilang n gigi. Perawatan ahses
periodontal dapat
dilakukan dengan drainase poket periodontal dan insisi eksterna! serta p=rr.berian
antibiotik
sistemik. Sebagai kesirripulan bahwa diagnosis yang tepat harus c!itegakkan agar
dapat diiakukan
perawatan yang tepat sehingga perawatan abses periodontal yang tepat dapat mencegah
kerusakan
periodontal lebih lanjut dan risiko kehilangan gigi
PENDAHULUAN
Periodonsium adalah jar!ngan yang me- ngelilingi dan mendukung gigi.
Periodonsium terdiri
dari g!ngiva, sementum, ligamen peri- odontal dan tulang aIveo!ar. Beberapa
kondisi akut yang
dapat t=qadi pada jaringan periodon- tal, salah satunya adalah abses
periodontaL12 Abses
periodontal merupakan lesi yang dapat merusak jaringan periodontal dengan cepat.3°
Abses periodontal berada pada urutan ketiga pada kasus kedaruratan gigi
yang paling sering
dijumpai dengan prevalensi 7-14%.’ Penyebab utama pasien mencari perawatan
darurat ke
klinik gigi.6 Ibrahem LM menyatakan
60
bahwa 60% abses terjad:• pada pasien periodontitis yang tidak dirawat.
Abses periodontal mempunyai gejala yang mirip dan terlihat seperti abses
periapikal
sehingga diagnosis yang tepat harus ditegakkan agar dapat
dilakukan perawatan
yang tepat. Apabila tidak dilakukan perawatan atau perawatan yang dilakukan tidak
adekuat dapat
menyebabkan kehilangan gigi atau penyebaran infeksi ke bagian tubuh yang
lain.' Untuk
mengetahui lebih mendalam tentang abses periodontal beserta klasifikasi
dan perawatan
yang tepat pada abses periodontal maka penulis tertarik untuk menguraikan
mengenai
klasifikasi dan perawatan
abses periodontal.
4INJAUAN PUSTAKA
Abses periodontal merupakan infeksi purulen lokal padapoket periodonta!
yang dapat
”'menyebabkan kerusakan ligamen periodontal dan tiilang alveolar. Konferensi
intemasional
”tentang penelit.an dalam b.dang biologi penyakit periodontal pada tahun 1977
membuat definisi
, abses periodontal sebagai “ suatu proses destruktif akut pada
periodonsium
sehingga teqadi penumpukan pus yang terlokalisir dan berhubungan dengan
rongga mulut
melalui
, sulkus gingiva atau sisi periodontal lainnya dan Peng tidak timbul dari pulpa
gigi ”.1
Karakteris‹ik penting dañ abses periodontal
. meliputi akumuiasi pus terlokalisir pada dinding
} gingiva dari poket periodontal, biasanya ‘ tegadi pada aspek
lateral gigi,
pembengkai‹an gingiva berwarna merah dan rnengkilap yang tampak seperti kubah.
Kondisi in:•
harus segera
/, ditangani, apabiia penanganannya gagal akan menyebabkan kehilangan gigi
dari
seluli!is pada pasien yang rentan. Berdasar'xan sifat dan peqalanan abses
periodontal
diperiuka.n t.ndakan yang cepat untuk mengurangi rasa sakit dan kor pl!
kasi sistemik.
A.bses juga dapat memudifikasi progncsis gigi yang te1ibat dan pada beberapa
kasus mungkin
yaenjadi penyeDab dilakukan ekstraksi gigi. Gleh karena itu diagnosis yang akumt
dan perawatan
abses yang cepat dan tepat merupakan langkah penting dalam pengelolaan
abses periodontal.
* Etiologi abses periodontal sulit untuk di- tentukan karena ukuran abses,
kondisi yang
mungkin dapat menghasilkan sebuah infeksi purulen dan kehadiran mikroorganisme
yang berpotensi
infektif dalam jumlah besar.1 Berikut ini adalah sejumlah
faktor yang
menyebabkan abses periodontal:
a. Poket periodontal berliku-liku terutama ter- kait dengan cacat furkasi,
sehingga
poket
menjadi terisolasi dan dapat mendukung pembentukan abses.1
b. Penutupan margin dari poket periodontal mungkin menyebabkan perluasan
infeksi ke jaringan
periodontal pendukung sekitamya karena tekanan pus dl dalam terhalang po- ket
periodontal.
Sekresi fibrin menyebabkan akumulasi pus lokal yang mendukung penu- tupan margin
gingiva ke
permukaan gigi.¹2
Gambar 1. Abses girigiva ’bat plak pada gigi kaninus kanan rah g
bawah.’
6 I
b. Abses periodontal
Abses periodontal secara khusus ditemukan pada pasien dengan periodontitis yang
tidak dirawat
dan berhubungan dengan poket periodontal yang sedang dan dalam, biasanya
terletak diluar
daerah mukogingiva.1
Gambaran klinis abses periodontal antara Iain pembengkakan gingiva disertai
rasa sakit, adanya
eksudat purulen dan gingiva terlihat mengkilat dan licin, gigi meniadi
sensitif bila
dilakukan perkusi dan mobiliti, meningkatnya kedalaman probing serta
dapat terjadi
kehitangan perlekatan periodontal dengan cepat ( Gambar 2).*
Abses periodontal sering muncul sebagai eksaserbasi akut dari poket
periodontal yang teiah
ada sebelumnya terutama terkait dengan penyingkiran kalkulus yang tidak
adekuat dan pasien
yang menjalani perawatan bedah perioclonta! setelah pemberian antibiotik den
pemeliharaan
preventif dan akibat penya.kit yang rekuren.’
Gamoar 2. Abses periodontal pada gigi Insisivus sentralis kanan rahang atas 2
c. .Abses perikoronal
Abses perikoronal merupakan akibat dari inflamasi jaringan lunak
operkulum yang
menutupi sebagian erupsi gigi. Keadaan ini paling sering teqadi pada gigi
molar tiga rahang
atas dan rahang bawah (Gambar 3).15
Abses perikoronal dapat disebabkan oleh retensi dari plak mikroba dan impaksi
makanan atau
trauma. * Gambaran klinis berupa gingiva belarna merah terlokalisir, bengkak,
lesi yang
sakit jika disentuh dan memungkinkan tetentuknya eksudat puuen, kismus,
lmfadenopati,
demamdanmaase.'
62
63
DISKUSI
Abses periodontal mempunyai gejalz yang mirip dengan abses periapikal
sehingga
menyulitkan klinisi dalam hal diagnosis, etiologi perawatan dan prognosis abses
periodontal.
Abses periodontal menempati urutan k tiga dalam kedaruratan gigidan sering
dijumpai pada
pasien der.gan penyakit periodontal yang tidal dirawat serta pasien perawatan
pemeliharaar
periodontal. McLeod et.al cit Sanz M melakukan penelitian terhadap 114 pasien
perawatan
periodontal suportif (SPT) menyatakan bahwa 42 pasien (27.5%) menderita abses
periodonta akut.4
Penelitian longitudinal yang dilakukan Kaldahl et.al cit Sanz M pada 51 pasien
selama 7 tahun
perawatan pemeliharaan periodonta! menyatakan bahwa abses periodontal terjadi
pada 27 pasien.
Dua puluh tiga abses djumpai
54
penskeleran subgingiva (koronal).^ Monica et.al melakukan penelitian
terhadap 29 pasien
abses periodonta! akut menyatakan bahwa 18 abses
KESIMPULAN
Perav aian abses periodontal membutuh- kan diagnosis yang tepat dengan
memper- timbangkan
keluhan pasien, riwayat medis, tanda dan gejala serta pemeriksaan klinis dan
radiografi
sehingga dapat dilakukan perawatan yang tepat yang dapat mengurangi rasa sakit,
mencegah penyebaran
infeksi dan pembentu- kan lesi residual.
DAFTAR PUSTAKA
1. Yadav AR. Mani AM, Marawar PP. Periodontal abscess: a review.
International
Journal of Health and Medical Sciences 2013 ; 1 (1): 13-7.
65