Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup
Disusun Oleh:
LILIS
181314009
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang mana telah memberikan kami
kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa
shalawat beriring salam kami sanjungkan atas nabi besar kita Muhammad s.a.w.
Rasa hormat juga ingin kami sampaikan kepada dosen yang telah membimbing kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Perencanaa Pembangunan
Tata Ruang ”. Adapun makalah yang saya susun ini, saya sangat berharap kritik dan
saran dari pembaca untuk perbaikan makalah ini agar bisa menjadi lebih baik.
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang...............................................................................1
2. Rumusan Masalah.........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Asas................................................................................................4
B. Tujuan............................................................................................6
A. Prinsip perencanaan......................................................................8
B. Tahapan perencanaan daerah.......................................................9
1. Kesimpulan..........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata ruang dan
rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang disusun berdasarkan pendekatan wilayah
administratif dengan muatan substansi mencakup rencana struktur ruang dan rencana pola
ruang. Rencana rinci tata ruang disusun berdasarkan pendekatan nilai strategis kawasan dan
atau kegiatan kawasan dengan muatan substansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok
dan subblok peruntukan. Penyusunan rencana rinci tersebut dimaksudkan sebagai
operasionalisasi rencana umum tata ruang dan sebagai dasar penetapan peraturan zonasi.
Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan
ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok atau zona peruntukan
yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang. Rencana rinci tata ruang wilayah
kabupaten/kota dan peraturan zonasi yang melengkapi rencana rinci tersebut menjadi salah
satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat
dilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang.
Pengendalian pemanfaatan ruang tersebut dilakukan pula melalui perizinan pemanfaatan
ruang. Perizinan pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai upaya penertiban pemanfaatan
ruang sehingga setiap pemanfaatan ruang harus dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang.
Izin pemanfaatan ruang diatur dan diterbitkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai
dengan kewenangannya masing-masing. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang, baik yang dilengkapi dengan izin maupun yang tidak memiliki izin,
dikenai sanksi adminstratif, sanksi pidana penjara, dan/atau sanksi pidana denda.
2. RUMUSAN MASALAH
4
BAB II
PEMBAHASAN
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain
hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana
dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat
yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.
Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang.
Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang
yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui
pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang.
Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat
diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola
ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pembiayaannya.
Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.
Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan
ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
A. Azas
5
a. Keterpaduan, maksudnya penataan ruang diselenggarakan dengan
mengitegrasikan berbagai kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah,
dan lintas pemangku kepentingan.
6
B. Tujuan
2. Penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan
ruang wilayah kabupaten/kota dilakukan secara berjenjang dan komplementer.
7
3. Penataan ruang wilayah nasional meliputi ruang wilayah yurisdiksi dan wilayah
kedaulatan nasional yang mencakup ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan.
4. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota meliputi ruang darat, ruang laut,
dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
5. Ruang laut dan ruang udara, pengelolaannya diatur dengan undang-undang tersendiri.
A. Prinsip Perencanaan
b. Pelaksanaan Musrenbang :
8
Musrenbang dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan penyampaian,
pembahasan dan penyepakatan rancangan awal RPJPD.
Pelaksanaan Musrenbang ditetapkan oleh kepala daerah.
d. Penetapan :
b. Pelaksanaan Musrenbang :
9
Musrenbang dilaksanakan oleh Bappeda dengan mengikutsertakan pemangku
kepentingan.
Musrenbang dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan penyampaian,
pembahasan dan penyepakatan rancangan RPJMD.
Pelaksanaan Musrenbang ditetapkan oleh kepala daerah.
d. Penetapan :
b. Pelaksanaan Musrenbang :
10
Musrenbang RKPD dilaksanakan oleh Bappeda setiap tahun dalam rangka
membahas Rancangan RKPD tahun berikutnya.
Musrenbang RKPD provinsi dilaksanakan untuk keterpaduan antar-Rancangan
Renja SKPD dan antar-RKPD kabupaten/kota dalam dan antarprovinsi.
Musrenbang RKPD kabupaten/kota dilaksanakan untuk keterpaduan
Rancangan Renja antar-SKPD dan antar-Rencana Pembangunan Kecamatan.
Pelaksanaan Musrenbang RKPD provinsi difasilitasi oleh Departemen Dalam
Negeri.
Pelaksanaan Musrenbang RKPD kabupaten/kota difasilitasi oleh pemerintah
provinsi.
Musrenbang RKPD kabupaten/kota dimulai dari Musrenbang desa atau
sebutan lain/kelurahan, dan kecamatan atau sebutan lain.
Musrenbang RKPD provinsi dilaksanakan setelah Musrenbang
kabupaten/kota.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan Musrenbang diatur
dengan Peraturan Menteri.
Departemen Dalam Negeri menyelenggarakan pertemuan koordinasi pasca
Musrenbang RKPD provinsi.
Pemerintah Provinsi menyelenggarakan pertemuan koordinasi pasca
Musrenbang RKPD kabupaten/kota.
d. Penetapan :
1. Sumber Data
11
a. Dokumen rencana pembangunan daerah disusun dengan menggunakan data dan
informasi, serta rencana tata ruang.
f. Rencana tata ruang merupakan syarat dan acuan utama penyusunan dokumen
rencana pembangunan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
analisis daerah;
identifikasi kebijakan nasional yang berdampak pada daerah;
perumusan masalah pembangunan daerah;
penyusunan program, kegiatan, alokasi dana indikatif, dan sumber pendanaan;
dan
penyusunan rancangan kebijakan pembangunan daerah.
b. Proses pengolahan data dan informasi serta rencana tata ruang dilakukan
melalui koordinasi dengan pemangku kepentingan.
12
b. Rumusan permasalahan disusun secara menyeluruh mencakup tantangan,
ancaman, dan kelemahan, yang dihadapi dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan daerah.
c. Penyusunan rumusan masalah dengan anggaran prakiraan maju, pencapaian
sasaran kinerja dan arah kebijakan ke depan.
13
BAB III
PENUTUP
3. KESIMPULAN
Ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik sebagai kesatuan wadah
yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi,
maupun sebagai sumber daya, merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa
Indonesia yang perlu disyukuri, dilindungi, dan dikelola secara berkelanjutan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat sesuai dengan makna yang terkandung dalam falsafah dan dasar
negara Pancasila. Dalam Undang-Undang tentang Penataan Ruang menyatakan bahwa negara
menyelenggarakan penataan ruang, yang pelaksanaan wewenangnya dilakukan oleh
Pemerintah dan pemerintah daerah dengan tetap menghormati hak yang dimiliki oleh setiap
orang.
14
DAFTAR PUSTAKA
WAHID, YUNUS., 2014. PENGANTAR HUKUM TATA RUANG. Jakarta : Kencana
SILALAHI, DAUD., 2001. HUKUM LINGKUNGAN (dalam sistem penegakan hukum
lingkungan indonesia). Bandung : Penerbit Alumni.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG
TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI
PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG
PENATAAN RUANG.
15