Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fahrizal Nurkholis 

NIM : 2009133
Prodi : Pendidikan Fisika A 

JENIS JENIS BERPIKIR DAN TIPE GAYA BELAJAR

Jenis-jenis berfikir
Berfikir adalah berkembangnya suatu ide, konsep, pemikiran yang baru yang keluar dari
dalam diri seseorang. Dan berkembangnya pemikiran itu sendiri dari informasi yang telah
didapat dan disimpan oleh seseorang dalam yang berupa pengertian-pengertian.
1. Berfikir Kritis
Berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau
keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. ( Pery &
Potter,2005).
Menurut Bandman dan Bandman (1988), berfikir kritis adalah pengujian secara rasional
terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah, kepercayaan dan
tindakan. Menurut Strader (1992), befikir kritis adalah suatu proses pengujian yang
menitikberatkan pendapat tentang kejadian atau fakta yang mutakhir dan
menginterprestasikannya serta mengevaluasi pandapat-pandapat tersebut untuk mendapatkan
suatu kesimpulan tentang adanya perspektif/ pandangan baru.
Berfikir kritis adalah suatu proses berfikir sistematik yang penting bagi seorang
profesional. Berfikir kritis akan membantu profesional dalam memenuhi kebutuhan klien.
Berfikir kritis adalah berfikir dengan tujuan dan mengarah-sasaran yang membantu individu
membuat penilaian berdasarkan data bukan perkiraan (Alfaro-LeFevre 1995).
2. Berfikir Kreatif
Berfikir kreatif adalah berfikir untuk bisa menemukan suatu hal yang baru dan
sebelumnya belum pernah dilakukan oleh orang lain.  Berfikir kreatif adalah suatu
kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk berfikir secara kontinyu dan konsisten dalam
menghasilkan berbagai hal yang sifatnya kreatif dan juga orisinil. Proses berfikir kreatif pun
tidak melulu membuat suatu hal atau konsep yang baru.
Munandar (1999) menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan umum untuk
menciptakan sesuatu yang baru, karena kemampuan untuk memberikan ide baru yang bisa
diterapkan pada pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk mengetahui hubungan
antara unsur yang sudah ada.
Menurut Nurmasari, berfikir kreatif dalam matematika dan dalam bidang lainnya
merupakan bagian keterampilan hidup yang perlu dikembangkan terutama dalam menghadapi
era informasi dan suasana bersaing semakin ketat. Individu yang diberi kesempatan berfikir
kreatif akan tumbuh sehat dan mampu menghadapi tantangan. Sebaliknya, individu yang
tidak diperkenankan berfikir kreatif akan menjadi frustrasi dan tidak puas. Pengembangan
aktivitas kreatif tersebut adalah dengan melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuandengan
mengembangkan pemikiran divergen, orisinal, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan
serta mencoba-coba.
3. Taksonomi Bloom
 Ranah Kognitif 
Ranah ini meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang  telah
dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir, kompetensi  memperoleh
pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan  penalaran. 
 Ranah Afektif 
Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan,  emosi serta
derajat penerimaan atau penolakan suatu objek dalam kegiatan belajar  mengajar. 
 Ranah Psikomotor 
Ranah ini meliputi kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota  badan
serta kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri dari  gerakan
refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan,  keterampilan
kompleks, serta ekspresif dan interperatif.

Tipe gaya belajar


Gaya belajar adalah cara yang dipakai dan lebih disukai sehingga menjadi kebiasaan
dalam proses belajar, yaitu bagaimana menangkap, mengatur, serta mengolah informasi yang
diterima sehingga pembelajaran menjadi efektif. Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan
yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh
masing-masing orang untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit
dan baru melalui persepsi yang berbeda.
menurut David Kolb, terdapat empat jenis gaya belajar yaitu (Ghufron dan Risnawita,
2012):

1. Gaya Diverger. Gaya Belajar Diverger merupakan kombinasi dari perasaan dan
pengamatan. Individu dengan tipe diverger unggul dalam melihat situasi konkret dari
banyak sudut pandang yang berbeda. Pendekatannya pada setiap situasi adalah
mengamati dan bukan bertindak, termasuk perilaku orang lain diskusi dan sebagainya.
Individu seperti menyukai tugas belajar yang menuntutnya untuk menghasilkan ide-
ide (brainstorming), mempelajari hal-hal baru, biasanya juga menyukai isu budaya.
Ingin segera mengalami suatu pengalaman, misalnya memecahkan suatu persoalan,
dan tidak takut untuk mencoba.
2. Gaya Assimilator. Gaya Belajar Assimilator merupakan kombinasi dari berpikir dan
mengamati. Individu dengan tipe assimilator memiliki kelebihan dalam memahami
berbagai sajian informasi yang dikumpulkan dari berbagai berbagai sumber, dan
dipandang dari berbagai berbagai perspektif dirangkum dalam suatu format yang
logis, singkat dan jelas. 
3. Gaya Konverger. Gaya Belajar Konverger merupakan kombinasi dari berpikir dan
berbuat. Individu dengan tipe konverger unggul dalam menemukan fungsi praktis dari
berbagai ide dan teori. Biasanya mereka punya kemampuan yang baik dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
4. Gaya Akomodator. Gaya Belajar Akomodator merupakan kombinasi dari perasaan
dan tindakan. Individu dengan tipe akomodator memiliki kemampuan belajar yang
baik dari hasil pengalaman nyata yang dilakukannya sendiri. Mereka suka membuat
rencana dan melibatkan dirinya dalam pengalaman baru dan menantang. 

DAFTAR PUSTAKA
M.N. Ghufron dan Rini Risnawati, Gaya Belajar; Kajian Teoritik, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2012, Cet. I, hal. 10.
Nasution. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sugiyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai