Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam

“BERAGAMA YANG BAIK SEBAGAI JALAN MENUJU TUHAN”

Disusun oleh :

Asfi Aprilia Nur Yanis 2110165791


Wulan Permatasari 2110165749
Sindi Pranataliya 2110180111

PROGAM STUDI S-1 AKUNTANSI


STIESIA
2021
LATAR BELAKANG
Manusia lahir di dunia yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan menciptakan dunia
dan seisinya agar dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karenanya,
sudah selayaknya manusia berterima kasih kepada Tuhan dengan cara menyembah-Nya.
Berbicara tentang menyembah Tuhan (ibadah), manusia memiliki cara yang berbeda-beda
dalam beribadah kepada Tuhan yang mereka yakini.
Agama diturunkan oleh tuhan sesungguhnya untuk kebaikan umat manusia. Kebaikan
yang dimaksud adalah bahwa dengan agama manusia berada dijalan yang lurus karena agama
memberikan rambu-rambu yang jelas bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan Allah,
sesame manusia, dan alam.
Tuhan telah menciptakan berbagai agama untuk kepentingan berbagai pemeluk, waktu
dan negeri. Semua ajaran hanya merupakan berbagai jalan, tetapi suatu jalan sama sekali
bukanlah sama dengan Tuhan itu sendiri. Sesungguhnya, seseorang akan mencapai Tuhan jika
ia mengikuti jalan manapun juga, dengan pengabdian diri sepenuh penuhnya.

RUMUSAN MASALAH
a. Mengapa Manusia Perlu Memiliki Agama
b. Fungsi Agama Bagi Manusia
c. Cara Menuju Tuhan Melalui Beragama yang Baik

PEMBAHASAN
A. MENGAPA MANUSIA PERLU BERAGAMA
Kata “agama” berasal dari kata sansekerta. Ada satu pendapat yang mengatakan bahwa
kata itu tersusun dari dua kata, “a” yang berarti tidak, dan “gama” yang berarti pergi. Jadi,
“agama” berarti tidak pergi, tetap ditempat dan diwarisi secara turun-temurun (Harun
1985:13). Jadi agama berarti tidak berantakan atau teratur. Dengan makna ini dapat dipahami
bahwa agama memberikan serangkaian aturan kepada para penganutnya sehingga hidupnya
tidak berantakan. Agama menyampaikan para pemeluknya kepada suatu cara hidup yang
teratur.
Dasarnya manusia memiliki keterbatasan pengetahuan dalam banyak hal. Oleh karena
keterbatasannya yang dimiliki itulah maka manusia memerlukan agama untuk membantu dan
memberikan pencerahan spiritual pada dirinya. Manusia membutuhkan agama tidak sekedar
untuk kebaikan dirinya di hadapan Tuhan saja melainkan juga untuk membantu dirinya
menghadapi bermacam-macam problem yang terkadang tidak dipahami.
Dalam kehidupan sosial bagi seorang umat manusia agama diperlukan untuk menjadi
dasar dalam menata kehdupan. Dalam kehidupan social agama diperlukan saat upacara
kelahiran, perkawinan dan kematian.
Ada dua pakar yang menyampaikan mengapa manusia beragama, membutuhkan
agama, dan memaknai agama dalam kehidupan.
1. Prof Dr. M. Quraish Shihab
Setidaknya memiliki dua alasan yaitu:
Pertama, manusia memiliki naluri ingin tahu. Dengan menggunakan panca indra, akal,
dan jiwanya, sedikit demi sedikit pengetahuannya bertambah. Manusia membutuhkan
informasi tentang apa yang tidak diketahuinya itu, khususnya dalam hal-hal yang sangat
mengganggu ketenangan jiwanya atau syarat kebahagiannya. Di sinilah informasi tuhan
itu dating (agama itu dibutuhkan)
Kedua, kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang berarti manusia tidak dapat
hidup sendiri. Banyak kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi sendiri karena keterbatasan
waktu, pengetahuan dan kemampuan lainnya. Hidup manusia bagikan lalu lintas,
masing-masing ingin berjalan dengan selamat dan sampai tujuan. Namun karena
kepentingan berbeda-beda, maka apabila tidak ada peraturan lalu lintas kehidupan,
pasti akan terjadi benturan dan tabrakan. Dengan demikian manusia membutuhkan
peraturan demi lancarnya lalu lintas kehidupan. Di sinilah agama sangat diperlukan.
2. A. Azhar Basyir
Dua alasan mengapa manusia membutuhkan agama:
Pertama, karena manusia ingin bertahan diri untuk menjadi makhluk tuhan yang mulia
untuk itu manusia harus beriman dan beramal shaleh, yang merupakan bagian utama
bagi agama islam. Dasar jawaban ini adalah mengacu pada QS, At-Tin, (95): 4-6
“sesungguhnya telah kami jadikan manusia itu dalam bentuk/konstruksi yang sebaik-
baiknya. Kemudian kami kembalikan dia menjadi serendah-rendahn makhluk yang
rendah, kecuali mereka yang beriman dan beramal shaleh, mereka mendapat pahala
yang tidak berkeesudahan”.
Kedua, untuk membimbing akal agar mampu berpihak pada panggilan hati Nurani. Di
dalam diri manusia terdapat kekuatan yang senantiasa mengajak hidup baik, yaitu yang
sering dinamakan “hati Nurani”. Tetapi disamping ituterdapat juga kekuatan yang
menarik-narik ke arah keburukan, kekuatan ini dinamakan “hawa nafsu”. Di sinilah
diperlukan adanya hal yang dapat mengatasi itu semua. Hal Itu harus datang dari luar
manusia, dan berupa ketentuan-ketentuan yang pasti untuk menjadi pedoman hidup
manusia. Tidak lain hal itu adalah agama yang datangnya dari tuhan, bukan buatan
manusia sendiri.
Manusia memerlukan agama sebagai pedoman dalam menjalankan dan mengarahkan
kehidupan agar selalu berada di jalan yang benar. Agama tidak hanya sebagai identitas belaka,
namun agama juga berfungsi di kehidupan manusia agar kehidupan yang dijalankan menjadi
terarah.

B. FUNGSI AGAMA BAGI MANUSIA


Banyak ahli memberikan penjelasan tentang fungsi agama bagi manusia.
Zakiah daradjat berpendapat bahwa agama sebagai sumber system nilai petunjuk
atau pedoman dan pendorong bagi manusia untuk memecahkan persoalan hidup.
Sebagai petunjuk atau pedoman, agama memberikan isyarat kepada manusia
agar hidup yang dijalani tidak salah dan keluar dari kebenaran, maka ia perlu
difungsikan secara optimal dalam kehidupan manusia. Sebagai pendorong, agama
menjadi motivator yang paling kuat dalam meneguhkan keyakinan manusia. Kita
pasti sukses menggapai sesuatu jika kita memiliki modal keyakinan yang kuat,
yang bersumber dari agama. Agama mengajarkan barang siapa bersungguh-
sungguh memohon kepada tuhan, tuhan pasti mengabulkan.
Menurut Thomas F. O’Dea, agama berfungsi menyediakan motivasi positif
bagi pemeluknya, serta sebagai pelipur lara dan rekonsiliasi. Agama juga
memberikan semangat dan dukungan moril pada saat manusia berada dalam
ketegangan, ketidakpastian, kekecewaan, dan frustasi.
Dalam suatu tulisan ada ahli yang memberikan beberapa daftar fungsi
agama yang penting, antara lain :
1. Agama Memberikan kedamaian mental (mental peace).
Manusia hidup bergumul untuk tetap hidup di antara ketidakpastian dan
ketidaknyamanan, maka dari itu agama lah yang memberikan
penghiburan dan dorongan dalam masa krisis. Agama memberi tempat
perlindungan yang benar, manusia memperoleh kedamaian mental dan
dorongan kepada manusia untuk menghadapi kehidupan dan masalah-
masalahnya.
2. Agama Menanamkan Kebajikan-Kebajikan Sosial
Agama mempromosikan kebajikan-kebajikan utama. Misalnya,
kebenaran, kejujuran, disiplin, dsb.
3. Agama Meningkatkan Solidaritas Sosial
Ahli menunjukkan bahwa agama mempunyai kekuatan
mengintegerasikan dalam masyarakat manusia. Hal ini benar karena
orang beragama mempunyai kepercayaan yang sama, sentiment yang
sama, ibadah yang sama, berpartisipasi dalam ritual Bersama, dan
seterusnya merupakan factor-faktor perekat yang penting untuk
memperkuat kesatuan dan solidaritas.
4. Agama Adalah Agen Sosialisasi dan Kontrol Sosial
Agama memiliki peranan penting dalam mengatur atau
mengorganisasikan dan mengarahkan kehidupan sosial. Agama
menolong menjaga norma-norma social dan control sosial. Agama
mensosialisasikan individu dan melakukan control baik terhadap
individu maupun kelompok dengan berbagai cara.
5. Agama Meningkatkan Kesejahteraan
Agama mengajarkan kepada umatnya agar melayani masyarakat serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mengajarkan bahwa
pelayanan kepada sesama manusia adalah juga pelayanan kepada
tuhan. Agama mengembangkan sikap filantropis manusia dan dengan
demikian mendorong ide saling menolong dan bekerja sama.
Fungsi-fungsi yang dijelaskan di atas hendaknya selalu dijadikan bagian
penting dalam kehidupan. Agama perlu difungsikan untuk memberikan
pencerahan spiritual bagi kita agar semakin dekat dengan Allah.

C. MENUJU TUHAN MELALUI BERAGAMA YANG BAIK


Untuk sampai kepada tuhan (ALLAH) manusia perlu menginternalisasikan
diri ke dalam agama dengan penuh kesungguhan. Secara subtansi ada
penjelmaan yang berbeda antara orang yang sungguh-sungguh beragama dan
orang-orang yang pura-pura beragama. Perbedaan itu di antaranya dapat dilihat
dalam beberapa hal :
1. Keteguhan Iman
Keteguhan iman seseorang dapat dilihat dari sikap dan perilakunya.
Sikap dapat mencerminkan pendirian seseorang yang teguh dalam
memegang prinsip atau orang yang mudah terpengaruh. Sedangkan
perilaku dapat mencerminkan perbuatan seseorang apakah
perbuatannya mengarah pada hal yang positif atau negatif. Seseorang
yang memiliki keteguhan iman akan selalu berupaya bahwa kehidupan
yang dijalani tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama.
2. Konsisten Dalam Mentaati Ajaran Agama
Al-qur’an mengajarkan kepada kita untuk konsisten memegang iman
dan menjalankan ajaran agama dengan baik. Secara sosial, agama tidak
hanya untuk mengenal seseorang itu agamanya apa, namun agama yang
kita peluk harus bisa memberikan kebaikan dan kenyamanan dalam
hidup bermasyarakat melalui sikap toleran dan mengakui perbedaan.
Secara ritual, agama yang kita peluk harus dijalankan dengan baik
memalui ibadah yang sebagaimana diperintahkan agama. Demikian
dalam larangan yang ditetapkan oleh agama, setiap pemeluk agama juga
dituntut untuk konsisten dalam mentaati apa saja yang dilarang oleh
agama.
3. Kesalehan dalam Bersikap dan Berperilaku
Kesalehan yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari adalah
membangun kesadaran bahwa kita sesama hamba Allah harus saling
berbuat baik, tidak saling membenci. Kesalehan individu dalam diri kita
dapat dimulai dari membangun komitmen untuk menjadi pribadi yang
lebih baik, jujur, dermawan, amanah. Modal kesalehan individu
demikian dalam bermasyarakat yang akhirnya melahirkan kesalehan
sosial kepada sesama.

KESIMPULAN
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia memerlukan agama
sebagai pedoman dalam membimbing dan mengarahkan kehidupan agar selalu
berada dijalan yang benar. Jadi, agama tidak sekedar dijadikan sebagai identitas
belaka, melainkan benar-benar difungsikan dalam kehidupan agar manusia
terbimbing dan terarah. Orang yang sungguh-sungguh dalam agama dapat dilihat
dari imannya teguh atau dapat terpengaruh, apakah orang itu konsisten dalam
menaati ajaran agama ataukah mengabaikannya, apakah orang itu memiliki sikap
saleh dan berperilaku ataukah tidak berakhlak.

Anda mungkin juga menyukai