Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN LAMA MEROKOK DENGAN DERAJAT


HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
WARA BARAT KOTA PALOPO TAHUN 2021

INDA OCTAVIANA
K.18.01.013

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
TAHUN AJARAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat tuhan yang maha esa dan rahmat serta ridho-nya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan proposal yang berjudul
“Hubungan Lama Merokok Dengan Derajat Hipertensi Diwilayah Kerja
Puskesmas Wara Barat Kota Palopo Tahun 2021”.

Penyusun mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada orang tua
untuk dukungan morial dan materil yang diberikan. Penyusun menyadari bahwa
penyusunan proposal ini jauh dari kesempurnaan disebabkan terbatasnya
pengetahuan yang dimiliki oleh penulis olehnya itu dengan rendah hati
mengharapkan saran dan kritik. Saya ucapkan banyak terima kasih kepada Ibu
Ratnasari Iskandar.,S.Kep.,Ns,.M.Kes yang telah membimbing dan memberikan
arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan proposal ini. Akhir kata
semoga tuhan yang maha esa senantiasa melimpahkan rahmat, berkat dan
karunia-nya kepada kita semua dan menjadikan kita sebagai hamba-nya yang
selalu bersyukur.

Palopo, 10 juni 2021

Penulis

Inda octaviana

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian........................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian......................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 6

A. Tinjauan Umum Tentang hubungan lama merokok...................................... 20

B. Tinjauan Umum Tentang derajat hipertensi.................................................. 23

C. Kerangka Konsep........................................................................................... 24

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif.................................................... 25

E. Hipotesis Penelitian.......................................................................................25

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................26

A. Desain Penelitian...........................................................................................26

iii
B. Lokasi dan waktu Penelitian..........................................................................26

C. Populasi dan Sampel......................................................................................26

D. Instrumen penelitian.......................................................................................27

E. Teknik Pengambilan Sampel.........................................................................28

F. Metode Pengumpulan Data............................................................................28

G. Metode Analisa Data......................................................................................29

H. Etika Penelitian..............................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1Definisi Operasional dan Kriteria Objektif.......................................29

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Patofisiologi Terjadinya lama merokok dengan derajat hipertensi

..........................................................................................................................14

Gambar 2.2Kerangka Konsep Penelitian.........................................................28

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan upaya mewujudkan salah satu hak

dasar masyarakat, yaitu hak memperoleh pelayanan kesehatan berdasarkan

Pasal 29 H(1) Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 23

Tahun 1992 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan harus dianggap

sebagai investasi untuk meningkatkan kualitas talenta, terutama pendidikan

dan komponen utama ekonomi, dan kesehatan juga berperan dalam

pengentasan kemiskinan (Santosa 2011).

Tekanan darah tinggi adalah penyakit diam karena Anda tidak tahu fakta

bahwa Anda memiliki tekanan darah tinggi sebelum Anda memeriksa tekanan

darah Anda. Hipertensi, baik sistolik maupun diastolik, merupakan penyebab

utama stroke (Rudianto, 2013). Hipertensi dan tekanan darah tinggi telah

menjadi penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia (Ira

Haryani 2014).

Menurut catatan World Health Organization (WHO) pada tahun 2011,

terdapat 1 miliar penderita tekanan darah tinggi di dunia, dan dua pertiganya

tinggal di negara berkembang di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Prevalensi hipertensi diperkirakan akan terus meningkat, dan diperkirakan

pada tahun 2025, 29% orang dewasa di seluruh dunia akan mengalami

hipertensi. Tekanan darah tinggi dikenal sebagai penyakit kardiovaskular.

1
Diperkirakan telah menyebabkan 30% kematian di seluruh dunia, dan

menurut berbagai penelitian yang diperoleh selama dekade terakhir,

prevalensinya adalah 37,4%, peningkatan yang signifikan dalam prevalensi

hipertensi. Hipertensi meningkat dari 41,7% menjadi 60% karena kematian

akibat penyakit tidak menular (PTM). Sebuah penelitian terakhir di Indonesia

menemukan bahwa PTM adalah 10 penyebab utama kematian di semua

kelompok umur. , Stroke adalah komplikasi. Hipertensi adalah penyebab

utama kematian. (Kementerian Kesehatan, 2013).Diperkirakan 15 juta orang

Indonesia memiliki tekanan darah tinggi, tetapi hanya 4% yang berhasil

ditangani. Artinya, seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi dan

mengetahui bahwa dia memiliki tekanan darah tinggi. Lebih dari 50% pasien

tidak menganggap dirinya hipertensi karena cenderung menderita tekanan

darah tinggi untuk menghindari perubahan dan faktor risiko (Abidin & Nawi,

2011).

Di Indonesia, ancaman tekanan darah tinggi tidak boleh diabaikan. Hal ini

dapat dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah penderita hipertensi di

Indonesia. Sayangnya, bagaimanapun, itu ditemukan hanya sekitar 50% dari

total pasien hipertensi. Dan hanya separuh dari pasien tersebut yang

mendapatkan pengobatan rutin (Suraioka, 2012).Menurut WHO dan

International Society of Hypertension (ISH) tahun 2012, jumlah penderita

hipertensi di seluruh dunia saat ini mencapai 600 juta, dimana 3 juta

diantaranya meninggal setiap tahun dan 7 dari 10 pasien akurat.Saya belum

berobat (Kementerian Kesehatan RI, 2012). Dari 33 provinsi di Indonesia,


terdapat delapan kategori yang kasus hipertensinya melebihi rata-rata nasional.

Sumatera Selatan (24%), Riau 23%, Kalimantan Timur 22%. Di sisi lain,

kejadian hipertensi di perkotaan seperti Jober de Tabek, Medan, Bandung,

Surabaya, dan Makassar cenderung sebesar 3034% dibandingkan kota-kota di

Indonesia. (Eka, 2011 Dalam Dewi, 2013).

Menurut data Dinas Kesehatan Kota Paropo 4.444 kasus, jumlah kasus

baru di Kota Paropo pada tahun 2010 sebanyak 13.803. Pada tahun 2011

jumlah kasus hipertensi meningkat sebanyak 25.332 kasus (Rini

Anggraeny.dkk 2013).

Faktor yang dapat meningkatkan potensi terjadinya hipertensi salah

satunya adalah rokok. Hal ini didukung oleh Majelis Urama Indonesia (MUI)

diikuti oleh Hwato. Hukumnya keterlaluan karena dilakukan di tempat umum

selain di atas, anak-anak, ibu hamil, dan melalui Ichimaura Panitia III MUI

Hwatowa yang diadakan pada 24 Januari 2009 di Sumatera Barat Bisa terjadi

karena kurufu. Misalnya, dilarang merokok bagi pegawai MUI dalam keadaan

apapun. Alasan larangan ini adalah karena merokok melibatkan tindakan

menyakiti diri sendiri. Merokok dapat lebih berbahaya daripada baik.

Faktor risiko lain untuk tekanan darah tinggi adalah merokok. Pada hasil

Riskesdas 2013, proporsi perokok aktif harian tertinggi terdapat pada 3034

sebesar 33,4% dan 3539 sebesar 32,2%, sedangkan proporsi perokok harian

pada pria lebih tinggi dibandingkan perokok wanita (47,5 di atas 1,1%). Di

Indonesia, jumlah kematian akibat penyakit akibat rokok mencapai 300.000

per tahun. Sekitar 60% kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit tidak
menular (PTM) yang disebabkan oleh rokok, antara lain stroke, tekanan darah

tinggi dan penyakit jantung, dan jumlahnya kini terus meningkat. Karena PTM

yang semula terjadi pada orang tua mulai menyerang di usia muda, hal ini

menjadi ancaman bagi pertumbuhan ekonomi. Prevalensi perokok Indonesia

di atas usia 15 tahun terus meningkat. Pada tahun 2010, perokok usia 5 tahun

menurut Riskesdas memiliki insiden terbesar di beberapa negara bagian di

Jawa Timur Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera Selatan, Yogyakarta

(Juliyah, 2012).30 Juni 2015 Menurut rilis awal Puskesmas Safa Nakere

Kabupaten Barat yang merupakan ikan gurame mewah, jumlah penderita

hipertensi setiap tahun semakin meningkat, menyasar petugas polisi dengan

puskesmas, hipertensi masuk sepuluh besar. Diperkirakan 2013-74 orang,

2014-2015 80 orang, dan tahun ini penduduk Kota Luban akan bertambah

sekitar 100 orang dari 1.686 orang. Dan sebagian besar pasien adalah perokok,

dan menurut hasil data puskesmas yang diperoleh, sekitar 60% diantaranya

adalah perokok aktif.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang hubungan merokok jangka panjang dengan hipertensi di

wilayah kerja puskesmas wara barat kota palopo tahun 2021.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “apakah ada hubungan lama merokok

dengan derajat hipertensi di wilayah kerja puskesmas wara barat kota palopo

tahun 2021?”
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan antara lama merokok dengan derajat

hipertensi di wilayah kerja puskesmas wara barat kota palopo tahun 2021.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui waktu lama mengkonsumsi rokok pada masyarakat

di wilayah kerja puskesmas wara barat kota palopo tahun 2021.

b. Untuk mengetahui derajat hipertensi pada mayarakat di wilayah kerja

puskesmas wara barat kota palopo tahun 2021.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi tentang

hubungan lama merokok dan lama merokok dengan derajat hipertensi serta

sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti hal yang

berkaitan dengan masalah peneliti.

2. Manfaat Praktis

Sebagai salah satu referensi yang dapat bermanfaat terutama sebagai

salah satu sumber informasi bagi peneliti kebijkan dan pelaksanaan

program bagi instansi kesehatan di Puskesmas Wara Barat Kota Palopo.

3. Bagi Insitusi

Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi institusi Universitas

Mega Buana Palopo dalam rangka meningkatkan mutu, kinerja,


pendidikan perawat dan meningkatkan pengetahuan tentang pengaruh

hubungan lama merokok dan lama merokok dengan derajat hipertensi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Hubungan Lama Merokok

1. Pengertian hubungan lama merokok

Rokok adalah nilai pasar atau kemasan yang mengandung bentuk lain

yang dihasilkan dari Nicotiana tabacum, Nicotiana Rustica dan jenis serta

senyawa lain yang mengandung nikotin, tar atau bahan tambahan,

merupakan produk olahan dari tembakau. Dia merokok setidaknya 410

batang. Merokok adalah penggunaan rokok berikutnya dengan rokok di

atasnya atau penggunaan pipa untuk merokok (Sitepoe, 2000). Merokok

merusak pembuluh darah, mempersempit pembuluh darah, mengentalkan

dan membuat dinding bagian dalam menjadi kasar, serta mencegah kondisi

paru dan jantung perokok bekerja secara efisien (Lindah, 2010). Di

masyarakat, tembakau memiliki banyak faktor risiko penyakit seperti

penyakit kardiovaskular, penyakit serebrovaskular, disfungsi ereksi, dan

berbagai kanker, yang disebabkan oleh kandungan bahan kimia dan

partikel yang terkandung dalam asap rokok. al, 2009). Menurut peraturan

pemerintah RI No.109 tahun 2012 menyebutkan bahwa rokok adalah salah

satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar diisap dan atau

dihirup asapnya,termasuk rokok kretek, rokok putih,crutu atau bentuk

lainnya yang dihasilkan dari nama nicotianatabacum,nicotianarustica, dan

spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan

28
karbon monoksida antara, dengan atau tanpa bahan tambahan. Merokok

sangat berbahaya bagi kesehatan karena dalam merokok ada bahaya zat

yang berbahaya bagi tubuh diantarnya dalam nikotin dan karbon

monoksida yang terdapat dalam merokok dapat meningkatkan risiko

terjadinya pengumpalan darah pembuluh darah dan juga nikotin dapat

menyebabkan pengapuran pada dinding pembuluh darah.nikotin dalam

asap rokok merang sangat tubuh melepaskan adrenalin yang menyebabkan

peningkatan detak jantung dan tekanan darah (Suiraoka,2012).

Nikotin yang terkandung dalam merokok dapat meningkatkan risiko

koagulasi pembuluh darah.Nikotin juga dapat menyebabkan pengapuran

pembuluh darah.Dengan asap rokok, tubuh melepaskan adrenalin untuk

meningkatkan detak jantung dan tekanan darah (Suiraoka, 2012).

Nikotin adalah zat atau senyawa yang mengandung nicotianatabacum,

nicotianarustica dan spesies atau senyawanya yang dapat menyebabkan

adiksi. Karbon monoksida merupakan zat yang umum terdapat pada

knalpot mobil dan merupakan gas beracun yang dapat menurunkan kadar

oksigen dalam darah (Kemenkes RI, 2012).

a. Lama merokok

Merokok dimulai di bawah usia 10 tahun atau di atas usia 10 tahun.

Semakin cepat Anda merokok, semakin sulit untuk memutuskan rokok,

tetapi Tembakau juga memiliki efek volume-reaktif, semakin muda usia

merokok, semakin besar efeknya. Ketika perilaku merokok dimulai pada

masa pubertas, merokok dapat dikaitkan dengan tingkat tarterosklerosis.


Meningkatkan kebiasaan merokok dan merokok sejak dini meningkatkan

risiko kematian. Merokok sebatang rokok sehari meningkatkan tekanan

darah sistolik menjadi 102 mmHg dan meningkatkan denyut jantung 5-20

kali/menit. Efek tembakau terasa 10 sampai 20 tahun setelah digunakan.

Efek merokok tidak hanya mempengaruhi perokok aktif tetapi juga

perokok tidak langsung (Yashinta, 2016).

b. Macam-macam rokok

Rokok adalah salah satu hasil olahan tembakau dengan menggunakan

bahan ataupun tanpa bahan berupa cengkeh disebut rokok kretek. Rokok

tambah bahan tambahan cengkeh disebut sebagai rokok putih (Sukmah

Ningsih, 2016).

c. Faktor Pemicu Merokok

1) Kebiasaan adat istiadat

Nilai-nilai dan budaya memicu bahkan mempengaruhi perilaku

perokok. Kebiasaan orangtua dalam keluarga telah banyak ditiru oleh

anak-anak, sehingga berlanjut sampai dewasa. Anak-anak dan remaja

merokok karena padamulanya mereka terpengaruh oleh orangtua,

teman dan guru yang merokok (Sumarno, 2017).

2) Derajat dan klafisikasi perokok

Dikatakan sebagai perokok ringan apabila hasilnya kurang dari 200,

dikatakan sebagai perokok sedang apabila hasilnya antara 200–599,

dikatakan perokok berat apabila hasilnya lebih atau sama dengan 600.

Semakin lama seseorang merokok dan semakin banyak rokok yang


diisap perhari, maka derajat merokok akan semakin berat (Tawbariah

et al, 2014).

Kemudian untuk klasifikasi lainnya ada pula yang membedakan

antara perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif adalah orang

yang mengonsumsi rokok secara langsung (diisap), sedangkan perokok

pasif adalah orang yang bukan perokok tetapi menghirup asap rokok

dari orang lain (Tawbariah et al, 2014).

d. Kebiasaan merokok

Merokok dapat menyebabkan tekanan darah meningkat. Merokok berat

berhubungan dengan tingginya insiden hipertensi maligna dan risiko

stenosis aterosklerotik ginjal. Dalam studi kohort prospektif yang

dilakukan oleh Ph.D. Thomas S. Bowman dari Brigman and Women's

Hospital di Massachusetts melakukan penelitian pada 28.236 subjek yang

tidak memiliki riwayat hipertensi awal, 51% adalah bukan perokok, 36%

perokok pemula, dan 5% perokok pemula. merokok 114 batang per hari,

dan persentase subjek yang merokok lebih dari 15 batang per hari. Subyek

terus menjalani penelitian, dengan waktu rata-rata 9,8 tahun. Hasil

penelitian menyimpulkan bahwa subjek yang merokok lebihdari 15batang

sehari memiliki kejadian hipertensi tertinggi (Nuraini, 2015).

e. Hubungan merokok dengan hipertensi

Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer.

Berbagai faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tahanan perifer

akan mempengaruhi tekanan darah. Salah satunya adalah kebiasaan hidup


yang tidak baik seperti merokok. Zat yang terkandung dalam rokok

merusak lapisan dalam dinding arteri berupa plak. Hal ini menyebabkan

arteri menyempit, yang meningkatkan tekanan darah. Kandungan nikotin

dapat meningkatkan adrenalin dan mempersempit pembuluh darah.

Karbon monoksida membuat jantung bekerja lebih keras untuk

menggantikan suplai oksigen ke jaringan tubuh. Kerja keras jantung

meningkatkan tekanan darah Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

merokok berbahaya bagi jantung dan pembuluh darah (Aggie dan Herbert,

2012). Merokok sebatang rokok memiliki efek yang besar pada

peningkatan tekanan darah atau tekanan darah tinggi. Penyempitan

pembuluh darah Hal ini memaksa jantung untuk bekerja keras. Akibatnya,

detak jantung dan tekanan darah meningkat (Yashinta, 2016).

2. Pencegahan merokok

Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan mengetahui terlebih

dahulu penyebab dan faktor – faktor yang berperan dalam menimbulkan

hubungan Lama meroko dengan derajat hipertensi yaitu seperti :

a. Hindari berkumpul dengan teman - teman yang sedang merokok

b. Yakinlah, bahwa rokok bukan satu - satunya sarana pergaulan

c. Jangan malu mengatakan bahwa diri kita bukan perokok

d. Perbanyak mencari informasi tentang bahaya rokok

e. Hindari sesuatu yang terkait tentang rokok (sponsor, iklan, poster,

rokok gratis)
f. Lakukan hal - hal positif lainnya, seperti : olahraga, membaca atau

hobi lain yang menyehatkan

3. Pengobatan merokok

Bila keinginan merokok masih muncul walaupun telah berusaha untuk

mencegahnya, maka cobalah langkah-langkah sebagai berikut :

a. Hipnoterapi adalah terapi yang menggunakan metode hipnosis untuk

merawat suatu kondisi atau mengubah suatu kebiasaan.

b. Akupuntur Cara berhenti merokok lainnya adalah dengan melakukan

terapi akupuntur perokok akan distimulasi dengan cara mengurangi

gejala yang memicu Anda ingin merokok adalah langkah-langkah yang

akan dilakukan dalam terapi akupuntur untuk berhenti merokok

c. Terapi meditasi yang mungkin dapat membantu Anda berhenti

merokok. Terapi meditasi ini mungkin terasa membosankan, tetapi

memiliki segudang manfaat yang didapat dari terapi meditasi untuk

berhenti adalah berkurangnya stres (Manggiasih, 2016).

B. Tinjauan Khusus Tentang Derajat Hipertensi

1. Pengertian derajat hipertensi

Hipertensi adalah gejala peningkatan tekanan darah yang

mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawah oleh darah

terhambat sampai kejaringan tubuh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika

tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastolek

mencapai 90 mmHg atau lebih atau keduanya (Khasanah, 2012).

Hipertensi merupakan penyakit degenerative yang banyak diderita bukan


hanya oleh usia lanjut saja, bahkan saat ini sudah menyerang orang dewasa

muda. Bahkan diketahui bahwa 9 dari 10 orang yang menderita hipertensi

tidak dapat diidentifikasi penyebab kematiannya. Itulah sebabnya

hipertensi dijuluki sebagai “Pembunuh Diam-Diam” (Zainal, 2012).

Hipertensi merupakan penyebab terbesar dari kejadian stroke, baik tekanan

darah sistolik maupun diastoliknya (Rudianto,2013). Penyakit tekanan

darah tinggi atau hipertensi, adalah salah satu jenis penyakit pembunuh

paling dahsyat didunia saat ini. Usia merupakan salah satu faktor resiko

hipertensi. Lebih banyak dijumpai bahwa penderita penyakit tekanan darah

tinggi atau hipertensi pada usia senja (Deni Damayanti, 2013). Penyakit

yang berhubungan dengan kardiovaskuler seperti stroke, gagal ginjal,

serangan jantung dan kerusakan ginjal (Sutanto, 2010).

Derajat hipertensi atau yang dikenal pula sebagai tekanan darah tinggi

merupakan masalah kesehatan yang mendunia. Hipertensi adalah

peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan

darah diastolik lebih dari 90mmHg (Millsetal, 2016). Sampai saat ini,

hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi

merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan

primer. Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang

tinggi, yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013.

Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun obat-

obatan yang efektif telah banyak tersedia (Kemenkes RI, 2014).


Salah satu faktor risiko hipertensi adalah kebiasaan merokok. Faktor

risiko hipertensi lainnya antara lain umur, jenis kelamin, riwayat keluarga,

dan genetic (faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), serta

kebiasaan mengonsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan

jelantah, kebiasaan konsumsi minuman beralkohol, obesitas, kurang

aktifitas fisik, stres, dan penggunaan estrogen/kontrasep sipil KB

(Kemenkes RI, 2014).

Merokok dan hipertensi adalah dua faktor risiko yang terpenting dalam

penyakit aterosklerosis, penyakit jantung koroner, infarkmiokardakut, dan

kematian mendadak. Merokok telah menyebabkan 5,4 juta orang

meninggal setiap tahun (Gumusetal, 2013).

2. Kriteria dan Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensi menurut sebabnya dibagi menjadi dua yaitu

sekunder dan primer. Hipertensi sekunder atau hipertensi merupakan jenis

yang penyebab spesifiknya dapat diketahui (Sustrani, 2017). Penderita

hipertensi sekunder ada 5% - 10% kasus. Pada hipertensi ini penyebab dan

patofisiologinya sudah diketahui sehingga dapat dikendalikan dengan

obat-obatan atau pembedahan (Tandradan Utama, 218).

Penyebab paling sering dari hipertensi sekunder adalah adanya kelainan

dan keadaan dari sistem organ lain seperti ginjal kelainan endoktrin (tumor

kelenjar adrenal, sindrom acushing) serta bisa diakibatkan oleh

penggunaan obat-obatan (kortikosteroid dan hormonal) (Azam, 2015).

Sedangkan hipertensi primer atau esensial hipertensi yang tidak atau


belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90% dari

seluruh hipertensi. Penyebab spesifiknya tidak diketahui, terdapat sekitar

95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik,

sistemrenin-angiotensin, peningkatan Nadan Caintraseluler, dan faktor-

faktor yang meningkatkan resiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, jenis

kelamin, dan usia (Roadhah, 2012).

3. Gejala hipertensi

a. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala.

b. Sering gelisah.

c. Wajah merah.

d. Tengkuk terasa pegal.

e. Mudah marah.

f. Telinga berdengung.

g. Suka tidur.

h. Sesak nafas.

i. Rasa berat ditengkuk.

j. Mudah lelah.

k. Mata berkunang-kunang.

l. Mimisan.

4. Faktor-faktor penyebab hipertensi

a. Faktor usia

Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan

bertambahnya usia maka risiko hipertensi menjadi lebih tinggi. Insiden


hipertensi yang makin meningkat dengan bertambahnya usia,

disebabkan oleh perubahan alamiah dalam tubuh yang mempengaruhi

jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada usia kurang dari

35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian

prematur. Semakin bertambahnya usia, risiko terkena hipertensi lebih

besar sehingga prevalensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu

sekitar 40% dengan kematian sekitar 50% diatas umur 60 tahun. Arteri

kehilangan elastisitas atau kelenturan serta tekanan darah meningkat

seiring dengan bertambahnya usia. Peningkatan kasus hipertensi akan

berkembang pada umur lima puluhan dan enam puluhan. Kenaikkan

tekanan darah seiring bertambahnya usia merupakan keadaan biasa.

Namun apabila perubahan ini terlalu mencolok dan disertai faktor-

faktor lain maka memicu terjadinya hipertensi dengan komplikasinya.

b. Faktor jenis kelamin

Faktor jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya penyakit tidak

menular tertentu seperti hipertensi, dimana pria lebih banyak

menderita hipertensi. Dibandingkan wanita dengan rasio sekitar 2,29

mmHg untukpeningkatan darah sistolik. Pria mempunyai tekanan

darah sistolik dan diastolik yang tinggi dibanding wanita pada semua

suku.

c. Riwayat keluarga

Individu dengan riwayat keluarga memiliki penyakit tidak menular

lebih sering menderita penyakit yang sama. Jika ada riwayat keluarga
dekat yang memiliki faktor keturunan hipertensi, akan mempertinggi

risiko terkena hipertensi pada keturunannya. Keluarga dengan riwayat

hipertensi akan meningkatkan risiko hipertensi sebesar empat kali

lipat.

d. Faktor Konsumsi garam

Garam dapur merupakan faktor yang sangat berperan dalam

pathogenesis hipertensi. Garam dapur mengandung 40% natrium dan

60% klorida. Konsumsi 3-7 gram natrium perhari, akan diabsorpsi

terutama diusus halus. Pada orang sehat volume cairan ekstraseluler

umumnya berubah-ubah sesuai sirkulasi efektifnya dan berbanding

secara proporsional dengan natrium tubuh total.

e. Faktor kebiasaan merokok

Merokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan

hipertensi, sebab rokok mengandung nikotin. Menghisap rokok

menyebabkan nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil dalam paru-

paru dan kemudian akan diedarkan hingga keotak. Diotak, nikotin

akan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin

atau adrenalin yang akan menyempitkan pembuluh darah dan

memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan darah yang

lebih tinggi.

5. Pencegahan hipertensi

Pencegahan hipertensi antara lain dengan cara sebagai berikut:

a. Mengurangi konsumsi garam.


b. Menghindari kegemukan (obesitas).

c. Membatasi konsumsi lemak.

d. Olahraga teratur.

e. Makan banyak buah dan sayuran segar.

f. Tidak merokok dan minum alkohol.

g. Latihan relaksasi atau meditasi.

h. Berusaha membina hidup yang positif.


C. Kerangka Konsep

Kejadian Lama mengkonsumsi rokok adalah salah satu akibat yang dapat

berpengaruh besar terhadap kenaikan tekanan darah atau hipertensi. Hal ini

disebabkan karena gas CO yang dihasilkan oleh asap rokok dapat

menyebabkan pembuluh darah “kram” sehingga dapat meningkatkan tekanan

darah dalam tubuh dan juga menyebabkan penyakit – penyakit kardiovaskuler,

Lama merokok dalam penelitian ini sebagai variabel bebas yang telah

dipercaya dapat lebih meningkatkan tekanan darah.


Derajat Hipertensi

Lama merokok

Gambar 2.2 Kerangka konsep penelitian

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Diteliti
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Tabel 2.1 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

No Variabel Definisi AlatUkur Cara Hasil Ukur Skala


Ukur
Variabel Dependen

1 Derajat Seseoarang Wawancara Kuisioner Berisiko lebih Ordinal

Hipertensi dianggap tinggi terkena

mengalami hipertensi,jadi

hipertensi jika tekanan

adalah darah anda

sebagai 110/85 mmHg

peningkata atau 130/79

n tekanan mmHg anda

darah tergolong

sistolik berisiko terkena

sedikitnya hipertensi.

140mmhg

atau

tekanan

diastolic

sedikitnya

90mmhg
Variabel Independen

2 Lama Lama Wawancara Kuesioner 1.Perokok Ordinal


Merokok merokok ringan bila

merupakan menghisap

waktu rokok<15batang

yang perhari.

digunakan 2. Perokok berat

bila menghisap

rokok>15batang

perhari

3. Menghisap

rokok<10tahun

4. Menghisap

rokok>10tahun

E. Hipotesis Penelitian

1. Tidak ada hubungan antara lama merokok dengan derajat terjadinya

hipertensi di wilayah kerja puskesmas wara barat kota palopo tahun 2021.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain

penelitian Cross Sectional Study. Untuk melihat hubungan lama merokok dan

dengan terjadinya derajat hipertensi di wilayah kerja puskesmas wara barat

kota palopo tahun 2021.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja puskesmas wara barat

kota palopo tahun 2021.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus 2021.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang menderita hipertensi di

wilayah kerja puskesmas kota Palopo sejumlah 30 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah orang yang menderita hipertensi di

wilayah kerja puskesmas wara kota palopo tahun 2021. Metode

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling

yaitu memiliki responden dengan pertimbangan tertentu, bahwa


responden tersebut dapat memberikan informasi yang memadai untuk

menjawab pertanyaan peneliti.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Data primer

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diambil

dari objek peneliti dengan membagikan kuesioner dan melakukan

observasi juga wawancara.

2. Data sekunder

Data sekunder dari penelitian ini adalah data dari rekam medik di

puskesmas wara barat kota palopo.

E. Teknik Pengolahan Data

1. Pengolahan data

Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data dari hasil pengesian

koesioner, dengan langkah sebagai berikut :

a. Editing

Dalam tahapan ini dilakukan pemeriksaan antara lain kelengkapan

konsistensi dan kesesuaian jawaban responden dalam editing tidak

dilakukan penggantian atau penaksiran atau jawaban responden.

b. Coding

Pemberian tanda atau kode sesuai jawaban yang diberikan oleh

responden, kode tersebut disusun kembali dalam lembaran kedalam

kode tersendiri atau pedoman dalam analisis data dan penulisan

laporan.
c. Entry data

Entry data adalah kegiatan pengecekan kembali data yang sudah

dientry apakah ada kesalahan atau tidak.

d. Cleaning data

Cleaning data (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan

kembali data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak.

F. Metode Analisa Data

Data yang terkumpul dan dianggap bebas dari kesalahan akan dimasukkan ke

dalam komputer dengan menggunakan program statistik dan selanjutnya akan

dianalisis secara bertahap sebagai berikut :

1. Analisis univariat

Analisa univariat ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.

Analisa ini menghasilkan distribusi frekuensi dari variabel independen

(lama merokok)

2. Analisis bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk hubungan antara dua variabel yaitu

variabel independen (lama merokok) dan variabel dependen (derajat

hipertensi). Analisis bivariat menggunakan uji statistik. Analisis pada

penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman untuk menguji hipotesis

dan digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih

yang berskala ordinal.


G. Etika Penelitian

1. Informed consent (lembar persetujuan)

Saat akan melakukan pengambilan sampel, penelitian terlebih dahulu

meminta izin pada responden, untuk meminta kesediaannya menjadi

responden dalam penelitian ini.

2. Anonimity (kerahasiaan nama atau identitas)

Pada lembar persetujuan dan lembar kuesioner tidak menuliskan nama

melainkan hanya dengan inisial saja.

3. Confidentiality (kerahasiaan hasil)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan oleh peneliti harus dijamin

kerahasiaannya dan tidak disebarluaskan tanpa seijin responden.


DAFTAR PUSTAKA

Abiding, 2016. Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Di

Rsud Polewali Kabupaten Polewali Mandar.

Casey Aggie Dan Herbert B. Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta. PT. Buana

Ilmu Populer Kelompok Gramedia. 2012

Damayanti, Deni. Pintar Meracik Sendiri Ramuan Herbal Untuk Penyakit. 2013

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta:

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik

Indonesia. 201

Juliyah. Di Indonesia 300 Ribu Kematian Pertahun Akibat Rokok. 2012 Diakses

tanggal 10 Agustus 2015 dari http://infopublik.kominfo.go.id

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. penyakit tidak menular .Bulletin

Jendela Data Dan Informasi Kesehatan 2012

Kusuma, A. R.P. Pengaruh Merokok Terhadap Kesehatan Gigi Dan Rongga

Mulut. Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung. 2012 Diakses

dari: http://unissula.ac.id/newver/images/jurnal/Juli/andina%20 diakses

tanggal 02 juli 2015.

Lanny Sustrani, dkk. Hipertensi. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.2004

Linda Dwi Astuti. Hubungan Antara Perokok Dengan Kejadian Hipertensi Pada

Lansia Di Dusun Gatak Desa Tamantirto Kasihan Bantul

28
Yogyakarta.2010http://www.google.co.id/search?

hl=in&redir_esc=&clie=msandroidsamsung&source=andridlauncherwidge

t&v=133247963&qsub=1229300185966&action=devloc&q=hasil+survei

+penyakit+hipertensi+di+gowa&v133247963di/akses_07-07-2015

Mannan. H. Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas

bangkala Kabupaten Jeneponto Tahun 2012' Skripsi, Universitas

Hasanuddin, Makassar. 2013

Martha, karnia. Panduan cerdas mengatasi hipertensi. Jogyakarta: araska. 2012

Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid I. Jakarta:

MediaAesculapius Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian

Keperawatan; Jakarta : Salemba Medika, 2008.

Nursalam. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis, Edisi

3,Salemba Medika. 2013

Prawira.B. Jumlah Perokok Di Indonesia Merokek. 2011 Di Ambl Pada 28

Desember 2015. Dari http://nad.bkkbn.go.id/berita/423/.

Rini anggraeny,Wahiduddin1, Rismayanti. Faktor Risiko Aktivitas

Fisik,Merokok, Dan Konsumsi Alkohol Terhadap Derajat Hipertensi Pada

Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Wara Barat Kota Makassar. 2013

Roadhah, Siti. Penyakit Tidak Menular, Factor Resiko Dan Pencegahan. Makassar
Alauddin University Press. 2012

Santosa,Idcuq. Hipertensi Pada Lansia Di Pantai Social Tresna

WerdhaGauKabupaten Gowa,UIN Alauddin Makassar. 2011

Santoso, Djoko. Membonsai Hipertensi. Surabaya: Jaringpena. 2010

Yashinta Octavian G.S. dkk. Hubungan Merokok Dengan Kejadian Hipertensi

Pada Laki-Laki Usia 35-65 Tahun Di Kota Padang.

2015.http://jurnal.fk.unand.ac.id Jurnal Kesehatan Andalas. 2015

Lanny Sustrani, dkk. 2004. Hipertensi. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai