Anda di halaman 1dari 9

PKWU -3.4/4.

4/3/25-25

STRATEGI PROMOSI PRODUK HASIL USAHA KERAJINAN UNTUK

PASAR LOKAL

1. Identitas
a. Nama Mata Pelajaran : Prakarya dan Kewirausahaan
b. Semester :3
c. Materi Pokok :
Strategi Promosi Produk Usaha Kerajinan yang berdasarkan pada kebutuhan dan
keinginan lingkungan sekitar/ pasar lokal
d. Alokasi Waktu : 2 JP x 3 (6 JP)
e. Kompetensi Dasar :
KD 3.4 Menganalisis strategi promosi produk usaha kerajinan yang berdasarkan
pada kebutuhan dan keinginan lingkungan sekitar/ pasar lokal.
KD 4.4 Melakukan promosi produk usaha kerajinan yang berdasarkan pada
kebutuhan dan keinginan lingkungan sekitar/ pasar lokal.

f. Tujuan Pembelajaran:
Melalui observasi, diskusi, tanya jawab, penugasan, presentasi, dan analisis, kalian
dapat: melakukan promosi usaha kerajinan dari bahan limbah bangun datar di wilayah
setempat dan lainnya dengan sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin,
bertanggung jawab, kreatif, dan inovatif meliputi sistem pemasaran, model promosi
sesuai dengan produk yang dipilihnya, serta dapat mengembangkan kemampuan
kritis, komunikasi, kolaborasi, kreativitas (4C).
g. Materi Pembelajaran
Buku Teks Pelajaran (BTP) Prakarya dan Kewirausahaan Kelas XII Semester 1.
Kemendikbud 2017.

Petunjuk Umum

1. Pastikan dan fokuskan apa yang akan anda pelajari


hari ini.
2. Baca dan pahami Pendahuluan (Apersepsi) untuk
membantu anda memfokuskan permasalahan yang
akan dipelajari.
3. Cari referensi/buku-buku teks yang terkait dengan
topik/permasalahan yang anda hadapi.
4. Jangan lupa browsing internet untuk menda-patkan
pengetahuan yang up to date.
5. Selalu diskusikan setiap persoalan yang ada dengan
teman-teman dan atau guru.
6. Presentasikan hasil pemahaman anda agar bermanfaat
bagi orang lain.
Jika tahapan-tahapan telah kalian lewati, kalian boleh meminta tes formatif
kepada Bp/Ibu guru sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke UKBM berikutnya.
Oke.?!

h. Kegiatan Pembelajaran
a) Pendahuluan
Sebelum belajar pada materi ini silahkan kalian pelajari kisah seorang
pengrajin di bawah ini.

Mengemas Limbah Kertas Jadi Bisnis Berkelas Kompas.com -


15/07/2011, 09:00 WIB KOMPAS.com — Produk daur ulang kertas sudah
kian jamak di pasaran. Ini membuktikan, ada pangsa pasar untuk produk
kreatif ini. Kreativitas mengolah limbah kertas ini bisa menghasilkan
keuntungan cukup besar, sementara modal yang dikeluarkan minim. Produk
dari daur ulang kertas memang bukan barang baru di Tanah Air. Sejak tahun
1990-an, produk ini sudah mulai dikenal masyakarat dan sempat booming
karena keunikannya. Jenis produk yang bisa dihasilkan dari daur ulang kertas
ini juga terus berkembang. Semula wujudnya hanya frame atau pigura foto
dan blocknote. Lalu, bermunculan kreasi produk-produk baru seperti wadah
tisu, kotak perhiasan, kotak hantaran, dan kotak kado. Sekarang, produk
semacam ini mudah ditemui di pasaran. Yang membedakan produk yang satu
dengan yang lain adalah desain, bentuk, dan warna yang kian kreatif. Isu-isu
seputar go green yang masih bergaung hingga sekarang membuat produk-
produk dari daur ulang kertas ini semakin diminati. Biasanya, produk-produk
dari daur ulang kertas ini dijadikan suvenir dalam berbagai acara.
Tren batik beberapa tahun terakhir juga membuat pamor produk-
produk dari daur ulang kertas kian bersinar. Sebab, produk-produk dari bahan
bubur kertas yang berkesan etnik ini pas bersanding dengan barang-barang
yang dibuat dengan teknik batik. "Masih terbuka pasarnya. Produk frame foto
yang merupakan jenis produk paling lawas pun permintaannya masih
banyak," kata Diana Herawanti, pemilik Spinifex, perajin produk daur ulang
kertas di Bantul. Pengusaha lain dari Yogyakarta, Dicka Armitasari, juga
cukup optimistis dengan peluang bisnis produk yang memanfaatkan limbah
ini. "Toko-toko kerajinan cukup banyak, toko-toko batik juga banyak. Jadi,
produk-produk kertas daur ulang ikut berpeluang diminati pasar," kata Dicka,
yang baru memulai usaha ini tahun 2009. Hingga saat ini, baik Diana maupun
Dicka masih melayani konsumen dari wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.
"Yang datang ke saya biasanya beli untuk dijual kembali," kata Diana. Dalam
sebulan, Diana bisa memproduksi 3.000 unit produk dengan omzet Rp 15 juta
hingga Rp 20 juta per bulan. Sementara itu, Dicka sebulan bisa mendapat
pesanan sampai 1.000 unit produk dengan omzet Rp 5 juta hingga Rp 7,5 juta.
Keuntungan yang mereka dapat bisa mencapai 50 persen dari omzet. Mau
belajar desain
Bekal utama yang harus dimiliki dalam menjalani usaha semacam ini
sudah tentu adalah kreativitas. Maklum, barang yang diproduksi merupakan
jenis produk yang terbilang punya nilai seni. "Ia juga harus mau belajar soal
tren. Misalnya, sekarang ini konsumen lebih menyukai produk-produk yang
sifatnya fungsional bukan sekadar dekoratif," kata Diana. Menurut Joko
Wahyudi, pemilik Ken Rayi Paper Craft di Solo, pembuatan produk dari daur
ulang kertas terbilang mudah asalkan pembuatnya punya jiwa seni. "Semua
bisa dipelajari dengan mudah asal telaten," katanya. Dicka yang baru saja
lulus kuliah sependapat dengan Joko. Untuk mempelajari pembuatan produk,
kita bisa mencari informasi sebanyak-banyaknya di internet. "Kalau mau
belajar langsung juga bisa. Sekarang banyak yang menawarkan pelatihan
proses pembuatan kertas daur ulang dan produksinya. Saya dulu memulainya
dengan ikut pelatihan," ujarnya. Joko mengungkapkan, setiap pelaku dalam
usaha ini harus memperhatikan selera pasar. Selain itu, mereka kudu mencoba
berinovasi sekalipun produk sejenis sudah banyak di pasaran. Misalnya,
inovasi dari sisi warna atau hiasannya. Ambil contoh, dari sisi hiasan, si
pembuat bisa lebih bermain kombinasi dengan benda-benda unik dan
berkesan etnik seperti rempah-rempah, bunga, atau daun kering. Pilihan lain
adalah dikombinasikan dengan kain-kain tradisional, seperti batik atau ulos.
Adapun pewarnaan kertas bisa menggunakan warna alam seperti pandan,
daun rambutan, atau kunyit. Serat-serat kertas supaya lebih unik bisa
dicampur dengan serat nanas atau serat pelepah pisang. Patut diingat, produk-
produk semacam ini rawan penjiplakan. Jadi, Anda mesti rutin atau sering-
sering melakukan inovasi.
Modal kecil Untuk menjajal usaha ini, modal yang harus Anda
keluarkan tidaklah banyak, antara Rp 1 juta–Rp 3 juta saja. Uang itu
digunakan untuk membeli peralatan seperti blender, papan bak kayu,
penggaris, ember, cutter, filter, dan alat tulis. Untuk tempat produksi, Anda
bisa memanfaatkan ruangan di rumah Anda sehingga bisa hemat ongkos sewa
lokasi usaha. Di Jakarta Selatan, sewa tempat ukuran 35 meter persegi
berkisar Rp 10 juta–Rp 35 juta per tahun. Nah, bila ingin merenovasi lokasi
produksi, perlu disiapkan uang sekitar Rp 3 juta. "Biaya itu sudah termasuk
untuk membeli rak-rak untuk memajang produk," kata Dicka. Untuk
melengkapi usaha semacam ini, paling tidak, Anda juga harus memiliki alat
transportasi seperti sepeda motor untuk memperlancar usaha. Menurut Diana,
menekan biaya ada baiknya, yakni Anda mendaur ulang kertas sendiri.
"Keuntungan yang didapat bisa lebih besar dibandingkan dengan kita
membeli kertas daur ulang yang sudah jadi di pasaran," ujarnya. Asal tahu
saja, harga kertas daur ulang ukuran A3 di pasaran seharga adalah Rp 1.500
hingga Rp 2.800 per lembar.
Bila dalam sebulan membutuhkan 1.000 lembar kertas, uang yang
harus disiapkan sekitar Rp 1,5 juta. Kalau membuat sendiri, dengan uang Rp
200.000–Rp 300.000, Anda sudah bisa menghasilkan kertas sebanyak itu.
Harga bahan baku, yakni kertas-kertas bekas atau koran cukup murah. Per
kilogram bisa ditebus Rp 1.000. Asumsinya, untuk membuat 1.000 lembar
kertas dibutuhkan 100 kg kertas bekas, sehingga Anda hanya perlu
mengeluarkan biaya Rp 100.000. Sisanya uang bisa Anda gunakan untuk
membeli pewarna dan bahan serat lain untuk menghasilkan kertas yang
bertekstur. "Selain lebih irit, kita bisa menciptakan tekstur kertas yang kita
inginkan sehingga produk kita mempunyai ciri khas kertas yang berbeda
dengan yang lain," jelas Diana.
Dalam sebulan, pengeluaran yang harus Anda perhitungkan antara lain
adalah pembelian karton sebagai bahan dasar aneka produk. Sedikitnya, Anda
harus merogoh kocek Rp 2 juta untuk membeli karton dan lem. Sementara
untuk membeli bahan tambahan hiasan produk sekitar Rp 500.000. Gaji untuk
dua orang karyawan sekitar Rp 2 juta. "Karyawan tetap tak usah banyak-
banyak, dua–tiga orang saja. Kalau ada orderan banyak, baru pakai tenaga
borongan," ujar Joko. Strategi pemasaran Diana menyarankan, Anda
memperkenalkan produk kertas daur ulang secara online di situs internet.
"Saya dulu hanya ditulis profil usahanya dan menampilkan beberapa produk
serta mencantumkan nomor telepon. Dari situ, satu per satu pelanggan
datang," jelas Diana. Dengan memamerkan produk-produk di internet, calon
konsumen dari segala penjuru dunia bisa mengaksesnya. "Sekarang, yang
ramai memang pasar di luar Pulau Jawa. Pesanan saya banyak dari luar Pulau
Jawa, biasanya untuk dijual kembali," kata Diana. Selain memasarkan secara
online, Dicka juga aktif ikut bazar atau pameran produk. Dengan aktif
memamerkan produk melalui bazar ini, produk akan semakin dikenal. "Saya
dulu ikut bazar di kampus-kampus. Dari kesempatan itulah produk saya
dikenal dan langsung ada pesanan suvenir. Sampai sekarang, kampus itu
masih langganan," papar Dicka. Selain itu, coba cari rekanan bisnis.
Misalnya, toko-toko kerajinan. Di tempat seperti itu Anda bisa menitipkan
barang produksi. "Ada lima toko yang saya titipi. Ada toko kerajinan, ada
juga toko batik," kata Joko. Biasanya, menembus toko-toko semacam itu tak
terlalu sulit asalkan barang yang kita tawarkan layak jual dan mempunyai
harga murah.
Patut dicatat, ketika menitipkan barang di toko orang lain, Anda harus
rajin menengoknya. Ini penting, guna memperhatikan seberapa besar minat
pasar terhadap produk yang ditawarkan. Tujuan lain adalah untuk
memperbaharui jenis barang dan membangun kepercayaan dari si pemilik
toko. Menawarkan produk pendamping Joko menyarankan, seiring
perkembangan bisnis produk dari kertas daur ulang Anda, bila bisnis sudah
mulai berjalan, ada baiknya Anda mulai menawarkan produk jenis lain yang
memang dibutuhkan pasar. “Ini hanya untuk mendongkrak pendapatan saja,”
kata Joko. Ambil contoh Joko. Setelah menitipkan produk berbahan baku
kertas daur ulang di toko batik, dia menangkap peluang lain, yaitu permintaan
kemasan batik. Joko pun menawarkan tas berbahan kertas dengan desain yang
disesuaikan dengan karakter toko batik tersebut. Hasilnya, pesanan
pembuatan tas kertas ini tak kalah ramai dibandingkan dengan pesanan
produk-produknya berbahan kertas daur ulang tadi. Begitu juga dengan Diana
yang mencoba memberikan tawaran produk lain, seperti lilin hias. “Ini supaya
konsumen juga punya pilihan belanja yang lain,” katanya. J
ika tekun menjalani usaha ini, siapa tahu berkah lain siap menanti
Anda yang eksis dan sukses. Diana, yang sudah menjalankan usaha ini sejak
2000, kini, mulai sering mendapat tawaran untuk memberikan pelatihan
proses pembuatan kertas daur ulang dan produksi barang dari kertas daur
ulang. Sudah tentu, menjadi mentor dalam pelatihan tak gratis. Honornya bisa
jadi penambah uang saku. Bagaimana, Anda juga tertarik mencoba?
(Fransiska Firlan/Kontan)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengemas
Limbah Kertas Jadi Bisnis Berkelas",.
https://ekonomi.kompas.com/read/2011/07/15/09003278/Mengemas.Limbah.
Kertas.Jadi.Bisnis.Berkelas.

b) Peta Konsep
perencanaan usaha - ide kerajinan
Perancangan usaha kerajinan
-peluang usaha
kerajinan sesuai berdasarkan
kebutuhan pasar kebutuhan dan -sumber daya,
lokal keinginan pasar administrasi dan
lokal pemasaran
2. Kegiatan Inti

Kegiatan Belajar 1

Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi alam maupun sumber
daya. Dengan kekayaan tersebut sebenarnya masyarakat dapat memanfaatkan
semuanya dengan sebaik mungkin untuk menyokong penghidupan dan kemakmuran
dengan syarat masyarakat harus selalu kreatif dan inovatif untuk mengembangkan
hasil-hasil alam yang melimpah ruah tersebut.
Salah satu kekreatifan sebagian masyarakat kita adalah dengan adanya mata
pencaharian yang bernama Pengrajin. Pengrajin di sini maksudnya adalah seseorang
yang mampu menghasilkan produk-produk kerajinan tangan yang dibuat dengan
berbagai bahan-bahan dari alam maupun bekas dan memiliki nilai jual.
Pengrajin di Indonesia biasanya menghasilkan produk-produk seperti batik,
sandal kayu, gantungan kunci kayu, asbak, peralatan musik, dan lain sebagainya.
Namun ada beberapa kendala yang dihadapi oleh beberapa pelaku atau pengrajin-
pengrajin pernik yang manjadi ciri khas negeri ini. Diantara kendala paling sering
yang dihadapi adalah menyangkut masalah pemasaran. Karena para pengrajin
umumnya hanya berstatus bisnis rumah tangga, sehingga menyulitkan mereka untuk
memasarkan hasil produknya.
Masalah lain yang dihadapi oleh pengrajin adalah minimnya perhatian
pemerintah. Menurut berbagai sumber berita, kendala terletak pada modal utama
dalam usaha kerajinan seperti ini. Jika pemerintah tidak menghiraukan, pastilah daya
kreatifitas mereka akan sulit tersampaikan karena minimnya modal. Bahkan untuk
pengrajin tingkat lanjut dapat mengalami gulung tikar, karena seperti yang telah
dibahas di atas bahwa pengrajin umumnya adalah berstatus rumah tangga.
Selain membutuhkan kesabaran yang tinggi dalam pembuatan berbagai
pernik kerajinan tangan, mereka juga membutuhkan suntikan dana yang dapat
menunjang pekerjaan mereka dalam berkreasi.

Satu lagi permasalahan yang sebenarnya adalah hal sepele namun perlu
diperhatikan guna memperluas jaringan bisnis bagi pengrajin-pengrajin. Hal tersebut
adalah penguasaan Teknologi Informasi yang masih menjadi kendala bagi para
pengrajin untuk melebarkan sayap mereka di dunia maya.
Promosi di bidang internet sebenarnya adalah makanan yang lezat bagi
pengrajin, jika mereka memang mau belajar Teknologi Informasi. Sebab internet
sekarang ini menjadi pasar yang sangat strategis bagi para pelaku usaha di berbagai
bidang.
Satu solusi yang akan saya paparkan secara singkat di sini adalah dengan
membuat sebuah portal e-commerce yang dapat menyokong dan membantu para
pengrajin untuk memasarkan berbagai produk mereka baik untuk pasaran lokal
maupun internasional. Setelah di desain dengan sedemikian rupa, diharapkan situs e-
commerce tersebut dapat menjadi wadah online yang dapat meningkatkan taraf
hidup para pengrajin.

Bacalah dengan seksama bacaan di atas!


a. Sebutkan beberapa kerajinan yang dihasilkan oleh pengrajin di Indonesia!
b. Diskusikan dalam kelompokmu, apa permasalahan yang akan dihadapi dalam
memasarkan produk kerajinan.
c. Menurutmu dan kelompokmu apakah memasarkan produk kerajinan banyak
kendala atau “prospektif”?
d. Khusus untuk produk kerajinan yang diproduksi oleh kelompokmu:
d.1. Diskusikan tentang hal-hal yang mendukung dalam pemasaran produk
kerajinan tersebut. Tuliskan apa yang akan kamu lakukan untuk
merealisasikan hal-hal tersebut!
d.2. Diskusikan tentang hal-hal yang akan merintangi atau kesulitan-kesulitan
apa yang akan kamu hadapi dalam pemasaran produk tersebut. Apa yang
akan kamu lakukan untuk mengatasi hal tersebut?
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________

Apabila kalian telah mampu menyelesaikan persoalan di atas, maka kalian bisa
melanjutkan pada kegiatan belajar 2 berikut.
Kegiatan Belajar 2

Evaluasi
1. Sebutkan tujuan dari promosi penjualan!
2. Sebutkan dan jelaskan empat jenis kegiatan promosi yang kalian ketahui!
3. Sebutkan beberapa kelebihan dari kegiatan promosi melalui personal selling!
4. Sebutkan beberapa media online yang digunakan dalam promosi produk
kerajinan!

3. Penutup

Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar 1 dan 2, berikut
untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang sudah kalian pelajari. Jawablah
sejujurnya terkait dengan penguasaan materi pada UKBM ini di Tabel berikut.

Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah Anda dapat .............................
2. Apakah Anda dapat ...............................
3. Apakah Anda dapat ...................................

Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah
kembali materi tersebut dalam Buku Teks Pelajaran (BTP) dan pelajari ulang UKBM ini
dengan bimbingan Guru atau teman sejawat. Jangan putus asa untuk mengulang lagi!.
Dan apabila kalian menjawab “YA” pada semua pertanyaan, maka kalian boleh sendiri
atau mengajak teman lain yang sudah siap untuk mengikuti tes formatif agar kalian
dapat belajar ke UKBM berikutnya... Oke.?

Anda Pasti Bisa.!

Anda mungkin juga menyukai