Anda di halaman 1dari 3

PAPER

SOSIAL EKONOMI PERIKANAN


Dosen Pengampu: Romadhon, S.Pi., M.Biotech.

Nama : Afryan Mahendra


NIM : 26060120140080
Kelas : THP B

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
Studi Kasus Masalah Perekonomian di Desa Waruduwur, Kecamatan Mundu,
Kabupaten Cirebon

Nelayan di Desa Waruduwur, Kec. Mundu, Kab. Cirebon merupakan nelayan khusus
yang hanya mengandalkan kepiting rajungan sebagai komoditasi utamanya, mereka melaut
pada pagi hari sampai siang hari. Hasil dari analisis lapangan, nelayan-nelayan di Desa
Waruduwur termasuk masyarakat menengah ke bawah, terbukti dari tingkat pendidikan yang
minim. Banyak hal yang mempengaruhi kenapa ekonomi masyarakat nelayan desa Waru
Duwur menengah kebawah, diantaranya mahalnya kebutuhan pokok yang semakin kesini,
semakin mencekik, tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat seperti wajib belajar 9
tahun, kebutuhan akan pekerjaan, infrastruktur yang kurang memadai, masyarakat yang
cenderung konsumtif dan boros, kurangnya akses terhadap informasi, teknologi, permodalan,
serta kebijakan pemerintah yang kurang mendukung masyarakat pesisir khususnya di desa
Waruduwur ini.
Sebagian besar kategori sosial nelayan Indonesia adalah nelayan tradisional dan
nelayan buruh termasuk para nelayan di Desa Waruduwur ini. Mereka adalah penyumbang
utama kuantitas produksi perikanan tangkap nasional. Walaupun demikian, posisi sosial
mereka tetap marginal dalam proses transaksi ekonomi yang timpang dan eksploitatif
sehingga sebagai pihak produsen, nelayan tidak memperoleh bagian pendapatan yang besar.
Pihak yang paling beruntung adalah para pedagang ikan berskala besar atau pedagang
perantara. Para pedagang inilah yang sesungguhnya menjadi penguasa ekonomi di desa-desa
nelayan. Kondisi demikian terus berlangsung menimpa nelayan tanpa harus mengetahui
bagaimana mengakhirinya.
Untuk meminimalisir masalah tersebut para nelayan di Desa Waruduwur membuat
sebuah organisasi nelayan yang bernama Kopmaswan dan Rukun nelayan yang bertujuan
untuk memudahahkan akses pemerintah ketika akan menyalurkan bantuan. Selain itu, kedua
organisasi ini juga memiliki tujuan untuk melakukan sensus atau pendataan nelayan yang ada
dan organisasi ini sangat membantu dalam kemajuan nelayan, khususnya dari segi ekonomi.
Berkat organisasi ini pemerintah dapat tau lebih detail tentang kebutuhan para nelayan dalam
mencari ikan, serta memberikan sarana dan prasarana demi kemajuan ekonomi masyarakat
pesisir.
Pemerintah memberikan bantuan ke Desa Waruduwur ini berupa kebijakan-kebijakan
untuk membangun sektor perikanan tangkap dan pemberdayaan ekonomi kreatif dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan nelayan desa Waruduwur. Selain kebijakan, pemerintah
juga memberikan bantuan berupa alat penangkapan ikan, seperti jaring lempar, jaring insang,
jaring hanyut, dan jaring bubu untuk membantu para nelayan dalam bekerja.
Permasalan ekonomi pada nelayan-nelayan di Desa Waruduwur tidak akan pernah
dapat selesai apabila semua pihak tidak bekerja sama. Mulai dari nelayan, pihak penangkap
ikan skala besar, dan pemerintah setempat. Regulasi yang adil harus ditegakkan oleh
pemerintah seperti penentuan fishing ground untuk masing-masing sector penangkapan
(tradisional dan perusahaan) agar terjadi pembagian hasil yang merata. Penjagaan alam juga
penting dengan tidak mengambil sumber daya ikan dan rajungan secara berlebihan agar tidak
habis dan dapat lestari. Penggunaan alat-alat penangkapan ikan yang berbahaya juga harus
dilarang keras karena dapat menyebabkan semakin rusaknya alam.

DAFTAR PUSTAKA

Fatmasari, D. (2016). Analisis Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Pesisir Desa
Waruduwur, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Al-Amwal: Jurnal Ekonomi dan
Perbankan Syari'ah, 6(1): 114-166.

Anda mungkin juga menyukai