Anda di halaman 1dari 15

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : SILVI FEBRIANI PUTRI

NIM : 2020242033

DOSEN MATA KULIAH KEPERAWATAN JIWA I:

Ns. Aldo Yuliano Mas Putra, S.kep, M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran nya.

Bukittinggi, 28 Oktober 2021


DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang…………………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah perkembangan system informasi di bidang kesehatan di Indonesia…………..
2.2 Dampak negative dan positif perkembangan system informasi di bidang kesehatan…..

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..
3.2 Saran…………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Informasi adalah suatu cara yang sudah tertentu untuk menyediakan informasi yang
dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis
dengan cara yangmenguntungkan. Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu bagian
penting yang tidak dapat dipisahkan dari Sistem Kesehatan di suatu negara. Kemajuan atau
kemunduran Sistem Informasi Kesehatan selalu berkorelasi dan mengikuti perkembangan
Sistem Kesehatan, kemajuan Teknologi Informasi danKomunikasi ( TIK ) bahkan
mempengaruhi Sistem Pemerintahan yang berlaku di suatu negara. Suatu system yang
terkonsep dan terstruktur dengan baik akan menghasilkan output yang biak juga.
Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu bentuk pokok Sistem Kesehatan Nasional
( SKN ) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan berbagai
kebijakan, pedoman dan arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta pembangunan 
berwawasan kesehatan. Dengan sistem Informasi kesehatanyang baik maka akan membuat
masyarakat tidak buta dengan semua permasalahan kesehatan . dan mau membawa keluarganya
berobat dengan mudah bukan lagi dengan birokrasi yang rumit yang membuat masyarakat
enggan membawa anggota keluarganya berobat di pelayanan kesehatan yangdisediakan oleh
pemerintah. Dengan maraknya perkembangan media danteknologi seharusnya membuat
masyarakat dan khususnya pada mahasiswakesehatan masyarakat melek akan kemajuan
berinovasi terhadap sisteminformasi kesehatan Indonesia. Berlandaskan dengan fakta yang
terjadi dimasyarakat pada saat ini seharus nya bisa dijadiakan bahan evaluasi dan
pertimbangan untuk dapat membentuk sistem informasi kesehatan yangsesuai dengan yang
dibutuhkan oleh masyarakat, dengan banyaknya referensiyang ada pada saat Ini sehingga bisa
dijadikan rumusa yang tepat danmembuat sistem informasi kesehatan yang tepat guna.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah perkembangan system informasi dalam kesehatan di Indonesia ?
2. Bagaimana dampak negative dan positif dari perkembangan system informasi kesehtaan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan system informasi di bidang kesehatan
2. Untuk mengetahui dampak negative dan positif dari perkembangan system informasi di
bidang kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perkembangan Sistem Informasi di Indonesia

Perkembangan sistem informasi Kesehatan di Indonesia diawali dengan sebuah sistem


informasi Rumah sakit yang berbasis komputer (Computer Based Hospital Information System).
Dan yang menginovatori hal ini adalah Rumah Sakit Husada pada akhir dekade 80’ an.
Beriringan dengan hal itu rupanya Departemen Kesehatan juga mengembangkan sistem
informasi kesehatan berbasis komputer dengan dibantu oleh proyek luar negri dengan bantuan
beberapa tenaga ahli dari universitas gadjah mada. Namun perjuanagan diawal ini mengalami
kemerosotan, hal ini dilihat darei segi perencanaan yang tidak tersusun dengan baik dimana
identifikasi faktor penentu keberhasilan masih sangat tidak lengkap juga tidak menyeluruh.
Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia telah dan akan mengalami 3 pembagian masa
sebagai berikut :

1. Era manual (sebelum 2005)


2. Era Transisi (tahun 2005 – 2011)
3. Era Komputerisasi (mulai 2012)

Masing-masing era Sistem Informasi Kesehatan memiliki karakteristik yang berbeda sebagai
bentuk adaptasi dengan perkembangan zaman (kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi –
TIK).

1. Era Manual (sebelum 2005) 


Pada era manual ini dimulai sebelum tahun 2005. Pada era manual Aliran data
terfragmentasi. Aliran data dari sumber data (fasilitas kesehatan) ke pusat melalui berbagai jalan.
Data dan informasi dikelola dan disimpan oleh masing-masing Unit di Departemen Kesehatan.
Bentuk data nya agregat. Kelemahan nya adalah Sering terjadi duplikasi dalam pengumpulan
data dan Sangat beragamnya bentuk laporan. Kemudian Validitas nya masih diragukan. Data
yang ada sulit diakses. Karena banyaknya duplikasi, permasalahan kelengkapan dan validitas,
maka data sulit dioah dan dianalisis. Dan terpenting dalam Pengiriman data masih banyak
menggunakan kertas sehingga tidak ramah lingkungan.

2. Era Transisi (2005 – 2011) 


Dimulai masa transisi pada tahun 2005 sampai 2011 Komunikasi data sudah mulai
terintegrasi (mulai mengenal prinsip 1 pintu, walau beberapa masih terfragmentasi). Peresebaran
data Sebagian besar data agregat dan sebagian kecil data individual. Sebagian data sudah
terkomputerisasi dan sebagian masih manual. Keamanan dan kerahasiaan data kurang terjamin.
Pada masa transisi ini posisi nya masih setengah setengah karena mulai menggunakan sistem
komputerisasi tapi masih belum meninggalkan sistem manual.
3. Era Komputerisasi (mulai 2012) 
Baru pada 2012 era komputerisasi dimulai , pada era ini Pemanfaatan data menjadi satu pintu
(terintegrasi). Data yang ada adalah individual (disagregat). Data dari Unit Pelayanan Kesehatan
langgsung diunggah (uploaded) ke bank data di pusat (e-Helath). Penerapan teknologi m-Health
dimana data dapat langsung diunggah ke bank data. Keamanan dan kerahasiaan data terjamin
(memakai secure login). Lebih cepat, tepat waktu dan efisien yang pastinya Lebih ramah
lingkungan.

          Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) adalah sistem informasi yang


berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain baik secara nasional maupun internasional
dalam rangka kerjasama yang saling mneguntungkan.  SIKNAS bukanlah suatu sistem yang
berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari sistem kesehatan.  Oleh karena itu, SIK di
tingkat pusat merupakan bagian dari sistem kesehatan nasional, di tingkat provinsi merupakan
bagian dari sistem kesehatan provinsi, dan di tingkat kabupaten atau kota merupakan bagian dari
sistem kesehatan kabupaten atau kota. SIKNAS di bagun dari himpunan atau jaringan sistem-
sistem informasi kesehtan provinsi dan sistem informasi kesehatan provinsi di bangun dari
himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi kesehatan kabupaten atau

 
 
             Jaringan SIKNAS adalah sebuah koneksi/jaringan virtual sistem informasi kesehatan
elektronik yang dikelola oleh Kementrian Kesehatan dan hanya bisa diakses bila telah
dihubungkan.  Jaringan SIKNAS merupakan infrastruktur jaringan komunikasi data terintegrasi
dengan menggunakan Wide Area Network (WAN), jaringan telekomunikasi yang mencakup area
yang luas serta digunakan untuk mengirim data jarak jauh antara Local Area Network
(LAN) yang berbeda, dan arsitektur jaringan lokal komputer lainnya.  Pengembangan jaringan
komputer (SIKNAS) online ditetapkan melalui keputusan Mentri Kesehatan (KEPMENKES)
No. 837 Tahun 2007. Dengan Tujuan pengembangan SIKNAS online adalah untuk
menjembatani permasalahan kekurangan data dari kabupaten/kota ke depkes pusat dan
memungkinkan aliran data kesehatan dari kabupaten/kota ke pusdatin karena dampak adanya
kebijakan desentralisasi bidang kesehatan di seluruh Indonesia.

ALUR SIKNAS

Gambar 1. Model Sistem Informasi Kesehatan Nasional

Pada Model ini terdapat 7 komponen yang saling terhubug dan saling terkait yaitu:

1. Sumber Data Manual


Merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber data yang masih dilakukan secara manual
atau secara komputerisasi offline. Model SIK Nasional yang memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi masih tetap dapat menampung SIK Manual untuk fasilitas kesehatan
yang masih mempunyai keterbatasan infrastruktur (antara lain, pasokan listrik dan peralatan
komputer serta jaringan internet). Fasilitas pelayanan kesehatan yang masih memakai sistem
manual akan melakukan pencatatan, penyimpanan dan pelaporan berbasis kertas.
Laporan dikirimkan dalam bentuk hardcopy (kertas) berupa data rekapan/agregat ke dinas
kesehatan kabupaten/ kota. Fasilitas pelayanan kesehatan dengan komputerisasi offline, laporan
dikirim dalam bentuk softcopy berupa data individual ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Bagi
petugas kesehatan yang termasuk dalam jejaring puskesmas yang belum komputerisasi, laporan
dikirim dalam bentuk data rekapan/agregat sesuai jadwal yang telah ditentukan. Sedangkan bagi
yang sudah komputerisasi offline, laporan dikirim dalam bentuk softcopy untuk dilakukan
penggabungan data di puskesmas.

2. Sumber Data Komputerisasi


Pada sumber data komputerisasi pengumpulan data dari sumber data yang sudah dilakukan
secara komputerisasi online. Pada fasilitas pelayanan kesehatan dengan komputerisasi online,
data individual langsung dikirim ke Bank Data Kesehatan Nasional dalam format yang telah
ditentukan. Selain itu juga akan dikembangkan program mobile health (mHealth) yang dapat
langsung terhubung ke sistem informasi puskesmas (aplikasi SIKDA Generik).

3. Sisitem Informasi Dinas Kesehatan


Merupakan sistem informasi kesehatan yang dikelola oleh dinas kesehatan baik kabupaten/kota
dan provinsi. Laporan yang masuk ke dinas kesehatan kabupaten/kota dari semua fasilitas
kesehatan (kecuali milik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat) dapat berupa
laporan softcopy  dan laporan hardcopy. Laporan hardcopy dientri ke dalam aplikasi SIKDA
generik. Laporan softcopy diimpor ke dalam aplikasi SIKDA Generik, selanjutnya semua bentuk
laporan diunggah ke Bank Data Kesehatan Nasional. Dinas kesehatan provinsi melakukan hal
yang sama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk laporan dari fasilitas kesehatan milik
provinsi.

4. Sistem Informsi Pemangku Kepentingan


Sistem informasi yang dikelola oleh pemangku kepentingan terkait kesehatan. Mekanisme
pertukaran data terkait kesehatan dengan pemangku kepentingan di semua tingkatan dilakukan
dengan mekanisme yang disepakati.

5. Bank Data Kesehatan Nasional


Bank Data Kesehatan Nasional selanjutnya akan mencakup semua data kesehatan dari sumber
data (fasilitas kesehatan), oleh karena itu unit-unit program tidak perlu lagi melakukan
pengumpulan data langsung ke sumber data.

6. Pengguna Data oleh Kementrian Kesehatan


Data kesehatan yang sudah diterima di Bank Data Kesehatan Nasional dapat dimanfaatkan oleh
semua unit-unit program di Kementerian Kesehatan dan UPT-nya serta dinas kesehatan dan
UPTP/D-nya.
 
7. Pengguna Data .
Semua pemangku kepentingan yang tidak/belum memiliki sistem informasi sendiri serta
masyarakat yang membutuhkan informasi kesehatan dapat mengakses informasi yang diperlukan
dari Bank Data Kesehatan Nasional melalui website Kementerian Kesehatan.
 

Namun sebesar apapun rencana pasti ada juga kelemahan dan kemerosotan yang terjadi.
Pelaksanaan SIKNAS di era desentralisasi dipandang bukan menjadi lebih baik tetapi malah
berantakan.  Hal ini dikarenakan belum adanya infrastruktur yang memadai di daerah  dan juga
pencatatan dan pelaporan yang ada (produk sentralisasi) banya overlaps sehingga dirasaka
sebagai beba oleh daerah.

Kemudian bergulirnya waktu sampai dengan saat ini telah banyak rumah sakit dan klinik klinik
yang menggunakan sistem informasi kesehatan sesuai yang dibutuhkan di pelayanan kesehatan
tersebut walaupun tidak menyeluruh seperti di Negara Jepang contohnya. Berkembangnya
tekhnologi informasi saat ini seharusnya bisa dimanfaatkan dalam pembentukan sistem informasi
kesehatan yang menyeluruh. Terkendala dengan penjangkauan kepada masyarakat Indonesia
yang berada di pelosok yang sulit untuk didata dan sulit untuk menerima informasi baru dari luar
yang mereka anggap asing. Masih tabu dan kentalnya budata beberapa kelompok masyarakat di
Indonesia membuat sistem informasi belum menyeluruh.

RANCANGAN KERANGKA KERJA SIK DI INDONESIA

              
2.2 Dampak negative dan positif perkembangan system informasi di bidang
kesehatan

1. Dampak Positif

1.Munculnya berbagai alat yang canggih untuk menunjang kesehatan seseorang menjadi
bukti dampak positif teknologi dalam bidang kesehatan. Berikut ini merupakan dampak positif
teknologi dalam bidang kesehatan.

2..Banyak ditemukannya berbagai alat untuk menggantikan organ tubuh yang telah rusak.
misalnya untuk seseorang yang mengalami kebutaan, saat ini dapat dilakukan proses
transplantasi mata. Seseorang yang buta dapat disembuhkan dengan donor mata dari orang lain.
begitu pula pada orang tubuh lain seperti ginjal dan jantung.Di internet maupun dalam tayangan
video lain, Anda sering melihat proses operasi plastik. Operasi plastik ini juga merupakan salah
satu bentuk produk perkembangan teknologi dalam bidang kesehatan. Seseorang yang ingin
tampil berbeda dari wajah aslinya dapat melakukan operasi plastik ini. Operasi plastik ini juga
dapat dilakukan untuk menutupi luka akibat kecelakaan yang menimpa seseorang.Banyak
muncul aplikasi untuk mengatur gaya hidup sehat. Misalnya aplikasi olahraga, aplikasi pengatur
pola makan, dan lain sebagainya. Aplikasi ini dapat didownload secara gratis melalui app store
yang ada pada ponsel. Agar menggunakannya lebih mudah kamu bisa menggunakan cara paket
internet Telkomsel agar aplikasi pengatur gaya hidupmu semakin mudah dan nyaman untuk
digunakan.Munculnya berbagai alat untuk mengolah sampah, sehingga lingkungan menjadi lebih
bersih karena sampah berhasil diolah dengan baik. Kelangsungan hidup manusia pun menjadi
tidak terganggu oleh sampah.

2. Dampak Negative
Selain dampak positif, perkembangan teknologi dalam bidang kesehatan juga
memunculkan dampak negatif. Berikut ini disajikan beberapa dampak negatif yang muncul
akibat perkembangan teknologi dalam bidang kesehatan.

Radiasi yang ditimbulkan oleh berbagai produk teknologi dapat memunculkan berbagai
penyakit baru. Salah satunya adalah penyakit kanker. Kanker adalah salah satu penyakit yang
paling mematikan di dunia. Selain itu, penyembuhan kanker juga menggunakan zat radioaktif
yang timbul dari berbagai alat kesehatan. Hal ini juga dapat memicu munculnya penyakit baru.

Radiasi yang ditimbulkan oleh cahaya handphone atau pun komputer juga dapat merusak
penglihatan. Oleh sebab itu, kita juga hendaknya hati-hati dalam menggunakan alat-alat tersebut.
Jangan terlalu dekat ketika menggunakannya. Berilah jarak sekitar 30 cm dari mata Anda.

Teknologi seperti gadget juga berpotensi menimbulkan ketergantungan dan kecanduan.


Pada anak-anak gejala yang muncul adalah ketagihan game online maupun kecanduan dalam
menonton video di Youtube. Begitu pula pada orang dewasa, mereka juga cenderung lebih
senang menghabiskan waktu dengan gadget dari pada berinteraksi dengan orang di sekitar. Hal
inilah yang perlu kita waspadai dan harus berhati-hati dalam menghadapinya. Cara paket internet
Telkomsel Anda butuhkan agar dapat menggunakan internet lebih bijak.Banyak beredar
informasi tentang kesehatan yang tidak benar di internet juga perlu menjadi waspada tersendiri.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Perkembangan teknologi informasi saat ini dan pada masa yang akan datang memiliki
beberapa dampak positif bagi pelayanan kesehatan atau dibidang kesehatan. Beberapa contoh
dampak positif dari perkembangan teknologi informasi bagi kesehatan, diantaranya : dengan
teknologi komputer kita dapat mencari informasi dan merancang atau menyusun rancangan
untuk alat-alat kedokteran sehingga akan dapat merubah atau meningkatkan kualitas peralatan
medis atau kesehatan

3.2 SARAN

Pada pengerjaan makalah terdapat banyak kesalahan pada penulis,baik dalam materi
maupun cara pengerjaan amkalah.Semoga apa yang penulis tulis dapat diterima dan dapat di
kritik dengan baik atas kesalahannya.
DAFTAR PUSTAKA

Agusli, Rachmat., Sakuroh, Lilis., dan Nopriyadi., 2016, Perancangan Sistem

Informasi Kesehatan (Puskesmas Keliling) Berbasis Web. Jurnal Sisfotek

Global, Vol.6, No.2, Halaman.48.

Ahmad Rizki Fauzi., 2017, Sistem Informasi Akuntasi. Deepublish (Grup

Penerbitan CV Budi Utama, Halaman.2.

Ali, Hapzi., dan Wangdra, Tonny., 2010, Sistem Informasi Bisnis. Jakarta :

Baduose Media.

Anda mungkin juga menyukai