Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TENTANG

ILMU PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU:
Dr.Pranata, S.Pd,M.Si

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:
NAMA : FILIPI
NIM : 2100030
PRODI : PENDIDIKAN AGAMA HINDU
FAKULTAS : DHARMA ACARYA

INSTITUT AGAMA HINDU NEGERI TAMPUNG PENYANG


(IAHN-TP) PALANGKARAYA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ranying Hatalla Langit, karena atas
berkat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini yang
berjudul. ”HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA”. Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas matakuliah “ILMU
PENDIDIKAN” .

Meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis banyak menemukan


hambatan dan kesulitan, tetapi karena motivasi dan dorongan dari berbagai
pihak makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan sumbang saran dan
kritik dari semua pihak yang membaca makalah ini yang sifatnya membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak atas dukungannya sehingga terwujudnya makalah ini.

                                                                   
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN......................................................... 4 
1.   Latar belakang....................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN.................. 6
A. Sifat Hakikat Manusia…………..7
1. Pengertian Sifat Hakikat Manusia……………………….8
2. Wujud Sifat Hakikat Manusia…………………………..9
B. Wujud Sifat Hakikat Manusia………………10
1. Dimensi Keindividualan………………11

2. Dimensi Kesosialan………………12

3. Dimensi Kesusilaan………………13

4. Dimensi Keberagamaan………………14

C. Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia………………15


1. Pengembangan Yang Utuh………………16

2. Pengembangan Yang Tidak Utuh………………17

D. Sosok Manusia Indonesia Seutuhnya………………18

BAB III PENUTUP……………………………………..…19


a. Kesimpulan……………………………………..…20
b. Saran……………………………………..…21
c. Penutup……………………………………..…22

DAFTAR PUSTAKA………………………………..………23
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Dunia pendidikan berkaitan erat dengan manusia sebagai sasarannya. Pendidikan
bertujuan agar peserta didik mampu menumbuhkembagkan potensi-potensi yang ada dalam
dirinya. Potensi ini akan mengerahkan peserta didik menjadi manusia. Pendidik akan
melakukan tugasnya dengan benar ketika dan tepat tujuan, jika ia mempunyai gambaran yang
jelas tentang siapa dan bagaimana manusia itu sebenarnya. Manusia memiliki sifat yang
hanya ada pada diri manusia yang disebut sifat hakikat manusia. Sifat inilah yang harus di
pelajari oleh pendidik agar dapat di jadikan landasan atau pedoman dalam melakukan proses
pendidikan. Landasan ini akan memudahkan pendidik dalam berkomunikasi secara interaktif
dan edukatif, menyusun strategi pembelajaran, penggunaan metode dan teknik yang tepat.
Dengan begitu pendidik tidak akan terjebak dalam hal yang merugikan peserta didik. Selain
itu alasan diperlukannya pemahaman sifat hakikat manusia oleh pendidik adalah karena
adanya perkembangan sains dan teknologi yang sangat pesat. Tidak dapat dihindari dengan
adanya perkembangan sains dan teknologi semakin pesat banyak pekerjaan menjadi lebih
dimudahkan, tetapi tidak sedikit juga dampak negative yang ditimbulkan. Oleh karena itu,
pemahaman sifat hakikat manusia pada awal pembelajaran tentang pendidikan sangat
diperlukan.
BAB II
HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA
A. Sifat Hakikat Manusia
1. Pengertian Sifat Hakikat Manusia
Sifat hakikat manusia diartikan sebagai cirri-ciri karakteristik, yang
secara prinsipil (jadi bukan hanya gradual) membedakan manusia dari
hewan. Meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan
terutama jika dilihat dari segi biologisnya.
2. Wujud Sifat Hakikat Manusia
• a. Kemampuan menyadari diri;
b. Kemampuan bereksistensi;
c. Pemilikan kata hati;
d. Moral;
e. Kemampuan bertanggung jawab;
f. Rasa kebebasan (kemerdekaan);
g. Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak;
h. Kemampuan menghayati kebahagiaan.

B. Dimensi- Dimensi Hakikat Manusia serta Potensi, Keunikan,dan


Dinamikanya

1. Dimensi Keindividualan
Lysen mengartikan individu sebagai “orang-seorang”,sesuatu yang
merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in devide).
Selanjutnya individu diartikan sebagai pribadi. (Lysen, Individu dan Masyrakat:
4.) Setiap anak manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi
berbeda dari yang lain, atau menjadi (seperti) dirinya sendiri.
2. Dimensi Kesosialan
Setiap bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas. Demikian kata M.J
Langeveld (M.J.Langeveld,1955:54).Pernyataan tersebut diartikan bahwa setiap
anak dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul. Artinya setiap orang dapat
saling berkomunikasi yang pada hakikatnya didalamnya terkandung unsur
saling memberi dan menerima.
• 3. Dimensi Kesusilaan
Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih
tinggi .Akan tetapi, di dalam kehidupan bermasyrakat orang tidak cukup
hanya berbuat yang pantas jika di dalam yang pantas atausopan itu
misalnya terkandung kejahatan terselubung. Karena itu maka pengertiaan
susila berkembang sehingga memiliki perluasan arti menjadi kebaikan
yang lebih.
• 4. Dimensi Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia makhluk religius. Sejak dahulu kala, sebelum
mengenal agama mereka telah percaya bahwa diluar alam yang dapat
dijangkau dengan perantaraan alat indranya, diyakini akan adanya
kekuatan supranatural yang menguasai hidup alam semesta ini.
C . Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia
• 1.Pengembangan yang Utuh
Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan
oleh dua factor, yaitu kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara
potensial dan kualitas pendidikan yang disediakan untuk memberikan
pelayanan atas perkembangannya.
• 2. Pengembangan yang Tidak Utuh
Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia
akan terjadi di dalam proses pengembangan ada unsur dimensi hakikat
manusia yang terabaikan untuk ditangani, misalnya dimensi kesosialan
didominasi oleh pengembangan dimensi keindivualan ataupun domain
afektif didominasi oleh pengembangan domain kognitif. Demikian pula
secara vertikal ada domain tingkah laku yang terabaikan penanganannya.
D. Sosok Manusia Indonesia Seutuhnya
• Sosok manusia Indonesia seutuhnya telah dirumuskan di didalam GBHN
mengenai arah pembangunan jangka panjang. Dinyatakan bahwa
pembangunan nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyrakat
Indonesia. Hal ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar
kemajuan lahiriah, seperti pangan,sandang,perumahan,kesehatan,ataupun
kepuasaan batiniah seperti pendidikan,rasa aman,bebas mengeluarkan
pendapat yang bertanggung jawab, atau rasa keadilan,melainkan
keselarasan,keserasian,dan keseimbangan antara keduanya. Selanjutnya
juga diartikan sebgai keselarasan hubungan antara manusia dengan
lingkungan alam sekitarnya, keserasian hubungan antara bangsa-
bangsa,dan juga keselarasan antara cita-cita hidup di dunia dengan
kebahagiaan di akhirat.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pendidikan Sebagai Kegiatan Ilmu dan Seni. Menurut Al-Syaibani dalam


Jalaludin (1997:13) filsafat pendidikan adalah aktifitas pikiran yang teratur yang
menjadikan filsafat tersebut sebagai cara untuk mengatur, dan menyelaraskan
proses pendidikan. Artinya, bahwa filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-
nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya, maka
filsafat pendidikan dan pengalaman kemanusian merupakan faktor yang integral
atau satu kesatuan.

Hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan. Antara filsafat dan


pendidikan terdapat hubungan horisontal, meluas kesamping yaitu hubungan
antara cabang disiplin ilmu yang satu dengan yang lain yang berbeda-beda,
sehingga merupakan synthesa yang merupakan terapan ilmu pada bidang
kehidupan yaitu ilmu filsafat pada penyesuaian problema-problema pendidikan
dan pengajaran. Filsafat pendidikan dengan demikian merupakan pola-pola
pemikiran atau pendekatan filosofis terhadap permasalahan bidang pendidikan
dan pengajaran.

Pandangan filsafat tentang pendidikan.Filsafat mempunyai pandangan hidup


yang menyeluruh dan sistematis sehingga menjadikan manusis berkembang,
maka hal semacam ini telah dituangkan dalam sistem pendidikan, agar dapat
terarah untuk mencapai tujuan pendidikan.Penuangan pemikiran ini dituangkan
dalam bentuk kurikulum. Dengan kurikulum itu sistem pengajaranya dapat
terarah, lebih dapat mempermudah para pendidik dalam menyusun pengajaran
yang akan diberikan peserta didik.
Dasar-dasar Filsafat Ilmu Pendidikan.Dasar-dasaar filsafah keilmuan
terkait dalam arti dasar ontologis, dasar epistemologis, dan aksiologis, dan dasar
antropolgis ilmu pendidikan.
Implikasi Landasan Filsafat Pendidikan. Implikasi Landasan Filsafat Pendidikan
antara lain: Implikasi Bagi Guru. Apabila kita konsekuen terhadap upaya
memprofesionalkan pekerjaan guru maka filsafat pendidikan merupakan
landasan berpijak yang mutlak. Artinya, sebagai pekerja professional, tidaklah
cukup bila seorang guru hanya menguasai apa yang harus dikerjakan dan
bagaimana mengerjakannya. Kedua penguasaan ini baru tercermin kompetensi
seorang tukang.
Implikasi bagi Pendidikan Guru dan Tenaga Kependidikan.Tidaklah berlebihan
kiranya bila dikatakan bahwa di Indonesia kita belum punya teori tentang
pendidikan guru dan tenaga kependidikan.Hal ini tidak mengherankan karena
kita masih belum saja menyempatkan diri untuk menyusunnya.Bahkan
salahsatu prasaratnya yaitu teori tentang pendidikan sebagimaana diisyaratkan
pada bagian-bagian sebelumnya, kita masih belum berhasil
memantapkannya.Kalau kita terlibat dalam berbagi kegiatan pembaharuan
pendidikan selama ini maka yang diperbaharui adalah pearalatan luarnya bukan
bangunan dasarnya.

B. Saran

Pendidikan di Indonesia dalam pelaksanaan, hendaknya selalu berpedoman


pada filsafat bangsa Indonesia, yaitu Pancasila agar pendidikan Indonesia dapat
berhasil seperti Negara-negara yang telah Berjaya dalam bidang pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Bernadib.1987. Filsafat Pendidikan/ Sistem dan Metode.IKIP Yogyakarta.
Jalaluddin dan Abdullah, Idi. 2002. Filsafat Pendidikan, Manusia, Filsafat dan
Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama.
2006. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Aanchoto.2010. Filsafat Pendidikan dan perspektif Islam.a Diakses pada
situshttp://aanchoto.com/2010/06/filsafat-pendidikan-dan-perspektif-islam/
tanggal 4 Maret 2011.
Massofa.2008. Peranan Filsafat Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu
Pendidikan. Diakses pada situs  
Thayeb, Muhammad m..(1972. Personalisme theistic kohustamm. Ujung
padang; IAHN-TP PALANGKARAYA.

Anda mungkin juga menyukai