Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN TIKET

PADA PERUSAHAAN PELAYARAN


(Studi Kasus pada Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo)

Liana Dwi Astuti


921409004

Program Studi S1 Akuntansi


Jurusan Akuntansi
Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRACT
Liana Dwi Astuti, The Application of Accounting System of Ticket Sales in Shipping Company (a
case study in Gorontalo Ferry Port), Skripsi, Gorontalo city, Undergraduate Study, Department of
Accounting, Faculty of Economics and Business, Universitas Negeri Gorontalo, 2013. This research
aimed to improve the accounting system of ticket sales in Gorontalo ferry port, using researcher as
the main instrument. The method applied in this research was qualitative method, and the approach
was phenomenological; the researcher had a broad view and tried to get into every event and things
related to them toward the object in particular situations. The technique of data analysis was
through data reduction, data display, and conclusion drawing/verification.The result showed that the
application of the accounting system had not been optimal because the system did not have a
flowchart related to sales procedure. The company should create a flowchart to support document
distributions, and to clarify them.
Keywords: Accounting System of Ticket Sales,

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelabuhan Penyeberangan adalah pelabuhan yang khusus dipergunakan untuk angkutan
penyeberangan dengan menggunakan Kapal Ro-Ro. Pelabuhan penyeberangan merupakan
jembatan penyeberangan bagi penumpang untuk melakukan penyeberangan dari satu tempat ke
tempat yang lain.
Sektor transportasi darat pun ternyata masih perlu disubsidi untuk beberapa fasilitas. Salah
satunya fasilitas penyeberangan. Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo adalah salah satu UPT (Unit
Pelaksana Teknis) yang melayani operasional pelabuhan penyeberangan sosial. Fungsi pelayanan
ini dilakukan dengan menerapkan tarif sangat murah untuk pemanfaatan fasilitas pelabuhan
penyeberangan.
Berdasarkan data produktifitas Angkutan Penyeberangan Lintas Gorontalo-Pagimana Tahun
2012, dijelaskan bahwa pada naik/muat dipelabuhan pada tahun 2012 lebih sedikit yaitu
penurunannya mencapai 15% dibandingkan pada tahun 2011 dimana total keseluruhannya yaitu
43.941. Selanjutnya pada Turun/Bongkar Di pelabuhan pada tahun 2012 terjadi peningkatan yaitu
2% dari tahun 2011.
Sedangkan menurut Dunia (2010: 101), penyusunan atau pembuatan sistem akuntansi
merupakan suatu hal yang kompleks bagi kebanyakan perusahaan, karena perbedaan dalam
kebutuhan informasi manajemen, jenis-jenis dan jumlah transaksi yang dicatat dan kebutuhan
informasi dari pemakai eksternal atas laporan keuangan. Sistem akuntansi juga akan berbeda
tergantung pada apakah perusahaan menggunakan sistem manual atau sistem komputerisasi.
Pembuatan atau pengaturan
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti melakukan penelitian dengan
formulasi judul “Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Tiket pada Perusahaan Pelayaran
(Studi Kasus Pada Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo)”.

B. Kajian Pustaka
a) Pengertian sistem
Widjajanto (2001:2) menyatakan sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang
berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses dan output.
Selanjutnya menurut Mulyadi (2010:2-3), Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat
berhubungan satu dengan lainnya , yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
b) Konsep dan Prinsip Akuntansi
Menurut Dunia (2008:8-9), Prinsip akuntansi yang berlaku umum (generally Accepted
Accounting Principles/GAAP) adalah prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang digunakan oleh para
akuntan dalam menyusun laporan keuangan. Konsep kesatuan usaha mengasumsikan bahwa suatu
bisnis atau perusahaan sebagai satu kesatuan harus dipisahkan dari pihak-pihak yang
berkepentingan dengan bisnis atau perusahaan tersebut.
c) Pengertian Sistem Akuntansi Penjualan
Menurut Stettler dalam Baridwan, (1998: 4), sistem akuntansi adalah formulir-formulir,
catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai
usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk
laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak
lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah
untuk menilai hasil operasi. Menurut Basu Swatha (2006:8) dalam Aprilia (2010:8), Penjualan
adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain
agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan.
Menurut Komaruloh (2012) sistem akuntansi penjualan suatu perusahaan khususnya
perusahaan yang mulai berkembang, pimpinan harus mempunyai suatu metode atau alat yang
dapat mengawasi dan untuk dapat mengetahui kemajuan perusahaan tersebut, yang artinya
sampai sejauh manakah perusahaan tersebut dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Dari pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa pengertian sistem akuntansi
penjualan adalah suatu kegiatan sistematik yang terdiri dari proses identifikasi, pengukuran dan
pelaporan berkaitan dengan proses penjualan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi
perusahaan.
d) Prinsip Dasar Sistem Akuntansi
Dunia (2008:101), mengemukakan bahwa sistem akuntansi akan berbeda yaitu tergantung
dari suatu perusahaan tersebut. Prinsip Dasar Sistem Akuntansi tersebut antara lain:
1) Keseimbangan manfaat dan biaya
dalam menyusun atau merancang suatu sistem akuntansi harus mempertimbangkan
keseimbangan manfaat terhadap biaya, paling tidak harus sama dalam mengahsilkan
informasi.
2) Laporan yang efektif
Agar laporan ini dapat digunakan secara efektif, maka laporan ini harus disusun tepat waktu,
dapat dimengerti, dan dalam bentuk yang ringkas.
3) Dapat menyesuaikan dengan waktu yang akan datang
Dalam lingkungan yang berubah seperti itu, maka informasi yang dibutuhkan juga berubah.
Sehingga sistem akuntansi juga harus berubah untuk menyesuaikan dengan perubahan
tersebut.
4) Pengendalian internal yang memadai
Untuk memenuhi kebutuhan informasi yang akurat bagi pihak luar dan pencapaian sasaran
operasi dari pihak manajemen dalam sistem akuntansi harus melekat suatu pengendalian
intern yang memadai.
e) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Akuntansi
Menurut Baridwan (1998: 7), penyusunan system akuntansi untuk suatu perusahaan perlu
mempertimbangkan beberapa faktor yang penting sebagai berikut:
1. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip cepat
2. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip aman
3. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah
f) Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Penjualan
Pada umumnya ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penjualan, menurut Sutanto
(1999:21) dalam Iskandar (2012:15) yaitu sebagai berikut :
1. Produsen
2. Pihak konsumen
3. Fakfor-faktor diluar Produsen dan Konsumen

C. Tujuan Penulisa
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperbaiki sistem
akuntansi penjualan tiket pada pelabuhan penyeberangan Gorontalo.

METODE PENULISAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan teoritis dan empiris dalam penelitian sangatlah diperlukan. Oleh karena itu
sesuai dengan judul di atas, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan pendekatan fenomenologis yaitu peneliti
memiliki pandangan secara luas dan berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya
terhadap objek dalam situasi tertentu.
B. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif mutlak diperlukan, karena peneliti sendiri
merupakan alat (instrumen) pengumpul data yang utama sehingga kehadiran peneliti mutlak
diperlukan dalam menguraikan data nantinya.
C. Lokasi Penelitian
Peneliti menetapkan perusahaan pelayaran yaitu Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo
sebagai tempat lokasi penelitian yaitu terletak di jalan Laks. Martadinata, Kel. Leato Selatan,
Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo.
D. Sumber Data Penelitian
Data primer yaitu dimana data yang diperoleh dilapangan melalui wawancara mendalam,
observasi dan dokumentasi. Selanjutnya, Data sekunder yaitu Data ini diperoleh melalui data-data
dari perusahaan Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo, dimana data yang diperoleh sesuai dengan
masalah yang terkait dalam penelitian sistem akuntansi penjualan tiket.
Tehnik yang digunakan untuk menentukan informan dalam penelitian ini dilakukan secara
sengaja dengan purposive sampling. Menurut Sugiono (2012: 392), Purposive Sampling adalah
tehnik penentuan informan dengan pertimbangan tertentu.
E. Prosedur Pengumpulan Data
Berikut ini akan dijelaskan tiga prosedur pengumpulan data yaitu :
1. Observasi
Menurut Satori dan Komariah (2009: 105), Observasi adalah pengamatan terhadap suatu
objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang
harus dikumpulkan dalam penelitian.
2. Wawancara mendalam
Wawancara ini bersifat lentur dan terbuka, serta tidak terstruktur ketat dalam suasana
formal dan bisa dilakukan berulang pada informan yang sama.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dan
catatan-catatan perusahaan yang kemudian membandingkan dengan praktek-praktek yang terjadi
di pelabuhan penyeberangan Gorontalo yang berhubungan dengan sistem pengendalian internal
penjualan.
F. Analisis data
Analisis data kualitatif menurut Miles dan Hiberman dalam Sugiyono, (2012: 430),
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
1. Reduksi Data
Dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi kemudian dikelompokan berdasarkan jenis
variabel yang diteliti yaitu mengelompokan data yang masuk pada kategori motivasi dan data
yang masuk pada kategori persepsi sesuai dengan pertanyaan peneliti dengan cara mereduksi
data yang tidak penting.
2. Data Display (penyajian data)
Keseluruhan informasi tentang fenomena sosial yang disimpulkan peneliti setelah mendalami data di
lapangan.berikutnya tema yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya dikaitkan dengan masalah
penelitian dan teori yang relevan.
3. Conclution Drawing/verifikasi
Dari hasil interpretasi selanjutnya dituangkan dalam hasil penelitian. Kemudian pada tahap akhir
dilakukan pengecekkan keabsahan data.
G. Pengecekkan Keabsahan Data
1. Keikutsertaan peneliti atau perpanjangan pengamatan penelitian
Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data
yang dikumpulkan. Bila sudah dicek kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel,
maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.
2. Ketekunan pengamatan
Ketekekunan pengamatan bermaksud untuk mengecek kembali apakah data yang diperoleh
sudah benar atau tidak.
H. Tahap-Tahap Penelitian
Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap dari penelitian tersebut, yaitu:
1) Melakukan observasi dilokasi penelitian dan menyusun proposal penelitian.
2) Melakukan persiapan instrument berupa penyusunan pedoman wawancara.
3) Melakukan wawancara dengan informasi yang dapat memberikan penjelasan atau informasi
yang terkait dengan fokus penelitian.
4) Melakukan pengumpulan data penelitian dari hasil observasi serta wawancara.
5) Mengkaji laporan akhir hasil fokus penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo adalah Perusahaan yang bergerak pada bidang jasa,
perusahaan ini terletak di jalan Laks. Martadinata, Kel. Leato Selatan, Kecamatan Dumbo Raya,
Kota Gorontalo. Pelabuhan tersebut dibangun untuk lintas penyeberangan khusus Gorontalo-
Pagimana, Pagimana-Gorontalo yang sudah dilayani oleh KMP, dengan jadwal pelayaran setiap
hari. Khusus untuk lintasan Gorontalo-Pagimana kapal yang digunakan adalah kapal Baronang dan
Adhi Swadharma. Perusahaan Penyeberangan Gorontalo Merupakan salah satu BUMN , yang
dikelolah oleh Kementerian Perhubungan.
B. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Struktural
Struktur organisas yang tepat bagi perusahaan akan berbeda sesuai dengan jenis dan skala
perusahaan yang bersangkutan, namun suatu struktur organisasi yang baik merupakan salah satu
syarat bagi setiap perusahaan agar perusahaannya dapat berjalan dengan baik. Struktur organisasi
Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo dapat dilihat pada gambar berikut:
Berdasarkan struktur organisasi, adapun job description dari setiap bagian struktur
organisasi yang ada di Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo adalah sebagai berikut:
1. Kepala kantor
Tugas pokok:
a) Menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi di lingkungan Kantor Pelabuhan
Penyeberangan Gorontalo.
b) Mengawasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila terjadi penyimpangan
c) Mengkoordinasi dan bertanggung jawab dalam memberikan bimbingan serta serta petunjuk
bagi pelaksanaan tugas.
d) Mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan dalam
menyampaikan laporan.
2. Petugas Tata Usaha dan Kepegawaian
Tugas Pokok:
a) Melakukan urusan surat-menyurat, kepegawaian dan keuangan rumah tangga dan
penyusunan laporan rutin.
3. Koordinator Fungsional
Tugas Pokok:
a) Melakukan fungsi pengawasan, pengendalian, koordinasi, dan konsolidasi terhadap tupoksi
fungsional di Kantor Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo.
4. Fungsional Lalulintas, Angkutan dan Jasa pelabuhan
Tugas Pokok:
a) Melaksanakan kegiatan lalulintas, angkutan penyeberangan dan pelayanan jasa pelabuhan.
b) Melaksanakan pelayanan naik turun penumpang dan kendaraan.
c) Menyusun laporan kegiatan lalu lintas, angkutan dan jasa kepelabuhan.
d) Berkoordinasi dengan instansi terkait dalam hal pelaksanaan pelayanan serta keselamatan
pelayaran.
5. Fungsi Sarana dan Prasarana
Tugas Pokok:
a) Melaksanakan penilikan, pemeliharaan dan perawatan fasilitas prasarana kantor Pelabuhan
Penyeberangan Gorontalo
b) Melakukan fungsi pengawasan terhadap Sarana angkutan Penyeberangan.
6. Fungsi Keamanan dan Ketertiban
Tugas Pokok:
a) Melaksanakan urusan pengendalian keamanan dan ketertiban dalam DLKr Pelabuhan
Penyeberangan Gorontalo.
b) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk menghadapi keadaan darurat.
C. Prosedur Operasional Penjualan tiket pada pelabuhan penyeberangan Gorontalo
Pelabuhan penyebrangan Gorontalo menyusun prosedur operasional perusahaan sebaik
mungkin dalam menjalankan kegiatan penjualan, dengan tujuan tercapainya efisiensi, efektivitas
dan ekonomis. Prosedur operasional penjualannya adalah sebagai berikut :
1) Prosedur Penjualan Tiket
a) Penjualan tiket
Jenis Penjualan tiket pada pelabuhan penyeberangan Gorontalo:
(1)Tiket Penumpang
(2)Tiket Kendaraan
(a) Tiket Penumpang, terdiri dari :
- Dewasa
- Anak-anak
(b) Tiket Kendaraan, terdiri dari :
- Golongan I - Golongan V
- Golongan VI - Golongan II
- Golongan VII - Golongan III
- Golongan VIII - Golongan IV
(3)Tiket Barang
b) Pemakai Jasa
Tiket yang sudah dibeli dari petugas loket/toll gate kemudian dibawa oleh pemakai
jasa untuk diserahkan kepada petugas pelayaran saat akan menaiki kapal. Pemakai jasa adalah
penumpang atau pemilik kendaraan /barang atau pihak penyewa fasilitas pelabuhan atau
pemilik kapal yang menggunakan jasa fasilitas pelabuhan.
c) Petugas Pelayaran
Petugas pelayaran bertugas untuk mengambil tiket dari pemakai jasa saat kapal akan
berlabu di Dermaga. Setelah itu tiket tersebut dikumpulkan yang kemudian dibuat
pelaporannya kepada Gedung Sentral (GS).
d) Gedung Sentral (GS)
Setelah kapal berangkat petugas pelayaran melakukan klaim di GS sekaligus
menyerahkan tiket kepada petugas GS. Di GS petugas membuat laporan hasil penjualan dan
menbandingkan data antara tiket yang terjual pada Pelabuhan Penyebrangan Gorontalo
dengan data penjualan tiket kapal. Apabila terjadi perbedaan data maka dilakukan klaim atas
data tiket terjual tersebut.
e) Serahkan ke Keuangan
Setelah diperiksa oleh petugas GS, maka tiket-tiket tersebut diserahkan kembali
kepada petugas keuangan untuk dilakukan aktivasi kembali sehingga tiket tersebut dapat
digunakan untuk dijual kembali.
Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana pengelolaan sistem akuntansi
penjualan tiket serta bertujuan untuk memperbaiki sistem akuntansi penjualan tiket pada Pelabuhan
Penyeberangan Gorontalo. Sebab dari hasil pengamatan peneliti, bahwa sistem akuntansi penjualan
tiket pada Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo perlu diperbaiki lagi, karena masih banyak
terjadinya penumpang yang masuk tanpa membawa tiket tetap diperbolehkan masuk. Hal ini dapat
menyebabkan kerugian besar pada perusahaan.
Dari pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh penulis, risiko yang mungkin timbul
disebabkan oleh beberapa faktor di bawah ini, beserta temuan dan evaluasi yang dikemukan oleh
penulis, yaitu :
1) Pembelian Tiket Ilegal
Hal ini kerapkali terjadi akibat dari kelalaian yang dilakukan oleh petugas jaga. Sehingga hal
tersebut berakibat terhadap berkurangnya pendapatan. Untuk itu, perusahaan saat ini masih terus
melakukan evaluasi dan perbaikan-perbaikan atas pengendalian internal yang telah berjalan agar
risiko tersebut dapat dihindari.
2) Pencurian di bagian toll gate
Hal seperti ini banyak terjadi di bagian toll gate walaupun telah memiliki sistem
pengamanan yang baik, tetapi kerap kali sering terjadi kecurangan yang dilakukan oleh petugas dan
penumpang. Hal tersebut memang cukup sulit dihindari karena terkait dengan tingkat kesadaran dan
pengendalian dari para karyawan.
Dari hasil observasi, penulis memperoleh beberapa hal yang dapat dilakukan oleh
perusahaan untuk mencegah pencurian atau penumpang yang tidak memiliki tiket tersebut, seperti :
a. Memperketat penjagaan dan pengawasan di sekitar toll gate.
b. Memasang kamera CCTV yang dapat memantau gerak-gerik petugas toll gate dan
Penumpang yang mencurigakan. Dalam pelaksanaannya, CCTV dipantau langsung oleh
bagian keamanan.
3) Adanya Human Error
Hal-hal seperti pencurian kas ataupun kesalahan perhitungan kas kerapkali masih sering
terjadi. Hal ini disebabkan akibat adanya human error yang kurang teliti dalam melakukan
perhitungan secara manual terhadap jumlah kas tunai yang diterima. Sehingga dengan adanya risiko
tersebut, perusahaan melakukan tindakan untuk perbaikan pengendalian internal agar pencurian dan
penggelapan kas dapat dihindari.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan penulis, masih ditemukan ada beberapa
kelemahan yang terdapat dalam sistem penjualan pada Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo,
diantaranya :
1. Perusahaan belum memiliki prosedur penjualan secara tertulis yang jelas.
Perusahaan memang memiliki prosedur penjualan tetapi tidak memiliki penjelasan secara
tetulis mengenai prosedur tersebut. Prosedur penjualan yang dimiliki dan sedang berjalan juga
kurang sesuai dengan standar yang seharusnya. Selain itu, perusahaan juga belum memilki
flowchart terkait dengan prosedur kegiatan penjualannya.
Prosedur penjualan secara tertulis harus dibuat dan diperbaharui secara berkala apabila
terjadi perubahan agar lebih memperjelas tugas setiap fungsi yang terkait di dalamnya dan
memudahkan perusahaan menjalankan kegiatan penjualannya. Selain itu, perusahaan seharusnya
membuat flowchart sebagai pendukung dalam melaksanakan pendistribusian dokumen-dokumen
yang ada dan bagian-bagian atas dokumen tersebut terlihat lebih jelas.
2. Kurang baiknya pelayanan dalam penjualan tiket
Pelayanan merupakan kunci utama dalam berhasilnya seatu perusahaan. Dari hasil
pengamatan dan wawancara kepada sejumlah penumpang dapat dilihat bahwa pelayanan dalam
penjualan tiket tersebut kurang memuaskan pengguna jasa.
Hal ini sesuai dengan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan kepada
penumpang yang menjelaskan bahwa:
“Harapan untuk jasa angkutan ini adalah dalam hal petugasnya harus lebih ramah khususnya
bagi petugas yang melayani penumpang yang membeli tiket” (B.I, 11-Mei-2013).

Relevan dengan itu informasi yang disampaikan oleh (S.W, 14-Mei-2013) yang menjelaskan
bahwa:
“pelayanan yang diberikan oleh petugas dan ABK kapal kurang memuaskan dibandingkan
dengan petugas pada Garuda Indonesia. Saya belum puas dengan pelayanan penjualan tiket
pada perusahaan ini karena banyak kejadian atau fakta yang terjadi dilapangan bahwa
perusahaan menaikkan harga tiket tanpa pemberitahuan”.
Realita lain yang peneliti temukan dan sesuai dengan pengakuan salah seorang penumpang
pada Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo yang menjelaskan bahwa :
“Harapan untuk penjualan tiket yaitu harus lebih tertib dan pelayanan tiket pun harus royal
kepada calon penumpang”.( W.A, 11-Mei-2013)
Berbeda dengan informasi yang diperoleh dari salah seorang penumpangng yang
menyatakan bahwa:
“pelayanan dalam penjualan tiket pada pelabuhan ini sudah baik hanya saja masalah yang
perlu dibenahi dalam hal chatering dan penyewaan kasur. Seharusnya kasur itu ada”( A.B, 09-
Mei-2013)
Dari hasil pengamatan peneliti, bahwa pelabuhan penyeberangan Gorontalo dalam hal
pelayanannya belum berjalan dengan baik, hal ini seringkali menjadi permasalahan yang dirasakan
oleh penumpang. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebaiknya pada perusahaan dilakukan training
dalam hal melakukan pelayanan yang baik kepada penumpang agar tidak lagi terjadi keluhan-
keluhan yang membuat penumpang merasa takut atau khawatir untuk membeli tiket.
3. Masih terdapat penumpang yang tidak bertiket
Masalah ini juga menjadi tugas besar bagi perusahaan. Perusahaan harus lebih tegas lagi
dalam sistem pengamananya karena dengan adanya penumpang yang mematuhi peraturan yang ada
di perusahaan secara otomatis akan memeperkecil terjadinya kerugian dan apabila terjadi musibah
dalam kapal maka penumpang yang memiliki tiket sudah dijamin keselamatanya dengan jasa
asuransi.
Relevan dengan itu informasi yang disampaikan oleh Petugas Pelabuhan Penyeberangan
Gorontalo menjelaskan bahwa:
“Bagi penumpang yang tidak membeli tiket akan dipanggil untuk menghadap kapten
kemudian diberikan pengarahan. Dan diatas kapal tidak ada petugas yang menjual tiket,
karena pada saat kapal sudah berangkat maka akan dibuatkan moneyfast penumpang dimana
didalam moneyfast penumpang itu terdapat data-data penumpang jadi bagi penumpang yang
tidak membeli tiket apabila terjadi sesuatu maka penumpang tersebut tidak memperoleh jasa
asuransi”(N.H, 25-04-2012)

Berbeda dengan informasi yang disampaikan oleh petugas ASDP yang menyatakan bahwa:
“Apabila terdapat penumpang yang tidak bertiket, dikapal sudah disediakan yang namanya
tiket Supplysi. Tiket Supplysi artinya tiket penambahan kalau ada penumpang yang tidak
bertiket saat kapal sudah berjalan, sehingga penumpang bias membeli di atas kapal” (H,25-
April-2013)

Dari hasil pengamatan peneliti pada Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo bahwa pada
perusahaan ini belum disediakan yang namanya tiket tambahan diatas kapal. sehingga belum
maksimal penjualan tiketnya karena masih juga sampai saat ini terdapat penumpang yang tidak
membeli tiket, hal ini menjadi tugas besar bagi perusahaan untuk mencegah kembali terjadinya hal-
hal seperti ini yang dampaknya dapat merugikan perusahaan.

Pembahasan
A. Evaluasi Terhadap Pemisahan Tugas Yang Memadai
Pemisahan tugas dapat mengurangi ketidakberesan yang mungkin terjadi karena antara bagian
pencatatan dan pelaksana dilakukan oleh bidang yang berbeda. Selain itu pemisahan tugas dapat
dijadikan sebagai alat pengawasan antara bagian yang satu dengan yang lain. embagian tugas dan
wewenang dalam perusahaan ini sudah cukup memadai, dapat dikatakan demikian karena:
2. Fungsi penerimaan kas terpisah dari fungsi keuangan
Dari hasil wawancara dengan bagian administrasi, ditemukan bahwa fungsi penerimaan kas
yang berfungsi menerima pembayaran tunai dan menjaga penyimpanan kas terpisah dengan fungsi
keuangan yang bertugas memonitor kas yang masuk ke perusahaan dan ada tidaknya kas untuk
pengeluaran perusahaan. Hal ini dilakukan perusahaan supaya fungsi keuangan dapat melakukan
pengawasan terhadap jumlah kas yang masuk dan keluar dari kas perusahaan yang dipegang oleh
fungsi keuangan.
3. Fungsi keuangan terpisah dari fungsi akuntansi
Perusahaan telah melakukan pengendalian internal yang baik dalam pemisahan fungsi ini.
Fungsi keuangan berada di bagian keuangan yang bertugas terhadap pengawasan kas perusahaan
dan fungsi akuntansi bertanggungjawab atas pencatatan atas transaksi serta laporan harian
penjualan.
B. Evaluasi Terhadap Otorisasi yang Sesuai dari Transaksi dan Aktivitas
Dalam suatu perusahaan, setiap transaksi yang terjadi harus berdasarkan atas otorisasi dari
pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Catatan, formulir
dan dokumen merupakan media yang digunakan untuk merekam dan mencatat terjadinya transaksi.
Oleh karena itu, penggunaanya harus diawasi sedemikian rupa agar dalam pelaksanaannya transaksi
tersebut diotorisasi secara jelas dan sesuai.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, dengan adanya sistem otorisasi ini diharapkan dapat
menunjang terwujudnya sistem pengendalian internal yang memadai. Hal ini diperlukan untuk
menghindari kesalahan atau kecurangan yang mungkin terjadi disebabkan oleh faktor internal. Dan
dalam organisai, setiap transaksi keuangan melalui sistem otorisasi tertentu tidak ada satu transaksi
yang terjadi tanpa otorisasi dari pihak yang berwenang. Proses otorisasi ini dilakukan dengan cara
membubuhkan tanda tangan pejabat atau yang berwenang. Dengan adanya otorisasi maka
pengawasan inetrn terhadap data akuntansi dan kekayaan dapat terjamin keamanan dan
keandalannya.
C. Evaluasi Terhadap Dokumen dan Catatan yang Memadai
Dokumen menyediakan bukti berkaitan dengan keterjadian dari transaksi dan harga,
karakteristik dan jangka waktu transaksi. Ketika dokumen diotorisasi baik dengan tanda tangan
ataupun stampel dari pihak yang berwenang, maka dokumen menyediakan dasar penetapan
tanggungjawab dalam mengotorisasi dan mencatat transaksi. Catatan mencakup daftar gaji
karyawan, dan laporan penjualan tiket yang sudah diotorisasi oleh bagian keuangan.
Dari hasil observasi perusahaan dan wawancara dengan bagian administrasi, penulis
menemukan beberapa temuan terkait dokumen dan catatan yang memadai. Dibawah ini diuraikan
beberapa penggunaan dokumen dan catatan yang telah sesuai dan memadai :
a. Membuat laporan produksi dan pendapatan hasil penjualan tiket, laporan tersebut dibuat
menjadi :
1) Laporan penjualan tiket penumpang
2) Laporan penjualan tiket kendaraan
3) Laporan penjualan tiket barang
Dimana semua laporan tersebut dipertanggungjawabkan oleh bagian Penjualan.
b. Membuat Laporan Produksi dan Pendapatan Secara Berkala
1) Membuat laporan harian produksi dan pendapatan pelabuhan, dimana bagian penjualan
sebagai penanggungjawabnya.
2) Membuat laporan bulanan produksi dan pendapatan pelabuhan, dan laporan jasa pelabuhan,
dimana pemimpin sebagai pihak yang bertanggungjawab.
c. Membuat Laporan Saldo
Jika terdapat tiket rusak, dibuat laporan bulanan, dipertanggungjawabkan oleh koordinator.
Hal ini membuktikan bahwa perusahaan, secara khusus bagian penjualan telah memiliki
pengendalian internal yang baik. Dengan adanya dokumen penjualan tiket akan memudahkan
pengendalian internal atas dokumen yang hilang dan sebagai bantuan dalam mencari dokumen
ketika mereka diperlukan di kemudian hari.

PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
1. Dokumen dan catatan yang digunakan pada pelabuhan penyeberangan sudah memadai, karena:
a. Membuat laporan produksi dan pendapatan hasil penjualan tiket,
b. Membuat Laporan Produksi dan Pendapatan Secara Berkala
c. Membuat Laporan Saldo
2. Solusi perusahaan untuk mencegah pencurian atau penumpang yang tidak memiliki tiket adalah
sebagai berikut:
a. Memperketat penjagaan dan pengawasan di sekitar toll gate.
b. Memasang kamera CCTV yang dapat memantau gerak-gerik petugas toll gate dan
penumpang yang mencurigakan.
c. Memasang bording pas agar seua system bias berjalan dengan sempurna seperti yang di
Maskapai Penerbangan.
3. Dari hasil penelitian pada Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo atas pengendalian internal pada
prosedur penjualan, masih terdapat beberapa kelemahan yang ditemui dalam perusahaan yang tidak
mendukung pencapaian tujuan pengendalian internal:
a. Perusahaan belum memiliki prosedur penjualan secara tertulis yang jelas.
b. Kurang baiknya pelayanan dalam penjualan tiket
c. Masih terdapat penumpang yang tidak bertiket

B. Saran
Adapun yang menjadi saran pada skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Penulis menyarankan agar perusahaan melakukan training baik bagi karyawan baru maupun
karyawan lama mengenai cara kerja yang baik dalam melayani penumpang. Hal ini dilakukan
agar dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang baik dalam perusahaan.
2. Sebaiknya perusahaan mempertimbangkan adanya suatu pengendalian terhadap kegiatan
perusahaan dengan membentuk internal auditor yang independen dalam memeriksa dam menilai
setiap tugas-tugas yang dilakukan oleh masing-masing bagian.
3. Hendaknya setiap karyawan agar bisa lebih focus dalam menjalankan tugas didalam bidangnya
akan dapat bisa menjamin keamanan dan keandalan terhadap kekayaan dan data akuntansinya.
4. Penulis ingin mengajukan saran untuk penelitian selanjutnya dalam rangka pengembangan
penelitian pada topik yang sama, yaitu penelitian ini hanya dilakukan di Pelabuhan
Penyeberangan Gorontalo, maka perlu adanya penelitian lanjutan tentang Penerapan Sistem
Akuntansi Penjualan tiket di perusahaan lain yang bergerak di Bidang Jasa. Mengingat adanya
perbedaan situasi dan kondisi di setiap perusahaan sehingga apabila dilakukan penelitian di
perusahaan lain maka memungkinkan terdapat perbedaan dari hasil penelitian sekarang
dengan penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Panduan aplikatif sistem akuntansi online berbasis komputer. Yogyakarta:
Andi

Aprilia. Liya. 2008. “Tinjauan atas Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket pada PT.
Kereta Api (persero)Daerah Operasi 2 Bandung”. Skripsi. Bandung: Universitas
Komputer Indonesia.

Baridwan, Zaki. 1998. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta

Bordnar George dan Hopwood William. 2006. Sistem informasi akuntansi edisi
9.Yogyakarta: Andi

Dunia, Firdaus. 2010. Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi Edisi Tiga. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Harahap Sofyan. 2012. Teori Akuntansi edisi revisi 2011. Jakarta: rajawali Pers

http://id.wikipedia.org/wiki/Pelabuhan_penyeberangan

Iskandar,Ong. 2012. “Pengaruh Biaya Promosi terhadap Volume Penjualan Tiket Kapal
Feri pada PT. Juli Rahayu”. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanudin.

Ismaya, Sujana. 2006. Kamus akuntansi. Bandung: Pustaka Grafika


Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain sistem informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan
Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi

Jusuf, Haryono. 2005. Dasar-dasar Akuntansi jilid 1. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN

Komaruloh, Deri. 2012. “peranan sistem akuntansi penjualan dalam menunjang sistem
informasi dan komunikasi penjualan tiket masuk (Studi Kasus pada Water Splash
Indihiang Tasikmalaya)”. Skripsi. Tasikmalaya: Universitas siliwangi.
Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitin Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Salim, Abbas. 2006. Manajemen Transportasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Satori Djama’an dan Komariah Aan. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis (pendekatan kuantitattif, kualitatif dan R&B).
Bandung: Alfabeta Bandung

Torong, Edy. 2008. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket pada PT. Sriwijaya Air.
Sikripsi Minor. Medan: Universitas Sumatera Utara

Widjajanto Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Penerbit Erlangga

Widyahartono, Bob 1994. Manajemen Transportasi. Jakarta: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai