OLEH:
ALHIKMA
1111104000047
Nama : Alhikma
Agama : Islam
Telepon : 085269468656
Email : Alhikmachima@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
Pengalaman Organisasi :
vi
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH JAKARTA
Skripsi, Juli 2015
ABSTRAK
Persalinan merupakan salah satu peristiwa penting dan senantiasa diingat dalam
kehidupan wanita. Salah satu faktor yang berperan penting dalam proses
persalinan adalah penolong persalinan. Persalinan dengan ditolong oleh dukun
bayi masih menjadi pilihan sebagian masyarakat Indonesia. Penelitan ini
bertujuan untuk mengekplorasi pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh dukun
bayi di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Parung Kabupeten Bogor. Penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif melalui
wawancara mendalam. Partisipan meliputi ibu yang telah melahirkan dengan
ditolong oleh dukun bayi pada periode Januari sampai dengan Desember 2014
yang diperoleh melalui purposive sampling. Data yang dikumpulkan berupa hasil
rekaman wawancara dan catatan lapangan yang dianalisis dengan metode
Colaizzi. Penelitian ini mengidentifikasi enam tema yaaitu: 1) Makna persalinan
bagi ibu yang ditolong oleh dukun bayi; 2) Aspek psikologis ibu dalam persalinan
oleh dukun bayi; 3) Mitos dalam persalinan yang ditolong oleh dukun bayi; 4)
Alasan ibu memilih melahirkan ditolong oleh dukun bayi; 5) Tindakan dukun bayi
dalam proses persalinan; dan 6) Ketidaknyamanan ibu dalam persalinan yang
ditolong oleh dukun bayi. Hasil penelitian ini dapat membeikan gambaran pada
petugas kesehatan bahwa keberadaan dukun bayi tidak bisa dipungkiri dari
kehidupan msyarakat yang jauh dari fasilitas kesehatan dan pentingnya
memahami aspek psikologis dan sosiokultural pada ibu yang akan bersalin.
Diperlukan penelitian selanjutnya mengenai eksplorasi secara mendalam aspek
psikologis dan sosiokultural pada ibu bersalin.
Kata kunci : Pengalaman, Persalinan, Dukun Bayi
Daftar Bacaan : 95 (1994-2014)
vii
SCHOOL OF NURSING
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA
Undergraduate thesis, Juli 2015
ABSTRACT
Childbirth is one of the key events and always keep in mind in a woman's life.
One factor that plays an important role in the birth process is a birth
attendant.Deliveries assisted by traditional birth attendants is still the choice of
most people in Indonesia. This research aims to explore the experience of mothers
giving birth assisted by traditional birth attendant in working area of public health
center in Parung district, Bogor regency. This study is a qualitative research
design of descriptive phenomenology through in-depth interviews. Participants
include mothers who have given birth to assisted by traditional birth attendant in
the period January to December 2014 were obtained through purposive sampling.
The data collected in the form of interviewrecordings and field notes were
analyzed by Colaizzi method. This study identified six themes, namely: 1) The
meaning of labor for the mother attended by traditional birth attendant; 2)
Psychological Aspects of mothers in childbirth by traditional birth attendants; 3)
Myth in births attended by traditional birth attendant; 4) The reasons mothers
choose to give birth assisted by traditional birth attendants; 5) Measures of
traditional birth attendant in labor; and 6) Discomfort mother in births attended by
traditional birth attendant. The results could provide an overview on health
workers that the presence of traditional birth attendant can not be denied of
people’s lives far from health facilities and the importance of understanding the
psychological and sociocultural aspects of the mother to be maternity. Further
research is needed on deep exploration of psychological and sociocultural aspects
of the maternal.
Keywords: Experience, Childbirth, Traditional Birth Attendant
Reference’s: 96 (1994-2014)
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
serta salam tidak lupa dihanturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman penuh cahaya.
Proposal ini disusun untuk memenuhi satuan kredit semester (SKS) pada
semester VIII, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Penulis menyadari bahwa dalam proposal ini masih terdapat kekurangan dan
keterbatasan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran
Pada kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada :
2. Ayah, Ibu, dan Nenek yang selalu memberikan semangat dan mendo’akan
4. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc. selaku ketua Program Studi Ilmu
ix
6. Ibu Puspita Palupi, S.Kep.,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Matselaku Pembimbing II
motivasi.
Keperawatan.
10. Teman-teman keperawatan 2011 , dan sahabat yang yang telah berjuang
11. Kepada Kader Puskesmas Parung yang telah membantu selama proses
pengambilan data.
12. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
balasan dari Allah SWT Aamiin. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ................................................................................................. i
Pernyataan Keaslian ........................................................................................ ii
Pernyataan Persetujuan Pembimbing .............................................................. iii
Pengesahan Ujian ............................................................................................ iv
Pengesahan Skripsi .......................................................................................... v
Data Diri .......................................................................................................... vi
Abstrak ............................................................................................................ vii
Abstract ........................................................................................................... viii
Kata Pengantar ................................................................................................ ix
Daftar Isi .......................................................................................................... xi
Daftar Bagan ................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ................................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ................................................................... 1
A. Pengalaman ........................................................................................ 8
B. Persalinan ........................................................................................... 9
xi
1. Definisi Persalinan ....................................................................... 9
xii
BAB V PEMBAHASAN
A. Simpulan ............................................................................................... 78
B. Saran ..................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2006).
setiap ibu yang bersalin ditolong oleh tim atau tenaga kesehatan terlatih
sangat penting dalam upaya penurunan angka kematian ibu saat persalinan
1
2
(PDPERSI, 2014). Bagi ibu bersalin yang tinggal di perkotaan yang dekat
masalah yang serius namun, bagi ibu bersalin yang tinggal jauh dari
Tempat pelayanan kesehatan yang lokasinya sulit dicapai oleh para ibu
adalah dukun bayi (Amirudin, 2007). Hal ini disebabkan tidak sedikit ibu
dukun bayi(Meilani dkk, 2009). Padahal ibu yang ditolong oleh dukun
serta tempat persalinan ibu yang melahirkan ditolong oleh dukun bayi
Bogor merupakan salah satu wilayah dengan angka persalinan oleh dukun
wilayah Kabupaten Bogor jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh dukun
Dari laporan puskesmas (SP3) pada tahun 2013 di Kabupaten Bogor kasus
terjadi pada ibu bersalin (Dinkes Kab Bogor, 2013). Ini menujukan
untuk 6 desa yakni Desa Parung, Desa Pemagarsari, Desa Waru, Desa
Waru Jaya, Desa Jabon, dan Desa Iwul. Puskesmas ini dilengkapi dengan
PONED yang buka 24 jam untuk melayani ibu yang akan bersalin.
cukup tinggi. Pada tahun 2014 dari data Puskesmas Parung terdapat 11
4
ibu yang melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi yang tersebar di 6
atau komplikasi pada proses persalinan dan bahkan resiko kematian pada
persalinan.
terjadi dalam kehidupan manusia dan merupakan salah satu harapan bagi
setiap orang tua untuk memiliki keturunan, serta dianggap sebagai salah
persalinan yang ditolong oleh dukun bayi, maka semakin tinggi resiko
B. Rumusan Masalah
Ibu bersalin yang tinggal jauh dari fasilitas kesehatan lebih memilih untuk
melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi (Amirudin, 2007). Disisi lain
tidak sedikit ibu bersalin merasa nyaman dan tenang bila persalinannya
ditolong oleh dukun bayi menjadi menarik untuk diketahui karena berdeda
dengan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan baik dari segi alat,
dukun bayi juga dapat menjadi pengaruh besar bagi orang lain dalam
latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan dalam penelitian ini
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
2. Manfaat Praktis
c. Bagi masyarakat
dukun bayi.
dilakukan dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Mei 2015, dan
perekam. Partisipan dalam penelitian ini adalah ibu yang telah melahirkan
dengan ditolong oleh dukun bayi pada periode bulan Januari sampai bulan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengalaman
juga dapat diberikan kepada siapa saja untuk digunakan dan menjadi
merupakan persepsi yang terbentuk dari hasil interaksi yang lama dengan
8
9
memori yang terasa sangat jelas dan mendalam. Pengalaman inilah yang
B. Persalinan
1. Definisi Persalinan
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup dari
2. Jenis Persalinan
melalui jalan lahir ibu tersebut; (2) persalinan buatan adalah bila
prostaglandin.
kehamilan 22 minggu atau bayi dengan berat badan kurang dari 500
22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500
gram dan 999 gram; (3) partus prematurus yaitu pengeluaran buah
badan antara 1000 gram dan 2499 gram; (4) partus maturus atau
minggu atau bayi dengan berat badan antara 2500 gram atau lebih; (5)
3. Faktok–Faktor Persalinan
a. Power
volunter dari ibu, yaitu kontraksi otot perut dan diafragma sewaktu
b. Pasagge
(displacement).
c. Passenger
d. Psikis Ibu
e. Penolong persalinan
4. Tanda Persalinan
2010).
13
b. Tanda in-partu
1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
teratur.
hidup dan memberikan derajat kesehatan tinggi bagi ibu dan bayinya,
yang dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan atau optimal (Depkes
RI, 2007).
6. Tahap Persalinan
a. Kala I
Lendir yang bercampur darah ini berasal dari berasal dari canalis
dibagi dalam dua fase yaitu (1) fase laten: berlangsung selama 8 jam.
cm; (2) fase aktif : dibagi menjadi tiga fase, yakni, fase akselerasi
(10 cm). Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap.
b. Kala II
dan vagina; (3) perineum menonjol; (4) vulva dan sfingter ani
vagina(Oxorn, 2010).
15
c. Kala III
III terdiri dari tiga langkah utama yaitu (1) pemberian suntikan
2009).
d. Kala IV
berakhir dua jam setelah itu dengan melakukam pemantauan pada kala
C. Dukun Bayi
atas, pekerjaan ini bersifat turun temurun dalam keluarga atau karena ia
yaitu:
b. Dukun tidak terlatih, yaitu dukun yang belum pernah dilatih oleh
dinyatakan lulus.
yang sulit meski telah terdapat bidan atau fasilitas kesehatan, namun
dalam kondisi darurat maka dukun bayi tetap menjadi pilihan dalam
(Nurhayati, 2008).
(Nurfadillah, 2013).
membahayakan keselamatan ibu dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2008).
D. Kerangka Teori
Proses persalinan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi persalinan :
1. Power
2. Passage
3. Passanger
4. Psikis
5. Penolong Persalinan
- Nakes
- Dukun bayi
Ket : _____Diteliti
--------Tidak diteliti
METODOLOGI PENELITIAN
A. Definisi Istilah
1. Pengalaman adalah suatu yang pernah dialami dan dirasakan ibu ketika
turun-temurun.
B. Jenis Penelitian
kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada
mendapatkan data yang mendalam dan suatu data yang mengandung makna.
Makna adalah data yang sebenarnya, data pasti yang merupakan suatu nilai di
19
20
objek pada kondisi yang alamiah, dimana peneliti adalah instrumen kunci,
data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat
peneliti memasuki obyek, saat berada di obyek dan setelah keluar dari obyek
pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh dukun bayi, peneliti sama sekali
Streubert & Carpenter (2003) ada tiga tahapan untuk menelaah suatu
dan memahami fenomena yang diteliti (Streubert & Carpenter, 2003). Peneliti
pengalamannya melahirkan ditolong oleh dukun bayi. Pada tahap ini peneliti
(Streubert & Carpenter, 2003). Data yang penting dianalisis secara seksama
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Mei tahun
D. Pemilihan Partisipan
ditentukan.
ditolong oleh dukun bayi pada periode bulan Januari sampai bulan Desember
1. Ibu yang telah melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi pada periode
bulan Januari sampai bulan Desember tahun 2014 dan bertempat tinggal di
pertanyaan peneliti.
disusun. Dalam wawancara peneliti juga mengunakan alat bantu tulis dan
ini.
pertanyaan secara lebih luas dan leluasa tanpa terikat oleh susunan
sehingga dapat memilih waktu yang tepat kapan dan dimana harus
(Sugiyono, 2010).
lebih efektif dibanding hanya satu kali dengan waktu yang panjang.
sehingga dapat memperoleh hasil yang benar- benar akurat dan sesuai
saling percaya dan terjalin emosi diantara kedua orang (peneliti dan
partsipan).
wawancara berlangsung.
keakuratan data.
proses wawancara.
wawancara.
wawancara.
wawancara berlangsung.
peneliti.
dipublikasikan.
27
diperlukan.
F. Analisa Data
ini mengunakan teori analisa data menurut tehnik Colaizzi (1978). Langkah-
meliputi:
diteliti.
partisipan.
28
G. Keabsahan Data
validitas dan reliabilitas untuk mengukur keabsahan data. Hal ini dikarenakan
hal yang diuji validitas dan reliabilitas pada penelitian kualitatif adalah
datanya (Sugiyono, 2010). Data yang valid yaitu data apabila tidak ada
terjadi pada obyek yang diteliti. Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan
yang dominan dalam penelitian kualitatif, sumber data kualitatif yang kurang
Sugiyono, 2010 & Streubert, 2003). Oleh karena itu penelitian kualitatif perlu
Sugiyono, 2010).
29
1. Kredibilitas (Credibility)
dan di analisis dengan baik sesuai dengan fokus yang dimaksudkan (Polit
& Hunger, 1999 dalam Granehim & Lundman, 2003). Uji kredibilitas atau
negative, dan member check (Sugiyono, 2010 & Bungin, 2008). Cara
isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut
secara rinci.
transkrip data. Transkip data yang di buat peneliti akan dibicarakan kepada
2. Transferabilitas (Transferability)
tersebut juga harus memiliki karakter yang hampir sama dengan obyek
atau hasil penelitian secara jelas, rinci, sitematis, dan dapat dipercaya
sehingga orang lain atau pembaca menjadi jelas dan mengerti terhadap
hasil dari penelitian yang dilakukan dan agar orang lain dapat memutuskan
lain. Karekteristik objek tersebut meliputi objek tinggal jauh dari fasilitas
penghasilan rendah.
3. Dependabilitas
maksud, tujuan, proses dan hasil temuan studi. Peneliti akan menjelaskan
secara rinci cara pencatatan yang telah diadakan selama penelitian. Peneliti
4. Konfirmabilitas (confirmability)
data mentah yang dibuat peneliti, melihat derajat ketelitian peneliti, dan
H. Etika Penulisan
pembimbing.
HASIL PENELITIAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada empat
partisipan. Melalui proses analisa data secara induktif dari hasil wawancara
penelitian ini. Bagian kedua berisi pemaparan hasil analisis tematik pengalaman
ibu melahirkan ditolong oleh dukun bayi. Karakteristik partisipan yang diuraikan
meliputi umur, agama, suku bangsa, jumlah anak, pekerjaan suami, pekerjaan ibu,
dan anggota keluarga yang tinggal serumah. Paparan hasil penelitian meliputi
ditemukan.
A. Karakteristik Partisipan
adalah ibu yang pernah melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi pada tahun
Partisipan pertama (P1) 43 tahun, Islam, Sunda, SD, ibu rumah tangga, suami
pedagang, jumlah anak tiga orang, anggota keluarga yang tinggal serumah tiga
orang.
34
35
Partisipan kedua (P2) 27 tahun, Islam, Jawa, SD, ibu rumah tangga, suami
buruh, jumlah anak dua orang, anggota keluarga yang tinggal serumah dua orang.
Partisipan ketiga (P3) 38 tahun, Islam, Sunda, SD, ibu rumah tangga, suami
petani, jumlah anak dua orang, anggota keluarga yang tinggal serumah tiga orang.
Partisipan keempat (P4) 32 tahun, Islam, Sunda, SD, ibu rumah tangga, suami
kuli bangunan, jumlah anak dua orang, anggota keluarga yang tinggal serumah
tidak ada.
Hasil analisa tematik ini menjelaskan enam tema yang ditemukan dalam
penelitian ini. Berbagai tema yang diperoleh terkait dengan pengalaman ibu
persalinan bagi ibu yang ditolong dukun bayi; 2) Aspek psikologis ibu dalam
persalinan oleh dukun bayi; 3) Mitos dalam persalinan yang ditolong oleh dukun
bayi; 4) Alasan ibu memilih melahirkan ditolong oleh dukun bayi; 5) Tindakan
satu fungsi fisiologis reproduksi perempuan yaitu melahirkan. Pada studi ini
a. Proses alamiah
suatu proses yang alamiah bagi seorang perempuan. Salah satu partisipan
yang pernah dua kali menggalami proses melahirkan dengan ditolong oleh
proses melahirkan sebagai suatu hal yang alamiah bagi setiap perempuan,
berikut ungkapannya :
suatu hal yang akan dialami oleh setiap perempuan untuk memiliki
b. Pertaruhan nyawa
“... Lahiran itu proses yang mempertaruhkan nyawa bagi wanita, nyawa
kita ada diujung tanduk saat harus ngelahirin bayi.... ga sedikit orang
yang meninggal pas lahiran, makanya sering dibilang jihadnya wanitalah
lahiran itu...” (P4).
37
merupakan akhir dari kehamilan dan lahirnya seorang anak kedunia seperti
d. Pengalaman berharga
dengan ditolong oleh dukun bayi bisa memberikan gambaran nyata dan mampu
di dukun bayi. Dalam studi ini, aspek psikologis persalinan meliputi konsep diri
a. Konsep diri
“....Saya kalau lihat diri saya sekarang sudah jadi perempuan bangetlah...
udah hamil, melahirkan, dan punya anak udah lengkap...alhamdulillah
saya sudah jadi wanita seutuhnya...” (P3).
Bagian lainnya yang berkaitan dengan konsep diri yaitu peran dan
suami dan anak seperti yang diungkapkan salah satu partisipan berikut:
“.....saya sekarang menjadi istri untuk suami saya dan menjadi ibu untuk
anak kami....”(P3.
walau melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi. Rasa percaya diri ini
didorong oleh adanya sikap positif terhadap diri dan lingkungan meskipun
“....Saya mah pede aja teh walau lahirannya di emak paraji, kenapa mesti
malu. Walau saya pengen bisa lahiran di RS tapi kan saya harus ngertiin
39
persalinan di dukun bayi sebagai suatu hal yang tabu untuk kehidupan saat
“..... kadang saya suka malu teh kalau ditanya lahirannya dimana sama
orang-orang, suka ga percaya diri karena orang lain lahirnya di dokter
atau bidan saya cuma bisa lahiran di dukun...kata orang udah ketinggalan
jaman lahiran di dukun mah....”(P4).
Bagian lain dalam konsep diri adalah harapan diri atau ideal diri.
Harapan diri perempuan yang melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi
kesehatan di rumah sakit atau bidan yang lebih lengkap, dan keilmuan
dapat didampingi oleh suami dan keluarga. Berikut salah satu ungkapan
partisipan:
“.... yaa harapan saya kalau lahiran lagi bidannya bisa dateng kerumah
saya kayak mak dukun, karena kalau mau lahiran kadang kita susahlah
nyari kendaraan, ga keburuhlah ke bidannya, apalagi kalau malam teh.
Jadi alangka baiknya kalau bidannya saja yang datang kerumah.... saya
juga merasa lebih nyaman teh kalau lahirannya dirumah bisa ditemani
suami sama anak juga jadi lebih tenang pas lahirannya...” (P4)
partisipan tersebut:
“....saya kira awalnya mules mau BAB teh, pas saya keempang ternyata
kepala bayinya udah mau nonggol...kalau bisa kita dikasih penyuluhan
tentang tanda-tanda mau lahiran itu gimana, namanya orang kampung
kan kurang ilmunya....” (P2).
b. Dominasi perasaan
perasaan biasa saja sampai dengan perasaan takut. Berikut ini adalah
“.....pas mau lahiran didukun saya perasaannya takut teh karena dari
awal saya udah diwanti-wanti sama bidan kalau lahiran nanti jangan
didukun harus di RS tapikan udah ga keburuh kesananya jadi saya takut
teh kalau nanti terjadi apa-apa sama saya atau bayinya....” (P3).
Dua dari empat partisipan ada pula yang merasa lebih tenang ketika
Mitos dalam persalinan yang ditolong oleh dukun bayi meliputi nilai-nilai
dukun bayi.
melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi dalam studi ini meliputi: 1)
persalinan mereka dilarang untuk memakan ikan agar peranakan tidak bau
“.....selama hamil sampai habis lahiran ga boleh makan ikan teh, ikan apa
aja ga boleh teh... kata orang sini ikan kan bau amis ya, nanti
peranakannya bau teh, terus gatel-gatel... jadi selama hamil sampe abis
lahiran saya ga makan ikan, makanya tempe, tahu, ayam kalo lagi ada....”
(P2).
“.....pas lahiran kita ga boleh berisik teh, kata mak dukun kalau berisik
nanti manggil mahluk halus... mahluk halus kan seneng kalau banyak
darah-darah....” (P1).
“.....kalau belum puput pusernya, saya kan ngapas. Jadi ngapas itu saya
boleh makan semua makanan. Nah nanti kalau udah copot tali pusatnya
saya ga boleh makan makanan yang saya ga makan pas ngapas... nanti
ngambui teh, ngambui maksudnya itu peranakan yang luka waktu lahiran
nanti bisa basa lagi jadi ga sembuh-sembuh lukannya, jadi koreng gitu....”
(P3).
43
d. Ngucap amit-amit
“....kalau ngeliat orang cacat atau buta gitu kita ngucap amit-amit teh
biar bayinya ga kayak gitu....”(P3).
e. Ritual kerik
syukuran karena telah dibantu dalam persalinan oleh dukun bayi, seperti
“.....pas 40 hari abis lahiran dikerik teh, dikerik itu kata orang mah
bersih-bersih sehabis lahiran....kan pas lahiran itu kita banyak ngeluarin
darah, jadi bau darah. Nah biar bersih kita harus dikerik, tangan kita
digosok pakek koin terus dimandiin pakek air bunga yang sudah disediain
sama dukunnya... nanti bayinya juga dibaca-bacain doa sama dukunnya
biar selamet hidupnya... kerik juga sebagai ucapan terima kasih sama
dukunnya karena udah ditolong lahiran, biasanya kita kasih uang lagi
kedukunnya....” (P4).
Alasan ibu memilih melahirkan ditolong oleh didukun bayi adalah segala
dukun bayi yang tidak didapat ketika melakukan persalinan ditenaga penolong
persalinan lain. Dalam studi ini didapatkan beberapa alasan ibu memilih
dibutuhkan, tidak kenal waktu baik siang maupun malam seperti ungkapan
“.....sayakan lahirannya tengah malem ya teh, tapi mak paraji tetep dateng
bantuin lahiran... pokoknya kalau sama mak paraji kapanpun kita lahiran
dia siap bantuin....”(P3).
partisipan berikut:
“....lahiran didukun murah teh, masih bisa dijangkau sama orang kayak
saya.... kalau lahiran di bidan mahal teh sejutaan kata tetangga saya...
kalau dimak dukun kurang lebih lima ratus ribu, itu juga sudah sama
mandiin,urut, godokan, sama kerik...”(P1).
dengan rumah sakit atau klinik bersalin seperti ungkapan salah satu
partisipan berikut:
45
“....rumah dukunkan dideket sini teh, bisa manggil mak dukun sambil
jalan kaki juga... kalau RS atau bidan jauh teh jadi kalau udah ga keburuh
biasanya manggil mak dukun orang sini buat bantu lahiran kan mak
dukunnya masih tetangga juga....”(P3).
pertisipan berikut:
“ .....kalau lahiran sama mak paraji bisa dirumah sendiri, jadi lebih
nyaman pas lahirannya karena bisa ditemani keluarga...kalau dibidan kita
harus keklinik bidannya teh, bidan ga mau bantu lahiran
dirumah...padahalkan kalau udah ga tahan mau lahiran orang sini sering
susah nyari kendaraan buat kekliniknya.”(P2).
studi ini meliputi cara untuk melahirkan plasenta, cara untuk mengeluarkan air
a. Membacakan jampei-jampei
partisipan berikut:
c. Menguburkan ari-ari
“... pas abis lahiran tuh, setelah bayi sama sayanya dibersiin parajinya
ngurus ari-arinya teh... dibersiin terus dikubur dibelakang rumah ari-
arinya sambil didoain...” (P3).
“....sama mak paraji dikasih godokan teh, godokan itu dari daun-daunan
yang dibikin sama mak parajinya. Dikasih selama 7 hari katanya biar
cepet sembuh luka dalem pas lahirannya dan biar ASI lancar .... terus pas
7 hari, 15 hari sama 40 hari abis lahiran saya diurut sama mak paraji,
kata mak paraji diurut biar naikin peranakannya. Kan pas ngelahirin itu
peranakan kita turun, diurut itu biar naek lagi.... Kalau di bidan kan kita
dikasih obat suntik nah kalau didukun kita diurut sama dikasih godokan
aja teh....”(P1).
47
bayi.
yang dialami saat melakukan persalinan yang ditolong oleh dukun bayi. Adapun
yang tersedia, dan privasi yang kurang saat persalinan yang ditolong oleh dukun
bayi.
yang dirasakan karena dukun yang menolong persalinan sudah tua dan
“.....ga nyamannya itu karena emak dukunnya udah tua teh, jadi matanya
udah agak rabun....kitakan jadi takut ya nanti dia salah-salah motong atau
apa gitu gara-gara ga jelas ngeliatnya....”(P1).
yang disediakan oleh dukun sangat terbatas seperti ungkapan salah satu
partisipan berikut:
karena saat persalinan hanya di tutupi kain dan orang-orang yang datang
48
partisipan berikut:
“.....kan pas lahiran banyak tetangga yang dateng, saya ngerasa agak ga
nyaman teh soalnya kan cuma pakek kain emak paraji nutupin saya jadi
orang-orang ngeliatain pas lahirannya... ngerasa malu aja gitu teh diliatin
sama orang-orang.....”(P3).
BAB V
PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan beberapa bagian yang terkait dengan hasil penelitian
proses penelitian yang telah dilakukan dengan proses yang seharusnya dilakukan
sesuai hasil penelitian yang telah dilakukan bagi ilmu keperawatan baik dalam
ditolong oleh dukun bayi. Pada penelitian ini, persalinan diartikan dengan makna
persalinan bagi ibu yang melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi dalam
49
50
Proses Alamiah
dukunbayi adalah suatu proses alamiah yang akan dialami oleh setiap
terhadap kemampuan dirinya. Hasil penelitan ini juga diperkuat oleh penelitian
Ohm (2009) yang mengungkapkan bahwa persalinan adalah proses normal dan
namun bila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi proses yang
abnormal yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian. Oleh sebab itu
Pertaruhan nyawa
Ibu yang melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi pada penelitian ini
nyawa mereka di ujung tanduk, artinya ibu bisa saja meninggal karena proses
51
bayinya saat proses persalinan, sehingga persalinan disebut juga sebagai proses
pertaruhan nyawa bagi seorang wanita. Disisi lain pada penelitian yang
masih menganut pandangan bahwa kematian pada saat persalinan adalah hal
normal dan tidak dapat dihindari, bahkan kematiannya dikatakan sebagai mati
syahid dimana ibu yang meninggal saat melahirkan dianggap akan masuk surga.
oleh dukun bayi sebagai akhir dari proses kehamilan selama sembilan bulan.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kaneshiro (2013) yang
batas waktu yang normal (sekitar 40 minggu), dimana jika bayi lahir sebelum 37
minggu usia kehamilan maka kelahiran itu dianggap prematur sedangkan jika
lebih dari usia kehamilan 42 minggu disebut dengan istilah kehamilan lambat.
akan terjadi pada akhir dari usia kehamilan cukup bulan sehingga tidak
memikirankan kemungkinan persalinan yang bisa terjadi lebih cepat atau lebih
lama dari perkiraan awal sehingga persiapan yang dilakukan sering kali
52
terlambat, akibatnya tidak sedikit ibu yang akhirnya harus melahirkan dengan
Pengalaman berharga
pengalaman ini nantinya akan mereka bagikan dengan anggota keluarga yang
lain sebagai sebuah pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang
menjadi tahapan transisi dalam fase kehidupan. Hal ini juga sejalan dengan
sebagai pengalaman yang sangat berharga bagi seorang wanita, apalagi bagi ibu
yang baru pertama kali bersalin. Bagi wanita primigravida merupakan hal yang
tidak hanya akan berdampak pada ibu yang menjalaninya namun kepada orang
dan dominasi perasaan yang dirasakan selama proses persalinan yang ditolong
oleh dukun bayi. William H. Fitts dalam Agustiani (2009) menyatakan bahwa
konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri
dengan lingkungan. Konsep diri juga berpengaruh kuat terhadap tingkah laku
seseorang, dengan mengetahui konsep diri seseorang kita akan lebih mudah
mereka tentang wanita yang telah mengalami proses persalinan sebagai wanita
seutuhnya karena dirinya telah melalui tahapan hamil dan melahirkan seorang
sesuai dengan salah satu teori tentang fungsi biologis keluarga yang pertama
teori ini juga diperkuat oleh hasil penelitian Yuniar (2013) yang melaporkan ibu
melewati proses persalinan normal. Gambaran diri ibu bersalin dalam penelitian
ini sangat dipengaruhi oleh dukungan keluarga terhadap ibu sehingga tercermin
sebagai seorang ibu. Seorang ibu mempunyai peranan yang penting dalam
dirinya merasa sangat berarti untuk anak dan suami karena telah mampu
menjalankan perannya sebagai seorang istri dan ibu dari anaknya. Hasil
penelitian ini sesuai dengan teori Bee dan Oetting dalam Bryar (2008) yang
mengatakan asumsi yang mendasari teori Mercer tentang pencapaian peran ibu
adalah ibu mempunyai konsep diri yang relatif stabil, diperoleh melalui
merasakan peristiwa serta persepsinya tentang respon bayi dan orang lain
Percaya diri
yang melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi (Nuraeni, 2010). Hasil
persalinan yang ditolong oleh dukun bayi karena adanya pandangan positif
tentang penilaian orang sekitar terhadap dirinya. Hal ini sejalan dengan teori
Hurlock (1974) tentang tidak adanya prasangka buruk dari anggota keluarga
akan membangun kepercayaan diri seseorang dan ketika seorang ibu memiliki
kepercayaan diri itu maka akan membuat seseorang dapat menerima keadaan
55
ditolong oleh dukun bayi adalah suatu hal yang memalukan untuk diketahui oleh
orang lain. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rahmadani (2008) yang
menunjukan jika kita mengangap penilaian orang lain terhadap kita negatif,
maka kita pun menilai diri kita negatif dan kemudian kita mengembangkan
Konsep diri mencangkup juga ideal diri yaitu harapan seseorang terhadap
dirinya dalam hal ini khususnya bagaimana ideal diri partisipan pada proses
Pada persalinan yang akan datang partisipan pada penelitian ini sudah
kesehatan. Hal ini bisa disebabkanoleh banyak faktor seperti pengaruh dari
risiko kehamilan. Menurut Reeder (2010) saat ini pemilihan layanan maternal
semakin sering dibuat berdasarkan saran daripihak profesional. Selain itu, output
persalinan tersebut.
56
ini ibu bersalin yang tetap mengharapkan dapat melakukan persalinan di rumah
mereka sendiri karena persalinan dirumah dirasa lebih nyaman dan tenang. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Echahulu (2007) dimana
dukungan lebih dari keluarga maupun tetangga. Kamar juga selalu tersedia dan
ibu hamil dapat terhindar dari infeksi silang yang bisa terjadi di rumah sakit. Hal
terpenting, biaya bersalin di rumah jauh lebih murah jika dibandingkan di RS.
rendah. Namun persalinan ini perlu didukung fasilitas yang memadai. Jika
diperlukan, rujukan dapat diberikan dengan cepat dan tepat. Di sisi lain, para
mampu menjalin kerja sama dengan jaringan pelayanan yang lebih tinggi (Lesti,
2005).
Kebutuhan informasi
untuk mengumpulkan data dan untuk menganalisis fakta sehingga ibu lebih
tentang kehamilan dan persalinan yang benar merupakan salah satu ideal diri
57
setiap ibu, termasuk ibu yang melahiran dengan ditolong oleh dukun bayi pada
penelitian ini. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Juariah
Dari informasi yang diterima, mereka dapat memahami komplikasi yang dapat
muncul selama periode tersebut. Sehingga mereka akan lebih berhati-hati untuk
Dominasi Perasaan
adanya perasaan takut dan khawatir yang dominan selama proses persalinan
yang ditolong oleh dukun bayi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
gangguan-gangguan seperti rasa cemas dan takut akan kelahiran anak atau peran
menjadi ibu. Hal tersebut didorong pula dengan kondisi hormonal yang
akan bersalin menjadi lebih mudah panik-cemas, mudah tersinggung, jauh lebih
Ketika ibu kecemasan dan stres, maka secara tidak langsung otak akan
merupakan master hormon stres yang akan memicu pelepasan hormon stres
lainnya, seperti adrenalin, maka otak dan tubuh akan mengalami ketegangan dan
krisis. Pola normal dari hormon CHR dalam 109 masa kehamilan yaitu, dimulai
tinggi, hal ini akan merangsang produksi glukokortikoid berlebih dari ibu, dan
persalinan dimana hal ini juga disampaikan pada penelitian yang dilakukan oleh
jampe’ yang kuat sehingga ibu yang akan bersalin lebih tenang bila ditolong
oleh dukun.Jampei-jampei ini membuat ibu merasa lebih nyaman dan aman
dalam menghadapi proses persalinan dengan ditolong oleh dukun bayi dalam
penelitian ini.
59
(Peuersen, 1988). Salah satu mitos yang berkaitan dengan perempuan adalah
mitos terkait persalinan. Beberapa mitos seputar persalinan dalam penelitian ini,
yaitu larangan ibu untuk makan ikan, pantangan berisik saat proses persalinan,
tersebut nantinya akan berpengaruh pada pola pikir, sikap, dan prilaku setiap
dalam keluarga dan lingkungan menjadi faktor penting dalam hal kepercayaan
luas dari sekedar sumber nutrisi. Terkait dengan kepercayaan, status, prestise,
janin.Dampaknya adalah berat badan lahir, status nutrisi dari ibu yang sedang
karena terdapat larangan yang bersifat budaya dan diperoleh secara turun-
ikan pada ibu hamil karena dapat menimbulkan bau amis ketika persalinan.
Pantangan untuk makan ikan dalam penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
mempercayai ikan adalah makanan yang dilarang untuk ibu hamil. Alasan
karena ikan berbau amis, sehingga dapat menyebabkan bayi dan peranakan
bau.Faktanya bayi yang baru saja dilahirkan dan belum dibersihkan memang
sedikit berbau amis darah. Tapi ini bukan lantaran ikan yang dikonsumsi ibu
Muarifah (2013) yang melaporkan bahwa ibu hamil di Toraja justru dianjurkan
untuk makan ikan segar. Ikan segar adalah salah satu jenis makanan yang
banyak mengandung protein. Protein untuk sang ibu memiliki fungsi sama yaitu
sebagai zat pembangun (Khomsan, 2010). Artinya protein yang terdapat dalam
ikan justru sangat baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil untuk proses
pembentukan sel selama ibu tersebut tidak memiliki alergi terhadap jenis ikan
tertentu.
61
Selain pantangan makan ikan, ada ritual ngapas yang dilakukan ibu pasca
melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi, dimana sampai 40 hari pasca
melahirkan ibu hanya boleh memakan makanan yang dimakan ketika masa
makanan pada masa nifas, mereka menerima dan menolak jenis makanan
penyembuhan luka setelah proses persalinan terjadi. Nyatanya saat ritual ngapas
dijalani banyak jenis makanan yang tidak dikonsumsi ibu karena lupa, sehingga
sampai 40 hari setelah melahirkan ibu tidak memakan makanan tersebut karena
takut menjadi “ngambui”. Dampak yang terjadi pada ibu nifas yang
luka (Manuaba, 2008). Artinya pantangan ini justru akan mempengaruhi proses
Adapula mitos tentang pantangan berisik saat proses persalinan pada ibu
yang melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi pada penelitian ini karena
anggapan bahwa suara berisik dapat memanggil mahluk halus. Hal ini didasari
62
darah dan mengalami keadaan tubuh yang semakin lemah sehingga mudah
ini Fauziah (2012) dalam penelitiannya menemukanbahwa ibu hamil yang akan
berlebihan dan lebih sensitif sehingga ibu mempercayai dengan tidak berisik
saat melahirkan ibu akan merasa lebih tentram dan aman. Hasil penelitian ini
juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Ron Hubbard (1951)
mengutamakan lingkungan yang tenang sehingga tidak ada suara baik dari
psikologis ibu ketika melahirkan. Mitos tentang larangan berisik selama proses
persalinan dalam penelitian memiliki tujuan yang baik bagi psikologis ibu
kebenarannya, sehingga ibu yang akan bersalin hendaknya lebih cermat dalam
Ngucap amit-amit
dengan harapan janin terhindar dari kejadian yang tidak diiharapkan, ibu yang
melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi dalam penelitian ini mempercayai
apabila ibu ketika hamil melihat orang cacat atau hal buruk dan tidak mengucap
63
amit-amit maka bayi yang mereka kandung nantinya akan mengalami nasib yang
sama dengan orang tersebut. Faktanya secara psikologis, perilaku tersebut justru
dapat berujung pada ketakutan yang tidak bermanfaat bagi ibu hamil. Adanya
ketakutan dari perempuan bila tidak mempercayai pantangan dan anjuran yang
dikatakan orang tua, dukun, kerabat atau tetangga karena mereka takut
disalahkan apabila terjadi sesuatu pada bayi yang dikandungnya. Apalagi pada
Ritual Kerik
ini adalah bentuk bersih-bersih pasca persalinan dan wujud syukur serta terima
kasih kepada dukun karena telah dibantu selama persalinan. Hal serupa juga
kobok. Kobok adalah ritual yang dilakukan di hari ke-40 pasca persalinan.
Kobokdilakukan antara dukun bayi dengan si ibu secara bergantian yang diawali
dengan dukun bayi mencuci tangan si ibu kemudian ibu tersebut mencucikan
tangan dukun bayi, lalu dilanjutkan dengan mengurut perut ibu dengan tujuan
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Setyawati (2010) bahwa dukun
dipercaya sebagai aktor lokal yang dipercaya oleh masyarakat sebagai tokoh
tidak hanya berperan saat proses persalinan berlangsung, namun juga pada saat
64
anaknya seperti upacara tujuh bulanan kehamilan sampai dengan 40 hari setelah
kelahiran bayi. Aktivitas ini tentunya tidak sama dengan apa yang dilakukan
bidan sebagai tenaga paramedis dan hal ini juga lah yang membuat dukun
Hasil penelitian dan teori ini juga didukung oleh penelitian yang
persalinan yang ditolong oleh dukun bayi. Karena peranan dukun bayi tidak
hanya terbatas pada pertolongan persalinan saja tetapi juga melakukan upacara
sedekah kepada alam supra alamiah dan dapat memberikan ketenangan pada
manusia.
oleh dukun bayi. Alasan –alasan tersebut dipengaruhi pula oleh faktor-faktor
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pemilihan dukun bayi sebagai
Alasan ibu memilih melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi pada
penelitian ini salah satunya kerena dukun dinilai sangat sabar dalam menolong
persalinan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Meilani
dkk (2009) bahwa dukun bayi memberikan pelayanan khususnya bagi ibu hamil
sampai dengan nifas secara sabar. Apabila pelayanan selesai mereka lakukan,
sangat diakui oleh masyarakat bahwa mereka memiliki tarif pelayanan yang jauh
lebih murah dibandingkan dengan bidan dimana untuk sekali membantu proses
persalinan dukun tidak mematok harga khusus, artinya uang yang diberikan bisa
godokan, memandikan bayi selama tujuh hari dan ritual kerik pada hari ke-40.
Biaya yang dikeluarkan ketika bersalin dengan ditolong oleh dukun bayi ini
dianggap ibu lebih murah jika dibandingkan dengan biaya persalinan di bidan
atau rumah sakit, terlebih lagi bidan tidak memberikan perawatan pasca
persalinan seperti yang dilakukan oleh dukun bayi. Hal ini juga menyebabkan
66
ibu yang bersalin dengan ditolong oleh bidan ketika kembali kerumah
memanggil dukun untuk membantu merawat ibu dan bayi setelah persalinan.
tenang bila persalinannya ditolong oleh dukun dibandingkan bidan karena bidan
dianggap kurang perhatian dan tidak sesabar dukun. Hasil penelitian ini sejalan
merupakan halangan untuk mencari jasa pelayanan kesehatan. Sikap yang buruk
dari petugas kesehatan adalah isu yang dapat menciptakan anggapan negatife
bahwa sikap staf yang baik terhadap klien memberikan kontribusi terhadap
tempat tinggal dukun dalam penelitian ini juga dekat dengan pemukiman
masyarakat, bahkan dukun biasanya adalah tetangga dari partisipan itu sendiri.
Hal ini juga di sejalan dengan penelitian Lestari (2014) bahwajarak rumah
masyarakat dan dukun yang berada di desa berdekatan serta dukun selalu ada 24
jam, sehingga kapanpun masyarakat butuhkan dukun selalu ada dan selalu siap
membantu. Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan penelitian Titaley et al.
dalam penelitian ini yang cukup jauh untuk sampai ke fasilitas kesehatan
menyebabkan tidak sedikit dari mereka lebih memilih dukun bayi. Tanpa perlu
wilayah Parung.
memilih melahirkan ditolong oleh dukun karena biaya persalinan yang ditolong
oleh dukun bayi dianggap lebih murah jika dibandingkan dengan persalinan di
adalah karena biaya perawatan dan pengobatan oleh tenaga kesehatan maupun
dirumah sakit cukup tinggi. Hasil penelitian sejalan dengan teori Manuaba, dkk
penolong persalinan.
Sejalan pula dengan hasil penelitian Bungsu (2001) bahwa faktor sosial
kesehatan yang dalam hal ini keputusan memilih penolong persalinan, faktor
yang tidak memiliki uang yang cukup untuk medapatkan pelayanan yang aman
dan berkualitas. Biaya bersalin yang relatif murah merupakan salah satu alasan
besar masyarakatnya bekerja sebagai petani dan buruh dengan penghasilan pas-
pasan dan tidak menentu. Dukun tidak menetapkan biaya yang tetap atau yang
melalui program Jampersal yang kini dikelolah oleh JKN. Kebijakan tersebut
merupakan usaha agar pelayanan kesehatan lebih merata bagi seluruh lapisan
ibu tetap akan membayar biaya tambahan (out of pocket) seperti biaya obat-
obatan dan perawatan yang diberikan bidan. Jampersal juga tidak berlaku jika
ibu memilih bersalin di rumah dan memanggil bidan ke rumah. Sama halnya jika
bersalin pada bidan praktek swasta, Jampersal tidak berlaku.Sebagian besar ibu
persalinan yang diberikan oleh pihak swasta. Jaminan persalinan ini dianggap
persalinan dirumah sendiri karena dapat didampingi oleh keluarga dan kerabat,
selain itu dalam beberapa kasus ibu sering sudah dalam keadaan akan segera
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Eryando (2006) yang
(1997) keuntungan lain persalinan dirumah yaitu ibu yang akan melahirkan
Hal lain yang berpengaruh pada pemilihan persalinan dirumah dengan ditolong
oleh dukun bayi adalah adanya sikap acuh ibu untuk menentukan lebih awal
sama halnya dengan proses persalinan pada umumnya, sehingga tidak ada teknik
tertentu atau syarat-syarat khusus untuk pasien ketika akan bersalin. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Setiyawati (2014) yang
70
menunggu calon ibu sampai waktunya tiba untuk melahirkan. Dalam hal ini
tali pusar atau placenta pada bayi. Menurut kepercayaan setempat, placenta ini
adalah saudara atau teman bayi selama berada didalam rahim sehingga harus
pemotongan dan penguburannya harus dilakukan oleh dukun bayi tersebut, hal
ini juga ditemukan pada penelitian ini dimana plasenta yang telah dibersihkan
dipekarangan rumah ibu yang bersalin dengan ditolong oleh dukun bayi.
Membacakan jampei-jampei
dan bayi merupakan salah satu tindakan yang dilakukan dukun bayi dalam
ditolong oleh dukun bayi dalam penelitian ini merasa lebih tenang dan nyaman
inilah salah satu tindakan yang membedakan dukun bayi dengan bidan atau
tenaga kesehatan lain, dimana pada proses persalinan yang ditolong oleh bidan
tidak ada jampei-jampei yang dibacakan oleh bidan padahal secara psikologis
ibu bersalin pada penelitian ini sangat mempercayai adanya manfaat dari jampei-
71
jampei yang dibacakan oleh dukun bayi untuk kemudahan dan kenyamanan
selama persalinan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Juariah
(2009) yang menyatakan bahwa masyarakat berasumsi jika bidan hanya memilik
Pemotongan tali pusat menjadi pusat perlakuan khusus bagi bayi yang
dilahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi. Pemotongan yang salah terhadap
tali pusatakan berakibat fatal bagi bayi sehingga dalam hal ini dukun bayi
menggunakan cara dan alat khusus untuk memotongtali pusat tersebut. Cara
pemotongan tali pusat dilakukan dengan memegang erat ujung yang menjadi
menggunakan bambu untuk memotong tali pusat dan mengunakan ramuan yang
terbuat dari garam, kunyit dan njet untuk membalut luka tali pusat, dimana
ramuan ini oleh dukun bayi dipercaya dapat menyembuhkan bekas luka dan
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Awal karirnya dukun bayi menurut
partisipan dalam penelitian ini menggunakan welat yaitu sebuah pisau yang
terbuat dari bambu, kemudian berganti menjadi gunting biasa, dan terakhir
72
adalah gunting khusus yang diberikan oleh Puskesmas. Hal ini sejalan penelitian
tali pusat telah menggunakan dukun kit yang mereka dapatkan dari puskesmas
atau pelatihan dukun. Walaupun demikian dukun bayi saat ini sudah tidak
tingginya resiko kematian ibu ataupun bayi yang mungkin terjadi apabila dukun
dimasukkan kedalam wadah yang terbuat dari tanah liat dan dibawah wadah
tersebut terdapat secarik kertas bertuliskan lafal basmalah terbalik, daun sirih,
seperti sebelum ia hamil, membersihkan tubuh dari nifas dan zat-zat yang
keindahan tubuh. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
selama tujuh hari dukun bayi memberikan jamu bagi pasien yang bermanfaat
melakukan perawatan pasca persalinan dengan mengurut perut ibu yang disebut
atau rahim yang kendor setelah melahirkan. Hal ini bertentangan dengan hasil
dari persalinan oleh dukun yang masih mengunakan cara-cara tradisional adalah
biasa terjadi kerusakan organ, tidak sterilnya alat maupun lingkungan. Mengurut
dibagian perut pada ibu nifas sangat tidak dianjurkan karena didalam perut
tindakan mengurut.
ditolong oleh dukun bayi banyak dialami partisipan. Hasil penelitian yang telah
dimiliki oleh dukun bayi dan privasi yang kurang terjaga selama proses
persalinan.
Perasaan takut yang muncul karena keterbatasan fisik dukun bayi terjadi
karena dukun yang membantu proses persalinan kebanyakan sudah berusia tua
74
yakni sekitar 50-60 tahun sehingga banyak diantara mereka yang telah
yang menjadi lebih rabun. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wiknjosastro
(2007) yang menyatakan dukun adalah seorang wanita yang telah berumur ± 40
tahun ke atas, pekerjaan ini bersifat turun temurun dalam keluarga atau karena ia
merasa mendapat panggilan tugas ini.Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
teori Sulindro (Pasadena anti-aging, USA) yang menyakatan bahwa pada usia
35-45 tahun produksii hormon sudah menurun sebanyak 25% dan tubuh pun
mulai mengalami penuaan. Pada masa ini, mata muali mengalami rabun dekat.
Alasan inilah yang menimbulkan ketakutan pada ibu yang melahirkan dengan
pengelihatannya dukun bisa saja membuat kesalahan ketika memotong tali pusat
Keterbatasan alat
dukun bayi untuk menolong persalinan dalam penelitian ini sangat seadanya,
bersih dan dukun kit yang pernah mereka dapat dari proyek dukun terlatih.. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Falle et al (2009) yang
melaporkan bahwa dukun bayi di Nepal telah menggunakan dukun kit dalam
75
digunakan dukun bayi masih belum cukup untuk menolong persalinan terutama
sering kali melakukannya diruang tamu atau kamar dengan ibu yang melahirkan
hanya ditutupi kain, dan tidak ada larangan khusus untuk orang yang datang
untuk melihat proses persalinan tersebut. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan
ketidaknyamanan pada ibu yang melahirkan ditolong oleh dukun. Hasil ini
sesuai dengan teori Cristian et al (2009) dimana kurang menjaga privasi dan
diberikan.
dapat terjadi pada persalinan yang dilakukan di tenaga kesehatan apabila tenaga
kesehatan kurang peduli dengan pelayanan dan fasilitas yang diberikan. Sejalan
dengan itu, penelitian yang dilakukan oleh Diane et al (2012) di Afrika selatan,
tindakan serta pola pendekatan oleh tenaga kesehatan perlu dilakukan dengan
76
B. Keterbatasan Penelitian
bayi telah lebih dari satu tahun, sehingga selama penelitian peneliti harus
Parung.
3. Pengalaman seputar persalinan yang ditolong oleh dukun bayi merupakan hal
memberikan gambaran mengenai proses persalinan yang ditolong oleh dukun bayi
yang ditinjau dari persepsi ibu selama proses persalinan, aspek psikologis dan
persalinan yang aman bagi para ibu bersalin yang tinggal jauh dari fasilitas
kesehatan dan bahan evaluasi untuk peningkatan pelayanan dan fasilitas yang
yang ditolong oleh dukun bayi dipengaruhi oleh banyak aspek termasuk
A. Simpulan
dukun bayi dimaknai sebagai suatu proses alamiah yang akan dialami oleh
dan pengalaman berharga yang tidak terlupakan seumur hidup. Setiap ibu
nantinya akan berpengaruh pada ibu atau orang lain dalam persiapan
persalinan selanjutnya.
pembentukan konsep diri seorang ibu. Konsep diri ini nantinya akan
berpengaruh kuat pada tingkah laku ibu. Konsep diri yang positif, akan
78
79
terhadap diri sendiri akan menentukan sejauh mana seseorang yakin akan
selalu tertuju pada keberhasilan sebaliknya konsep diri yang negatif akan
Setiap ibu yang melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi juga
dan dalam penelitian ini didominasi dengan perasaan takut, khawatir dan
kreatif dan inovatif untuk mencari cara dalam mengatasi ketakutan dalam
berlawanan dengan fakta yang ada sehingga penting bagi ibu untuk
80
tempat tinggal yang mudah dijangkau dan persalinan yang dapat dilakukan
program dan pelayanan yang diberikan kepada ibu bersalin terutama ibu
yang tinggal didaerah yang jauh dari fasilitas kesehatan. Petugas kesehatan
dari memandikan bayi, pijat untuk ibu dan bayi, memberikan jamu, dan
alat-alat yang tersedia untuk tindakan kegawatan dan privasi yang kurang
persalinan ditolong dukun bayi ini juga menjadi bahan evaluasi bagi
tenaga kesehatan untuk tidak melakukan hal yang sama yang dapat
B. Saran
1. Pelayanan Kesehatan
sosiokultural.
diperdesaan.
82
Alwi, Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka
Aprilia, Y & Ritchmond, B. 2011. Gentle Birth: Melahirkan Nyaman Tanpa Rasa
Sakit. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) dan Macro International. 2008. Survei Demografi &
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007. USA: Macro Calverton.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
Diane, at al. 2012. Exploring inequalities in access to and use of maternal health
servicesinSouthAfrica. Diakses dari:
http://www.biomedcentral.com/147.2-0903/12/120
Falle, Tina et al. 2009. Potential Role of Traditional Birth Attendants in Neonatal
Healthcare in Rural Southern Nepal. Diakses dari:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2650835/
Flessa, S dkk. 2011. Basing care reforms on evidence: the Kenya health sector
Costing Model. Diakses dari http://www.biomedcentral.com/1472-
6963/11/128
Iskandar. 2010. Mitos Keliru Seputar Makanan. Diakses tanggal 10 Juni 2015.
JNPK-KR. 2007. Asuhan Persalinan Normal Asuhan Essensial Persalinan.
Jakarta.
Juariah. 2009. Antara Bidan dan Dukun. Jakarta: Majalah Bidan Volume XIII.
Khomsan, Ali. 2010. Pangan an Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Kristi, Sidney dkk. 2012. An Evaluationof Two Lange Scale Demand Side
Financing Programs for Mathernal Health in India. Diakses dari:
http://www.biomedcentral.com/1471-2458/12/699
Lapau, Buchari. 2012. Metode Penelitian Kesehatan (Edisi I). Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia.
Metti, D., & Rosmadewi. 2012. Hubungan Kemitraan Bidan dan Dukun dengan
Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Kesehatan
Metro Sai Wawai. Vol V. No. 1
. 2010. MetodologiPenelitianKualitatif.Bandung: PT
RemajaRodakarya Offset.
___________.2013. MetodologiPenelitianKualitatif.Bandung: PT
RemajaRodakarya Offset.
Muarifah, dkk. 2013. Gambaran Prilaku Ibu Hamil terhadap Pantangan Makan
Suku Toraja di Kota Makassar Tahun 2013. UNHAS
Nuraeni, S.,& Dewi, P. 2012. Prilaku Pertolongan Persalinan oleh Dukun Bayi di
Kabupaten Karawang 2011. Jurnal Kesehatan FKIK UNSOED.
Ohm, Jeanne. 2009. Trusting the Process for Natural Birthing. Philadelphia:
Ohm Chiropraric
Pusat Data dan Informasi PERSI. Diakses pada tanggal 24 Februari 2015
http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?catid=24&mid=5&nid=1479
Polit, D.F., & Hungler, B.P. 2005. Nursing research : Principles & Methods (Ed
6). Philadelphia: Lippicott Williams & Wilkins.
Prawirohardjo Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.
Rohani, dkk. 2011. Asuhan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba Medika
Setiyawati, Rima. 2014. Peranan Dukun Bayi Dalam Perspektif Masyarakat Jawa
Terhadap Proses Persalinan Di Dusun Noloprayan Desa Jatirejo
Kabupaten Semarang Jawa Tengah. UIN Jakarta
Setyawati, dkk. 2010. Modal Sosial dan Pemeilihan Dukun dalam Proses
Persalinan: Apakah Relevan ?. Jurnal Makara Kesehatan Vol. 14, No. 1
Sulistyoningsih, Haryani. 2012. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Graha Ilmu.
Titaley, Christina dkk. 2010. Why do Some Women Still Prefer Traditional Birth
Attendants and Home Delivery ? a Qualitative Study on Delivery Care
Services in West Java Province, Indonesia.Diakses dari:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2928756/
Varney. 2008. Buku Saku Kebidanan. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC.
Wood, G.L.B., & Haber, J. 2006. Nursing research: methods and critical
appraisal for evidence-based practice, volume 1. Elsevier Health Sciences.
Yanti. 2010. Etika Profesi dan Hukum Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
INFORMED CONSENT
STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN
DITOLONG OLEH DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KECAMATAN PARUNG KABUPATEN BOGOR
Parung, .........................................2015
Partsipan Peneliti
.............................. Alhikma
(Nama Jelas) NIM. 1111104000047
Lampiran 3
LAMPIRAN 4
1. Tahap perkenalan
sebagai field note untuk membantu pencatatan agar tidak ada pernyataan
C. Identitas Partisipan
1. Nama Partisipan :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Jumlah anak :
6. Usia kehamilan :
LAMPIRAN 4
7. persalinan :
D. Pertanyaan Wawancara
dukun bayi ?
3. Dari pengalaman ibu tindakan seperti apa yang dukun bayi lakukan ketika
menolong persalinan?
4. Mitos yang ibu dengar ketika hamil sampai melahirkan, bisakah ibu
ceritakan ?
5. Bisakah ibu ceritakan kelebihan dan kekurangan yang ibu rasakan ketika
Pengalaman berharga
Pengalaman yang sangat berharga √ √ √ √
Dukun sudah tua dan mengalami Perasaan takut karena Ketidaknyamanan ibu
penurunna kemampuan pengelihatan keterbatasan fisik dalam persalinan yang
dukun ditolong oleh dukun √ √
bayi.
Dukun sabar selama menolong Dukun sangat sabar Alasan ibu memilih
persalinan melahirkan ditolong oleh
√ √ √ √
dukun bayi
Lampiran 5