Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI POHON

Mohamad Dava Aditya


H1020045
B

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021
ACARA 6
FOTOSINTESIS
A. Tujuan
Mengetahui pengaruh intensitas cahaya matahari dan panjang gelombang
cahaya terhadap laju fotosintesis

B. Tinjauan Pustaka
Fotosintesis merupakan proses penghasil energi kimia dengan
mengonversi energi cahaya (Campbell, 2008). Tempat berlangsungnya
fotosintesis berada di daun tepatnya di stroma. Fotosintesis terdiri dari
reaksi gelap dan reaksi terang. Suyatman (2020) menyatakan reaksi terang
terjadi pada grana, sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam stroma. Dalam
reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan
menghasilkan oksigen (O2). Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri
reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan dasar CO2. Energi yang
digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang.
Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga
dan bakteri fotosintetik yang berperan dalam proses fotosintesis yang dapat
menyarap cahaya (Ai, 2011). Song Ai (2011) juga berpendapat klorofil
meyerap cahaya berupa radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat mata.
Cahaya yang diserap oleh pigmen lainnya melalui fotosintesis dapat
ditampung klorofil, sehingga klorofil disebut sebagai pigmen pusat reaksi
fotosintesis (Bahri, 2010).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sintesis klorofil menurut
Riyono (2007) antara lain: faktor genetik, cahaya, nitrogen (N), magnesium
(Mg), besi (Fe), dan nutrien seperti nitrat, fosfat, dan silikat sebagai makro
nutrient dan Fe, Mn, Cu, Zn, Ba, Na, Mo, Cl dan Co sebagai mikro nutrien.

C. Metode pengamatan
a. Alat dan bahan
1. Gelas
2. Akuades
3. Tanaman hydrila
4. Plastik mika warna merah, biru, kuning, dan hijau
5. Lampu
6. Kamera
b. Cara kerja
1. Menyiapkan statif dan tabung reaksi yang telah diisi dengan
aquades
2. Memasukkan tanaman Hydrilla sp. ke dalam tabung reaksi
3. Meletakkan lampu dengan jarak 10 cm dari tabung reaksi
4. Menyalakan lampu, kemudian menghitung jumlah gelembung
yang dihasilkan selama 1 menit, diulang 3 kali.
5. Menggeser posisi lampu menjadi 20, 30, 40, dan 50 cm. lakukan
cara pada poin 4
6. Mengulangi cara nomor 3 dan 4 dengan tambahan menempatkan
mika warna merah, biru, kuning, dan hijau
7. Mencatat jumlah gelembung yang dihasilkan
8. Mencatat hasil pada tabel pengamatan

D. Hasil pengamatan dan Pembahasan


1. Table jumlah gelembung pada jarak 30 cm dan 50 cm
Ulangan
Jarak (cm) Rata - rata
1 2 3
30 cm 15 11 9 11,5
50 cm 5 0 3 2,5
2. Table jumlah gelembung pada spektrum warna
Ulangan
Warna Rata - rata
1 2 3
Bening 55 52 54 53,5
Merah 61 55 63 59,5
Kuning 31 32 28 30
Hijau 27 27 22 25
Biru 27 32 40 33
Chart Title
70
60
50
40
30
20
10
0
ulangan 1 ulangan 2 ulangan 3
bening merah kuning hijau biru

Pada hasil pengamatan diperoleh hasil dari jarak 10 cm lebih


banyak menghasilkan gelembung dibandingkan dengan jarak 30 cm dan
50 cm. hal ini dikarenakan adanya perbedaaan intensitas cahaya yang
didapat oleh tumbuhan. Gunawan (2012) menyatakan intensitas cahaya
berhubungan dengan jumlah energi yang diterima oleh mikroalga untuk
melakukan fotosintesis. Diberinya perlakuan jarak pada pengamatan tentu
juga berdampak pada daun. Dengan perbedaan banyak intensitas cahaya ,
,daun juga mengalami adaptasi yang berbeda. Daun merupakan
mekanisme adaptasi tumbuhan terhadap intensitas cahaya yang berbeda
(Peri, 2009). Pada pemberian spektrum warna yang berbeda juga
menghasilkan perbedaan jumlah gelembung. Richmond (2004)
menyatakan warna cahaya spektrum biru dengan panjang gelombang 450-
475nm dan spektrum merah panjang gelombang 630-675nm. Menurut
Campbell (2010) klorofil dapat menyerap baik spektrum merah.
Fotosintesis dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan
faktor lingkungan. Faktor genetik meliputi perbedaan antara spesies,
pengaruh umur daun, dan pengaruh laju translokasi fotosintat. Faktor
lingkungan meliputi ketersediaan air, ketersediaan CO2, pengaruh cahaya,
serta pengaruh suhu (Lakitan, 2007). Setyanti (2013) mengemukaan
bahwa cahaya yang redup menyebabkan lambatnya laju fotosintesis. Pada
pengamatan dapat dilihat semakin jauh jarak pada lampu semakin sedikit
pula gelombang yang dihasilkan. Cahaya juga penting dalam pembentukan
klorofil yang merupakan faktor penting fotosintesis. Berikut 3 fungsi
klorofil menurut Ai (2011) yaitu memanfaatkan energi matahari, memicu
fiksasi CO2 untuk menghasilkan karbohidrat dan menyediakan
energi bagi ekosistem secara keseluruhan.
Fotosintesis merupakan proses penghasil energi kimia dengan
mengonversi energi cahaya (Campbell, 2008). Energi kimia tersebut
digunakan untuk mensintesis CO2 dan H2O menjadi glukosa dan senyawa
kompleks lainnya yang tersimpan dalam bentuk senyawa karbohidrat.
Fotosintesis dapat menghasilkan makanan bagi tanaman yang selanjutnya
akan digunakan dalam proses pertumbuhan (Setyanti, 2013). Syah (2006)
berpendapat proses fotosintesis yang efektif dapat menghasilkan energi
yang lebih besar dibandingkan energi yang dipakainya. Sebagian dari
energi yang dihasilkan disimpan dalam bentuk cadangan makanan dan
untuk pembentukan metabolit sekunder.

E. Kesimpulan
Fotosintesis merupakan proses yang menggunakan energi cahaya.
Intensitas cahaya memiliki peran penting dalam fotosintesis. Perbedaan
intensitas cahaya juga mempengaruhi jumlah energi yang digunakan untuk
fotosintsis. Cahaya dapat mempengaruhi pembentukan klorofil dan cahaya
yang redup juga dapat menghambat laju fotosintesis. Panjang gelombang
spektrum warna yang berbeda-beda juga mempengaruhi klorofil dalam
proses laju fotosintesis dan menghasilkan jumlah gelembung yang berbeda
pula.
DAFTAR PUSTAKA

Suyatman. 2020. MENYELIDIKI ENERGI PADA FOTOSINTESIS


TUMBUHAN. Jurnal Pendidikan IPA. 9(2): 134-140.
Ai, Nio S., dan Yunia B. 2011. KONSENTRASI KLOROFIL DAUN SEBAGAI
INDIKATOR KEKURANGAN AIR PADA TANAMAN. Jurnal Ilmiah
Sains. 11(2): 166-173.
Bahri, S. 2010. Klorofil. Diktat Kuliah Kapita Selekta Kimia Organik. Universitas
Lampung.
Riyono, S. H. 2007. Beberapa Sifat Umum Klorofil Fitoplankton. Jurnal Oseana.
32(1): 23-31.
Gunawan. 2012. Microalgae Growth Response (Tetraselmis sp.) On Different Light
Intensity. Bioscientiae Journal. 9 (1):55-59
Peri, P.L, G.Martines Pastur., M.V. Lencinas. 2009. Photosynthetic response to
different light intensities and water status of two main Nothofagus species
of southern Patagonian forest, Argentina. Journal of Forest Science 55(3):
101 – 111.
Richmond, A. 2004. Handbook of Microalgal Culture: Biotechnology and
Apllied Phycology. Blackwell Science. 577
Lakitan, B. 2007. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Cetakan Pertama. PT Raja
Grafindo Persada: Jakarta.
Setyanti, Y.H., S. Anwar, dan W. Slamet. 2013. Photosynthesis Characteristic and
Phospor Uptake of Alfalfa (Medicago sativa) in Different Defoliation
Intensity and Nitrogen Fertilizer. Animal Agriculture Journal. 2(1): 86-96.
Syah Y.M., dkk. 2006. Prenylated 2- Arylbenzofurans from Two Species of
Artocarpus. Nat Prod Commun. 1(7): 549–552.
Campbell, N. A. & J. B. Reece. (2008). Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.
Campbell, Neil. A and Reece, Jane. B. (2010). Biologi Edisi Kedelapan jilid. 3.
Jakarta: Erlangga.
Wicaksono, G. 2014. PENGARUH PEMBERIAN SPEKTRUM CAHAYA YANG
BERBEDA TERHADAP KANDUNGAN KLOROFIL Spirulina sp.
Universitas Airlngga
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai