Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN MASYARAKAT

“Sistem Sosial Masyarakat”

DISUSUN OLEH :

1. Ahmad Taufik Marzuq 19004040


2. Felesia Junisi Pasaribu 19022079
3. Nur Kholiza Fitri 20006029

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Syur`aini, M.Pd.

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat
dan Karunia-Nya, Sholawat beserta Salam mugia tetap tercurah limpahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, Keluarganya, Para Sahabat, Tabiin dan sampailah pada kita selaku umatnya,
Aaamiinn ya rabbal a’almiin.

Alhamdulillah kami telah bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “ Sistem Sosial
Masyarakat”. Sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan
Masyarakat yang senantiasa memberikan nasihat dan masukan guna menambah dorongan
motivasi dalam penyelesaian tugas makalah ini serta bantuan dari kawan-kawan yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan
kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca,Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Padang, 3 September 2021

Kelompok II

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... 3

BAB I .......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4

C. Tujuan …………. ........................................................................................................... 4

D. Manfaat …………. ......................................................................................................... 5

BAB II ........................................................................................................................................ 6

PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 6

A. Pengertian Sistem Sosial Masyarakat ............................................................................ 6

B. Karakteristik dari Sistem Sosial Masyarakat ................................................................. 7

C. Unsur-unsur dari Sistem Sosial Masyarakat .................................................................. 8

D. Wilayah Sistem Sosial Masyarakat .............................................................................. 11

C. Potensi pendidikan dari Sistem Sosial Masyarakat ..................................................... 11

BAB III ..................................................................................................................................... 14

PENUTUP................................................................................................................................. 14

A. Kesimpulan.................................................................................................................. 14

B. Saran ............................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem sosial merupakan suatu sinergi antara berbagai subsistem sosial yang saling
mengalami ketergantungan dan keterkaitan. Suatu sistem sosial dirumuskan sebagai suatu sistem
dari unsur-unsur sosial atau seperti dikemukakan oleh Hugo F. Reading “the system of social
element” Perumusan arti sistem sosial ini sangat sederhana, dan memerlukan penjelasan yang
memadai terutama sistem dan unsur-unsur sosial. Di dalam suatu sistem sosial, paling tidak
harus terdapat (1) dua orang atau lebih, (2) terjadi interaksi antara mereka, (3) mempunyai tujuan,
dan (4) memiliki struktur, simbol dan harapan–harapan bersama yang dipedomaninya. Unsur-
unsur dalam sistem sosial adalah satuan dari interaksi sosial, yang kemudian membentuk struktur,
artinya unsur-unsur itu merupakan bagian- bagian yang saling bergantungan dan menyatu dalam
sistem sosial. Dan sistem sosial pada dasarnya terbentuk dari interaksi antar individu yang
berkembang menurut standar penilaian dan kesepakatan bersama, yaitu perpedoman pada norma-
norma sosial. Oleh karena itu, di dalam makalah ini, kami akan membahas tentang hal- hal yang
berkaitan dengan sistem sosial, termasuk di dalam makalah ini terdapat pengertian dan unsur-
unsur sistem sosial,

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Sistem Sosial Masyarakat?

2. Apa karakteristik dari Sistem Sosial Masyarakat?

3. Apa unsur-unsur dari Sistem Sosial Masyarakat?

4. Bagaimana sebaran wilayah Sistem Sosial Masyarakat?

5. Bagaimana potensi pendidikan Sistem Sosial Masyarakat?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Sistem Sosial Masyarakat

4
2. Untuk mengetahui karakteristik dari Sistem Sosial Masyarakat

3. Untuk mengetahui unsur-unsur dari Sistem Sosial Masyarakat

4. Untuk mengetahui sebaran wilayah Sistem Sosial Masyarakat

5. Untuk mengetahui Potensi pendidikan Sistem Sosial Masyarakat.

D. Manfaat

Untuk menjadikan bahan referensi dalam pengembangan pengetahuan Sistem Sosial


Masyarakat dan sebagai acuan untuk membantu para mahasiswa dalam mengkaji dan memahami
betapa pentingnya Sistem Sosial Masyarakat yang berkaitan dengan keberlangsungan hidup.
Menjadikan para mahasiswa dan mahasiswi yang lebih kreatif, inovatif, disiplin, dinamis dan
agamis.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Sosial Masyarakat

Menurut Abidin dan Saebani (2014: 13), secara linguistik sistem berasal dari bahasa
Latin, systema dan bahasa Yunani sustema artinya kesatuan yang terdiri atas komponen yang
saling berhubungan secara sinergis untuk mencapai tujuan tertentu serta memudahkan aliran
informasi, materi, atau energi. Dalam bahasa Yunani, kata sistem berasal dari kata sustema yang
berarti keseluruhan yang terdiri atas banyak bagian dan hubungan erat yang teratur antar
berbagai komponen. Beberapa ahli mengemukakan definisi sistem sosial sebagai berikut:

1. Menurut Campbell, sistem ialah himpunan komponen atau bagian yang saling
berhubungan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan.

2. Awad mengatakan bahwa sistem ialah sehimpunan komponen atau subsistem yang
terorganisasikan dan saling berkaitan sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan
tertentu.

3. Menurut Konontz dan O. Donnell sistem bukan wujud fisik melainkan ilmu pengetahuan
yang terdiri atas fakta, prinsip, doktrin dan sejenisnya.

Untuk menghindari kesalahan pemahaman dan kekeliruan dalam memahami maksud istilah yang
terdapat pada penelitian ini, maka perlu di beri penjelasan sebagai berikut:

a. Sistem

Sistem merupakan kelompok bagian-bagian alat dan sebagainya yang bekerja bersama-
sama untuk melakukan suatu maksud, sekelompok dari pendapat, peristiwa, kepercayaan, dan
sebagainya yang disusun dan diatur baik-baik. Sistem hubungan yang berlangsung diantara
satuan-satuan atau komponen secara teratur.Sistem yang penulis maksud adalah hubungan yang
berlangsung antara masyarakat pendatang dan tempatan yang bertempat tinggal di kampung
Pondok Baru Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah, terjadi hubungan sosial diantara dua
kelompok tersebut, sehingga menjadi sebuah sistem dalam satu kesatuan hidup sosial.

b. Sosial

Sosial adalah semua kegiatan yang ada hubungannya dengan masyarakat luas. Sesuai
dengan perkataan asalnya “sozius” yang berarti “teman” dengan demikian manusia sosial berarti
manusia yang saling bertergantungan kehidupannya antara satu dengan yang lain. Kehidupan
sosial terwujud dari aturan atau hukum untuk mengatur aturan pribadi dan juga aturan
masyarakat. Menurut kamus besar bahasa Indonesia sosial adalah suatu ilmu yang mempelajari

6
tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto sosial
merupakan hubungan timbal balik antar individu dengan individu, individu dengan kelompok,
dan antar kelompok.

c. Masyarakat

Masyarakat merupakan kelompok-kelompok orang yang menempati sebuah wilayah


tertentu, yang hidup secara relatif lama, saling berkomunikasi, memiliki simbol-simbol dan
aturan tertentu serta sistem hukum yang mengontrol tindakan anggota masyarakat, memiliki
sistem stratifikasi, dasar sebagai bagian dari anggota masyarakat tersebut serta relative dapat
menghidupi dirinya sendiri. Masyarakat adalah keseluruhan hubungan hidup bersama tanpa
dengan dibatasi lingkungan, bangsa dan sebagainya. Sekelompok individu yang dibatasi oleh
golongan, bangsa, teritorial, dan lain sebagainya. Pengertian masyarakat juga dapat didefinisikan
sebagai kelompok orang yang terorganisasi karena memiliki tujuan yang sama. Pengertian
Masyarakat secara Sederhana adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi atau bergaul
dengan kepentingan yang sama.

Jadi, Sistem sosial masyarakat adalah suatu sistem yang terdiri dari elemen-elemen
sosial.Elemen tersebut terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang dilakukan individu individu
yang berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam sistem sosial terdapat individu-individu yang
berinteraksi dan bersosialisasi sehingga tercipta hubungan hubungan sosial. Keseluruhan
hubungan sosial tersebut membentuk struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakatyang
akhirnya akan menentukan corak masyarakat tersebut. dipisahkan satu sama lain itulahyang kita
sebut sebagai sistem.Masyarakat sebagai suatu sistem apabila kita mengikuti pengertian
masyarakat baik secaranatural maupun kultural, maka akan tampak bahwa keberadaan kedua
masyarakat itu merupakan satu kesatuan fungsi. Adanya mekanisme yang saling bergantung,
salingfungsional, saling mendukung antara berbagai unsur dan tidak bisa dipisahkan satu sama
lain itulah yang kita sebut sebagai sistem, dan selalu mengalami dinamika yang mengikuti
hukum

B. Karakteristik Sistem Sosial Masyarakat

Semua sistem sosial menuru Johnson (1986) dari hubungan duaan yang paling sederhana
sampai masyarakat yang kompleks harus memenuhi persyaratan minimal tertentu kalau mau
tetap bertahan hidup atau mempertahankan identitasnya serta struktur sebagai sistem yang terus
bergerak. Dalam konteks inilah menurut Parons (Johnson, 1986) kerangka A-G-I-L adalah
persyaratan suatu sistem sosial agar fungsional yaitu:

a. Adaption menunjukkan bahwa keharusan bagi sistem-sistem sosial untuk menghadapi


lingkungannya. Ada dua dimensi yang dapat diperhatikan: pertama, harus ada “suatu
penyesuaian dari sistem itu terhadap tuntutan kenyataan yang keras yang tidak dapat

7
diubah yang datang dari lingkungan. Kedua, ada proses: “transformasi aktif dari situasi
itu” ini meliputi penggunaan segi-segi situasi itu yang dapat dimanipulasi sebagai alat
untuk mencapai suatu tujuan.

b. G. Goal Attainment, merupakan persyarataan fungsional bahwa tindakan itu diarahkan


pada tujuan-tujuannya. Dalam hal ini adalah tujuan bersama para anggota dalam suatu
sistem sosial. Dengan demikian tujuan ini harus meliputi pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan prioritas dari sekian banyak tujuan.

c. I. Integration, merupakan persyaratan yang berhubungan dengan interaksi antara para


anggota dalam sistem sosial. Masalah integrasi menunjuk pada kebutuhan untuk
menjamin bahwa ikatan emosional yang cukup menghasilkan solidaritas dan kerelaan
untuk bekerja sama dikembangkan daan dipertahankan.

d. L. Latent Patern Maintenance, para anggota dalam sistem sosial apa saja bisa letih dan
jenuh serta tunduk pada sistem sosial harus berjaga-jaga bilamana sistem itu sewaktu-
waktu kocar-kacir dan para anggotanya tidak lagi bertindak atau berinteraksi sebgai
anggota sistem. Dalam beberapa hal, mekanisme tertentu dapat dikembangkan untuk
membantu memulihkan dorongan motivasional dan untuk membaharui atau memperkuat
komitmen terhadap pola-pola budayanya.

C. Unsur-unsur Sistem Sosial Masyarakat

Persyaratan Fungsional Suatu Sistem Sosial Secara umum unsur-unsur dari sistem sosial
adalah terdiri dari status, peranan dan perbedaan sosial; akan tetapi sesungguhnya secara lebih
luas, sesungguhnya banyak sekali komponen yang terkandung dalam pengertian sistem sosial itu.
Menurut Alvin L.Bertrand (1980), ada sepuluh unsur yang terkandung dalam sistem sosial,
sebagai berikut :

1. Keyakinan (pengetahuan)

Keyakinan mempakan unsur sosial yang dianggap sebagai pedoman dalam


melakukan penerimaan suatu pengetahuan dalam kehidupan kelompok sosial dalam
masyarakat. Keyakinan ini secara praktis biasanya digunakan dalam kelompok
masyarakat yang masih tergolong terbelakang segi pengetahuannya, sehingga dalam
menilai suatu kebenaran dirumuskan melalui keyakinan bersama. Misalnya, dalam
menilai berbahaya atau tidak dalam menerima anggota baru pada suatu kelompok atau
organisasi sosial, dinilai berdasarkan kekuatan keyakinan.

2. Perasaan (Sentimen)

8
Perasaan menurut Alvin, menunjuk pada bagaimana perasaan pada anggota suatu
sistem sosial (anggota kelompok) tentang hal-hal, peristiwaperistiwa serta tempat-tempat
tertentu. Unsur perasaan sangat membangun dalam rangka menjelaskan pola-pola tingkah
laku yang tidak dapat dijelaskan melalui cara-cara lain. Suatu keberhasilan suatu sistem
juga tergantung bagaimana perasaan para anggotannya secara umum. Jika di dalam suatu
sistem terdapat banyak anggota saling menaruh perasaan dendam, benci dan iri antara
satu sama lainnnya, maka bisa diketahui bahwa hubungan kerjasamanya tidak akan
berhasil dengan baik.

3. Tujuan, sasaran, atau cita-cita

Cita-cita, tujuan atau sasaran, di dalam suatu sistem sosial merupakan pedoman
bertindak agar program kerja yang telah ditetapkan dan disepakati bersama dapat tercapai
secara efektif

4. Norma

Norma-norma sosial, menurut Alvin; dapat dikatakan sebagai patokan tingkah


laku yang diwajibkan atau dibenarkan di dalam situasi-situasi tertentu. Unsur norma ini
merupakan komponen sistem sosial yang dapat dianggap paling kritis untuk memahami
serta meramalkan aksi atau tindakan manusia. Norma-norma menggambarkan tata tertib
atau aturan-aturan permainan yang dapat memberikan petunjuk tentang standar untuk
bertingkah laku dan di dalam menilai tingkah laku. Contohnya, tentang kejujuran, tata
tertib suatu permainan, tata tertib hukum, dan sebagainya. Alvin kemudian
menggambarkan bahwa dengan berpegang pada norma, sebenarnya dimaksudkan sebagai
landasan untuk dapat menilai tingkah laku individu dan juga kelompok. Apabila tingkah
laku seseorang dipandang wajar dan sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam
kelompoknya, maka interaksi dalam kelompok tersebut akan berlangsung dengan wajar
sesuai dengan ketetapan-ketetapan persama.

5. Status dan peranan

Dengan status, seseorang dapat menentukan sifat dan tingkatan kewajiban serta
tanggung jawab di dalam suatu kelompok masyarakat; di samping juga menentukan
hubungan antara atasan dan bawahan terhadap anggota lain dalam kelompok masyarakat.
Menurut Alvin; status merupakan serangkaian tanggung jawab, kewajiban serta hak-hak
yang sudah ditentukan dalam suatu masyarakat. Sedangkan pola tingkah laku yang
diharapkan dari orang-orang pemangku suatu status; dinamakan peranan. Peranan-
peranan sosial saling berpadu sedemikian rupa, sehingga saling tunjang menunjang
secara timbal balik di dalam hal yang menyangkut tugas, hak dan kewajiban. Oleh karena
itu suatu penampilan peranan status (status-role performance) adalah proses penunjukan
atau dari status dan peranan sebagai unsur stuktural di dalam sistem sosial.

9
6. Tingkatan atau pangkat (rank)

Tingkatan atau pangkat merupakan unsur sistem sosial yang berfungsi menilai
perilaku-perilaku anggota kelompok, Sebaliknya suatu proses penilaian terhadap
perilaku-perlaku anggota kelompok, dimaksudkan untuk memberikan kepangkatan
(status) tertentu yang dianggap sesuai dengan prestasi-prestasi yang telah dicapai. Orang
yang dianggap berhasil dalam melaksanakan tugasnya, bisa dinaikkan pangkatnya (status)
ke jenjang yang lebih tinggi. Begitu seterusnya sehingga berbagai aktivitas nampak saling
bergantungan sehingga dengan demikian dapat dikategorikan sebagai sistem sosial.

7. Kekuasaan atau pengaruh (power)

Istilah kekuasaan menunjuk pada kapasitas penguasaan seseorang terhadap


anggota-anggota kelompok atau organisasi. Kekuasaan seseorang dalam mengawasi
anggota kelompok biasanya dapat dilihat dari status yang dimiliki. Pengaruhnya sangat
besar dalam pengambilan suatu keputusan biasanya pemegang kekuasaan mempunyai
wewenang dan kemampuan untuk mempengaruhi para anggota kelompoknya. Dalam
analisis sistem sosial suatu kekuasaan merupakan patokan bagi para anggota suatu
kelompok atau organisasi dalam menerima berbagai perintah dan tugas.

8. Sanksi

Sanksi merupakan ancaman hukum yang biasanya ditetapkan oleh masyarakat


terhadap anggota-anggotanya yang dianggap melanggar normanorma sosial
kemasyarakatan. Penerapan sanksi oleh masyarakat ditujukan agar pelanggarnya dapat
mengubah perilakunya ke arab yang lebih baik sesuai dengan norma-norma sosial yang
berlaku.

9. Sarana atau fasilitas

Secara umum sarana dirnaksudkan sebagai cara yang digunakan untuk mencapai
tujuan dari sistem sosial. Yang paling penting dari unsur sarana adalah terletak dari
kegunaannya bagi suatu sistern sosial. Dalam analisis sistem sosial pada prinsipnya
mengutamakan fungsi dari suatu sarana agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin,
betapapun sederhananya sarana tersebut.

10. Tekanan Ketegangan (Stress-strain)

Di dalam sistem sosial senantiasa terjadi ketegangan, sebab dalam kehidupan


masyarakat tidak ada satupun anggotanya yang mempunyai perasaan dan interprestasi
sama terhadap kegiatan dan masalah yang sedang dihadapi bersama. ltulah sebabnya,
maka suatu ketegangan hubungan antar anggota kelompok masyarakat pada batas waktu
tertentu dapat terjadi. Ketegangan erat kaitannya dengan taraf kekangan yang diterirna
oleh seseorang individu dari individu lain atau kelompok. Ketegangan itu terjadi oleh

10
karena adanya konflik peranan sebagai akibat dari proses sosial yang tidak merata. Jika
dalam suatu sistem sosial dapat tumbuh dan berkembang dengan langgeng, itu karena
tingkat toleransi diantara anggotanya relatif.

D. Wilayah Sistem Sosial Masyarakat

Sistem sosial dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Apabila sistem sosial itu dipengaruhi
oleh lingkungan maka berarti sistem sosial yang terbuka yaitu menerima unsur-unsur dari luar.
Sistem sosial yang terbuka di masyarakat juga akan menimbulkan jalinan ikatan unsur-unsur
dengan unsur lainnya (jalinan internal) dan saling pertukaran antara sistem sosial itu sendiri
dengan lingkungannya (jalinan eksternal). Terdapatnya jalinan sistem juga menjadi pertanda
adanya batasan antara sistem sosial tersebut dengan lingkungannya. Sebagai konsekuensi dari
sistem sosial yang bersifat terbuka yang mengalami pertukaran dengan lingkungannya dapat
menimbulkan perubahan pada sistem sosial itu. Perubahan yang diakui sebagai unsur yang
dinamis itu ditata sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kegoncangan dalam sistem
sosial itu. Hal ini dapat dilakukan karena, sebagaimana sistem lainnya, sistem sosial memiliki
kemampuan untuk menyesuaikan diri. Dengan kata lain, suatu perubahan diterima dengan tetap
menjaga stabilitas dan keteraturan dalam sistem (walaupun mungkin keteraturan itu hasil dari
konflik).

Antara kehidupan manusia dan alam lingkungan terdapat gejala tarik menarik yang
pokok persoalannya adalah sifat alam yang tidak memberikan kemudahan bagi kehidupan
manusia itu sendiri. Bentuk-bentuk ketidakmudahan tersebut terlihat dari sifat alam yang selalu
berubah-ubah seperti cuaca atau iklim, kondisi geografis yang tidak sama dan sebagainya. Untuk
itulah akhirnya manusia dengan menggunakan pikrian, perasaan, dan keinginannya untuk
memberikan reaksi tarik menarik dengan kekuatan alam tersebut. Berdasarkan gejala tersebut,
maka manusia memiliki dua keinginan yang selalu melekat di dalam dirinya, yaitu keinginan
untuk menyatu dengan alam lingkungannya dan keinginan untuk menyatu dengan manusia lain
dalam rangka memudahkan proses hidupnya. Dengan demikian, manusia memiliki
kecenderungan untuk bersatu agar bisa saling berhubungan. Hubungan antara manusia satu
dengan lainnya disebut interaksi. Dari interaksi akan menghasilkan produk-produk interaksi,
yaitu tata pergaulan yang berupa nilai-nilai dan norma-norma yang berupa kebaikan dan
keburukan dalam ukuran kelompok tersebut. Pandangan tentang apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk tersebut akhirnya mempengaruhi perilaku sehari-hari

E. Potensi pendidikan Sistem Sosial Masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana yang
sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di

11
sekolah. Menurut Hamdani (2011: 195) masyarakat memiliki peran yang sangat penting terhadap
keberadaan, kelangsungan, bahkan kemajuan lembaga pendidikan. Salah satu parameter penentu
nasib lembaga pendidikan adalah masyarakat. Apabila ada lembaga pendidikan yang maju, salah
satu faktor keberhasilan tersebut adalah keterlibatan masyarakat yang maksimal. Begitu pula
sebaliknya, apabila ada lembaga pendidikan yang bernasib memprihatinkan, salah satu
penyebabnya ialah kurangnya dukungan masyarakat.

Menurut Mulyasa (2002: 50-51) sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat
erat dalam mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Antara sekolah dan masyarakat
harus dibina suatu hubungan yang harmonis. Apabila hubungan antara sekolah dengan
masyarakat berjalan dengan baik, maka rasa tanggungjawab dan partisipasi masyarakat untuk
memajukan sekolah juga akan baik dan tinggi. Menurut Mulyasa dalam Hamdani (2011:197)
salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menggalang partisipasi masyarakat ialah
melibatkan masyarakat dalam berbagai program dan kegiatan di sekolah yang bersifat sosial
kemasyarakatan.

Melalui hubungan yang harmonis, diharapkan tercapai tujuan hubungan sekolah dengan
masyarakat, yaitu terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara produktif, efektif dan
efisien sehingga menghasilkan lulusan sekolah yang produktif dan berkualitas. Menurut Mulyasa
(2004: 510) agar tercipta hubungan dan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat,
masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah yang
bersangkutan. Gambaran dan kondisi sekolah ini dapat diinformasikan kepada masyarakat.

Hubungan timbal balik pendidikan di sekolah dan masyarakat sangat besar manfaat dan
artinya bagi kepentingan pembinaan dukungan moral, materil, dan pemanfaatan masyarakat
sebagai sumber belajar. Bagi masyarakat dapat mengetahui beragam hal tentang sekolah dan
inovasi-inovasi yang dihasilkan, menyalurkan kebutuhan berpartisipasi dalam pendidikan,
melakukan tekanan dan tuntutan terhadap sekolah. Menurut Hamdani (2011: 195) bahwa
hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan:

1. Memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak.

2. Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat.

3. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.

Elemen pendidikan seperti sekolah dan guru dapat juga mengundang para tokoh untuk
membahas bentuk-bentuk kerja sama dalam meningkatkan pendidikan. Dalam suatu pertemuan
yang diadakan mereka akan mengadu pendapat, bertukar pikiran, untuk menemukan alternatif-
alternatif peningkatan pendidikan. Teknik lainnya yang dapat dilakukan seperti surat-menyurat,
buku penghubung sekolah, buletin sekolah, dan kegiatan ekstrakurikuler yang melibatkan anak
didik dan orang tua.

12
Menurut Emery Stoop dalam Idi (2011: 196) bahwa hubungan kerja sama antara sekolah
dan masyarakat harus memenuhi syarat jujur, mulia, mencakup segala yang dibutuhkan,
komprehensif, sensitif terhadap masyarakat, dan dapat dipahami oleh pihak lain. Cara yang dapat
ditempuh adalah melakukan sosialisasi secara realistis argumentatif kepada masyarakat tentang
program-program ideal yang telah dilaksanakan.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa lembaga pendidikan tidak dapat dipisahkan
dengan masyarakat itu sendiri. Lembaga pendidikan ada di masyarakat, hidup bersama-sama
dengan warga masyarakat. Masyarakat dan sekolah saling membutuhkan. Masyarakat
membutuhkan agar siswa dan para remaja dibina di sekolah, sebaliknya sekolah membutuhkan
agar masyarakat membantu kelancaran proses belajar di sekolah dengan memberikan berbagai
fasilitas.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berbicara mengenai sistem sosial sebenarnya bagi sosiologi adalah melihat suatu
masyarakat yang merupakan suiatu rangkaian yang sangat menarik untuk diteliti. Membicarakan
masyarakat berarti kita tidak dapat begitu saja mengabaikan individu yang membentuk
masyarakat tersebut. Sehingga dengan demikian corak masyarakat disuatu tempat merupakan
corak anggota masyarakat juga. Di dalam masyarakat majemuk seperti di Indonesia, corak
masyarakat yang sangat bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh perilaku setiap anggota masyarakat
yang dilatar belakangi suku, agama yang berbeda. Bagi masyarakat yang seperti ini sebenarnya
sangat rentan terhadap terjadinya konflik karena perbedaan kepentingan. Untuk itu sangat
diperlukan suatu ikatan yang kuat di dalam masyarakat yang heterogen agar menjadi suatu
jalinan yang utuh pada sebuah bangsa. Dalam hal ini untuk Indonesia sebagai contoh kasus maka
salah satu cara adalah menumbuhkan rasa nasionalisme yang kuat di dalam masyarakat.

B. Saran

Segala kesempurnaan hanya milik Allah, diharapkan dalam menyempurnakan


penyusunan makalah ini, kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki dan menambahi
kekurangan dalam penyempurnaan pembuatan makalah ini, baik bagi dosen, para pembaca, dan
khususnya kami sebagai penyusun makalah diharapkan kritik dan sarannya supaya makalah ini
jauh lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Barth, Fredrik. 1988. Kelompok Etnik dan Batasannya. Jakarta: UI Press.

Bouman, P.J. 1982. Sosiologi Fundamental. Bandung: Harapan.

Halminton, Peter. 1990. Talcott Parsons dan Pemikirannya. Jakarta: Tuara.

Nasikun.1993. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: Rajawali.

Rex, John. 1985. 1985. Analisa Sistem Sosial. Jakarta: Bina Aksara.

Sunarto, Kamanto.1985. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Rajawali. Veeger, K.J. 1985. Realitas
Sosial. Jakarta: Gramedia.

15

Anda mungkin juga menyukai