DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat
dan Karunia-Nya, Sholawat beserta Salam mugia tetap tercurah limpahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, Keluarganya, Para Sahabat, Tabiin dan sampailah pada kita selaku umatnya,
Aaamiinn ya rabbal a’almiin.
Alhamdulillah kami telah bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “ Sistem Sosial
Masyarakat”. Sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan
Masyarakat yang senantiasa memberikan nasihat dan masukan guna menambah dorongan
motivasi dalam penyelesaian tugas makalah ini serta bantuan dari kawan-kawan yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan
kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca,Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Kelompok II
2
DAFTAR ISI
BAB I .......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4
BAB II ........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 6
PENUTUP................................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan.................................................................................................................. 14
B. Saran ............................................................................................................................ 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem sosial merupakan suatu sinergi antara berbagai subsistem sosial yang saling
mengalami ketergantungan dan keterkaitan. Suatu sistem sosial dirumuskan sebagai suatu sistem
dari unsur-unsur sosial atau seperti dikemukakan oleh Hugo F. Reading “the system of social
element” Perumusan arti sistem sosial ini sangat sederhana, dan memerlukan penjelasan yang
memadai terutama sistem dan unsur-unsur sosial. Di dalam suatu sistem sosial, paling tidak
harus terdapat (1) dua orang atau lebih, (2) terjadi interaksi antara mereka, (3) mempunyai tujuan,
dan (4) memiliki struktur, simbol dan harapan–harapan bersama yang dipedomaninya. Unsur-
unsur dalam sistem sosial adalah satuan dari interaksi sosial, yang kemudian membentuk struktur,
artinya unsur-unsur itu merupakan bagian- bagian yang saling bergantungan dan menyatu dalam
sistem sosial. Dan sistem sosial pada dasarnya terbentuk dari interaksi antar individu yang
berkembang menurut standar penilaian dan kesepakatan bersama, yaitu perpedoman pada norma-
norma sosial. Oleh karena itu, di dalam makalah ini, kami akan membahas tentang hal- hal yang
berkaitan dengan sistem sosial, termasuk di dalam makalah ini terdapat pengertian dan unsur-
unsur sistem sosial,
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
2. Untuk mengetahui karakteristik dari Sistem Sosial Masyarakat
D. Manfaat
5
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Abidin dan Saebani (2014: 13), secara linguistik sistem berasal dari bahasa
Latin, systema dan bahasa Yunani sustema artinya kesatuan yang terdiri atas komponen yang
saling berhubungan secara sinergis untuk mencapai tujuan tertentu serta memudahkan aliran
informasi, materi, atau energi. Dalam bahasa Yunani, kata sistem berasal dari kata sustema yang
berarti keseluruhan yang terdiri atas banyak bagian dan hubungan erat yang teratur antar
berbagai komponen. Beberapa ahli mengemukakan definisi sistem sosial sebagai berikut:
1. Menurut Campbell, sistem ialah himpunan komponen atau bagian yang saling
berhubungan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan.
2. Awad mengatakan bahwa sistem ialah sehimpunan komponen atau subsistem yang
terorganisasikan dan saling berkaitan sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan
tertentu.
3. Menurut Konontz dan O. Donnell sistem bukan wujud fisik melainkan ilmu pengetahuan
yang terdiri atas fakta, prinsip, doktrin dan sejenisnya.
Untuk menghindari kesalahan pemahaman dan kekeliruan dalam memahami maksud istilah yang
terdapat pada penelitian ini, maka perlu di beri penjelasan sebagai berikut:
a. Sistem
Sistem merupakan kelompok bagian-bagian alat dan sebagainya yang bekerja bersama-
sama untuk melakukan suatu maksud, sekelompok dari pendapat, peristiwa, kepercayaan, dan
sebagainya yang disusun dan diatur baik-baik. Sistem hubungan yang berlangsung diantara
satuan-satuan atau komponen secara teratur.Sistem yang penulis maksud adalah hubungan yang
berlangsung antara masyarakat pendatang dan tempatan yang bertempat tinggal di kampung
Pondok Baru Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah, terjadi hubungan sosial diantara dua
kelompok tersebut, sehingga menjadi sebuah sistem dalam satu kesatuan hidup sosial.
b. Sosial
Sosial adalah semua kegiatan yang ada hubungannya dengan masyarakat luas. Sesuai
dengan perkataan asalnya “sozius” yang berarti “teman” dengan demikian manusia sosial berarti
manusia yang saling bertergantungan kehidupannya antara satu dengan yang lain. Kehidupan
sosial terwujud dari aturan atau hukum untuk mengatur aturan pribadi dan juga aturan
masyarakat. Menurut kamus besar bahasa Indonesia sosial adalah suatu ilmu yang mempelajari
6
tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto sosial
merupakan hubungan timbal balik antar individu dengan individu, individu dengan kelompok,
dan antar kelompok.
c. Masyarakat
Jadi, Sistem sosial masyarakat adalah suatu sistem yang terdiri dari elemen-elemen
sosial.Elemen tersebut terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang dilakukan individu individu
yang berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam sistem sosial terdapat individu-individu yang
berinteraksi dan bersosialisasi sehingga tercipta hubungan hubungan sosial. Keseluruhan
hubungan sosial tersebut membentuk struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakatyang
akhirnya akan menentukan corak masyarakat tersebut. dipisahkan satu sama lain itulahyang kita
sebut sebagai sistem.Masyarakat sebagai suatu sistem apabila kita mengikuti pengertian
masyarakat baik secaranatural maupun kultural, maka akan tampak bahwa keberadaan kedua
masyarakat itu merupakan satu kesatuan fungsi. Adanya mekanisme yang saling bergantung,
salingfungsional, saling mendukung antara berbagai unsur dan tidak bisa dipisahkan satu sama
lain itulah yang kita sebut sebagai sistem, dan selalu mengalami dinamika yang mengikuti
hukum
Semua sistem sosial menuru Johnson (1986) dari hubungan duaan yang paling sederhana
sampai masyarakat yang kompleks harus memenuhi persyaratan minimal tertentu kalau mau
tetap bertahan hidup atau mempertahankan identitasnya serta struktur sebagai sistem yang terus
bergerak. Dalam konteks inilah menurut Parons (Johnson, 1986) kerangka A-G-I-L adalah
persyaratan suatu sistem sosial agar fungsional yaitu:
7
diubah yang datang dari lingkungan. Kedua, ada proses: “transformasi aktif dari situasi
itu” ini meliputi penggunaan segi-segi situasi itu yang dapat dimanipulasi sebagai alat
untuk mencapai suatu tujuan.
d. L. Latent Patern Maintenance, para anggota dalam sistem sosial apa saja bisa letih dan
jenuh serta tunduk pada sistem sosial harus berjaga-jaga bilamana sistem itu sewaktu-
waktu kocar-kacir dan para anggotanya tidak lagi bertindak atau berinteraksi sebgai
anggota sistem. Dalam beberapa hal, mekanisme tertentu dapat dikembangkan untuk
membantu memulihkan dorongan motivasional dan untuk membaharui atau memperkuat
komitmen terhadap pola-pola budayanya.
Persyaratan Fungsional Suatu Sistem Sosial Secara umum unsur-unsur dari sistem sosial
adalah terdiri dari status, peranan dan perbedaan sosial; akan tetapi sesungguhnya secara lebih
luas, sesungguhnya banyak sekali komponen yang terkandung dalam pengertian sistem sosial itu.
Menurut Alvin L.Bertrand (1980), ada sepuluh unsur yang terkandung dalam sistem sosial,
sebagai berikut :
1. Keyakinan (pengetahuan)
2. Perasaan (Sentimen)
8
Perasaan menurut Alvin, menunjuk pada bagaimana perasaan pada anggota suatu
sistem sosial (anggota kelompok) tentang hal-hal, peristiwaperistiwa serta tempat-tempat
tertentu. Unsur perasaan sangat membangun dalam rangka menjelaskan pola-pola tingkah
laku yang tidak dapat dijelaskan melalui cara-cara lain. Suatu keberhasilan suatu sistem
juga tergantung bagaimana perasaan para anggotannya secara umum. Jika di dalam suatu
sistem terdapat banyak anggota saling menaruh perasaan dendam, benci dan iri antara
satu sama lainnnya, maka bisa diketahui bahwa hubungan kerjasamanya tidak akan
berhasil dengan baik.
Cita-cita, tujuan atau sasaran, di dalam suatu sistem sosial merupakan pedoman
bertindak agar program kerja yang telah ditetapkan dan disepakati bersama dapat tercapai
secara efektif
4. Norma
Dengan status, seseorang dapat menentukan sifat dan tingkatan kewajiban serta
tanggung jawab di dalam suatu kelompok masyarakat; di samping juga menentukan
hubungan antara atasan dan bawahan terhadap anggota lain dalam kelompok masyarakat.
Menurut Alvin; status merupakan serangkaian tanggung jawab, kewajiban serta hak-hak
yang sudah ditentukan dalam suatu masyarakat. Sedangkan pola tingkah laku yang
diharapkan dari orang-orang pemangku suatu status; dinamakan peranan. Peranan-
peranan sosial saling berpadu sedemikian rupa, sehingga saling tunjang menunjang
secara timbal balik di dalam hal yang menyangkut tugas, hak dan kewajiban. Oleh karena
itu suatu penampilan peranan status (status-role performance) adalah proses penunjukan
atau dari status dan peranan sebagai unsur stuktural di dalam sistem sosial.
9
6. Tingkatan atau pangkat (rank)
Tingkatan atau pangkat merupakan unsur sistem sosial yang berfungsi menilai
perilaku-perilaku anggota kelompok, Sebaliknya suatu proses penilaian terhadap
perilaku-perlaku anggota kelompok, dimaksudkan untuk memberikan kepangkatan
(status) tertentu yang dianggap sesuai dengan prestasi-prestasi yang telah dicapai. Orang
yang dianggap berhasil dalam melaksanakan tugasnya, bisa dinaikkan pangkatnya (status)
ke jenjang yang lebih tinggi. Begitu seterusnya sehingga berbagai aktivitas nampak saling
bergantungan sehingga dengan demikian dapat dikategorikan sebagai sistem sosial.
8. Sanksi
Secara umum sarana dirnaksudkan sebagai cara yang digunakan untuk mencapai
tujuan dari sistem sosial. Yang paling penting dari unsur sarana adalah terletak dari
kegunaannya bagi suatu sistern sosial. Dalam analisis sistem sosial pada prinsipnya
mengutamakan fungsi dari suatu sarana agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin,
betapapun sederhananya sarana tersebut.
10
karena adanya konflik peranan sebagai akibat dari proses sosial yang tidak merata. Jika
dalam suatu sistem sosial dapat tumbuh dan berkembang dengan langgeng, itu karena
tingkat toleransi diantara anggotanya relatif.
Sistem sosial dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Apabila sistem sosial itu dipengaruhi
oleh lingkungan maka berarti sistem sosial yang terbuka yaitu menerima unsur-unsur dari luar.
Sistem sosial yang terbuka di masyarakat juga akan menimbulkan jalinan ikatan unsur-unsur
dengan unsur lainnya (jalinan internal) dan saling pertukaran antara sistem sosial itu sendiri
dengan lingkungannya (jalinan eksternal). Terdapatnya jalinan sistem juga menjadi pertanda
adanya batasan antara sistem sosial tersebut dengan lingkungannya. Sebagai konsekuensi dari
sistem sosial yang bersifat terbuka yang mengalami pertukaran dengan lingkungannya dapat
menimbulkan perubahan pada sistem sosial itu. Perubahan yang diakui sebagai unsur yang
dinamis itu ditata sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kegoncangan dalam sistem
sosial itu. Hal ini dapat dilakukan karena, sebagaimana sistem lainnya, sistem sosial memiliki
kemampuan untuk menyesuaikan diri. Dengan kata lain, suatu perubahan diterima dengan tetap
menjaga stabilitas dan keteraturan dalam sistem (walaupun mungkin keteraturan itu hasil dari
konflik).
Antara kehidupan manusia dan alam lingkungan terdapat gejala tarik menarik yang
pokok persoalannya adalah sifat alam yang tidak memberikan kemudahan bagi kehidupan
manusia itu sendiri. Bentuk-bentuk ketidakmudahan tersebut terlihat dari sifat alam yang selalu
berubah-ubah seperti cuaca atau iklim, kondisi geografis yang tidak sama dan sebagainya. Untuk
itulah akhirnya manusia dengan menggunakan pikrian, perasaan, dan keinginannya untuk
memberikan reaksi tarik menarik dengan kekuatan alam tersebut. Berdasarkan gejala tersebut,
maka manusia memiliki dua keinginan yang selalu melekat di dalam dirinya, yaitu keinginan
untuk menyatu dengan alam lingkungannya dan keinginan untuk menyatu dengan manusia lain
dalam rangka memudahkan proses hidupnya. Dengan demikian, manusia memiliki
kecenderungan untuk bersatu agar bisa saling berhubungan. Hubungan antara manusia satu
dengan lainnya disebut interaksi. Dari interaksi akan menghasilkan produk-produk interaksi,
yaitu tata pergaulan yang berupa nilai-nilai dan norma-norma yang berupa kebaikan dan
keburukan dalam ukuran kelompok tersebut. Pandangan tentang apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk tersebut akhirnya mempengaruhi perilaku sehari-hari
Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana yang
sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di
11
sekolah. Menurut Hamdani (2011: 195) masyarakat memiliki peran yang sangat penting terhadap
keberadaan, kelangsungan, bahkan kemajuan lembaga pendidikan. Salah satu parameter penentu
nasib lembaga pendidikan adalah masyarakat. Apabila ada lembaga pendidikan yang maju, salah
satu faktor keberhasilan tersebut adalah keterlibatan masyarakat yang maksimal. Begitu pula
sebaliknya, apabila ada lembaga pendidikan yang bernasib memprihatinkan, salah satu
penyebabnya ialah kurangnya dukungan masyarakat.
Menurut Mulyasa (2002: 50-51) sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat
erat dalam mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Antara sekolah dan masyarakat
harus dibina suatu hubungan yang harmonis. Apabila hubungan antara sekolah dengan
masyarakat berjalan dengan baik, maka rasa tanggungjawab dan partisipasi masyarakat untuk
memajukan sekolah juga akan baik dan tinggi. Menurut Mulyasa dalam Hamdani (2011:197)
salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menggalang partisipasi masyarakat ialah
melibatkan masyarakat dalam berbagai program dan kegiatan di sekolah yang bersifat sosial
kemasyarakatan.
Melalui hubungan yang harmonis, diharapkan tercapai tujuan hubungan sekolah dengan
masyarakat, yaitu terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara produktif, efektif dan
efisien sehingga menghasilkan lulusan sekolah yang produktif dan berkualitas. Menurut Mulyasa
(2004: 510) agar tercipta hubungan dan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat,
masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah yang
bersangkutan. Gambaran dan kondisi sekolah ini dapat diinformasikan kepada masyarakat.
Hubungan timbal balik pendidikan di sekolah dan masyarakat sangat besar manfaat dan
artinya bagi kepentingan pembinaan dukungan moral, materil, dan pemanfaatan masyarakat
sebagai sumber belajar. Bagi masyarakat dapat mengetahui beragam hal tentang sekolah dan
inovasi-inovasi yang dihasilkan, menyalurkan kebutuhan berpartisipasi dalam pendidikan,
melakukan tekanan dan tuntutan terhadap sekolah. Menurut Hamdani (2011: 195) bahwa
hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan:
Elemen pendidikan seperti sekolah dan guru dapat juga mengundang para tokoh untuk
membahas bentuk-bentuk kerja sama dalam meningkatkan pendidikan. Dalam suatu pertemuan
yang diadakan mereka akan mengadu pendapat, bertukar pikiran, untuk menemukan alternatif-
alternatif peningkatan pendidikan. Teknik lainnya yang dapat dilakukan seperti surat-menyurat,
buku penghubung sekolah, buletin sekolah, dan kegiatan ekstrakurikuler yang melibatkan anak
didik dan orang tua.
12
Menurut Emery Stoop dalam Idi (2011: 196) bahwa hubungan kerja sama antara sekolah
dan masyarakat harus memenuhi syarat jujur, mulia, mencakup segala yang dibutuhkan,
komprehensif, sensitif terhadap masyarakat, dan dapat dipahami oleh pihak lain. Cara yang dapat
ditempuh adalah melakukan sosialisasi secara realistis argumentatif kepada masyarakat tentang
program-program ideal yang telah dilaksanakan.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa lembaga pendidikan tidak dapat dipisahkan
dengan masyarakat itu sendiri. Lembaga pendidikan ada di masyarakat, hidup bersama-sama
dengan warga masyarakat. Masyarakat dan sekolah saling membutuhkan. Masyarakat
membutuhkan agar siswa dan para remaja dibina di sekolah, sebaliknya sekolah membutuhkan
agar masyarakat membantu kelancaran proses belajar di sekolah dengan memberikan berbagai
fasilitas.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berbicara mengenai sistem sosial sebenarnya bagi sosiologi adalah melihat suatu
masyarakat yang merupakan suiatu rangkaian yang sangat menarik untuk diteliti. Membicarakan
masyarakat berarti kita tidak dapat begitu saja mengabaikan individu yang membentuk
masyarakat tersebut. Sehingga dengan demikian corak masyarakat disuatu tempat merupakan
corak anggota masyarakat juga. Di dalam masyarakat majemuk seperti di Indonesia, corak
masyarakat yang sangat bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh perilaku setiap anggota masyarakat
yang dilatar belakangi suku, agama yang berbeda. Bagi masyarakat yang seperti ini sebenarnya
sangat rentan terhadap terjadinya konflik karena perbedaan kepentingan. Untuk itu sangat
diperlukan suatu ikatan yang kuat di dalam masyarakat yang heterogen agar menjadi suatu
jalinan yang utuh pada sebuah bangsa. Dalam hal ini untuk Indonesia sebagai contoh kasus maka
salah satu cara adalah menumbuhkan rasa nasionalisme yang kuat di dalam masyarakat.
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Rex, John. 1985. 1985. Analisa Sistem Sosial. Jakarta: Bina Aksara.
Sunarto, Kamanto.1985. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Rajawali. Veeger, K.J. 1985. Realitas
Sosial. Jakarta: Gramedia.
15