Disusun Oleh:
Kelompok 9
PERBANKAN SYARIAH
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia-
Nya lah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengujian
Keabsahan Hasil Penelitian Kualitatif”. Shalawat serta salam semoga tercurah
kepada jujungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga kita termasuk umatnya
yang akan mendapatkan syafaatnya nanti aamiin.
Tujuan kami menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah.
Kritik konstruksi dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya. Akhir kata semoga maklah ini dapat memberikan manfaat
kepada penulis juga pada para pembacanya. Aamiin
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. 1
DAFTAR ISI ....................................................................... .................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................... ....... 3
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan Makalah ....................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penelitian Kualitatif ................................................. 5
2.2 Pengertian Keabsahan Data......................................................... 6
2.3 Kriteria Keabsahan Data.............................................................. 7
2.4 Teknik Pengujian Keabsahan Data.............................................. 8
3.1 Kesimpulan................................................................................... 14
3.2 Saran ........................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
Di Era saat ini banyak sekali pihak-pihak yang berasal dari kalangan
non-kualitatif yang mempertanyakan terkait hal : penelitian kualitatif
apakah termasuk dalam penelitian yang memang benar-benar ilmiah?”.
Tentunya dari pertanyaan tersebut timbul permasalahan yang
melatarbelakangi baik tidaknya penggunaan penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif pada awalnya sudah menyatu dalam derajat
kepercayaan yang dikenal dengan istilah keabsahan data. Pengujian dari
keabsahan hasil penelitian ini, disamping dimanfaatkan sebagai sanggahan
balik terhadap yang diturunkan pada penelitian kualitatif yang berargumen
tidak ilmiah, disisi lain sebuh struktur yang tidak bisa di hilangkan pada
penelitian kualitatif. Maka, jika pada penelitian kualitatif sipeneliti
melakukan prosedur penelitian keabsahan data yang akurat tentunya hasil
yang dicapai bisa dipertanggungjawabkan dengan maksimal.
Pada penelitian, dalam proses pengumpulan data lalu sampai tahap
pengolahan data merupakan hal yang tidak mudah untuk dikerjakan.
Karena, jika data yang diperoleh salah atau tidak akurat tentunya akan
berdampak pada hasil pengolahan data yang tidak akurat juga. Sama halnya
dengan bila peneliti mendapatkan data yang tidak sesuai kriteria pada
keabsahan data maka akan berdampak pengulangan pengumpulan data.
Sehingga perlu dilakukan pengujian kembali terkait keabsahan data tersebut.
Jika dilihat dari permasalahan diatas maka penulis akan membahas secara
rinci terkait penelitian kualitatif dan pengujian keabssahan data kualitatif.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi penelitian kualitatif?
2. Bagaimana definisi keabsahan data?
3. Apa saja parameter keabsahan data?
4. Bagaimana cara pengujian keabsahan data?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Penelitian kualitatif tidak serta merta menggunakan statistik
melainkan dari pegumpulan data, analisis, dan kemudian
diinterprestasikan..1
b. Ciri-Ciri Penelitian Kualitatif.
Pada penelitian kualitatif perlu adanya keadaanya yang
menggambarkan penelitian kualitatif tersebut. Dibawah ini beberapa
gambaran keadaan dari ciri-ciri penelitian kualitatif yaitu sebagai berikut :
a. Data yang dikumpulkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya atau
alamiah (natural setting) dan peneliti sebagai alat penelitian yaitu yang
bertidak sebagai pengumpul data dari pengamatan dan wawancara.
b. Pengumpulan data secara deskriptif data yang diperoleh dari penelitian
berupa kata-kata, gambar dan bukan angka.
c. Latar belakang tingkah laku atau perbuatan dicari maknanya sehingga
yang ada dibalik tingkah laku manusia menjadi hal penting bagi
penelitian kualitatif.
d. Mengumpulkan dan mencatat data yang sangat rinci mengenai hal-hal
yang dianggap bertalian.
e. Sampel dipilih secara purposive (sengaja) sesuai dengan karakteristik
yang ditentukan.2
1
Albi Anggito,Johan Setiawan,S.Pd,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jawa Barat: CV
Jejak, 2018), hal. 7-9.
2
Setya Mustafa, Pinton, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif(Malang:
UNM,2020), hal. 7-8.
6
kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas), disesuaikan dengan
tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri.
Keabsahan data yaitu bahwa setiap keadaan harus memenuhi :
1. Mendemonstrasikan nilai yang benar
2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan
3. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi
dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-
keputusannya.3
7
penelitian kualitatif identik dengan validitas internal dalam tradisi
penelitian kuantitatif.
2) Transferability
Transferability atau keteralihan identik dengan validitas eksternal
dalam tradisi penelitian kualitatif. Pada konteks transferability,
permasalahan dalam kemampuan pengaplikasian merupakan
permasalahan bersama antara peneliti dengan pengguna. Disini tugas
seorang peneliti adalah mendeskripsikan setting penelitian secara
menyeluruh, lengkap, mendalam, utuh dan rinci.
3) Dependability
Dependability merupakan derajat keterandalan penelitian, dimana
seorang peneliti harus bisa menjaga kualitas proses dan hasil agar
benar sebagaimana adanya.
4) Confirmabilit
Confirmability atau derajat penegasan objektivitas yaitu berbicara
tentang keabsahan data dengan memastikan apakah hasil penelitian
dapat dibuktikan kebenaranya dimana hasil penelitian sesuai antara
data yang dikumpulkan dilapangan dan dicantumkan dalam laporan.
8
7. Pengecekan anggota
6
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: CV. Alfabeta, 2008), hal. 121
7
Kartini, Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung : Mandar Maju, 1990),
hal 159.
8
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif Edisi Kedua, (Jakarta: Erlangga, 2009), hal. 145.
9
Dalam penelitian kualitatif harus mengumpulkan data yang benar,
aktual, akurat dan lengkap. Peneliti harus menunjukan
kegigihannya dalam mengejar data yang sudah diperoleh untuk
lebih diperdalam dan hal yang belum ada terus diupayakan
keberadaanya. Dengan meningkatkan ketekunan dan kegigihan
berarti peneliti melakukan pengamatan secara cermat dan
berkesinambungan.
c. Triangulasi
Didalam penelitian kualitatif pengujian keabsahan data dilakukan
dengan menggunakan teknik trianggulasi sumber data, pengecekan
anggota dan diskusi teman sejawat. Trianggulasi pengumpulan data
dilakukan dengan membandingkan data atau informasi yang
dikumpulkan melalui teknik wawancara mendalam dengan data
atau informasi yang diperoleh melalui teknik observasi partisipan,
dan data informasi yang diperoleh melalui teknik dokumentasi.9
d. Pemeriksaan Sejawat
Diskusi teman sejawat dilakukan dengan cara membicarakan data
dan informasi yang telah terkumpul dengan kolega yang memiliki
pengetahuan dn keahlian yang relevan. Peneliti mendatangi dan
atau mengundang teman sejawat sesuai dengan kriteria tersebut
untuk membicarakan data dan atau informasi yang telah terkumpul
sesuai dengan fokus penelitian.
Untuk memastikan dan mempertahankan keabsahan standar
konfirmabilitas ini, peneliti mengkonsultasikan setiap langkah
kegiatan kepada pembimbing, sejak pengembangan desain,
refocus, penentuan konteks dan narasumber, instrumentasi,
pengumpulan data dan analisis data, serta penyajian lapran hasil
9
Asmoni, Kebijakan peningkatan mutu sekolah menengah kejuruan berbasis ISO
9001:2008, (Jakad Media Publishing, 2018), hal: 123-125
10
penelitian. Setiap langkah tersebut merupakan jaminan dalam
membangun konfirmabilitas penelitian.10
e. Analisis Kasus Negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda
dengan hasil penelitia hingga pada saat tertentu. Melakukan analiss
kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau
bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila
tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan,
berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. Tetapi bila
peneliti masih mendapatkan data-data yang bertentangan
dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan
merubah temuannya. Hal ini sangat tergantung seberapa besar
kasus negatif yang muncul. (Sugiyono, 2012).
f. Kecukupan Referensial
Kecukupan referensial merupakan alat yang digunakan sebagai
penyesuaian antara kritik tertulis sebagai keperluan evaluasi.
Kecukupan referensial ini adalah tersedianya pendukung sebagai
pembuktian data yang didapat oleh peneliti. Misalnya data hasil
interview yang tersuport oleh rekaman interview.
g. Pengecekan Anggota
Pengecekan anggota merupakan proses pengecekan data yang
diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan dari pengecekan
anggota adalah sebagai untuk mengetahui seberapa jauh data yang
diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
2) Pengujian Transferability.
Dalam penelitian kualitatif tidak dikenal validitas eksternal
tetapi menggunakan istilah atau konsep keteralihan atau
transferabilitas. Keteralihan berarti bahwa hasil penelitian dapat
diterapkan atau digunakan pada situasi lain yang memiliki
10
Asmoni, Kebijakan peningkatan mutu sekolah menengah kejuruan berbasis ISO 9001:2008,
(Jakad Media Publishing, 2018), hal: 123-125
11
karakteristik dan konteks yang relatif sama. Keteralihan sebagai
persoalan empiris bergantung pada kesamaan antara konteks lokasi
penelitian dengan lokasi lain yang akan diterapkan. Untuk melakukan
pengalihan hasil penelitian, peneliti harus mencari dan mengumpulkan
data empiris tentang kesamaan konteks.
Transferabilitas berkaitan dengan hasil penelitian yang mana
hasil penelitian tersebut dapat diaplikasikan atau digunakan dalam
situasi lain. Untuk mendapatkan derajat transferabilitas yang tinggi
sangat tergantung pada kemampuan peneliti mengangkat maknamakna
esensial temuannya dan melakukan refleksi dan analisis kritis yang
ditunjukkan dalam pembahasan penelitian. Agar orang lain dapat
memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk
menerapkan hasil penelitian tersebut di tempat lain, maka peneliti
harus membuat laporan dengan memberikan uraian dengan rinci, jelas,
sistematis, dan dapat dipercaya. Jika pembaca mendapat gambaran
yang jelas dalam penelitian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
penelitian tersebut memiliki derajat transferabilitas.
3) Pengujian Depenability
Dalam penelitian kuantatif dikenal istilah reliabilitas yang
menunjukkan konsistensi hasil penelitian meskipun penelitian itu
dilakukan berulang kali. Sebaliknya, dalam penelitian kualitatif dikenal
pengujian dependabilitas yang dilakukan dengan mengadakan audit
terhadap keseluruhan proses penelitian mulai dari menentukan masalah,
menentukan sumber data, pengambilan atau pembangkitan data,
melakukan analisis data, memeriksa keabsahan data, dan membuat
kesimpulan.
Sebuah penelitian dapat dikatakan reliabel jika orang lain dapat
mengulangi proses penelitian tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan
cara mengaudit keseluruhan proses penelitian. Proses auditing
dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing dengan cara
12
mengaudit keseluruhan kegiatan peneliti dalam melakukan penelitian.
Proses auditing tidak dapat dilakukan jika peneliti tidak memiliki
catatan-catatan yang lengkap selama melaksanakan penelitian sejak
awal mulai dari pembangkitan dan pengambilan data sampai pada
pengambilan kesimpulan. Proses ini di sebut proses audit
kebergantungan.
Audit ketergantungan
4) Pengujian Confirmability
Pada teknik pengujian confirmability juga dikenal sebagai
objektivitas penelitian. Dikatakan objektivitas penelitian karena adanya
kesepakatan dari banyak pihak. Pada penelitian kualitatif pada
pengujian confirmability ini sangat sama dengan pengujian pada
dependeability, sehingga pada teknik pemeriksaan dilakukan secara
bersama. Pengujian dengan teknik confirmability sama juga halnya
menguji hasil penelitian yang disatukan pada proses yang dikerjakan.
Jika hasil dari suatu penelitian termasuk dalam fungsi , maka penelitian
yang dimaksud sudah sesuai dengan prosedur confirmability. Proses ini
juga disebut dengan pelaksanaan audit kepastian.12
11
Asmoni, Kebijakan peningkatan mutu sekolah menengah kejuruan berbasis ISO 9001:2008,
(Jakad Media Publishing, 2018), hal: 123-125
12
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: CV. Alfabeta, 2008), hal. 131
13
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah pada makalah ini, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. metode penelitian yang bersifat deskriptif yang diperoleh dari sumber
kata-kata tertulis maupun lisan dari pihak-pihak orang dan tingkah
laku dari pengamatan sipeneliti
2. Keabsahan data yaitu:
a. Memperaktekan hasil yang sesuai
b. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan
c. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang
konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan
keputusan-keputusannya.
3. Parameter dari keabsahan data meliputi pengujian
Credibility(Kepercayaan), Transferability (keteralihan),
Dependability (kebergantungan), dan Confirmability (Kepastian).
4. Teknik pemeriksaan keabsahan data antara lain, perpanjangan keikut
sertaan, ketekunan pengamatan, triangualasi, pengecekan sejawat,
kecukupan referensial, kajian kasus negatif, pengecekan anggota,
uraian rinci, audit kebergantungan, dan audit kepastian.
B. SARAN
Dengan demikian hasil pembahasan yang tertuang pada makalah
ini, penulis berharap supaya makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
sebagai penambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga
menyadari ketidaksempurnaannya makah ini, maka dari itu pemakalah
berharap kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah
selanjutnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15