Anda di halaman 1dari 31

SOAL

1. Administrasi Pemerintahan diatur di dalam :

a. UU No. 5 Tahun 1986 d. UU No. 30 Tahun 2014

b. UU No. 51 Tahun 2009 e. UU No. 23 Tahun 2014

c. UU No. 9 Tahun 2004

2. Administrasi Pemerintahan adalah :

a. Keputusan Pejabat Pemerintahan yang berwenang sebagai wujud persetujuan atas permohonan
Warga Masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

b. prinsip yang digunakan sebagai acuan penggunaan Wewenang bagi Pejabat Pemerintahan dalam
mengeluarkan Keputusan dan/atau Tindakan dalam penyelenggaraan pemerintahan

c. kekuasaan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk bertindak
dalam ranah hukum publik

d. tata laksana dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan oleh badan dan/atau pejabat
pemerintahan

e. perbuatan Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk melakukan dan/atau tidak
melakukan perbuatan konkret dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

3. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan adalah :

a. fungsi dalam melaksanakan Administrasi Pemerintahan yang meliputi fungsi pengaturan, pelayanan,
pembangunan, pemberdayaan, dan pelindungan

b. kerja sama antara Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan guna kelancaran pelayanan Administrasi
Pemerintahan di suatu instansi pemerintahan yang membutuhkan

c. seseorang atau badan hukum perdata yang terkait dengan Keputusan dan/atau Tindakan

d. pejabat langsung yang mempunyai kedudukan dalam organisasi atau strata pemerintahan yang lebih
tinggi
e. unsur yang melaksanakan Fungsi Pemerintahan, baik di lingkungan pemerintah maupun
penyelenggara negara lainnya

4. Wewenang adalah :

a. hak yang dimiliki oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara
lainnya untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan dalam penyelenggaraan
pemerintahan

b. kekuasaan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk bertindak
dalam ranah hukum publik

c. perbuatan Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk melakukan dan/atau tidak
melakukan perbuatan konkret dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

d. tindakan yang ditetapkan dan/atau dilakukan oleh Pejabat Pemerintahan untuk mengatasi persoalan
konkret yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam hal peraturan perundang-
undangan yang memberikan pilihan, tidak mengatur, tidak lengkap atau tidak jelas, dan/atau adanya
stagnasi pemerintahan

e. pernyataan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan mengenai keabsahan suatu salinan surat atau
dokumen Administrasi Pemerintahan yang dinyatakan sesuai dengan aslinya

5. Keputusan Administrasi Pemerintahan adalah :

a. tata laksana dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan oleh badan dan/atau pejabat
pemerintahan

b. perbuatan Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk melakukan dan/atau tidak
melakukan perbuatan konkret dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

c. ketetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam
penyelenggaraan pemerintahan

d. Keputusan dan/atau Tindakan yang ditetapkan dan/atau dilakukan oleh Pejabat Pemerintahan untuk
mengatasi persoalan konkret yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam hal
peraturan perundang-undangan yang memberikan pilihan, tidak mengatur, tidak lengkap atau tidak
jelas, dan/atau adanya stagnasi pemerintahan

e. pemberian Kewenangan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan oleh Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau Undang-Undang
6. Fungsi Pemerintahan adalah :

a. unsur yang melaksanakan Fungsi Pemerintahan, baik di lingkungan pemerintah maupun


penyelenggara negara lainnya

b. fungsi dalam melaksanakan Administrasi Pemerintahan yang meliputi fungsi pengaturan,


pelayanan, pembangunan, pemberdayaan, dan pelindungan

c. hak yang dimiliki oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya
untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan dalam penyelenggaraan pemerintahan

d. proses penyelesaian sengketa yang dilakukan dalam lingkungan Administrasi Pemerintahan sebagai
akibat dikeluarkannya Keputusan dan/atau Tindakan yang merugikan

e. prinsip yang digunakan sebagai acuan penggunaan Wewenang bagi Pejabat Pemerintahan dalam
mengeluarkan Keputusan dan/atau Tindakan dalam penyelenggaraan pemerintahan

7. Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB) adalah :

a. fungsi dalam melaksanakan Administrasi Pemerintahan yang meliputi fungsi pengaturan, pelayanan,
pembangunan, pemberdayaan, dan pelindungan

b. hak yang dimiliki oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya
untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan dalam penyelenggaraan pemerintahan

c. kekuasaan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk bertindak
dalam ranah hukum publik

d. prinsip yang digunakan sebagai acuan penggunaan Wewenang bagi Pejabat Pemerintahan
dalam mengeluarkan Keputusan dan/atau Tindakan dalam penyelenggaraan pemerintahan

e. perbuatan Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk melakukan dan/atau tidak
melakukan perbuatan konkret dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
8. Upaya Administratif adalah :

a. proses penyelesaian sengketa yang dilakukan dalam lingkungan Administrasi Pemerintahan


sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan dan/atau Tindakan yang merugikan

b. klaim penggunaan Wewenang yang dilakukan oleh 2 (dua) Pejabat Pemerintahan atau lebih yang
disebabkan oleh tumpang tindih atau tidak jelasnya Pejabat Pemerintahan yang berwenang
menangani suatu urusan pemerintahan

c. kondisi Pejabat Pemerintahan yang memiliki kepentingan pribadi untuk menguntungkan diri sendiri
dan/atau orang lain dalam penggunaan Wewenang sehingga dapat mempengaruhi netralitas dan
kualitas Keputusan dan/atau Tindakan yang dibuat dan/atau dilakukannya

d. kerja sama antara Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan guna kelancaran pelayanan Administrasi
Pemerintahan di suatu instansi pemerintahan yang membutuhkan

e. fungsi dalam melaksanakan Administrasi Pemerintahan yang meliputi fungsi pengaturan, pelayanan,
pembangunan, pemberdayaan, dan pelindungan

9. kekuasaan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk bertindak
dalam ranah hukum publik disebut :

a. Tindakan d. Sengketa Kewenangan

b. Wewenang e. Izin

c. Kewenangan

10. perbuatan Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk melakukan dan/atau tidak
melakukan perbuatan konkret dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan disebut :

a. Izin d. Upaya Administratif

b. Wewenang e. Tindakan

c. Atribusi
11. pernyataan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan mengenai keabsahan suatu salinan surat atau
dokumen Administrasi Pemerintahan yang dinyatakan sesuai dengan aslinya disebut :

a. Wewenang d. Keputusan

b. Tindakan e. Legalisasi

c. Upaya Administratif

12. Keputusan dan/atau Tindakan yang ditetapkan dan/atau dilakukan oleh Pejabat Pemerintahan untuk
mengatasi persoalan konkret yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam hal
peraturan perundang-undangan yang memberikan pilihan, tidak mengatur, tidak lengkap atau tidak
jelas, dan/atau adanya stagnasi pemerintahan disebut :

a. Diskresi d. Atribusi

b. Legalisasi e. Dispensasi

c. Konsesi

13. Keputusan Pejabat Pemerintahan yang berwenang sebagai wujud persetujuan atas permohonan Warga
Masyarakat yang merupakan pengecualian terhadap suatu larangan atau perintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan disebut :

a. Dispensasi d. Konsesi

b. Diskresi e. Izin

c. Delegasi

14. pelimpahan Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan tanggung gugat beralih
sepenuhnya kepada penerima kewenangan disebut :

a. Atribusi d. Dispensasi

b. Delegasi e. Legalisasi

c. Konsesi
15. Keputusan Pejabat Pemerintahan yang berwenang sebagai wujud persetujuan dari kesepakatan Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan dengan selain Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam pengelolaan
fasilitas umum dan/atau sumber daya alam dan pengelolaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan disebut :

a. Diskresi d. Atribusi

b. Delegasi e. Mandat

c. Konsesi

16. pemberian Kewenangan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan oleh Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau Undang-Undang disebut :

a. Dispensasi d. Mandat

b. Delegasi e. Atribusi

c. Izin

17. Keputusan Pejabat Pemerintahan yang berwenang sebagai wujud persetujuan atas permohonan Warga
Masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan disebut :

a. Atribusi d. Izin

b. Dispensasi e. Mandat

c. Diskresi

18. pelimpahan Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan tanggung gugat tetap
berada pada pemberi kewenangan disebut :

a. Atribusi d. Mandat

b. Izin e. Diskresi

c. Delegasi
19. Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan berdasarkan :

1. asas tertib penyelenggara negara 4. asas pelindungan terhadap hak asasi manusia

2. asas legalitas 5. asas umum pemerintahan yang baik

3. asas akuntabilitas 6. asas efisiensi

a. 1, 2, dan 4 d. 1, 4, dan 5

b. 2, 4, dan 5 e. 3, 5, dan 6

c. 2, 3, dan 6

20. Administrasi Pemerintahan dimaksudkan untuk :

a. dasar hukum bagi yang terkait dengan administrasi pemerintahan dalam upaya
meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan

b. menciptakan tertib penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan

c. menciptakan kepastian hukum

d. mencegah terjadinya penyalahgunaan Wewenang

e. menjamin akuntabilitas Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan

21. Ruang lingkup pengaturan Administrasi Pemerintahan meliputi semua aktivitas badan dan/atau
pejabat pemerintahan yang menyelenggarakan fungsi pemerintahan dalam lingkup, kecuali :

a. lembaga eksaminatif

b. lembaga eksekutif

c. lembaga yudikatif

d. lembaga legislatif

e. lembaga lainnya yang disebutkan UUD NRI Tahun 1945 dan/atau UU


22. Pejabat Pemerintahan memiliki hak untuk menggunakan kewenangan dalam mengambil keputusan
dan/atau tindakan. Hak sebagaimana dimaksud meliputi :

1. mematuhi AUPB dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

2. melaksanakan Kewenangan yang dimiliki berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan


dan AUPB

3. membuat keputusan dan/atau tindakan sesuai dengan kewenangannya

4. mematuhi Undang-Undang ini dalam menggunakan Diskresi

5. menggunakan Diskresi sesuai dengan tujuannya

6. menyelenggarakan aktivitas pemerintahan berdasarkan Kewenangan yang dimiliki

a. semua benar d. 2, 3, dan 6

b. 2, 5, dan 6 e. 1, 4, dan 5

c. 4, 5, dan 6

23. Larangan penyalahgunaan Wewenang meliputi :

1. larangan melampaui Wewenang

2. larangan melimpahkan Wewenang

3. larangan bertindak sewenang-wenang

4. larangan menggunakan Wewenang

5. larangan mencampuradukkan Wewenang

6. larangan membuat Wewenang

a. 1, 2, dan 3 d. 1, 3, dan 5

b. 2, 4, dan 6 e. 4, 5, dan 6

c. 2, 3, dan 4
24. Pengawasan terhadap larangan penyalahgunaan Wewenang dilakukan oleh :

a. Mahkamah Agung

b. Pengadilan Tata Usaha Negara

c. Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara

d. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

e. Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara – Reformasi Birokrasi

25. Wewenang Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dibatasi oleh :

1. peraturan perundang-undangan

2. tenggang waktu

3. hak asasi manusia

4. cakupan materi

5. asas umum pemerintahan yang baik

6. wilayah berlakunya

a. 1, 2, dan 3 d. 2, 3, dan 4

b. 1, 3, dan 5 e. 4, 5, dan 6

c. 2, 4, dan 6

26. Tujuan administrasi pemerintahan adalah, kecuali :

a. memberikan pelindungan hukum kepada warga masyarakat dan aparatur pemerintahan

b. melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan dan menerapkan AUPB

c. menciptakan tertib penyelenggaraan pemerintahan

d. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada warga masyarakat

e. meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan


27. Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar Delegasi adalah :

1. UUD NRI Tahun 1945 4. Perppu

2. Permenpan – rb 5. Peraturan Pemerintah

3. Peraturan Presiden 6. Undang-Undang

a. 3 dan 5 d. 1 dan 4

b. 1 dan 6 e. 2 dan 3

c. 2 dan 5

28. Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar Atribusi adalah :

1. UUD NRI Tahun 1945 4. Perppu

2. Permenpan – rb 5. Peraturan Pemerintah

3. Peraturan Presiden 6. Undang-Undang

a. 2 dan 3 d. 1 dan 4

b. 1 dan 6 e. 2 dan 5

c. 3 dan 5
29. Pejabat Pemerintahan berkewajiban untuk menyelenggarakan Administrasi Pemerintahan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, kebijakan pemerintahan, dan AUPB. Kewajiban
sebagaimana dimaksud meliputi :

1. memberitahukan kepada Warga Masyarakat yang berkaitan dengan Keputusan dan/atau Tindakan
yang menimbulkan kerugian paling lama 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak Keputusan
dan/atau Tindakan ditetapkan dan/atau dilakukan

2. menerbitkan Izin, Dispensasi, dan/atau Konsesi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan

3. menerbitkan Keputusan terhadap permohonan Warga Masyarakat, sesuai dengan hal-hal yang
diputuskan dalam keberatan/banding

4. menyusun standar operasional prosedur pembuatan Keputusan dan/atau Tindakan

5. menjatuhkan sanksi administratif kepada bawahan yang melakukan pelanggaran sebagaimana


diatur dalam Undang-Undang ini

6. menunjuk pelaksana harian atau pelaksana tugas untuk melaksanakan tugas apabila pejabat
definitif berhalangan

a. semua benar d. 1, 3, dan 4

b. 1, 4, dan 5 e. 2, 3, dan 6

c. 3, 5, dan 6

30. Asas Umum Pemerintahan yang Baik meliputi :

1. Efisiensi 5. Akuntabilitas

2. Efektivitas 6. Tertib penyelenggara negara

3. Kemanfaatan 7. Tidak menyalahgunakan kewenangan

4. Kecermatan 8. Pelayanan yang baik

a. 1, 2, 3, 4 d. 5, 6, 7, 8

b. 1, 2, 5, 6 e. semua benar
c. 3, 4, 7, 8

31. penggunaan Diskresi Pejabat Pemerintahan bertujuan untuk, kecuali :

a. melancarkan penyelenggaraan pemerintahan

b. mengisi kekosongan hukum

c. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada warga masyarakat

d. memberikan kepastian hukum

e. mengatasi stagnasi pemerintahan dalam keadaan tertentu guna kemanfaatan dan kepentingan umum

32. Keputusan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan berbentuk Izin apabila :

1. persetujuan diperoleh berdasarkan kesepakatan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dengan pihak
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan/atau swasta

2. diterbitkan persetujuan sebelum kegiatan dilaksanakan

3. kegiatan yang akan dilaksanakan merupakan kegiatan yang memerlukan perhatian khusus dan/atau
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan

4. kegiatan yang akan dilaksanakan merupakan kegiatan pengecualian terhadap suatu larangan atau
perintah

a. 1 dan 2 d. 2 dan 4

b. 2 dan 3 e. 1 dan 3

c. 3 dan 4
33 Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dikategorikan mencampuradukkan Wewenang apabila
Keputusan dan/atau Tindakan yang dilakukan :

1. melampaui masa jabatan atau batas waktu berlakunya Wewenang

2. di luar cakupan bidang atau materi Wewenang yang diberikan

3. bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

4. bertentangan dengan tujuan Wewenang yang diberikan

a. 2 dan 4 d. 1 dan 3

b. 1 dan 2 e. 2 dan 3

c. 3 dan 4

34. Dalam hal menteri/pimpinan lembaga dan kepala daerah memiliki Konflik Kepentingan. maka
Keputusan dan/atau Tindakan ditetapkan dan/atau dilakukan oleh :

a. menteri/pimpinan lembaga d. mahkamah konstitusi

b. kepala daerah e. presiden

c. DPR

35. Keputusan meliputi Keputusan yang bersifat :

1. final dan mengikat 3. deklaratif

2. konstitutif 4. condemnatoir

a. 1 dan 3 d. 2 dan 4

b. 1 dan 2 e. 2 dan 3

c. 3 dan 4

36 Apabila Keputusan ditetapkan oleh bupati/walikota, penjatuhan sanksi dilakukan oleh :

a. Atasan Pejabat d. Gubernur

b. Kepala Daerah e. Pengadilan Tata Usaha Negara

c. Menteri/Pimpinan Lembaga
37. Syarat sahnya Keputusan meliputi :

1. ditetapkan oleh pejabat yang berwenang

2. memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat

3. menimbulkan konflik kepentingan

4. dibuat sesuai prosedur

5. substansi yang sesuai dengan objek Keputusan

6. adanya sanksi administratif

a. 1, 2 dan 4 d. 2, 3, dan 4

b. 1, 4, dan 5 e. 4, 5, dan 6

c. 3, 5, dan 6

38. Konflik Kepentingan terjadi apabila dalam menetapkan dan/atau melakukan Keputusan dan/atau
Tindakan dilatarbelakangi, kecuali :

a. adanya kepentingan umum yang sangat mendesak

b. adanya kepentingan pribadi dan/atau bisnis

c. hubungan dengan pihak yang bekerja dan mendapat gaji dari pihak yang terlibat

d. hubungan dengan wakil pihak yang terlibat

e. hubungan dengan pihak yang memberikan rekomendasi terhadap pihak yang terlibat

39. Penggunaan Diskresi dikategorikan sebagai tindakan sewenang-wenang apabila :

a. dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang

b. dikeluarkan oleh pejabat yang tidak berwenang

c. tanpa dasar Kewenangan

d. bertentangan dengan tujuan Wewenang yang diberikan

e. bertentangan dengan Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap


40. Pengaturan Administrasi Pemerintahan mencakup :

1. hak dan kewajiban pejabat pemerintahan

2. kepentingan umum

3. perlindungan terhadap hak asasi manusia

4. penyelenggaraan administrasi pemerintahan

5. prosedur administrasi pemerintahan

6. kepastian hukum

7. pelayanan yang baik

8. sanksi administratif

a. 1, 2, 7, 8 d. 3, 5, 6, 7

b. 1, 4, 5, 8 e. 1, 3, 5, 7

c. 2, 4, 6, 8

41. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dikategorikan melampaui Wewenang apabila Keputusan
dan/atau Tindakan yang dilakukan :

1. melampaui masa jabatan atau batas waktu berlakunya Wewenang

2. melampaui batas wilayah berlakunya Wewenang

3. bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

4. bertentangan dengan tujuan Wewenang yang diberikan

5. tanpa dasar Kewenangan

6. bertentangan dengan Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap

a. 3, 4, dan 6 d. 1, 2, dan 3

b. 2, 3, dan 4 e. 2, 3, dan 5

c. 1, 4, dan 5
42. Diskresi Pejabat Pemerintahan meliputi, kecuali :

a. pengambilan Keputusan dan/atau Tindakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan


yang memberikan suatu pilihan Keputusan dan/atau Tindakan

b. pengambilan Keputusan dan/atau Tindakan karena peraturan perundang-undangan tidak mengatur

c. pengambilan Keputusan dan/atau Tindakan karena peraturan perundang-undangan tidak lengkap


atau tidak jelas

d. pengambilan Keputusan dan/atau Tindakan berdasarkan Putusan Pengadilan yang


berkekuatan hukum tetap

e. pengambilan Keputusan dan/atau Tindakan karena adanya stagnasi pemerintahan guna kepentingan
yang lebih luas

43. Keputusan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan berbentuk Konsesi apabila :

1. persetujuan diperoleh berdasarkan kesepakatan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dengan pihak
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan/atau swasta

2. diterbitkan persetujuan sebelum kegiatan dilaksanakan

3. kegiatan yang akan dilaksanakan merupakan kegiatan yang memerlukan perhatian khusus dan/atau
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan

4. kegiatan yang akan dilaksanakan merupakan kegiatan pengecualian terhadap suatu larangan atau
perintah

a. 1, 2, dan 3 d. 1, 2, dan 4

b. 2, 3, dan 4 e. semua benar

c. 1, 3, dan 4

44. Keputusan dapat dilakukan perubahan apabila terdapat, kecuali :

a. kesalahan konsideran d. perubahan dasar pembuatan Keputusan

b. kesalahan prosedur e. fakta baru

c. kesalahan redaksional
45. Keputusan yang sudah ditetapkan tidak dapat ditunda pelaksanaannya, kecuali jika berpotensi
menimbulkan :

1. penyalahgunaan kewenangan 4. ketidakefektifan penyelenggaraan pemerintahan

2. tindakan sewenang-wenang 5. kerusakan lingkungan hidup

3. kerugian negara 6. konflik sosial

a. 2, 4, dan 6 d. 1, 2, dan 4

b. 1, 3, dan 5 e. 3, 5, dan 6

c. 3, 4, dan 6

46. Keputusan pencabutan dapat dilakukan oleh :

1. Pejabat Pemerintahan yang menetapkan Keputusan

2. Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara

3. Mahkamah Agung

4. Atasan Pejabat yang menetapkan Keputusan

5. Mahkamah Konstitusi

6. Pengadilan Tata Usaha Negara

a. 1, 2, dan 4 d. 2, 4, dan 6

b. 3, 5, dan 6 e. 1, 2, dan 3

c. 1, 4, dan 6

47. Pejabat Pemerintahan yang menggunakan Diskresi harus memenuhi syarat, kecuali :

a. tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

b. berdasarkan alasan-alasan yang objektif

c. dituangkan dalam bentuk peraturan sebelum diskresi dilaksanakan

d. tidak menimbulkan konflik kepentingan

e. dilakukan dengan iktikad baik


48. Dalam hal pejabat di lingkungan kementerian/lembaga memiliki Konflik Kepentingan. maka
Keputusan dan/atau Tindakan ditetapkan dan/atau dilakukan oleh :

a. menteri/pimpinan lembaga d. mahkamah konstitusi

b. kepala daerah e. presiden

c. DPR

49. Keputusan hanya dapat dilakukan pencabutan apabila terdapat cacat :

1. hukum 4. prosedur

2. wewenang 5. substansi

3. materil 6. formil

a. 1, 3, dan 6 d. 2, 4, dan 6

b. 2, 4, dan 5 e. 4, 5, dan 6

c. 1, 2, dan 3

50. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dikategorikan bertindak sewenang-wenang apabila Keputusan
dan/atau Tindakan yang dilakukan :

1. tanpa dasar Kewenangan

2. melampaui batas wilayah berlakunya Wewenang

3. bertentangan dengan tujuan Wewenang yang diberikan

4. bertentangan dengan Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap

a. 1 dan 2 d. 1 dan 4

b. 2 dan 3 e. 1 dan 3

c. 3 dan 4
51. perubahan suatu Keputusan hanya dapat ditetapkan oleh :

a. Mahkamah Agung

b. Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara

c. Pengadilan Tata Usaha Negara

d. Pejabat Pemerintahan yang menetapkan surat keputusan

e. Atasan Pejabat yang menetapkan Keputusan

52. Keputusan hanya dapat dilakukan pembatalan apabila terdapat cacat :

1. hukum 4. prosedur

2. wewenang 5. substansi

3. materil 6. formil

a. 1, 3, dan 6 d. 2, 4, dan 6

b. 2, 4, dan 5 e. 4, 5, dan 6

c. 1, 2, dan 3

53. Keputusan berakhir apabila, kecuali :

a. habis masa berlakunya

b. berdasarkan putusan Pengadilan

c. diubah oleh Pejabat Pemerintahan yang berwenang

d. dicabut oleh Pejabat Pemerintahan yang berwenang

e. dibatalkan oleh Pejabat Pemerintahan yang berwenang


54. Syarat sahnya Keputusan meliputi :

1. ditetapkan oleh pejabat yang berwenang

2. memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat

3. menimbulkan konflik kepentingan

4. dibuat sesuai prosedur

5. substansi yang sesuai dengan objek Keputusan

6. adanya sanksi administratif

a. 1, 2 dan 4 d. 2, 3, dan 4

b. 1, 4, dan 5 e. 4, 5, dan 6

c. 3, 5, dan 6

55. Penggunaan Diskresi dikategorikan melampaui Wewenang apabila :

1. bertindak melampaui batas waktu berlakunya Wewenang yang diberikan oleh ketentuan peraturan

perundang-undangan

2. menggunakan Diskresi tidak sesuai dengan tujuan Wewenang yang diberikan

3. bertindak melampaui batas wilayah berlakunya Wewenang yang diberikan oleh ketentuan
peraturan

perundang-undangan

4. bertentangan dengan AUPB

a. 3 dan 4 d. 2 dan 3

b. 2 dan 4 e. 1 dan 3

c. 1 dan 2
56. Keputusan pembatalan dapat dilakukan oleh :

1. Pejabat Pemerintahan yang menetapkan Keputusan

2. Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara

3. Mahkamah Agung

4. Atasan Pejabat yang menetapkan Keputusan

5. Mahkamah Konstitusi

6. Pengadilan Tata Usaha Negara

a. 1, 2, dan 4 d. 2, 4, dan 6

b. 3, 5, dan 6 e. 1, 2, dan 3

c. 1, 4, dan 6

57. Penundaan Keputusan dapat dilakukan oleh :

1. Pejabat Pemerintahan yang menetapkan Keputusan

2. Pengadilan Tata Usaha Negara

3. Atasan Pejabat

4. Mahkamah Agung

a. 1 dan 2 d. 1 dan 3

b. 2 dan 3 e. 2 dan 4

c. semua benar
58. Keputusan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan berbentuk Dispensasi apabila :

1. persetujuan diperoleh berdasarkan kesepakatan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dengan pihak
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan/atau swasta

2. diterbitkan persetujuan sebelum kegiatan dilaksanakan

3. kegiatan yang akan dilaksanakan merupakan kegiatan yang memerlukan perhatian khusus dan/atau
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan

4. kegiatan yang akan dilaksanakan merupakan kegiatan pengecualian terhadap suatu larangan atau
perintah

a. 1 dan 2 d. 2 dan 4

b. 2 dan 3 e. 1 dan 3

c. 3 dan 4

59. Dalam hal pejabat daerah memiliki Konflik Kepentingan. maka Keputusan dan/atau Tindakan
ditetapkan dan/atau dilakukan oleh :

a. menteri/pimpinan lembaga d. mahkamah konstitusi

b. kepala daerah e. presiden

c. DPR
60. Penggunaan Diskresi dikategorikan mencampuradukkan Wewenang apabila :

1. bertindak melampaui batas waktu berlakunya Wewenang yang diberikan oleh ketentuan peraturan

perundang-undangan

2. menggunakan Diskresi tidak sesuai dengan tujuan Wewenang yang diberikan

3. bertindak melampaui batas wilayah berlakunya Wewenang yang diberikan oleh ketentuan
peraturan

perundang-undangan

4. bertentangan dengan AUPB

a. 3 dan 4 d. 2 dan 3

b. 2 dan 4 e. 1 dan 3

c. 1 dan 2

61. Akibat hukum Keputusan dan/atau Tindakan yang Tidak Sah menjadi :

1. tidak mengikat sejak Keputusan dan/atau Tindakan tersebut ditetapkan

2. tidak mengikat sejak saat dibatalkan atau tetap sah sampai adanya pembatalan

3. segala akibat hukum yang ditimbulkan dianggap tidak pernah ada

4. berakhir setelah ada pembatalan

a. 1 dan 3 d. 2 dan 4

b. 1 dan 2 e. 3 dan 4

c. 2 dan 3
62. Akibat hukum Keputusan dan/atau Tindakan yang dapat dibatalkan menjadi :

1. tidak mengikat sejak Keputusan dan/atau Tindakan tersebut ditetapkan

2. tidak mengikat sejak saat dibatalkan atau tetap sah sampai adanya pembatalan

3. segala akibat hukum yang ditimbulkan dianggap tidak pernah ada

4. berakhir setelah ada pembatalan

a. 1 dan 3 d. 2 dan 4

b. 1 dan 2 e. 3 dan 4

c. 2 dan 3

63. Keputusan dapat diajukan keberatan dalam waktu paling lama .............. sejak diumumkannya
Keputusan tersebut oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan

a. 7 hari kerja d. 21 hari kerja

b. 10 hari kerja e. 30 hari kerja

c. 14 hari kerja

64. Keputusan dan/atau Tindakan dapat dibatalkan apabila :

1. terdapat kesalahan konsideran 3. terdapat kesalahan prosedur

2. terdapat kesalahan redaksional 4. terdapat kesalahan substansi

a. 1 dan 2 d. 2 dan 4

b. 3 dan 4 e. semua benar

c. 1 dan 3
65. Keputusan dan/atau Tindakan tidak sah apabila :

1. dibuat oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang tidak berwenang

2. bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

3. dibuat oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang melampaui kewenangannya

4. bertentangan dengan asas umum pemerintahan yang baik

5. dibuat oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang bertindak sewenang-wenang

6. diputus oleh Pengadilan

a. 1, 2, dan 3 d. 1, 3, dan 5

b. semua benar e. 2, 4, dan 6

c. 4, 5, dan 6

66. Upaya Administratif terdiri atas :

1. keberatan 3. banding

2. kasasi 4. Peninjauan kembali

a. 1 dan 2 d. 1 dan 3

b. 1 dan 4 e. 2 dan 3

c. 2 dan 4

67. Keputusan dapat diajukan banding dalam waktu paling lama .............. sejak keputusan upaya
keberatan diterima

a. 7 hari kerja d. 21 hari kerja

b. 10 hari kerja e. 30 hari kerja

c. 14 hari kerja
68. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan menyelesaikan keberatan paling lama :

a. 30 hari kerja d. 5 hari kerja

b. 14 hari kerja e. 10 hari kerja

c. 21 hari kerja

69. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan menyelesaikan banding paling lama :

a. 30 hari kerja d. 5 hari kerja

b. 14 hari kerja e. 10 hari kerja

c. 21 hari kerja

70. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan wajib menetapkan Keputusan sesuai dengan permohonan
keberatan paling lama ............. setelah berakhirnya tenggang waktu

a. 30 hari kerja d. 5 hari kerja

b. 14 hari kerja e. 10 hari kerja

c. 21 hari kerja

71. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan wajib menetapkan Keputusan sesuai dengan permohonan
banding paling lama ............... setelah berakhirnya tenggang waktu

a. 30 hari kerja d. 5 hari kerja

b. 14 hari kerja e. 10 hari kerja

c. 21 hari kerja

72. Pejabat Pemerintahan dikenai sanksi administratif ringan apabila melanggar ketentuan :

a. Pasal 42 ayat (1) d. Pasal 70 ayat (3)

b. Pasal 25 ayat (1) e. Pasal 53 ayat (2)

c. Pasal 72 ayat (1)


73. Pejabat Pemerintahan dikenai sanksi administratif sedang apabila melanggar ketentuan :

a. Pasal 44 ayat (4) dan Pasal 44 ayat (5) d. Pasal 77 ayat (3) dan Pasal 77 ayat (7)

b. Pasal 67 ayat (2) dan Pasal 75 ayat (4) e. Pasal 70 ayat (3) dan Pasal 72 ayat (1)

c. Pasal 78 ayat (3) dan Pasal 78 ayat (6)

74. Pejabat Pemerintahan dikenai sanksi administratif berat apabila melanggar ketentuan :

a. Pasal 27 dan Pasal 47 d. Pasal 70 ayat (3) dan Pasal 72 ayat (1)

b. Pasal 17 dan Pasal 42 e. Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 53 ayat (2)

c. Pasal 26 dan Pasal 28

75. Pembinaan dan pengembangan Administrasi Pemerintahan dilakukan oleh :

a. Presiden dengan mengikutsertakan Menpan – RB

b. Menpan – RB dengan mengikutsertakan Menteri Dalam Negeri

c. Pengadilan Tata Usaha Negara dengan mengikutsertakan Menpan – RB

d. Menteri Dalam Negeri dengan mengikutsertakan Menpan – RB

e. Presiden dengan mengikutsertakan Menteri Dalam Negeri

76. Sanksi administratif ringan dapat dijatuhkan :

a. secara langsung d. setelah melalui proses pemeriksaan eksternal

b. secara tidak langsung e. setelah melalui proses pemeriksaan internal

c. setelah putusan PTUN berkekuatan hukum tetap


77. Sanksi administratif sedang berupa :

1. pemberhentian tetap tanpa memperoleh hak-hak keuangan dan fasilitas lainnya

2. teguran tertulis

3. pemberhentian sementara dengan memperoleh hak-hak jabatan

4. pemberhentian tetap dengan memperoleh hak-hak keuangan dan fasilitas lainnya

5. penundaan kenaikan pangkat, golongan, dan/atau hak-hak jabatan

6. pembayaran uang paksa dan/atau ganti rugi

a. 2 dan 5 d. 2 dan 4

b. 1 dan 3 e. 3 dan 6

c. 1 dan 4

78. Pembinaan dan pengembangan Administrasi Pemerintahan dilakukan dengan, kecuali :

a. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada Warga Masyarakat

b. mengawasi pelaksanaan Undang-Undang Administrasi Pemerintahan

c. mengembangkan konsep Administrasi Pemerintahan

d. memajukan tata pemerintahan yang baik

e. meningkatkan akuntabilitas kinerja pemerintahan


79. Sanksi administratif berat berupa :

1. pemberhentian tetap tanpa memperoleh hak-hak keuangan dan fasilitas lainnya

2. teguran tertulis

3. pemberhentian sementara dengan memperoleh hak-hak jabatan

4. pemberhentian tetap dengan memperoleh hak-hak keuangan dan fasilitas lainnya

5. penundaan kenaikan pangkat, golongan, dan/atau hak-hak jabatan

6. pembayaran uang paksa dan/atau ganti rugi

a. 2 dan 5 d. 2 dan 4

b. 1 dan 3 e. 3 dan 6

c. 1 dan 4

80. Sanksi administratif ringan berupa :

1. pemberhentian tetap tanpa memperoleh hak-hak keuangan dan fasilitas lainnya

2. teguran tertulis

3. pemberhentian sementara dengan memperoleh hak-hak jabatan

4. pemberhentian tetap dengan memperoleh hak-hak keuangan dan fasilitas lainnya

5. penundaan kenaikan pangkat, golongan, dan/atau hak-hak jabatan

6. pembayaran uang paksa dan/atau ganti rugi

a. 2 dan 5 d. 2 dan 4

b. 1 dan 3 e. 3 dan 6

c. 1 dan 4

81. Sanksi administratif sedang atau berat dapat dijatuhkan :

a. secara langsung d. setelah melalui proses pemeriksaan eksternal


b. secara tidak langsung e. setelah melalui proses pemeriksaan
internal

c. setelah putusan PTUN berkekuatan hukum tetap

82. Tata cara pengenaan sanksi administratif diatur dengan :

a. Undang-Undang d. Peraturan Pemerintah

b. Peraturan Presiden e. Permendagri

c. Permenpan – rb

83. Keputusan yang memberikan hak atau keuntungan bagi warga masyarakat dapat memuat syarat-syarat
yang tidak bertentangan dengan hukum. Syarat-syarat tersebut berupa, kecuali :

a. Keputusan dengan batas waktu

b. Keputusan atas kejadian pada masa yang akan datang

c. Keputusan dengan penarikan

d. Keputusan yang bersifat final dan mengikat

e. Keputusan yang bersifat susulan akibat adanya perubahan fakta dan kondisi hukum

84. Apabila Keputusan ditetapkan oleh gubernur, penjatuhan sanksi dilakukan oleh :

a. Atasan Pejabat d. Presiden

b. Menteri Dalam Negeri e. Pengadilan Tata Usaha Negara

c. Menteri/Pimpinan Lembaga

85. Penjatuhan sanksi dilakukan oleh, kecuali :

a. Atasan Pejabat d. Presiden

b. Kepala Daerah e. Pengadilan Tata Usaha Negara

c. Menteri/Pimpinan Lembaga
86. Sanksi administratif ringan, sedang atau berat dijatuhkan dengan mempertimbangkan unsur :

1. proporsional 3. kepastian hukum

2. profesionalitas 4. Keadilan

a. 2 dan 3 d. 3 dan 4

b. 1 dan 2 e. 1 dan 3

c. 1 dan 4

Anda mungkin juga menyukai