Anda di halaman 1dari 36

OVERVIEW POST

CLEARANCE CONTROL

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


1
Kementereian Keuangan RI
1. Gambaran Umum Post Clarance Control

2. Tools Terkait Analisis Post Clarance Control


OUTLINE
3. Peta Penerimaan Secara Nasioanl

4. Kontribusi Direktorat Audit Khususnya Subdit Perencanaan Audit


Dalam Mengawal Penerimaan Nasional

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


2
Kementerian Keuangan RI
1. Gambaran Umum Post Clearance Control

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Framework
Sistem Kepatuhan Pengguna Jasa

Dashboard Profil dan Analisis Framework SKPJ

Monitoring Post Clearence


Control

Dashboard Profil dan Analisis


Dahboard Profil Umum Dashboard Analisis
diperlukan Dalam framework SKPJ,
Analisis resiko dengan kriteria
dalam rangka monitoring PCC
1. Dashboard Populasi
dan parameter tertentu
Entitas
dengan pengujian secara
2. Dashboard Komoditas
mendalam untuk menentukan
3. Dashboard Transaksi
skala prioritas targeting.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


4
Kementerian Keuangan RI
Analisis Proses I
Transaksi tidak biasa (Trantib)
Membandingkan dengan data series transaksi entitas

Transaksi tidak standar (Trantis)


Membandingkan dengan data transaksi entitas yang
sejenis / reputable trader

Analisis Proses II

Impor : Ekspor :
• Klasifikasi • Jumlah dan Jenis
• Nilai Pabean • Tarif Bea Keluar
• Harga Ekspor

Fasilitas : Cukai :
• Jumlah dan Jenis
• Jumlah dan Jenis
• Tarif
• Tarif dan Harga Eceran
• Persediaan dan Produksi • Produksi
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
5
Kementerian Keuangan RI
Sumber dan Jenis Data
Unit Penyedia Data: Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai

1 INTERNAL NIB DJA


2 EKSTERNAL

IMPOR BI

EKSPOR BKPM

AUDIT
DJP
MANIFES

DATA LAB/PKSI NSW

DATA CUKAI PIHAK LAIN

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


6
Kementerian Keuangan RI
Alur dan Proses Analisis Target
RISK ENGINE

DATA MINING FILTERING RANKING ANALISIS NOMINASI

• Collecting • Updating Tema Penentuan • Progam Analisis Rapat Pleno


data • Review Targeting Kriteria dan Perencanaan Penentuan
• Updating data Sebelumnya Pembobotan (PAP) Target ;
existing • Identifikasi Risiko Prioritas • Laporan Analisis
• Observasi dan Kriteria targeting Obyek Audit Berdasarkan
Lapangan terkait Current (LAOA) Mitigasi resiko,
Issue • Risalah Hasil Skala prioritas,
• Cleansing dan
Analisis (RHA) Kasta
Validasi Data
Penelitian Ulang
• Analisis Targeting
Lainnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
7
Kementerian Keuangan RI
2. Tools Terkait Analisis Post Clearance Control

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Dashboard Analysis Targeting

Profil Entitas Profil Komoditas Data Transaksi

Analisis Impor
Dashboard Analisis

Analisis Ekspor
%

Analisis TPB
Analisis Cukai

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


9
Kementerian Keuangan RI
POTENSI ANALYZING TOOLS

Risiko Perilaku Pemilik Barang dan/atau


Bukan Pemilik Barang

Nilai Risiko Persandingan Data Kepabeanan dan


Perpajakan (PIB, Penetapan, PIBK vs PPN B1)

Nilai Risiko Pembelian dan Penjualan berdasarkan analisis


laporan keuangan fiskal dibandingkan data kepabeanan dan
perpajakan (SPT PPh Badan dan SPT Masa PPN)

Nilai Risiko Inkonsistensi Klasifikasi dan Pembebanan


berdasarkan Notul Klasifikasi dan Pembebanan

Nilai Risiko Biaya Freight yang harus ditambahkan


dalam Nilai Pabean berdasarkan norma

Nilai Risiko Price Range berdasarkan Pemasok

10 Direktorat Jenderal
Direktorat Bea
Jenderal Beadan Cukai
dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Kementerian Keuangan
MANFAAT ANALYZING TOOLS

• Optimalisasi Penerimaan Negara Dalam Rangka Post


Clearance Control di Kanwil/KPU dan Kantor Pusat
DJBC dengan COC yang efisien

• Penentuan Objek Audit, Penul dan DSAB Berbasis


Risiko dengan perhitungan Potensi yang lebih akurat
serta lebih fokus pada penerimaan Bea Cukai

• Penguatan Joint Program DJBC-DJP-DJA


• Meminimalisir Keberatan dan Banding

• Monev Kepatuhan thd Pengguna Jasa (AEO, TPB,


PLB, Cukai, dll) untuk unit pembina teknis terkait

• Kebutuhan Pimpinan untuk pengambilan keputusan


• Efektifitas dan Efisiensi dalam pengambilan
keputusan
11 Direktorat Jenderal
Direktorat Bea
Jenderal Beadan Cukai
dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Kementerian Keuangan
PRASYARAT IMPLEMENTASI

SDM Analis yang Jaringan Intranet yang


menguasai Proses Bisnis Stabil dan berkecepatan
Kepabeanan, Cukai dan tinggi untuk Kelancaran
Perpajakan Akses Data & Aplikasi

Dashboard Analisis Pemberian Otorisasi


Hardware dan Software yang Akses Data secara
memiliki spesifikasi untuk selektif dalam
Pengelolaan Big Data, Artificial optimalisasi
Inteligence % Pemanfaatan Database

12 Direktorat Direktorat
JenderalJenderal
Bea dan Cukai
Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Kementerian Keuangan
SUMBER
INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME
DAYA

Ekonomi Efisiensi Efektifitas

Ekonomi:
Meminimalkan biaya perolehan input untuk digunakan dalam proses, dengan tetap menjaga kualitas sejalan dengan prinsip
dan praktik administrasi yang sehat dan kebijakan manajemen

Efisiensi:
Hubungan yang optimal antara input dan output.

Efektifitas:
Berkaitan dengan hubungan antara output yang dihasilkan dengan tujuan yang dicapai(outcome). Efektif berarti output yang
dihasilkan telah memenuhi tujuan yang telah ditetapkan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


13
Kementereian Keuangan RI
OUTPUT: Monev Pentas
INPUT : Perencanaan

PROSES : Pelaksanaan
• Kegiatan Perencanaan • Kegiatan Audit • Kegiatan Monitoring dan
Audit Kepabeanan dan Kepabenaan dan/atau Evaluasi Audit dan
Cukai, Penelitian Ulang Audit Cukai Penjaminan Kualitas
dan Analisis Tujuan • Kegiatan Penelitian Ulang Audit
Tertenu. Kegiatan berada • Kegiatan berada dibawah • Kegiatan berada dibawah
dibawah Subdirektorat Subdirektorat Subdirektorat Monitoring
Perencanaan Audit dan Pelaksanaan Audit dan Evaluasi dan Penjaminan
dilakukan oleh Fungsional dilakukan oleh Fungsional Kualitas Audit dan
Analis Auditor dilakukan oleh Fungsional
Evaluator
• Smart Customs & Tableau
• SOP Penarikan data –
Kewenangan Akses
• PAP
• Targeting -> LAOA
• Simulasi DNOA
• QA
• Analisa ( Nilai Pabean,
Klasifikasi, FTA,
Komoditas, Perpajakan)

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


14
Kementereian Keuangan RI
3. Peta Penerimaan Nasional

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Penerimaan negara yang optimal TARGET PERPRES 72, TRAJECTORY BARU
[3a-CP] Persentase realisasi penerimaan bea dan cukai
T/R Q1 M6 Sm.I M9 s.d. Q3 Q4 Y Pol / K.P.
Target 18,34% 41,61% 41,61% 67,22% 67,22% 100% 100%
Realisasi 17,18% 45,37% 45,37% 68,96% Max / TLK
Capaian 93,71 109,03 109,03 102,60
Risiko Trajectory penerimaan bulanan tidak tercapai 20 16

Isu Utama dan Implikasi (Apa yang Terjadi dan Implikasinya) Tren & Proyeksi Risiko
1. Capaian penerimaan bea dan cukai hingga 30 September 2020 sebesar 68,96% atau Rp141,85T. Capaian tersebut melebihi target
penerimaan proporsional s.d September yaitu 67,22% atau Rp138,26T
2. Risiko “Trajectory Penerimaan Bulanan Tidak Tercapai” berada pada level tinggi, namun besaran risiko turun dari 20 di awal
tahun menjadi 16 di triwulan III. Turunnya risiko ini diindikasikan karena target penerimaan DJBC turun semula Rp 223,13T
menjadi Rp 205,68 T. Awal tahun s.d. Tw III terdapat tiga bulan yang trajectory penerimaannya tidak tercapai yaitu bulan Februari,
Maret, dan April sehingga level kemungkinan 2 (disetahunkan). Sedangkan Level dampak turun dari 5 menjadi 4 dikarenakan
penerimaan terdampak 1,71% dari nilai penerimaan yang dikelola UPR. Proyeksi risiko ke depan, besaran risiko akan tetap.

Akar Masalah Indikator Risiko Utama


BM Pertumbuhan produksi* BKC HT periode
Realisasi = 24,30 T (76,33% dari PERPRES 72; tumbuh -9,49%) basis penerimaan s.d bulan berjalan
Target = 23,98 T (75,34% dari PERPRES 72; tumbuh -10,66%)
• Trajectory tercapai: Realisasi rata2 kinerja harian BM per 30 September Rp. 132,05M/hari, unt mencapai trajectory
Rp.130,35M/hari
• Penurunan BM: Penurunan devisa bayar per September -19,93% (2020:USD84,41M ;2019:USD105,43M)
Cukai
Realisasi = 115,32 T (66,97% dari PERPRES 72; tumbuh 7,24%)
Target = 113,24 T (65,76% dari PERPRES 72; tumbuh 5,31%)
- CK-1 kredit bulan Juni (PMK 30 Th 2020) dan bulan Juli sama-sama Jatuh tempo di bulan September
- s.d bulan September, terdapat 5 bulan dengan posisi realisasi CHT melebihi trajectory. Sebagian besar disebabkan tingginya
pelunasan maju (pergeseran waktu pelunasan)
BK
Realisasi = 2,24T (135,24% dari PERPRES 72; tumbuh -2,14%)
Target = 1,03T(62,52% dari PERPRES 72; tumbuh -54,76%)
– Terdapat penerimaan BK dari komoditas CPO di Feb dan Mar Rp.124,45M (harga referensi CPO diatas USD750/MT)
*Realisasi penerimaan CHT s.d September
- Terdapat Rp. 225,07M dari extra effort Jan s.d September dipengaruhi produksi BKC HT Januari s.d Juli
Tindakan/Mitigasi yang Telah Dilaksanakan (Penundaan pelunasan CHT)
Melakukan asistensi penerimaan bea masuk ke satker-satker utama bea masuk

Rekomendasi Rencana Aksi/Mitigasi Penanggung Jawab Periode Anggaran


1. Memantau kinerja harian bea masuk Dit. PPS Oktober-Desember 2020 Pagu: Rp .... (%)
2. Memantau data P3C s.d 31 Oktober untuk menghitung outlook Realisasi: Rp ... (%)
CHT s.d akhir tahun Sisa: Rp ... (%)
3. Memantau realisasi ekspor P.FI dan PT.AMNT
Capaian Penerimaan Per Kanwil/ KPU
Trajectory penerimaan September tercapai secara nasional, namun beberapa Kanwil/KPU tidak tercapai

(Miliar Rupiah)
Bea Masuk s.d September Bea Keluar s.d September Cukai s.d September Total s.d September
No Kantor Wilayah Target Tahunan % tahunan % proporsional
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi
1 Aceh 2,70 0,44 0,40 90,80% 0,81 3,03 373,22% 0,54 1,14 213,08% 1,79 4,57 169,26% 255,22%
2 Sumut 1.283,70 514,57 568,28 110,44% 15,70 26,51 168,86% 376,33 641,98 170,59% 906,60 1.236,78 96,34% 136,42%
3 Riau 326,45 100,49 90,03 89,59% 120,02 228,53 190,41% 0,73 0,69 94,12% 221,24 319,24 97,79% 144,30%
4 Kepri 298,84 216,15 236,38 109,36% 6,64 8,58 129,15% 0,85 0,70 82,04% 223,64 245,65 82,20% 109,84%
5 Sumbagtim 183,46 74,57 78,95 105,87% 52,83 92,39 174,89% 0,00 0,06 - 127,39 171,39 93,42% 134,54%
6 Sumbagbar 711,64 459,48 446,08 97,08% 63,61 104,24 163,87% 0,02 0,23 1063,43% 523,12 550,56 77,36% 105,24%
7 Banten 2.545,26 781,16 1.471,75 188,41% 0,00 0,00 - 969,26 1.033,58 106,64% 1.750,41 2.505,33 98,43% 143,13%
8 Jakarta 683,03 404,27 575,65 142,39% 0,00 0,00 - 95,59 170,96 178,85% 499,87 746,61 109,31% 149,36%
9 Jabar 29.855,67 542,62 521,87 96,18% 0,00 0,00 - 19.165,69 19.705,98 102,82% 19.708,31 20.227,85 67,75% 102,64%
10 Jateng DIY 43.112,99 1.105,36 1.141,08 103,23% 26,09 47,06 180,36% 27.358,84 26.599,44 97,22% 28.490,28 27.787,58 64,45% 97,53%
11 Jatim I 60.034,26 2.752,27 2.823,18 102,58% 26,90 51,26 190,53% 37.060,42 35.342,84 95,37% 39.839,59 38.217,28 63,66% 95,93%
12 Jatim II 42.954,03 632,30 634,18 100,30% 0,00 0,00 - 27.715,60 31.260,78 112,79% 28.347,90 31.894,96 74,25% 112,51%
13 BNN 1.010,94 151,42 175,62 115,98% 55,99 190,01 339,36% 462,43 496,29 107,32% 669,84 861,92 85,26% 128,67%
14 Kalbagbar 449,91 17,46 19,04 109,05% 260,50 526,95 202,28% 6,63 20,08 302,65% 284,60 566,07 125,82% 198,90%
15 Kalbagsel 158,43 50,23 38,57 76,79% 56,74 91,64 161,52% 0,67 1,14 170,26% 107,63 131,35 82,91% 122,04%
16 Kalbagtim 543,81 381,27 382,39 100,29% 23,46 39,15 166,91% 0,16 0,43 276,53% 404,89 421,97 77,60% 104,22%
17 Sulbagsel 335,99 233,21 522,05 223,85% 4,60 17,74 385,44% 12,52 17,81 142,24% 250,34 557,60 165,96% 222,74%
18 Sulbagtara 196,79 133,25 156,05 117,10% 8,49 15,98 188,07% 4,07 6,09 149,74% 145,82 178,11 90,51% 122,15%
19 Maluku 130,06 97,99 121,04 123,51% 0,00 0,29 - 0,00 0,07 - 97,99 121,39 93,33% 123,88%
20 Khusus Papua 589,27 78,78 86,05 109,24% 303,05 776,07 256,09% 0,00 0,16 - 381,83 862,29 146,33% 225,83%
21 KPU Tj Priok 15.456,22 11.643,11 10.515,06 90,31% 1,48 3,93 266,45% 0,25 1,56 618,13% 11.644,84 10.520,55 68,07% 90,35%
22 KPU Batam 230,12 155,39 199,68 128,51% 6,68 10,69 159,97% 8,73 14,60 167,24% 170,80 224,97 97,76% 131,72%
23 KPU Soetta 4.590,56 3.458,65 3.494,22 101,03% 0,00 0,00 - 0,00 0,00 - 3.458,65 3.494,22 76,12% 101,03%
JUMLAH 205.684,12 23.984,45 24.297,60 101,31% 1.033,60 2.234,04 216,14% 113.239,32 115.316,59 101,83% 138.257,37 141.848,23 68,96% 102,60%
Keterangan:
1. Sumber data: CEISA Billing update 1 Oktober 2020
2. Data realisasi sudah dikurangi restitusi sebesar Rp737,5M (SPAN)
3. Trajectory penerimaan s.d bulanSeptember = 67,22% (TOTAL)
4. Data sudah termasuk BMDTP sebesar Rp18M (SPAN)

17 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
4. Kontribusi Direktorat Audit Khusus-nya Subdit Perencaaan
Dalam Mengawal Penerimaan Nasional

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Monitoring LAOA, NPA, ST - 2020
Periode 30 Oktober 2020

Seluruh NPA merupakan


NPA yang dengan status
batal, proses, dan selesai

Tahun 2020 terdapat 14


NPA yang belum terbit ST,
dengan sebaran: 9 Jawa
Barat ,2 Pusat, dan masing
1 di Kanwil Bali, Riau, dan
Jakarta

19 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Monitoring NPA; LHA Outstanding dan Waktu
Penyelesaian LHA – 2020
Periode LHA (30 Oktober 2020) dan NPA (30 Oktober 2020)
NPA Belum terbit ST:
✓ NPA Pusat dan Jawa
barat dalam proses
penerbitan ST bulan
November
✓ 1 NPA RIAU proses
peninjauan dengan P2
kanwil Riau dan
perumusan tim audit
✓ 1 NPA di Bali dan
Jakarta karena
terkendala jumlah tim
Audit
Sampai 30 Oktober 2020
terdapat 148 NPA/ST
yang belum LHA

Waktu penyelesaian LHA


(Bulan/LHA)
Rerata:
❖ Tahun 2018: 4,82
❖ Tahun 2019: 5,47
❖ Tahun 2020: 4,80

20 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Monitoring Kesesuaian LAOA 2020
Periode Laporan Subdit Monev hingga 30 Oktober 2020

5 (lima) Besar temuan diluar LAOA adalah:


1. Jumlah dan Jenis (40,9%)
2. Fasilitas (6,8%)
3. FTA ( 6,8%)
4. Pembukuan (6,8%)
5. Selisih barang jadi fasilitas berikat (6,8%)

21 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Jenis Temuan LHA Nasional Periode 2018-2020
Month to Month Januari-Oktober

2018:
✓ Klasifikasi dan Tarif HS 47,19 %
✓ Nilai Pabean 26 %
✓ Fasilitas Pabean 19,07 %

2019:
✓ Klasifikasi dan Tarif HS 46,86 %
✓ Nilai Pabean 23,53 %
✓ Fasilitas Pabean 18,23 %

2020:
✓ Klasifikasi dan Tarif HS 38,45 %
✓ FTA 31,15 %
✓ Jumlah Jenis 12,50 %
✓ Nilai Pabean 12,10 %

22 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Monitoring Tagihan dan Realisasi LHA Nasional Periode
*Periode 2020 Januari-Oktober

TAGIHAN LHA REALISASI TAGIHAN LHA TAGIHAN 2020 BELUM REALISASI


1,855 T 1,671 T
150 M
1,478 T 116 M 274M
130 M 15 M
702 M 1,310 T 48 M
758 M 1,174 T
341 M 130 M
122 M
219 M 215 M 897 M
308 M 111 M
311 M 122 M
165 M 265 M
234 M 171 M
54 M
666 M 650 M 100 M
567 M
479 M 640 M 550 M

*Tagihan LHA merupakan Tagihan pada saat LHA Terbit


*Realisasi LHA pada tahun T merupakan akumulasi realisasi LHA tahun T dan T-1
*Tagihan dan Realisasi pada Chart belum termasuk BK, BMAD, BMTP, Bunga, Denda Cukai, dan PPnBM
* Tagihan dan realisasi pada tahun 2020 hanya sampai Oktober
Monitoring Tagihan dan Realisasi LHA Nasional
YoY Jan-Okt
Nilai tagihan Rerata Jan s/d Okt Y0Y :
➢ 2018 : 4,10 M/LHA
➢ 2019 : 2,67 M/LHA
➢ 2020 : 4,48 M/LHA

Komposisi tagihan bea cukai per tahun:


➢ 2018 : 45,62%
➢ 2019 : 62,09%
➢ 2020 : 69,39%

Tagihan belum realisasi terdiri dari:


➢ Restitusi
➢ Keberatan
➢ Banding
➢ Belum Jatuh Tempo (2020)

24 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Rentang Tagihan LHA Nasional Periode 2018-
2020
Month to Month Januari-Oktober

2018:
✓ > 1M : 146 LHA
✓ 100 juta <> 1M : 196 LHA
✓ < 100juta : 39 LHA

2019:
✓ > 1M : 180 LHA
✓ 100 juta <> 1M : 167 LHA
✓ < 100juta : 34 LHA

2020:
✓ > 1M : 140 LHA
✓ 100 juta <> 1M : 101 LHA
✓ < 100juta : 23 LHA

25 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Kinerja Tagihan LHA - Nasional 2018 - 2020
Periode LHA 1 Januari 2018 sd. 30 Oktober 2020 (YoY)

Nilai tagihan Rerata per


Tahun :
➢ 2018 : 3,75 M/LHA
➢ 2019 : 2,91 M/LHA
➢ 2020 : 4,48 M/LHA*

*)periode Januari-Oktober
*) periode 2020 terdapat 1 PT
dengan 2 LHA (PT. Central
Pertiwi Bahari)

Komposisi tagihan bea cukai


per tahun :
➢ 2018 : 49,12 %
➢ 2019 : 67,29%
➢ 2020 : 69,37 %*

*)periode Januari-Oktober

26 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Detail Tagihan LHA Nasional 2020
Periode 1 Januari - 30 Oktober 2020 (YoY)

716 M
70 M

118 M

99 M 23 M
Tagihan BC diatas 50%:
29 M ➢ Jakarta : 78,65 %
➢ Dit.Audit : 73,48 %
34 M ➢ Non-Ex.Zon : 71,37 %
➢ Jatim I : 56,89 %
244 M BM: 30 M
BM: 11 M ➢ Banten : 51,38 %
Denda: 6 M BM: 14 M BM: 7 M
Denda: 8 M ➢ Jateng DIY : 50,23 %
423M PPN: 33 M
PPh: 6 M PPN: 17 M
Denda: 4 M
PPN: 5 M
Denda: 8 M BM: 4 M
Denda: 4 M BM: 2 M
PPh: 10 M PPN: 5 M
PPh: 10 M PPh: 2 M PPN: 7 M Denda: 2 M
Tagihan BC dibawah 50%
74 M PPh: 6 M PPN: 3 M
47 M 36 M PPh: 929 JT :
157 M 23 M 22 M ➢ Jabar : 41,12%
9M ➢ Sumut : 46,87 %

27 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Kinerja Tagihan LHA Nasional 2020 (Per
Kantor)
Periode LHA 2020 hingga 30 Oktober 2020

1. Kinerja rerata tagihan


pada periode Januari-
Sept 2020 tercatat bahwa
Dit. Audit mempunyai
rerata tagihan sebesar
6,89 M/LHA

2. Kanwil Jakarta dengan 46


LHA mempunyai rerata
tagihan 5,09 M/LHA

3. Kanwil Banten dengan 13


LHA mempunyai rerata
tagihan 710 Juta/LHA

4. Agar dapat disampaikan


permasalahan di tiap-tiap
Kanwil terkait kinerja
penyelesaian LHA

28 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Monitoring Sebaran LHA Berdasarkan Jenis
Audit Tahun 2020
Periode LHA hingga 30 Oktober 2020

Jenis Audit dikelompokan sebagai berikut: Non Fas (Tanpa Fasilitas Kepabeanan), Fasilitas (Semua Jenis Fasilitas Kepabeanan), Cukai (Perusahaan Cukai)

29 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Perbandingan Kegiatan Analisa Penelitan Ulang
Berdasarkan Jumlah RHA Yang Sudah NPP YoY
(Subdit Perencanaan & Kanwil/KPU Pengusul)
KANTOR PENGUSUL RHA 2019 RHA 2020
KPU SOEKARNO HATTA 142 292
KPU TANJUNG PRIOK 445 283
DIREKTORAT AUDIT 205 272
KANWIL JATENG DIY 61 102
KANWIL JATIM I 44 61
KANWIL SUMATERA UTARA 23 49
Terdapat kenaikan jumlah RHA secara YoY dibandingkan tahun KANWIL JAWA BARAT 3 32
sebelumnya, total RHA tahun 2020 yaitu 1.184 KANWIL KALBAGTIM 35 18
KANWIL BALI NTB & NTT 6 12
KANWIL BANTEN 6 12
KANWIL SUMBAGTIM 18 10
KANWIL JAKARTA 16 7
KANWIL SULBAGSEL 7 7
KANWILSUS PAPUA 1 7
KANWIL SUMBAGBAR 12 6
KANWIL SULBAGTARA 2 4
KANWIL KALBAGBAR 2 3
KANWIL MALUKU 9 3
KANWIL RIAU 13 3
KANWIL JATIM II 0 1
KANWIL KALBAGSEL 0 0
KANWILSUS KEPRI 4 0
KPU BATAM 7 0
TOTAL 1061 1184

30 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Perbandingan Kegiatan Analisa Penelitan Ulang NO Kantor Pengusul
1 DIREKTORAT AUDIT
Potensi RHA 2019
188,450,858,534.00
Potensi RHA 2020
281,649,863,722.70

Berdasarkan Potensi RHA Yang Sudah NPP YoY 2 KPU TANJUNG PRIOK
3 KANWIL SUMATERA UTARA
38,774,315,797.00
2,388,614,000.00
71,370,781,687.63
9,417,005,336.57
4 KPU SOEKARNO HATTA 10,627,567,765.00 33,292,357,161.43
(Subdit Perencanaan & Kanwil/KPU Pengusul) 5 KANWIL JAWA BARAT 5,013,425.00 22,036,437,691.48
6 KANWIL JATENG DIY 1,908,384,162.00 20,191,590,802.50
300.000.000.000,00 7 KANWIL SULBAGSEL 8,311,378,000.00 8,070,794,080.89
8 KANWIL JATIM I 9,602,838,000.00 7,383,011,247.33
9 KANWIL BALI NTB & NTT 94,628,000.00 3,834,210,327.00
10 KANWILSUS PAPUA - 2,396,566,000.00
250.000.000.000,00 11 KANWIL KALBAGTIM 1,241,600,000.00 2,211,084,375.00
Terdapat kenaikan potensi RHA secara YoY dibandingkan tahun 12 KANWIL BANTEN 5,927,328,000.00 1,712,025,000.00
13 KANWIL SUMBAGTIM 1,175,305,000.00 1,477,233,000.00
sebelumnya 14 KANWIL MALUKU 20,500,709,393.00 1,327,527,000.00
200.000.000.000,00
15 KANWIL SULBAGTARA 423,937,000.00 1,236,183,000.00
16 KANWIL SUMBAGBAR 1,585,297,455.00 1,085,778,363.00
17 KANWIL JAKARTA 136,892,000.00 893,223,000.00
150.000.000.000,00 18 KANWIL RIAU 2,265,876,000.00 209,195,000.00
19 KANWIL KALBAGBAR 708,139,000.00 28,879,000.00
20 KANWIL JATIM II - 702,418.00
100.000.000.000,00 21 KANWIL KALBAGSEL -
22 KANWILSUS KEPRI 206,626,633.00
23 KPU BATAM 50,884,702,944.00
TOTAL 345,220,011,108.00 469,824,448,213.53
50.000.000.000,00

Potensi RHA 2019 Potensi RHA 2020

31 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Monitoring Keberatan LHA 2020

1. Jumlah LHA yang diajukan


banding pada tahun 2020
sejumlah 17 LHA dengan
jumlah surat penetapan 51

2. Jumlah LHA yang diajukan


Banding 2020 berasal dari
tahun 2019 (12 LHA) dan
2020 ( 5 LHA)

3. LHA yang dibanding dengan


nilai terbesar (TRAKINDO
UTAMA, KOMATSU dan
NISSAN MOTOR) terkait
dengan Klasifikasi dan HS,
SKA serta Nilai Pabean

*Periode September tidak terdapat keberatan atas LHA

32 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Materi Keberatan 2020

33 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Monitoring Banding LHA 2020

1. Jumlah LHA yang diajukan


banding pada tahun 2020
sejumlah 17 LHA dengan
jumlah surat penetapan 51

2. Jumlah LHA yang diajukan


Banding 2020 berasal dari
tahun 2019 (12 LHA) dan
2020 ( 5 LHA)

3. LHA yang dibanding dengan


nilai terbesar (TRAKINDO
UTAMA, KOMATSU dan
NISSAN MOTOR) terkait
dengan Klasifikasi dan HS,
SKA serta Nilai Pabean

*Periode September terdapat 3 LHA dilakukan banding

34 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Materi Banding 2020 dan Keputusan Banding
Tahun Berkas Banding 2018-2020*
Keputusan Banding

Klasmen Banding:
✓ Menang 49,4%
✓ Kalah 30,68%
✓ Menang Sebagian 19,77%
✓ Pencabutan Banding 0,15%

❖ Materi Menang: SKB, Royalti, Asuransi, Selisih


Nilai, BKPM
*Periode 2020 hingga Juli ❖ Materi Kalah: Form SKA, HS, Bea Keluar

35 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
TERIMA KASIH #IndonesiaMaju #KemenkeuTerpercaya
#BeaCukaiMakinBaik

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


36
Kementereian Keuangan RI

Anda mungkin juga menyukai