Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Cita-cita Bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
Bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.

Sejalan dengan Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian
dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak dan tenaga kesehatan yang profesional dan
kompeten.

PNS adalah sebagian dari ASN yang memiliki peranan penting untuk menentukan kebijakan
pemerintah termasuk di dalamnya arah kebijakan yang menyangkut kesehatan. Peraturan baru
tentang ASN tertuang dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 sudah secara implisit menghendaki bahwa
ASN yang umum disebut sebagai birokrasi bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi
merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik. Untuk memainkan peran tersebut diperlukan
sosok PNS yang profesional yaitu PNS yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya
sehingga mampu melaksakan tupoksinya secara efektif dan efisien. Maka untuk membentuk sosok
PNS yang profesional maka dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pelatihan Dasar (Latsar)
sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI nomor 12
tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.

Adanya Latsar ini diharapkan dapat membentuk kader ASN yang berkualitas berlandaskan
pada nilai-nilai dasar yang meliputi: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi yang dapat diakronimkan menjadi ANEKA. Dengan demikian peserta diklat
prajabatan dapat menjadi Aparatus Sipil Negara yang professional sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.

Setiap CPNS yang mengikuti Pelatihan Dasar (Latsar) diwajibkan untuk mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar ASN sebagai tolak ukur peserta untuk diangkat menjadi PNS di tempat satuan kerja
masing-masing. Penulis dalam hal ini di tempatkan di UPTD Puskesmas Cabenge Kabupaten
Soppeng sebagai dokter fungsional.
1
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud dan Tujuan Umum

a) Mengerti dan memahami lebih dalam tentang nilai-nilai profesi pegawai negeri sipil
yang mencangkup Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti
korupsi (ANEKA) serta kedudukan dan peran PNS dalam NKRI

b) Memperoleh pengalaman nyata tentang penerapan nilai dasar ANEKA dalam bentuk
sikap dan perilaku dan disiplin, dalam kedudukan dan perannya sebagai anggota ASN
yang akan diterapkan di instansi tempat bekerja.

c) Penerapan aktualisasi kelima nilai dasar yang diperoleh dari latsar golongan III
gelombang II CPNS Pemerintah Kabupaten Soppeng.

2. Maksud dan Tujuan Khusus

Tujuan dari kegiatan ini adalah pelaksanaan serangkaian kegiatan aktualisasi guna
meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya penerapan protokol kesehatan
dalam mencegah penularan Covid-19.

C. MANFAAT KEGIATAN

Adapun manfaat yang didapatkan dari aktualisasi nilai nilai dasar ASN ini adalah :

1. Bagi Pribadi, yaitu belajar mengembangkan tanggung jawab serta dapat merubah sifat di
dalam diri untuk menjadi lebih profesional dan berintegritas tinggi. Meningkatkan
pengetahuan dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan pihak-pihak yang
terkait
2. Bagi Organisasi, sasaran kerja dalam organisasi tercapai serta mendapat kepercayaan dari
masyarakat untuk mengembangkan upaya-upaya kesehatan yang inovatif untuk derajat
kesehatan yang meningkat.
3. Bagi Masyarakat, kepercayaan masyarakat semakin tinggi terhadap kinerja birokrasi.

2
D. RUANG LINGKUP AKTUALISASI

Aktualisasi nilai-nilai ANEKA melalui peningkatan pemahaman terhadap pentingnya


penerapan protokol kesehatan dalam pencegahan Covid-19 di Puskesmas Cabenge. Adapun
kegiatan yang akan dilakukan selama habituasi adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan dan melakukan verifikasi data jumlah kasus Covid-19 yang ditangani
Puskemas Cabenge;
2. Membuat media sosialisasi yang lebih kreatif dan menarik, salah satunya pamflet yang berisi
pentingnya penerapan protokol kesehatan sebagai pencegahan Covid-19
3. Melakukan pembagian “SEMARAK” kit
4. Melakukan sosialisasi terhadap masyarakat mengenai pentingnya penerapan protokol
kesehatan sebagai pencegahan Covid-19.
5. Mengumpulkan data akhir jumlah kasus Covid-19 yang ditangani Puskemas Cabenge.

3
BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN


MATA PELATIHAN

A. Gambaran Umum Organisasi

1. Profil UPTD Puskesmas Cabenge

Puskesmas Cabenge berada dalam wilayah Kelurahan Pajalesang


Kecamatan Lilirilau berbatasan dengan :
 Sebelah Utara dengan wilayah Puskesmas Baringeng Kec. Lilirilau

 Sebelah Timur dengan wilayah Puskesmas Pacongkang Kec.Liliriaja

 Sebelah Barat dengan wilayah Puskesmas Ganra Ganra

 Sebelah Selatan dengan Wilayah Puskesmas Cangadi Kec. Liliriaja Kecamatan


Lilirilau berada pada ketinggian 100 m di atas permukaan laut dengan ketinggian
192 km2. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Cabenge ±22 km 2. Puskesmas Cabenge berada di
Kecamatan Lilirilau ± 13 km dari pusat kota. Wilayah Kerja Puskesmas Cabenge Terdiri dari
3 Kelurahan, yaitu :
 Kelurahan Cabenge yang terdiri dari Lingkungan Talepu dan Lingkungan Cabenge
 Kelurahan Macanre terdiri dari Lingkungan Toawo dan Lingkungan Macanre

 Kelurahan Pajalesang terdiri dari Lingkungan Pajalesang dan Lingkungan Sumpang


Saloe.

UPTD Puskesmas Cabenge yang berdiri pada Tahun 1973 memiliki jumlah
penduduk tercatat sebanyak 12.873 jiwa dan tersebar di 3 (tiga) Kelurahan, dengan
jumlah penduduk terbesar yakni 5329 jiwa mendiami Kelurahan Pajalesang dan jumlah
penduduk yang terkecil yakni 3031 jiwa mendiami Kelurahan Macanre (data Tahun
2018).

Kepadatan penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Cabenge pada tahun 2018 telah
mencapai 585 jiwa per km2. Kelurahan Macanre adalah Kelurahan terpadat dengan
tingkat kepadatannya 757 jiwa / Km2 dan paling rendah adalah kelurahan Pajalesang
4
yaitu 444 jiwa per km2

2. Visi dan Misi

a. Visi Misi Kabupaten Soppeng

Visi

Soppeng Yang Lebih Melayani, Maju dan Sejahtera 2024

Misi

i. Memantapkan penyelenggaraan pelayanan dasar


ii. Memantapkan perwujudan kesejahteraan masyarakat
iii. Memantapkan pencapaian daya saing daerah
iv. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik
v. Memantapkan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan

b. Visi Misi Puskesmas

Visi

Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana instansi


pemerintah harus dibawa dan berkarya agar berkonsisten dan dapat eksis, antisipatif,
inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang
keadaan masa

depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. Dengan
mengacu pada batasan tersebut, visi UPTD Puskesmas Cabenge yaitu :
“Terwujudnya layanan kesehatan masyarakat yang unggul dan inovatif di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Cabenge menuju kabupaten soppeng yang lebih melayani, maju dan
sejahtera“

Misi

Misi merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan agar apa yang telah ditetapkan
dapat diwujudkan. Adapun misi UPTD Puskesmas Cabenge adalah:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat yang berkualitas, merata dan
terjangkau;
b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat

3. Tugas Pokok dan Fungsi

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai


5
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat.
Dalam melaksanakan tugas, Puskesmas menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan
UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya dan penyelenggaraan UKP tingkat pertama di
wilayah kerjanya.

4. Nilai-Nilai Organisasi

Tata nilai UPTD Puskesmas Cabenge yaitu, “Salam Ceria” yang berarti :

Salam : ( sapa, sopan, ramah )

Cermat : memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,


lingkungan dan antar personal di puskesmas
Empati : memiliki sikap kepedulian baik kepada masyarakat, lingkungan dan
antar personal di puskesmas
Rajin dan rapi : senantiasa rajin dalam memberikan pelayanan baik di dalam
gedung maupun di luar gedung puskesmas agar memperoleh hasil
pekerjaan yang rapi
Aman : memberikan rasa aman kepada pelanggan,petugas dan
pengunjung puskesmas

5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi pada Rancangan Aktualisasi


dan Habituasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara mencakup penerapan nilai-
nilai dasar yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi yang biasa disingkat dengan ANEKA. Nilai-nilai ini diperkaya dengan Pelayanan
Publik, Manajemen ASN dan Whole of Government. Penerapan aktualisasi ini diadakan di
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Sumber Daya Air yang merupakan unit kerja dan bidang
penempatan dari penulis.

6. Struktur Organisasi

Susunan organisasi UPTD Puskesmas Cabenge adalah sebagai berikut :

6.1 Kepala UPTD Puskesmas Cabenge;

6.2 Kasubag Tata Usaha, terdiri atas :

a. Sistem Informasi Puskesmas;

6
b. Kepegawaian;

c. Rumah Tangga; dan

d. Keuangan, terdiri atas :

 Bendahara Pengeluaran BLUD;

 Bendahara Penerimaan BLUD;

 Bendahara BOK; dan

 Bendahara Pengeluaran Pembantu.

6.3 Penanggung Jawab UKM Essensial;

a. Promosi Kesehatan;

b. Upaya Kesehatan Sekolah;

c. Kesehatan Lingkungan;

d. Kesehatan Ibu;

e. Kesehatan Anak;

f. Pelayanan KB;

g. Gizi UKM;

6.4 Perkesmas;

a. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

b. Surveilens;

c. Penyakit Tidak Menular;

d. Kecacingan;

e. Imunisasi;

f. Rabies;

g. Demam Berdarah Dongue;

h. Vektor;

7
6.5 Penanggung jawab UKM Pengembang, terdiri atas :

a. Kesehatan Jiwa; e. Kesehatan Olahraga;

b. Pelayan KesehataUmum; f. Kesehatan Indera;

c. Kesehatan Gigi g. Kesehatan Kerja; dan


Masyarakat;
h. Kesehatan Lansia.
d. Kesehatan Tradisional;

6.6 Penanggung jawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium, terdiri atas :

a. Pelayanan Gigi dan Mulut; e. Pelayanan Persalinan;

b. Pelayanan Ibu dan Anak; f. Pelayanan Laboratorium;

c. Pelayanan Gizi; g. Pelayanan Rawat Inap; dan

d. Pelayanan Gawat Darurat; h. Pelayanan Kefarmasian

6.7 Penanggung Jawab Jaringan dan jejaring Faskes, terdiri dari:


a. Pustu dan poskesdes : Pustu Toawo, poskesdes Talepu dan Puskesdes Toawo
b. Puskesmas Keliling dan jejaring Fasilitas Yankes

8
STRUKTUR ORGANISASI UPTD PUSKESMAS CABENGE

7. Gambaran Mata Pelatihan


7.1 Nilai dasar Profesi Aparatur Sipil Negara
a. Akuntabilitas

9
Akuntabilitas atau ‘accountability’ berasal dari dua kata, yaitu aacount’
(rekening, laporan, catatan) dan ‘ability’ (kemampuan). Akuntabilitas bisa
diartikan sebagai kemampuan menunjukkan laporan atau catatan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Secara umum Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan
kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif atau organisasi
kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan
atau pertanggungjawaban.

Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.


Akuntabilitas penting karena merupakan prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku
pada setiap level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam
memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya. Seperti
misalnya keberadaan PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil,
yang belum dipahami sepenuhnya oleh ASN berdampak pada pemborosan sumber
daya dan memberikan citra ASN berkinerja buruk. Dalam kondisi tersebut, ASN
perlu merubah citranya menjadi pelayan masyarakat dengan mengenalkan nilai-
nilai akuntabilitas yaitu mengedepankan kepentingan publik, imparsial, dan
berintegritas. Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007),
yaitu: untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi), mencegah
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional), dan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-


nilai publik tersebut antara lain adalah :

a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflk
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok,
dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.

10
Adapun Nilai-nilai yang terkandung dalam Akuntabilitas adalah sebagai berikut :
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya. Pimpinan
mempromosikan lingkungan yang akuntabel dapat dilakukan dengan memberikan
contoh pada orang lain (lead by example), adanya komitmen yang tinggi dalam
melakukan pekerjaan sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk
berkomitmen pula, terhindarnya dari aspek-aspek yang dapat menggagalkan kinerja
yang baik yaitu hambatan politis maupun keterbatasan sumber daya, sehingga
dengan adanya saran dan penilaian yang adil dan bijaksana dapat dijadikan sebagai
solusi.
b. Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah:
1) Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara kelompok internal
dan eksternal;
2) Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi
dalam pengambilan keputusan;
3) Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan;
4) Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan.
c. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi
dan mematuhi semua hukum yang berlaku, Undang-undang, kontrak, kebijakan, dan
peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan
kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau stakeholders.

d. Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan memberikan
kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari
setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk
bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat. Responsibilitas terbagi dalam
responsibilitas perorangan dan responsibilitas institusi.
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus dipelihara
dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya. Oleh sebab itu,
11
ketidakadilan harus dihindari karena dapat menghancurkan kepercayaan dan
kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang
akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas tidak akan
lahirdari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
Setiap individu yang ada di lingkungan kerja harus dapat menggunakan
kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga
memerlukan adanya perubahan kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai
dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
h. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam melaksanakan
wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus memiliki gambaran yang jelas
tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. Dengan demikian, fokus
utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab,
misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja
baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah
kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya
lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan
kredibilitas anggota organisasi.

2. Nasionalisme

Nasionalisme adalah pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan
Negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Selain itu, Nasionalisme juga berarti paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang

12
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan;
menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai
bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;
menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta sesuai dengan
geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan dan
cita-cita nasionalnya. Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam mencapai cita-cita bangsa
berkembang menjadi wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional
dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional yang jelas.
Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan atau semangat
patriotisme.
Wawasan kebangsaan mengandung pula tuntutan suatu bangsa untuk mewujudkan jati
diri, serta mengembangkan perilaku sebagai bangsa yang meyakini nilai-nilai budayanya,
yang lahir dan tumbuh sebagai penjelmaan kepribadiannya. Rasa kebangsaan bukan
monopoli suatu bangsa, tetapi ia merupakan perekat yang mempersatukan dan memberi dasar
keberadaan (raison d’entre) bangsa-bangsa di dunia. Dengan demikian rasa kebangsaan
bukanlah sesuatu yang unik yang hanya ada dalam diri bangsa kita karena hal yang sama juga
dialami bangsa-bangsa lain.
Istilah dibayangkan (imagined) ini penting, menurut Anderson, mengingat bahwa
anggotaanggota dari nasion itu kebanyakan belum pernah bertemu satu sama lain, tetapi pada
saat yang sama di benak mereka hidup suatu bayangan bahwa mereka berada dalam suatu
kesatuan komuniter tertentu. Karena terutama hidup dalam bayangan (dalam arti positif)
manusia yang juga hidup dan berdinamika, nasionalisme di sini dimengerti sebagai sesuatu
yang hidup, yang terus secara dinamis mengalami proses pasang surut, naik turun. Pandangan
yang demikian ini mengandaikan bahwa nasionalisme merupakan sesuatu yang hidup, yang
secara dinamis berkembang serta mencari bentuk-bentuk baru sesuai dengan perkembangan
dan tuntutan jaman.
Adapun perwujudan sikap yang terkandung dalam nilai-nilai Nasionalisme tidak lain
merupakan nilai yang terkandung dalam pancasila yang meliputi; Kerja Keras, Disiplin,
Tidak Diskriminasi, Taqwa, Gotong Royong, Demokrasi, Cinta Tanah Air, Rela Berkorban.

13
1. Etika Publik

Secara etimologis kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos dan ethikos, ethos
yang berarti sifat, watak, adat, kebiasaan, tempat yang baik. Ethikos berarti susila, keadaban,
atau kelakuan dan perbuatan yang baik. Kata “etika” dibedakan dengan kata “etik” dan
“etiket”. Kata etik erarti kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Adapun kata etiket
berarti tata cara atau adat, sopan santun dan lain sebagainya dalam masyarakat beradaban
dalam memelihara hubungan baik sesama manusia.
Sedangkan secara terminologis etika berarti pengetahuan yang membahas baik-buruk atau
benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia serta sekaligus menyoroti kewajiban-
kewajiban manusia. Dalam bahasa Gerik etika diartikan: Ethicos is a body of moral
principles or value. Ethics arti sebenarnya adalah kebiasaan. Namun lambat laun pengertian
etika berubah, seperti sekarang. Etika ialah suatu ilmu yang membicarakan masalah
perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat
dinilai buruk dengan memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat dicerna akal
pikiran.
Pelayanan Publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi teknik dan
leadership, namun juga kompetensi etika. Tanpa kompetensi etika, pejabat cenderung
menjadi tidak peka, tidak peduli dan diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan
bawah. Etika publik merupakan reflksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai
(kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll) dipraktikan dalam wujud keprihatinan dan
kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat atau kebaikan orang lain. Adapun Nilai-nilai
dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN, yakni sebagai
berikut :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.

14
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem
karir.

2. Komitmen Mutu

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 bahwa layanan untuk kepentingan publik
menjadi tanggung jawab pemerintah. Masyarakat semakin menyadari haknya untuk
mendapatkan layanan terbaik dari aparatur pemerintah. Berikut ini adalah ruang lingkup
cakupan komitmen mutu yang meliputi aspek efektifitas dan efisiensi, inovasi dan komitmen
mutu.
1) Konsep Efektivitas dan Efisiensi
Efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Efektivitas
organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan.”
Sementara Efesiensi Organisasi adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk
mencapai tujuan Organisasional. Efesiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak
bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran
tertentu. Efesiensi dapat di hitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk
menghasilkan barang atau jasa.

2) Konsep Inovasi
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk
beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Perubahan bisa dipicu
antara lain oleh pergeseran selera pasar, peningkatan harapan dan daya beli masyarakat,
pergeseran gaya hidup, peningkatan kesejahteraan, perkembangan ekonomi, pengaruh
globalisasi, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Inovasi dapat terjadi pada
banyak aspek, misalnya perubahan produk barang/jasa yang dihasilkan, proses produksi,

15
nilai-nilai kelembagaan, perubahan cara kerja, teknologi yang digunakan, layanan sistem
manajemen, serta mindset orang-orang yang ada di dalam organisasi.
Inovasi bias muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk melakukan
perubahan, atau bias juga inovasi muncul karena ada desakan kebutuhan dari pihak
eksternal. Inovasi muncul dari imajinasi pemikiran orang kreatif, dan lahirnya kreativitas
didorong oleh munculnya ide/gagasan baru untuk ke luar dari rutinitas yang
membosankan.

3) Konsep Dasar dan Pengertian Mutu


Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/ jasa yang diberikan kepada
pelanggan (customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan
melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat pembeda atau
pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain
sebagai pesaing (competitors).
Mengingat pentingnya aspek mutu, kini hampir dalam setiap struktur organisasi,
baik di perusahaan maupun institusi pemerintahan, dimunculkan satu unit kerja yang
bertanggung jawab atas penjaminan mutu. Unit penjaminan mutu berkewajiban
mengawal implementasi perencanaan mutu dengan menetapkan program pengawasan
mutu, sekaligus upaya untuk selalu meningkatkan capaian mutu secara berkelanjutan.
Pada era global, orientasi dalam struktur organisasi pemerintahan bukan semata mata
pada penempatan pegawai dalam hierarki birokrasi yang kaku untuk menjalankan
rutinitas, melainkan telah bergeser pada upaya memberdayakan dan membangkitkan
moral kerja melalui pembentukan jejaring (human networking) yang dinamis, sehingga
kinerja lembaga dapat memberi kepuasan kepada stakeholders. Hal ini dapat dilakukan
melalui pemberian wewenang dan tanggung jawab yang jelas kepada setiap pegawai,
sesuai dengan uraian jabatan (job description) yang sudah ditetapkan institusi.

3. Anti Korupsi

Istilah korupsi berasal dari bahasa latin yakni corruptio atau corruptus yang disalin ke
berbagai bahasa. Misalya di salin ke dalam bahasa inggris menjadi corruption atau corrupt,
dalam bahasa prancis menjadi corruption dan dalam bahasa belanda disalin menjadi
corruptive (korruptie). Agaknya dari bahasa belanda itulah lahir kata korupsi dalam bahasa
Indonesia. Corruptie yang juga disalin menjadi corruptien dalam bahasa belanda itu

16
mengandung arti perbuatan korup, penyuapan. Secara harfiah istilah tersebut berarti segala
macam perbuatan yang tidak baik, seperti yang dikatakan Andi Hamzah sebagai kebusukan,
keburukan, kejahatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.
Korupsi bukan lagi sebuah kejahatan yang biasa, dalam perkembangannya korupsi telah
terjadi secara sistematis dan meluas. Menimbulkan efek kerugian negara dan dapat
menyengsarakan rakyat. Karena itulah korupsi kini dianggap sebagai kejahatan luar biasa
(extra ordinary crime). Kejahatan korupsi telah disejajarkan dengan tindakan terorisme.
Sebuah kejahatan luar biasa yang menuntut penanganan dan pencegahan yang luar biasa.
Karenanya sebagai sebuh kejahatan yang dikategorikan luar biasa, maka seluruh lapisan
masyarakat harus dibekali pengetahuan tentang bahaya laten korupsi dan pencegahannya.
Korupsi juga dapat memberikan dampak negatif terhadap demokrasi, bidang ekonomi, dan
kesejahteraan umum negara.
KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti
korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi, yakni jujur, peduli, mandiri, disiplin,
tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.

7.2 Sikap dan Perilaku Disiplin ASN


Disiplin Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah kesanggupan Aparatur Sipil Negara (ASN)
untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar
akan dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Untuk mewujudkan ASN yang handal, profesional dan bermoral sebagai penyelenggara
pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good
governance), maka Aparatur Sipil Negara dituntut untuk setia dan taat pada Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan pemerintah serta bersikap disiplin, jujur, adil, transparan dan akuntabel dalam
melaksanakan tugas, fungsi, dan perannya sebagai Pelaksana Kebijakan Publik, Pelayan
Publik, dan Perekat dan pemersatu bangsa sesuai yang tertuang dalam pasal 10 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Adapun kewajiban ASN menurut pasal 23 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara adalah :
1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;

17
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab;
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan
kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

7.3 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


a. Whole of Government

WoG (Whole of Government) didefinisikan sebagai “Suatu model pendekatan


integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang
sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat
antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.
Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e-Government. E-
government adalah tata kelola pemerintahan (governance) yang diselenggarakan secara
terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi IT, agar hubungan-hubungan antara
pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat dapat berlangsung lebih efisien, efektif,
produktif dan responsif. Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-government antara
lain adalah:
a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), efisien dan
efektif
b. Hemat anggaran dan tepat waktu
c. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan korupsi akan
banyak berkurang.
d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat kesalahan
berkurang
e. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga kepuasan publik
juga meningkat

18
b. Manaemen ASN
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah, sedangkan yang dimaksud Manajemen Pegawai Negeri Sipil
adalah pengelolaan pegawai negeri sipil untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam Konsep Manajemen ASN ini dikenal apa
yang disebut dengan sistem merit. Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN
yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar
dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul,
jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan
sedangkan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Manajemen
PNS meliputi: penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan Jabatan;
pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari
tua; dan perlindungan.

c. Pelayanan Publik
Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” A.S. Moenir mendefinisikan
“pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan landasan tertentu dimana tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang
yang melayani atau dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam
memenuhi harapan pengguna.” Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan,
karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi
seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan
sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi
pelayanan. Selanjutnya A.S. Moenir (2002: 16) menyatakan bahwa proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah yang dinamakan pelayanan.
19
Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk membantu
menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang lain.
Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah aktivitas yang dapat
dirasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi pelayanan yang menggunakan
peralatan berupa organisasi atau lembaga perusahaan. Dalam kamus Bahasa Indonesia
(1990), pelayanan publik dirumuskan sebagai berikut :
a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.
b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang
dan jasa.
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam hubungannya
dengan pensegahan, diagnosa dan pengobatan suatu gangguan kesehatan tertentu.
d. Publik berarti orang banyak (umum)
Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie, adalah “Sejumlah manusia yang
memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan
baik berdasarkan nilai- nilai norma yang mereka miliki”. Berdasarkan ketentuan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, diatur bahwa
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik. Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan
kepentingan umum; kepastian hukum; kesamaan hak; keseimbangan hak dan kewajiban;
keprofesionalan; partisipatif; persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; keterbukaan;
akuntabilitas; fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; ketepatan waktu; dan
kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan. Adapun tujuan dari pelayanan publik adalah
sebagai berikut :
a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab,
kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan
pelayanan publik;
b. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan
asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik;
c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan public sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan public
20
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

21
1. Unit kerja

Fungsional Kesehatan sebagai dokter umum ahli pertama pada UPTD


Puskesmas Cabenge, Kabupaten Soppeng

2. Identifikasi Isu

Isu yang diangkat adalah kurangnya pemahaman masyarakat terhadap resiko penularan
Covid-19 dimana terlihat dari meningkatnya jumlah pasien Covid-19 ditangani oleh
Puskesmas Cabenge.

3. Deskripsi Isu
Covid-19 adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh Coronavirus. Penyakit ini
sangat mudah menular karena penularan penyakit ini melalui droplet atau tetesan cairan yang
berasal dari batuk dan bersin, kontak pribadi seperti bersentuhan atau berjabat tangan dan
menyentuh benda atau permukaan yang ada virus dipermukaannya yang kemudian
menyentuh mulut, hidung atau mata sebelum mencuci tangan. Di kabupaten Soppeng sendiri,
jumlah kasus Covid-19 dari tahun 2020 selalu meningkat. Hal ini terlihat dari semakin
meningkatnya kasus Covid-19 yang ditangani rumah sakit daerah dan beberapa puskesmas,
khususnya Puskesmas Cabenge.
Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap pentingnya penerapan
protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pencegahan penularan penyakit
Covid-19. Oleh karena itu sebagai ASN, semestinya memberikan pemahaman tentang
pentingnya penerapan protokol kesehatan yang menjadi salah satu bentuk pelayanan publik.
Pelayanan publik dalam bentuk memberikan pemahaman memiliki tujuan agar menciptakan
masyarakat hidup sehat. Dalam memberikan pelayanan publik, kita sebagai ASN menerapkan
prinsip:
a. Partisipatif, dimana dalam memberikan pemahaman tentang penerapan protocol
kesehatan ini, dibutuhkannya masyarakat demi terlaksananya pelayanan publik.
b. Tidak diskriminatif, dimana dalam memberikan pemahaman, tidak membeda-bedakan
masyarakat. Semua berhak untuk mendapatkan pemahaman untuk hidup sehat.
c. Mudah dan murah. Pemberian pemahaman ke masyarakat merupakan hal yang mudah,
murah dan sangat sederhana.

22
d. Efektif efisien. Salah satu cara yang ditempuh adalah memberikan pemahaman, dimana
sangat efektif dan efisien untuk mecapai tujuan hidup sehat.

Selain pelayanan publik, isu ini terkait dengan Whole of Government. Hal ini
terkait karena untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan lintas sektor agar hal
tersebut tercapai. Bila yang peduli hanya satu sektor saja, maka untuk menyelesaikan
isu ini sangatlah susah. Whole of government ini memangsangat mempengaruhi
tujuan apalagi sasaran yang dituju adalah masyarakat. Masyarakat dari berbagai
macam etnik dan budaya, sehingga pemahaman penerapan protokol kesehatan harus
dari berbagai pendekatan agar dapat tercapainya tujuan.

4. Analisis Dampak Isu

Isu /masalah pada aktualisasi ini yaitu kurangnya pemahaman masyarakat dalam penerapan
protokol kesehatan UPTD Puskesmas Cabenge Kabupaten Soppeng. Jika hal ini terjadi maka
akan berdampak melonjaknya jumlah kasus Covid-19 sehingga sudah tidak dapat
dikendalikan.

5. Gagasan Pemecahan Isu


Gagasan pemecahan isu adalah Peningkatan pemahaman masyarakat melalui
penerapan Gerakan “SEMARAK” dalam mencegah penularan Covid-19 di
Puskesmas Cabenge
6. Kegiatan & Tahapan Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Unit Kerja : UPTD Puskesmas Cabenge


Isu yang diangkat : Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya
penerapan protokol kesehatan dalam mencegah
penularan Covid-19 di Puskesmas Cabenge
Gagasan Pemecahan Isu : Peningkatan pemahaman masyarakat melalui Gerakan
“SEMARAK” dalam mencegah penularan Covid-19 di
Puskesmas Cabenge.
Tujuan Gagasan Pemecahan Isu : Meningkatnya pemahaman dan kesadaran akan
pentingnya penerapan protokol kesehatan dalam
mencegah penularan Covid-19

23
Pengua
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Pelatihan Visi-Misi Organisasi
Organi
1 2 3 4 5 6 7
1. Mengumpulkan a. Melakukan a. Notulensi hasil a. Etika Publik ( Dalam Dengan mendapatkan Pada k
dan melakukan konsultasi dengan konsultasi dan melakukan konsultasi, dan memverifikasi ini
verifikasi data atasan langsung dukungan menyampaikan ide dan jumlah kasus Covid-19 mengan
awal jumlah gagasan dengan sopan, yang ditangani maka nilai
kasus Covid-19 b. Mengumpulkan jujur dan terbuka) mewujudkan misi Organis
yang ditangani data kasus Covid- Nasionalisme ( dengan Menyelenggarakan yakni :
Puskemas 19 dalam 5 bulan berdiskusi akan pelayanan kesehatan Cermat
cabenge terakhir b. Data kasus Covid- meningkatkan sikap yang berkualitas, (menda
(Manajemen 19 dalam 5 bulan musyawarah) merata dan terjangkau. data
ASN dan Whole terakhir Akuntabilitas ( tahap awal Covid-1
of Government) agar terlaksana kegiatan dengan
c. Melakukan sehingga kegiatan lebih dan telit
verifikasi data jelas dan menjadi salah satu
kasus Covid-19 c. Data verifikasi bentuk tanggung jawab)
yang ditangani
puskesmas b. Akuntabilitas (Mencari data
Cabenge dari pemegang program
kasus infeksi sehingga
informasi yang didapatkan

24
Pengua
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Pelatihan Visi-Misi Organisasi
Organi
1 2 3 4 5 6 7
jelas, benar dan
transparan)
Nasionalisme ( adanya
saling membantu dalam
mendapatkan data sesuai
sila ke-5)
Anti Korupsi ( data yang
diberikan sesuai adanya dan
transparan)

c. Akuntabilitas (dengan
adanya peta sebaran kasus
Covid-19 yang ditangani
puskesmas Cabenge, saya
melakukannya dengan teliti,
cermat dan rasa tanggung
jawab)
Anti Korupsi ( Membuat

25
Pengua
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Pelatihan Visi-Misi Organisasi
Organi
1 2 3 4 5 6 7
peta sebaran harus jujur
dan adil )
Deskripri Kegiatan
Keterkaitan kegiatan “Mengumpulkan dan Verifikasi Data Awal” dengan agenda III
Manajemen ASN
Pendataan kasus Covid-19 akan memudahkan kita untuk mengarahkan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dengan melakukan pendataan
tersebut, maka saya akan mengetahui daerah-daerah mana saja yang mengalami peningkatan kasus Covid-19. Hasil datanya akan harus dipaparkan
jujur, bertanggung jawab dan berintegrasi tinggi sesuai kode etik ASN
Whole of Government
Dalam melakukan pendataan kasus Covid-19, saya akan bekerja sama dengan pemegang program kasus infeksi Puskesmas Cabenge. Dengan
kerjasama tersebut merupakan salah satu bentuk dari Whole of Government. Dengan adanya kerjasama tersebut, maka akan memudahkan saya m
tujuan sehingga lebih efektif dan efisien.

Tahapan Kegiatan 1
Sebelum saya menemui Kepala puskesmas selaku mentor, saya mempersiapkan diri dengan berpakaian rapi dan sopan dan menyiapkan draft ran
aktualisasi. Setelah itu, saya mengetuk pintu dan memberi salam. Ketika telah dipersilahkan masuk oleh mentor, saya kemudian masuk dan m
tangannya dengan santun. Saya kemudian menyampaikan surat dari BKPSDM mengenai off campus dan mulai mengkonsultasikan rancangan akt
terkhusus pada kegiatan pertama. Dalam melakukan konsultasi, saya melakukan komunikasi interaktif dengan mentor menggunakan bahasa yang
bersikap sopan , dan tetap berbicara dengan jujur (Etika Publik) sesuai dengan apa yang terjadi. Saya juga akan meminta saran dan masuk

26
Pengua
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Pelatihan Visi-Misi Organisasi
Organi
1 2 3 4 5 6 7
mentor mengenai kegiatan pertama yaitu mengumpulkan data kasus Covid-19. Hal ini meningkatkan rasa bermusyawarah (Nasionalisme) dengan
Selain nilai tersebut, dengan berdiskusi merupakan rasa bertanggung jawab ( Akuntabilitas) untuk melakukan kegiatan ini. Setelah seles
berpamitan tanpa mengurangi rasa hormat untuk melakukan tahapan kegiatan selanjutnya.

Tahapan Kegiatan 2
Setelah mendapat arahan dari mentor, saya kemudian mengumpulkan data kasus Covid-19 yang ditangani puskesmas cabenge. Data tersebut say
mengambilnya dari pemegang program kasus infeksi puskesmas sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan kejelasannya (akunta
Mendapatkan data dari pemegang program penyakit infeksi menular merupakan tindakan saling membantu sesuai dengan sila ke-5 (Nasionalisme
yang didapat merupakan data yang benar dan trasnparan (Anti Korupsi).

Tahapan Kegiatan 3
Dengan data yang saya peroleh, saya membuat peta sebaran daerah yang memiliki kasus Covid-19. Verifikasi data ini saya melakukannya dengan c
teliti, dan penuh rasa tanggung jawab (Akuntabilitas). Pada saat saya membuat verifikasi data maka saya menerapkan bukti yang transparan da
sesuai dengan prinsip nilai Anti Korupsi.

Deskripsi Kolom 6 (Kontribusi kegiatan terhadap visi dan misi):


Kegiatan melakukan pengumpulan dan verifikasi data ini memiliki keterkaitan dengan visi misi puskesmas. Visi puskesmas yaitu terwujudnya l
kesehatan masyarakat yang unggul dan inovatif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cabenge menuju kabupaten soppeng yang lebi

27
Pengua
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Pelatihan Visi-Misi Organisasi
Organi
1 2 3 4 5 6 7
sedangkan misi puskesmas yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, merata dan terjangkau. Dimana dengan kita men
penyebaran kasus Covid-19 maka kita dapat memberikan sosialisasi untuk mencegah penyebaran kasus Covid-19 sehingga pelayanan kesehata
merata dan terjangkau.

Deskripsi Kolom 7 (Kontribusi kegiatan dengan nilai organisasi):


Dengan melakukan kegiatan ini selalu mengingat nilai organisasi dimana dalam mengumpulkan dan verifikasi data dengan memegang prinsip cerm
teliti terhadap data tersebut.

28
Penguatan
Penguatan
Penguatan
Keterkaitan
Keterkaitan Substansi
SubstansiMata MataKontribusi
KontribusiTerhadap
Terhadap
Terhadap
No Kegiatan Tahapan
TahapanKegiatan
Kegiatan Output/Hasil
Output/Hasil Nilai
Nilai
Nilai
Pelatihan
Pelatihan Visi-Misi
Visi-Misi
Organisasi
Organisasi
Organisasi
Organisasi
Organisasi
1 2 33 44 55 6 6 7 77
Tanggal Pelaksanaan
4.
2.
5.
3. Membuat
Mengumpulka
Melakukan
N a.
a. Melakukan
Melakukan
Mendata konsultasi a.
a.
a. Notulensi
Data
Notulensi
Notulensi
masyarakat
hasil
hasil a. a. Etika
Etika
Akuntabilitas
a. Etika
Publik
Publik
Publik
( ( Dalam
( (Mendata
DalamDengan
Dengan terlaksananya
terlaksananya
mendapatkan
melakukan Pada
Pada
PadakegiatanPengua
Kegiatan Maret 2021 Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
sosialisasi
media
n
pembagian
data Noakhir
alat
Kegiatan masyarakatTahapan
dengan
konsultasi
konsultasi yangKegiatan
dengan
dengan
atasan konsultasi Output/Hasil
konsultasi dan melakukan
melakukan
melakukan
masyarakat yangkonsultasi,
mendapatkan kegiatan
konsultasi, kegiatan
dan
pembagian
ini, memverifikasi
makasosialisasi
akan iniinimengandung
kegiatan iniNilai
o Pelatihan Visi-Misi Organisasi
terhadap kasus
sosialisasi
jumlah
pelindung diri langsung
atasan
atasan
menjadi
langsung
langsung
dan coach
target
dan dukungan menyampaikan
menyampaikan
menyampaikan
paket dilakukanide
idedanidegagasan
dengan dan
danrasa Aprilkasus
mewujudkan
kepada
jumlah
“SEMARAK” 2021
visi
masyarakat
Covid-19
rumah
Kit maka nilai
mengandung
mengandun
OrganisasiOrgani

21
22
23
24
25

26

27
28
29
30
31

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
masyarakat
yang
Covid-19
(Pelayanan1 lebih
2
yang pembagian3
coach 4 gagasan
dengan
tanggung5 sopan,
gagasan
dengan dengan
jawab
sopan,
sehingga
jujur sopan,
jujur sakit,
hasil
dan tentang
yang
mewujudkan 6 misi
yaitu ditangani
: peningnya
makayakninilai
g: nilai7
Mengumpulkan dan melakukan
Publik)
mengenai
kreatif
ditangani dan b. Studi
Menyiapkan
“SEMARAK” literature
alatKitdan b. Masker
Bahan persentasi
dan hand dan jujur dan jelas.
terbuka)
pendataannya
terbuka) terbuka)
) Terwujudnya
protokol
mewujudkan
Mendorong layanan
misi
kesehatanRajin
Organisasi
Organisasi
dan Rapi
verifikasi data awal jumlah kasus
pentingnya
menarik,
Puskemas
1. salah b. pembuatan
Mengumpulkan
bahan data b.Data
persentasi
media kasus Covid-
sanitiser Nasionalisme
Nasionalisme ( ( adanya
( dengan
dengankesehatan
saling mewujudkan
Menyelenggarakan
kemandirian
masyarakat
Misi yakni
yakni: :
Covid-19 yang ditangani Puskemas
penerapan
satunya
cabenge Menyiapkan
b. sosialisasi
untuk
kasus sosialisasi yang 19 dalam 1 bulan
masker
Covid-19 b. Akuntabilitas
berdiskusi
berdiskusi
membantu akan
akan
dalam (Menyiapkan
meningkatkan yangpelayanan
meningkatkan
mendapatkan puskesmas
masyarakat
unggul
: kesehatan
dan
untuk Cermat
Empati
Empati
cabenge
protokol yang
pamflet
(Manajemen lebih
dalam
dan hand
kreatif
1sanitiser
bulan terakhir
dan b.c. Sumber dan
Tempat sosialisasi sikap bahan
sikap
data persentasi
sila ke-5) yang jelas)
musyawarah)
sesuai
musyawarah) inovatif
Terwujudnya
yang
berperilaku
di berkualitas,
wilayah
layanan
hidup (mendapatkan
2. Membuat media sosialisasi yang
kesehatan
berisi
ASN) c. menarik,
Mempersiapkan
terakhir salah bahan
yang nyaman Nasionalisme
Akuntabilitas
Akuntabilitas
Anti Korupsi (( tahap
( data
awal kerja
awalyang
agar kesehatan
merata
bersih
UPTD danPuskesmas
masyarakat
sehat dan data kasus
kreatif dan menarik
(Pelayanan
pentingnya satunya pamflet
tempat sosialisasi
Melakukan pembagian alat pelindung agar (Menggunakan
terlaksana
diberikan
terlaksana
sesuai
kegiatan bahasa
adanya
kegiatan
sehinggaCabenge
dan yang unggul
terjangkau. menuju
dan Covid-19
3.
penerapan
Publik diri dan c. Mengidentifikasi Indonesia
sehingga
kegiatan
transparan)
kegiatan dalam
lebih jelas
lebih bahan
danjelas kabupaten
menjadi inovatif disoppeng
wilayah dengan
Whole Melakukan
protokol of c. sosialisasi
a. Mencari
Membuat
data akhir terhadap
contoh c.Data
daftar d. akhir
Daftar peserta dan persentasi).
salah
menjadi
satusalah satu Komitmen
bentuk bentuk yangkerja
tanggung lebih baik UPTD cermat dan
4. masyarakat mengenai
Government)
kesehatan media pentingnya
sosialisasi
peserta sosialisasi Mutujawab)
tanggung
jawab) (Membuat bahan Puskesmas Cabenge teliti)
sebagaipenerapan protokol
yangkesehatan
lebih kreatif c. “SEMARAK” kit, b. Akuntabilitaspesentasi dengan cepat dan menuju
(Mennyediakan kabupaten
Mengumpulkan data akhir jumlah
pencegahan b. dan menarik, salah c.e. Contoh
Melakukan daftar
Waktupenerima
sosialisasi mudahdan dimengerti
pamphlet. b.b. Akuntabilitas
Akuntabilitas
masker (Mencari
(Mencari
hand dataserta
dari soppeng yang lebih
sanitizer
5. kasus Covid-19 yang ditangani
(Manajemen Melakukan
c. satunya pamflet untuk
koordinasi tepat sasaran)
literature
pemegang
dengan sikap
dariprogram kasus baik
bertanggung
berbagai
Puskemas cabenge
ASN) pembagian waktu
menentukan sumber
infeksi
jawab sehingga
untuk
yang informasi
menyelesaikan
dapatyang
d. Membuat
“SEMARAK”
sosialisasi desain
kit f. Daftar hadir, c. Komitmen
dipertanggung
didapatkan
kegiatan benarMutu
ini) jelas,jawabkan dan
media sosialisasi bahan presentasi Anti(Menyiapkan
kebenarannya
transparan)
Korupsi ruangan
) ( Bahan yang
c. yang lebih kreatif
Memberikan arahan Anti dengan cepat
Nasionalisme
disediakan
Korupsi dan tepat).
sederhana
( adanya
(mencari
saling
tetapi
dan
untukmenarik, salah d.
menambah Desain media Anti
literatur
membantu
sangat Korupsi
dengan
bermanfaat)
dalam (menyiapkan
mandiri
mendapatkan
dan
satunya
wawasan pamflet
dan sosialisasi yang dataruangan
tekun sesuai
serta sila
penuhyangdenganakan
ke-5)
yang memuat pesan
pemahaman lebih kreatif dan Antidigunakan
semangat Korupsi data dengan
dan ( pantang yang
pentingnya
mengenai pentingnya menarik, Antitanggung
c. menyerah)
diberikan
29 jawab
Korupsi
sesuai dan kerja
adanya
(Membagi
dan
penerapan protocol
protokol keras) Mutu (kitmencari
Komitemen
transparan)
“SEMARAK” dengan
kesehatan sebagai literature akan
peduli, jujur menjadi
dan adil)
Pengua
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Pelatihan Visi-Misi Organisasi
Organi
1 2 3 4 5 6 7

30
31

Anda mungkin juga menyukai