Anda di halaman 1dari 22

1.

OCCLUDING JUNCTION
Fungsi occluding junctions adalah menghubungkan sel epitel yang satu dengan sel epitel yang
lain, membagi sel atas 2 domain yaitu domain apikal dan basolateral, mencegah protein
membran di domain apikal bergerak ke domain basolateral, dan menyegel ruang antar 2 sel serta
mencegah lalu lintas molekul di ruang antar sel. Occluding junction terbagi menjadi dua jenis,
yaitu tight junction yang terjadi pada jenis vertebrata (bertulang belakang) dan septate junction
yang terjadi pada jenis invertebrata (tidak memiliki tulang belakang)

a.)Tight junctions merupakan occluding junctions yang penting dalam mempertahankan


perbedaan konsentrasi molekul-molekul hidrofilik kecil diseberang lembaran-lembaran sel epitel.
Protein transmembran utama pada tight junctions adalah claudin yang penting untuk
pembentukan tight junctions dan fungsinya berbeda dalam tight junctions yang berbeda. Protein
transmembran utama yang kedua pada tight junctions adalah occludin, fungsinya tidak jelas.
Claudin dan occludin berikatan dengan protein membran periferal intraseluler yang disebut
protein ZO. Claudin, occludin, dan protein ZO ditemukan dapat berikatan dengan tight
junctions.Claudin adalah keluarga protein yang mengontrol aliran molekul dalam ruang
interselular antara sel epitel.Occludin adalah keluarga protein membran plasma yang terletak
pada persimpangan yang ketat.

Tight junction terbagi menjadi dua jenis, yaitu :

- Zonula Occludens

Zonula ocludens adalah perekat berbentuk sabuk yang meluas mengelilingi permukaan apikal
sel. Zonula ocludens tersusun atas partikel-partikel protein yang berasal dari masing-masing
membran sel.
Zonula oclundens berfungsi menutup bagian apikal dari ruang intersel, sehingga molekul-
molekul yang larut dalam air tidak bisa lewat, memudahkan perenggangan antara sel-sel yang
bersebelahan tanpa menyebabkan kerusakan pada sel atau ruang intersel tersebut dan mencegah
terjadinya difusi protein dari luar sel ke daerah basolateral (bagian sisi dasar) pada ruang intersel.
- Fasia Occludens

Fasia occludens adalah perekat berupa daerah kecil pada permukaan sel atau dinding lateral sel.
Fasia occludens berbentuk seperti pita. Fasia occludens terdapat pada sel-sel endotel yang
melapisi pembuluh darah, kecuali kapiler darah pada otak. Sel-sel endotel tersebut saling melekat
dengan adanya zonula occludens.
Karena perlekatan yang terputus, sel endotel pada kapiler darah dapat membentuk cairan
jaringan dan menyebabkan keluarnya leukosit dari kapiler darah.

b.)Septate junctions merupakan occluding junctions yang utama pada invertebrate dan
persimpangan interseluler yang berfungsi sebagai penghalang untuk mengatasi difusi melalui
ruang interseluler pada sel epitel invertebrata.. Morfologinya berbeda dengan tight junctions.
Protein yang disebut Discs-large, yang dibutuhkan untuk pembentukan septate junctions pada
Drosophila, secara struktur berhubungan dengan protein ZO yang ditemukan dalam tight
junctions vertebrata.

2.ANCHORING JUNCTION
Anchoring junctions menghubungkan sitoskeleton suatu sel ke sitoskeleton sel tetangganya atau
ke matriks ekstraseluler. Anchoring junctions tersebar luas dalam jaringan-jaringan hewan dan
paling melimpah dalam sel-sel jantung, otot, dan epidermis. Fungsi anchoring junctions adalah
menghubungkan sel dengan sel, menghubungkan sitoskeleton 2 sel yang berdampingan,
menyatukan sel dalam satu kesatuan kokoh, dan menghubungkan sel dengan matriks
ekstraseluler.

Protein penyusun anchoring junctions adalah intracellular anchor proteins dan transmembrane
adhesion proteins.

Anchoring junctions terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda secara fungsional yaitu adherens
junctions dan desmosom (memegang sel bersama-sama dan dibentuk oleh transmembrane
adhesion proteins yang termasuk dalam famili cadherin), focal adhesions dan hemidesmosom
(mengikat sel-sel pada matriks ekstraseluler dan dibentuk oleh transmembrane adhesion proteins
pada famili integrin).
Adhesi sel adalah proses saat tunggal membentuk jaringan dalam tubuh, seperti urat dan
pembuluh darah. Adhesi sel berperan penting untuk menetapkan morfologi (bentuk) sel,
pergerakan sel, agregasi (pengumpulan/pengelompokan) sel di dalam tubuh.
Adhesi sel dimediasi (ditengahi) oleh reseptor pada permukaan sel yang berasal dari keluarga
integrin, selektin, immunoglobulin dan kaderin.

Integrin adalah reseptor pada permukaan sel yang berinteraksi dengan matriks ekstraseluler dan
memperantarai berbagai sinyal intraseluler. Integrin menentukan bentuk sel, mobilitas sel dan
meregulasi (menyesuaikan) siklus sel. Integrin berfungsi sebagai perlekatan antar sel dan
transduksi sinyal. Dalam proses tranduksi sinyal, integrin merubah sinyal dengan memindahkan
informasi dari matriks ekstraseluler ke sel atau dari dalam sel ke luar sel, sehingga sel dapat
merespon dengan cepat dan fleksibel.

Selektin adalah glikoprotein transmembran berantai tunggal yang memiliki sifat sama dengan
lektin (protein yang mengikat sel tubuh pada glikoprotein dan glikolipid yang telah
diterjemahkan/terekspresi pda permukaan sel, serta memiliki kemampuan untuk membuat sel
tersebut menggumpal) tipe C karena ujung asam amino terkait dan bergantung pada kalsium
untuk mengikat.

Lektin tipe C (CLEC) adalah sejenis protein pengikat karbohidrat. Tipe C mengartikan tentang
ketergantungan protein lektin terhadap kalsium untuk mengikat. Lektin tipe C berfungsi untuk
adhesi sel, merespon sistem imun dan apoptosis.

Immunoglobulin adalah sejenis protein yang digunakan untuk melawan patogen dalam darah.

Kaderin adalah keluarga protein transmembran yang membentuk homodimer (kompleks dari dua
molekul yang sama) dengan cara bergantung pada kalsium dengan molekul kaderin lainnya pada
sel yang berdekatan.  Selain itu, kaderin juga berperan dalam diferensiasi/pengaturan jaringan
dan morfogenesis.
Anchoring junction terbagi menjadi empat jenis, yaitu :
- Zonula Adheren
Zonula adheren disebut juga adherens junction. Zonula adheren terdapat pada jaringan epitel dan
non epitel. Zonula adheren terletak di bawah zonula occludens dan di atas desmosom. Zonula
adheren merupakan pita yang mengeliling sel atau matriks ekstraselular. Zonula adheren
berfungsi untuk mengatur lumen (saluran di dalam pembuluh tubuh) dan luas permukaan sel,
memelihara ketegangan membran sel dan mengatur konstraksi bagian apikal sel. Contoh lumen
adalah ruangan kecil pada bagian tengah pembuluh nadi atau pembuluh vena.

- Focal Adhesion
Focal adhesion adalah perekatan antara sel dan matriks ekstraselular melalui interaksi integrin
(protein transmembran) dengan ligan (molekul sederhana dalam senyawa kompleks yang
berperan sebagai pendonor) ekstraselularnya, serta merupakan struktur multiprotein yang
mengandung integrin yang membentuk hubungan antara kumpulan aktin intraseluler dan substrat
(molekul yang menjadi sasaran aksi enzim dalam proses katalis) ekstraseluler pada sel.

Selain berfungsi sebagai pertautan sel, focal adhesion juga berfungsi untuk membawa sinyal
(sensor) yang memberi informasi mengenai kondisi matriks ekstraseluler kepada sel, sehingga
dapat mempengaruhi perilaku sel tersebut. Pada pergerakan sel, stabilitas focal adhesion
berkurang karena pada sel motil (jenis dari sel bersilia yang memiliki tonjolan untuk bergerak
melalui ruang, serta memindahkan zat agar terlepas dari membran luarnya) focal adhesion terus
dirakit dan dibongkar.

- Desmosom
Desmosom disebut juga maculae adherens. Di dalam membran plasma, desmosom berbentuk
seperti cakram yang menjadi tempat pemanjangan serat-serat protein ke dalam sitoplasma.

Lebih tepatnya, desmosom adalah perekatan dengan menghubungkan filamen intermediet suatu
sel dengan filamen intermediet sel lain. Filamen intermediet adalah bagian dari sitoskeleton
(kerangka sel) yang memiliki diameter lebih besar dari mikrofilamen, tetapi lebih kecil daripada
mikrotubul. Desmosom terdapat pada jaringan epitel kulit dan jaringan otot. Protein penyusun
desmosom adalah desmoglein, desmoplakin, plakoglobin dan desmokolin.
- Hemidesmosom
Hemidesmosom adalah pertautan antar sel basal dengan membran basalis. Hemidesmosom
membentuk ikatan antar sel dengan substrat dari integrin. Protein yang menyusun
hemidesmosom adalah keratin.

Slide 6-7

Plasmodesmata (bentuk jamak dari, plasmodesma) adalah suatu saluran terbuka pada
dinding sel tumbuhan melalui mana benang sitosol terhubung dari sel-sel tetangganya.
Sitoplasma lewat melintasi plasmodemata dan menghubungkan kandungan hidup sel yang
bersebelahan. Ini akan menyatukan sebagian besar bagian tumbuhan itu menjadi satu rangkaian
hidup. Membran plasma sel yang bersebelahan bersambungan melalui plasmodesmata. Air dan
zat terlarut yang berukuran kecil dapat lewat secara leluasa dari sel ke sel. Cara transportasi
tersebut dinamakan simplas. Dalam keadaan tertentu, molekul protein khusus dan RNA dapat
juga melakukan hal seperti itu. Plasmodesmata telah dapat dilihat sejak berabad-abad lalu, tapi
struktur rincinya baru dapat dipelajari setelah berkembangnya mikroskop elektron.
Plasmodesmata tampak seperti terowongan yang terjadi dari perluasan membran plasma dari
sejumlah sel yang bersebelahan dan berisi sebuah tabung berdiameter lebih kurang 40 nm.

Plasmodesmata (tunggal: plasmodesma) adalah saluran kecil pada dinding sel tumbuhan
yang menjadi penghubung antar sel yang bersebelahan. Membran plasma dari sel yang
bersebelahan akan terhubung dan di dalamnya terdapat perpanjangan retikulum endoplasma serta
sitoplasma. Retikulum endoplasma yang melewati plasmodesmata disebut dengan desmotubula.
Plasmodesmata akan menjadi jalur komunikasi dan transportasi zat dari sel satu menuju sel lain.

Plasmodesmata dapat muncul di seluruh bagian dinding sel tumbuhan, atau pada sudut-sudut
tertentu saja. Air dan molekul-molekul yang terlarut di dalam sitoplasma dapat berpindah dari
satu sel ke sel lainnya melalui saluran ini. Perindahan air melalui saluran dalam plasmodesmata
disebut dengan transportasi simplas. Sedangkan perpindahan air melalui dinding sel disebut
dengan transportasi apoplas.
Plasmodesmata terbentuk ketika terjadi peristiwa pembelahan sel. Serat retikulum
endoplasma sel yang membelah akan terperangkap dalam perkembangan dinding sel sehingga
menyebabkan sel anak yang terbentuk memiliki saluran yang terhubung. Selain pada sel yang
hidup, plasmodesmata juga ditemukan pada sel-sel mati seperti pada sel-sel tempurung kelapa.

Pengamatan melalui mikroskop cahaya akan nampak plasmodesmata hanya sebuah garis kecil
yang menghubungkan sel-sel yang bersebelahan. Sedangkan pengamatan dengan mikroskop
elektron mengungkapkan struktur plasmodesmata sebagai suatu saluran kecil dengan diameter
antara 30 hingga 60 nanometer.

Plasmodesma (desmos:mengikat,jamak: plasmodesmata) merupakan saluran


penghubungantar sel tumbuhan atau dapat dikatakan sebagai media komunikasi pada sel
tumbuhan.Plasmodesmata terletak di antara dua dinding sel tumbuhan dan berhubungan
langsung dengan keduaRE halus masing-masing sel.

Gambar plasmodesmataA.

 
StrukturPlasmodesmata terdiri dari 2 bagian, yaitu:
•Pori: terdiri dari lengan sitoplasma (CS) dan koneksi penghubung (SP).Materi yangmelewati
pori adalah materi yang ditransfer ke sel lain tanpa membutuhkan energi karenamengikuti
gradien potensial (transpor pasif)
•Membran : terdiri dari desmotubul (D) dan tabung pusat (CR). Proses transportasi materiyang
terjadi pada bagian ini adalah transpor aktif yang melibatkan kerja aktin dan myosinsebagai
donor ATP.B. FUNGSI
•Menghubungkan lingkungan kimiawi pada sel-sel yang bersebelahan
•Sebagai saluran berpindahnya molekul air, zat terlarut kecil, beberapa protein dan molekulRNA
antar sel
•Dalam kondisi ekstrim (terserang virus/mikroba), plasmodemata mampu “menonaktifkan”
diri sehingga memperkecil penyebaran virus/bakteri ke sel lain

Keterangan:CW : Dinding selER : Retikulum endoplasmaPM :Membran plasmaCS :Lengan


sitoplasmaSP :koneksi penghubung desmotubul dengan PMD :DesmotubulCR : Tabung
pusat (berisi aktin dan myosin)

. FUNGSI
•Menghubungkan lingkungan kimiawi pada sel-sel yang bersebelahan
•Sebagai saluran berpindahnya molekul air, zat terlarut kecil, beberapa protein dan molekulRNA
antar sel
•Dalam kondisi ekstrim (terserang virus/mikroba), plasmodemata mampu “menonaktifkan”
diri sehingga memperkecil penyebaran virus/bakteri ke sel lain

slide 8-9
) Noktah Biasa (noktah sederhana)

1.       Noktah sempurna (berpasangan), yaitu noktah yang terdapat pada sel yang berdampingan
dan masing-masing mengadakan penebalan dinding yang sama. Terdapat pada 2 sel yang sejenis.

2.       Noktah tak berpasangan (noktah setengah sempurna), yaitu noktah yang terdapat di antara


2 sel, di mana penebalan dinding masing-masing sel tidak sama tebalnya. Dijumpai pada 2 sel
yang berdampingan, tetapi tidak sejenis. Misal : sklerenkim – parenkim.

3.       Noktah buta, yaitu noktah yang bermuara pada ruang antar sel.

4.       Noktah majemuk unilateral, yaitu sebuah noktah yang mulutnya melebar, yang berhadapan


dengan noktah-noktah yang kecil-kecil

5.       Noktah ramiform, yaitu noktah yang terbentuk dari noktah yang kecilkecil dan kemudian
bersatu.

*) Noktah Berhalaman :

AdChoices

Yaitu noktah yang salurannya melebar menjadi suatu ruangan yang disebut halaman
noktah. Terdapat pada sel-sel trakea dan trakeid (xylem).

Bagian-bagian noktah berhalaman :

─ Mulut noktah, terdiri dari :

** mulut dalam menghadap ruang sel

** mulut luar menghadap lamela tengah


─ Lamela tengah, terdiri dari :

** torus yaitu bagian lamela tengah yang menebal

Lamela tengah (midle lamela)

      Lamela tengah adalah lapisan dinding sel yang memiliki fungsi sebagai lem atau perekat
untuk membentuk jaringan tumbuhan. Lamela tengah tersusun dari zat liktin terjadi ligrifikasi
pada lamela tengah tumbuhan berkayu atau penambahan zat lignin yang akan menguatkan atau
membuat tumbuhan lebih kuat atau kokoh.

   Lamela tengah adalah lapisan pertama yang terbentuk selama pembelahan sel. Lapisan ini kaya
akan pektin ini adalah lapisan terluar, bergabung bersama sel-sel tanaman yang berdekatan dan
memegang mereka bersama-sama.

** margo yaitu bagian lamela tengah yang tidak menebal dan bersifat elastis, berguna untuk
mengatur aliran zat hara.

Noktah berhalaman dibedakan atas :

a)      Noktah berhalaman sempurna :

Saluran noktah suatu sel yang berdinding tebal berhadapan dengan saluran noktah sel di
sebelahnya yang juga berdinding tebal.

b)     Noktah setengah halaman :

Sal noktah yang bermulut melebar berhadapan dengan dinding tipis dari sel di sebelahnya (n.
biasa).
Misal : xylem – parenkim kayu

Terjadinya noktah :

Pada waktu sel masih hidup dan belum mengalami penebalan, dinding selnya masih tipis
dan dapat ditembus oleh benang-benang plasma yang disebut plasmodesmata. Selama proses
penebalan dinding sel berlangsung, di tempattempat plasmodesmata menerobos dinding sel
masih terjadi aliran plasma, sehingga tempat-tempat ini tidak mengalami penebalan. Walaupun
dinding sel semakin menebal sehingga lubang noktah telah berubah menjadi saluran noktah,
kadang-kadang dalam saluran noktah masih terdapat benang-benang plasma.

SLIDE 12

Di antara dinding sel yang mengalami penebalan, terdapat bagian-bagian tertentu yang tidak ikut 
meneba yang di sebut noktah yaitu
Di dalam noktah kadang-kadang dijumpai plasmodesmata, yang berfungsi untuk meneruskan
rangsang dan makanan dari 1 sel ke sel yang lain. Pada waktu sel mengalami penebalan maka
bagian dinding sel yang tertembus benang plasma tidak ikut menebal.

Berdasarkan bentuknya noktah dibedakan menjadi 2, yaitu noktah biasa dan noktah


berhalaman.

*) Noktah Biasa (noktah sederhana)


1.       Noktah sempurna (berpasangan), yaitu noktah yang terdapat pada sel yang berdampingan dan
masing-masing mengadakan penebalan dinding yang sama. Terdapat pada 2 sel yang sejenis.
2.       Noktah tak berpasangan (noktah setengah sempurna), yaitu noktah yang terdapat di antara 2
sel, di mana penebalan dinding masing-masing sel tidak sama tebalnya. Dijumpai pada 2 sel
yang berdampingan, tetapi tidak sejenis. Misal : sklerenkim – parenkim.
3.       Noktah buta, yaitu noktah yang bermuara pada ruang antar sel.
4.       Noktah majemuk unilateral, yaitu sebuah noktah yang mulutnya melebar, yang berhadapan
dengan noktah-noktah yang kecil-kecil
5.       Noktah ramiform, yaitu noktah yang terbentuk dari noktah yang kecilkecil dan kemudian
bersatu.

Yaitu noktah yang salurannya melebar menjadi suatu ruangan yang disebut halaman noktah.
Terdapat pada sel-sel trakea dan trakeid (xylem).
Bagian-bagian noktah berhalaman :
─ Mulut noktah, terdiri dari :
** mulut dalam menghadap ruang sel
** mulut luar menghadap lamela tengah
─ Lamela tengah, terdiri dari :
** torus yaitu bagian lamela tengah yang menebal
** margo yaitu bagian lamela tengah yang tidak menebal dan bersifat elastis, berguna untuk
mengatur aliran zat hara.

Noktah berhalaman dibedakan atas :
a)      Noktah berhalaman sempurna :
Saluran noktah suatu sel yang berdinding tebal berhadapan dengan saluran noktah sel di
sebelahnya yang juga berdinding tebal.
b)     Noktah setengah halaman :
Sal noktah yang bermulut melebar berhadapan dengan dinding tipis dari sel di sebelahnya (n.
biasa).
Misal : xylem – parenkim kayu

Terjadinya noktah :
Pada waktu sel masih hidup dan belum mengalami penebalan, dinding selnya masih tipis
dan dapat ditembus oleh benang-benang plasma yang disebut plasmodesmata. Selama proses
penebalan dinding sel berlangsung, di tempattempat plasmodesmata menerobos dinding sel
masih terjadi aliran plasma, sehingga tempat-tempat ini tidak mengalami penebalan. Walaupun
dinding sel semakin menebal sehingga lubang noktah telah berubah menjadi saluran noktah,
kadang-kadang dalam saluran noktah masih terdapat benang-benang plasma.

Slide 20-21

Osmosis adalah perpindahan molekul pelarut (misalnya air) melalui selaput semipermiabel dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat atau dari bagian yang konsentrasi pelarut
(misalnya air) rendah (hipotonis) ke konsentrasi pelarut (misalnya air) tinggi (hipertonis).
Membran semipermeabel harus dapat dilewati oleh pelarut, tetapi tidak oleh zat terlarut, yang
mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tetapi dapat dihambat secara buatan dengan
meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan
konsentrasi yang lebih cair. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya
pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih
pekat sebanding dengan tekanan turgor.
Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada
konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan
mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel
Faktor yang mempengaruhi Osmosis:
1. Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat lubang
membran akan meresap dengan lebih mudah.

2. Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat
daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid.

3. Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan membran
yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.

4. Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak yang
harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan melalui satu
membran yang tipis adalah lebih cepat.

5. Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih cepat
pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.

Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerah dimana air lebih
banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit . Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia
air atau potensial air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan
difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang
sedikit, di bawah kondisi yang sama.

Energi bebas zuatu zat per unit jumlah, terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1)
disebut potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi
zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi
kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia lebih kecil (Ismail, 2006).

Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergerak dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa
karena adanya peristiwa osmosis. Selain air,molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2
dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari
daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan berhenti jika
konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan(Anonim,
2009).Struktur dinding sel dan membran sel berbeda. Membran memungkinkan molekul air
melintas lebih cepat daripada unsur terlarut; dinding sel primer biasanya sangat permeabel
terhadap keduanya. Memang membran sel tumbuhan memungkinkan berlangsungnya osmosis,
tetapi dinding sel yang turgid itulah yang menimbulkan tekanan.

SLIDE 23
Perbedaan Antara Transport Aktif dan PasifPerbedaan Antara
Tranport aktif dan paif adalah dua metode yang mengangkut molekul melintai membran sel.
Membran el adalah unit multi-tuga yang memberikan truktur pada el ambil melindungi konten
itool dari lingkungan

Slide 24

Pompa Natrium-Kalium

Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan energi untuk
mengeluarkan dan memasukkan ion –ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat
permeabel dengan tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil di dalam sel.

Fungsi dari transpor aktif adalah untuk menjaga konsentrasi suatu molekul di dalam sel terhadap
perbedaan konsentrasi molekul yang ada di lingkungannya. ion K+, ion ini berperan penting
dalam menjaga aktivitas elektrik pada sel saraf serta sebagai pendorong transpor aktif zat-zat
lainnya. Walaupun ion Na+ dan K+ mampu melewati membran, namun sel membutuhkan
pasokan ion K+ yang lebih tinggi sehingga diperlukan adanya pasokan ion K+ ke dalam sel dan
pengeluaran ion Na+ keluar sel. pergerakan ion K+ ke dalam sel dan ion Na+ ke luar sel. Energi
yang diperlukan untuk pergerakan melawan gradien konsentrasi adalah berupa ATP dengan
menggunakan bantuan dari protein yang berada di dalam membran. Setia terjadi pergerakan 3
ion Na+ keluar dari dalam sel pasti selalu diimbangi dengan masuknya 2 ion K+ dari luar sel.

Slide 25-30.

Endositosis

Endositosis adalah transpor makromolekul dan materi yang sangat kecil ke dalam sel dengan
cara membentuk vesikula baru dari membran plasma. Langkah-langkahnya pada dasarnya
merupakan kebalikan dari eksositosis. Sebagian kecil luas membran plasma terbenam ke dalam
membentuk kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit membentuk
vesikula yang berisi materi yang didapat dari luar selnya. Endositosis dibutuhkan untuk berbagai
macam fungsi yang penting bagi sel, karena endositosis dapat meregulasi berbagai macam proses
seperti pengambilan nutrisi, adhesi dan migrasi sel, reseptor sinyal, masuknya patogen,
neurotransmisi, presentasi antigen, polaritas sel, mitosis, pertumbuhan dan diferensiasi, dan
masuknya obat.

Jenis-jenis

Terdapat tiga jenis endositosis, yaitu:

 Fagositosis (pemakanan seluler) merupakan proses di mana sel menelan suatu partikel
dengan kaki semu (pseudopod) yang membalut di sekeliling partikel tersebut dan
membungkusnya di dalam kantong berlapis-membran yang cukup besar untuk bisa
digolongkan sebagai vakuola. Partikel itu dicerna setelah vakuola bergabung dengan
lisosom yang mengandung enzim hidrolitik. Sebagai contoh, ketika mikroorganisme
menyerang tubuh manusia, sejenis sel darah putih yang disebut neutrofil akan melawan
mikroorganisme melalui proses ini, sekitarnya dan melanda mikroorganisme, yang
kemudian dihancurkan oleh neutrofil tersebut.
 Pinositosis (peminuman seluler) merupakan proses di mana sel ‘meneguk’ tetesan fluida
ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena salah satu atau seluruh zat terlarut yang larut
dalam tetersan tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinositosis tidak bersifat spesifik dalam
substansi yang ditranspornya.Sel-sel yang melakukan proses pinositosis ini antara lain sel
darah putih, epitel usus, makrofag hati, dan lain-lain. Tahapan proses pinotosis adalah
sebagai berikut. Pinositosis bekerja sebagai berikut :
a. Pinositosis dapat terjadi baik secara konstitutif maupun sebagai respons yang dipicu oleh
sinyal ekstraseluler. Seluruh proses pinositosis sangat umum di antara sel-sel eukariotik
dan agak sederhana karena hanya melibatkan beberapa organel seluler.
b. Untuk memulai proses pinositosis, membran sel harus memungkinkan cairan tertentu
yang ingin ditelannya, yang mengakibatkan invaginasi dalam struktur.
c. Setelah itu, cairan terus mengisi invaginasi karena tumbuh lebih besar untuk menampung
lebih banyak cairan.
d. Membran kemudian mencubit dengan cairan yang terperangkap terperangkap di dalam
vesikel.
e. Pada dasarnya, seluruh proses pinositosis ini dapat disamakan dengan proses mengisi
balon dengan udara. Saat Anda mengudara, balon diisi sebelum akhirnya dijepit dan
diikat, dengan udara yang terperangkap di dalamnya.
f. Sejak kedatangan mikroskop elektron, proses pinositosis diketahui mudah terjadi pada
waktu yang berbeda di hampir semua jenis sel.

 Endositosis yang diperantrai reseptor membutuhkan reseptor yang disebut


ligan.Endositosis yang diperantarai reseptor merupakan proses endositosis yang
menggunakan reseptor khusus untuk partikel tertentu. Hampir sama dengan pinositosis
hanya saja, selektif terhadap substansi yang ditranspornya . Endositosis yang diperantarai
reseptor memungkinkan sel dapat meperoleh substansi spesifik dalam jumlah yang
melimpah sekalipun substansi itu mungkin saja konsentrasinya tidak tinggi dalam cairan
seluler. Protein dan reseptor spesifik yang menempel pada membran, terpapar oleh cairan
ekstraseluler dan ligan terikat pada reseptor. Reseptor kemudian dikelompokan didaerah
dari membran disebut lubang dilapisi, yang dilapisi oleh lapisan kabur protein mantel.
Selanjutnya masing-msing lubang terlapis membentuk vesikel yang mengandung molekul
ligan.
Fagositosis adalah proses seluler dari fagosit dan protista yang menggulung partikel padat
dengan membran sel dan membentuk fagosom internal.

Fagositosis merupakan suatu proses atau cara untuk memakan bakteri atau benda asing yang
dilakukan di mana setelah benda asing atau bakteri melekat pada permukaan makrofag, maka
makrofag membentuk sitoplasma dan melekuk ke dalam, membungkus bakteri atau benda
tersebut.

Fungsi Pinositosis

Pinositosis adalah jenis endositosis yang fungsinya mengambil berbagai zat cairan di luar sel
seperti asam amino atau ion-ion tertentu. Endositosis adalah ketika sel mengambil partikel
dengan menelannya dengan membrannya. Jenis lain dari endositosis adalah fagositosis (“makan
sel”), yang hampir sama dengan pinositosis tetapi melibatkan sel dalam jumlah partikel yang
lebih besar, dan endositosis yang dimediasi reseptor, yaitu ketika partikel dibawa ke dalam sel
dengan mengikat untuk reseptor.

Partikel kecil zat di ECF diserap ke dalam sel melalui pinositosis. Ini adalah proses yang
membutuhkan transpor aktif, yang berarti ia membutuhkan energi pada bagian sel (sebagai lawan
dari proses seperti difusi sederhana). Ini tidak spesifik; meskipun dipicu oleh adanya zat-zat
tertentu di luar sel seperti asam amino atau ion-ion tertentu, ia menghasilkan penyerapan
berbagai zat oleh sel pada saat yang sama, seperti air dan berbagai zat terlarut seperti gula dan
protein.

1. Pinositosis Untuk penyerapan

Dalam rongga membran sel yang dilapisi clatrine, berbagai reseptor yang mengenali hormon,
faktor pertumbuhan, protein pembawa, selain protein lain dan lipoprotein dapat menumpuk.
Salah satu proses terbaik yang dievaluasi adalah penangkapan kolesterol dalam sel mamalia,
yang dimediasi oleh adanya reseptor spesifik dalam membran sel.

Secara umum, kolesterol diangkut dalam aliran darah dalam bentuk lipoprotein, yang paling
umum adalah lipoprotein densitas rendah (LDL).

Setelah vesikel yang terlapisi berada dalam sitoplasma, reseptor didaur ulang kembali ke
membran dan kolesterol dalam bentuk LDC diangkut ke lisosom untuk diproses dan digunakan
oleh sel.

2. Pinositosis untuk Memerangkap Metabolit

Proses pinositosis juga bermanfaat untuk menangkap serangkaian metabolit yang paling penting
dalam aktivitas seluler. Beberapa di antaranya adalah vitamin B12 dan zat besi yang tidak dapat
diperoleh sel melalui proses transpor aktif melalui membran.

Kedua metabolit ini sangat penting dalam sintesis hemoglobin, yang merupakan protein terbesar
yang ada dalam sel darah merah dalam aliran darah.

Di sisi lain, banyak reseptor yang ada di membran sel yang tidak didaur ulang, diserap dengan
cara ini dan diangkut ke lisosom untuk dicerna oleh berbagai macam enzim.

Sayangnya, melalui rute ini (pinositosis dimediasi reseptor), banyak virus seperti influenza dan
HIV masuk ke dalam sel.

3. Pinositosis vesikel yang tidak tertutup clatrine

Ketika pinositosis terjadi dengan cara lain di mana vesikel berlapis clathrin tidak terbentuk,
proses tersebut ternyata sangat dinamis dan sangat efektif.

Sebagai contoh, dalam sel endotel yang merupakan bagian dari pembuluh darah, vesikel yang
terbentuk harus memobilisasi sejumlah besar zat terlarut dari aliran darah ke ruang intraseluler.

Tahapan Pinositosis
 Langkah awal dalam tahapan pinositosis yaitu zat induser, seperti protein, berikatan
dengan reseptor pada membran sel. Perhatikan bahwa ini berbeda dari endositosis yang
dimediasi reseptor karena beberapa tipe molekul akan diambil oleh pinositosis alih-alih
hanya satu tipe spesifik.
 Membran sel membentuk saku kecil terbuka, atau invaginasi, di sekitar bagian ECF yang
akan diserap ke dalam sel.

 Membran sel mulai menyambung kembali di ujung terbuka invaginasi, atau “cubit”.

 Ketika membran sel sepenuhnya mencubit invaginasi, vesikel terbentuk. Ini adalah bola
kecil dari selaput sel yang mengelilingi bahan yang baru saja diambil sel. Ini mencegah
molekul dari mengganggu sisa sel saat mereka diangkut.

 Molekul di dalam vesikel akhirnya dilepaskan untuk digunakan oleh bagian lain dari sel.

Contoh Pinositosis

Pinositosis banyak digunakan di antara sel-sel tubuh, tetapi ada situasi khusus di mana
pinositosis memainkan peran utama. Mikrovilli dalam usus menggunakan proses ini untuk
menyerap nutrisi dari makanan. Sel-sel dalam ginjal dapat menggunakan pinositosis untuk
memisahkan nutrisi dan cairan dari urin yang akan dikeluarkan dari tubuh. Selain itu, sel telur
manusia juga menggunakannya untuk menyerap nutrisi sebelum dibuahi.

1. Pinositosis pada Sel Telur Manusia

Seperti sel-sel yang disebutkan di atas, sel telur mencerna nutrisi yang ada di lingkungan
ekstraseluler untuk pertumbuhan zigot di masa depan.

2. Pinositosis pada Sel Epitel

Salah satu dari banyak sel yang melakukan pinositosis adalah sel epitel. Sel-sel ini
memanfaatkan pinositosis untuk mengambil bagian cairan darah di permukaan kapiler. Vesikel
yang terbentuk kemudian berjalan melintasi sel kapiler lain dan mengeluarkan cairan ke jaringan
di sekitarnya.
3. Pinositosis pada Sel-sel usus dengan Mikrovili

Usus halus adalah organ yang dikenal untuk melakukan penyerapan nutrisi; karenanya, tidak ada
pertanyaan mengapa sel-sel yang melapisi epitel usus melakukan pinositosis dengan baik. Pada
dasarnya, sel dengan proyeksi mikrovili hadir agar dapat dengan mudah menyerap nutrisi cairan
dari matriks ekstraseluler.

Bagaimana Pinositosis bekerja

Pinositosis dapat terjadi baik secara konstitutif maupun sebagai respons yang dipicu oleh sinyal
ekstraseluler. Seluruh proses pinositosis sangat umum di antara sel-sel eukariotik dan agak
sederhana karena hanya melibatkan beberapa organel seluler.

 Untuk memulai proses pinositosis, membran sel harus memungkinkan cairan tertentu
yang ingin ditelannya, yang mengakibatkan invaginasi dalam struktur.
 Setelah itu, cairan terus mengisi invaginasi karena tumbuh lebih besar untuk menampung
lebih banyak cairan.

 Membran kemudian mencubit dengan cairan yang terperangkap terperangkap di dalam


vesikel.

 Pada dasarnya, seluruh proses pinositosis ini dapat disamakan dengan proses mengisi
balon dengan udara. Saat Anda mengudara, balon diisi sebelum akhirnya dijepit dan diikat,
dengan udara yang terperangkap di dalamnya.

 Sejak kedatangan mikroskop elektron, proses pinositosis diketahui mudah terjadi pada
waktu yang berbeda di hampir semua jenis sel.

Tingkat Pinositosis

Rupanya ada dua tingkat pinositosis yang berbeda: mikropinositosis dan makropinositosis.
Berikut ini dijelaskan di bawah ini:
Mikropinositosis

Seperti namanya, tingkat pinositosis ini terjadi dalam skala yang lebih kecil. Vesikel yang
terbentuk dalam pinositosis ini berasal dari caveolae (depresi pada permukaan sel) dan memiliki
diameter sekitar 0,1 μm.

Proses ini sangat tidak sensitif terhadap inhibitor mikrofilamen dan mungkin melibatkan protein
dinamin.

Makropinositosis

Berbeda dengan mikropinositosis, vesikel yang terbentuk selama makropinositosis relatif lebih
besar dengan diameter mulai dari 1 hingga 2 μm. Vesikel berasal dari invaginasi permukaan
ruffles atau kadang-kadang membran plasma.

Ini adalah jenis pinositosis yang ditunjukkan oleh sel dendritik untuk menelan cairan dari
lingkungan ekstraseluler. Proses ini membantu mereka untuk mengambil antigen secara tidak
spesifik.

Bedanya Fagositosis dan Pinositosis

Proses pinositosis sering dikaitkan dengan fagositosis dengan masing-masing memiliki


mekanisme dan kompleksitas yang menonjol. Di bawah ini adalah perbedaan utama antara
keduanya.

Anda mungkin juga menyukai