Anda di halaman 1dari 24

Desain Penelitian

26 April – 1 Mei 2021

Action Research & Ethnographic Research

Desain penelitian yang Mahasiswa memahami desain


merupakan pedoman dalam penelitian dan mendesain sebuah
melakukan melaksanakan penelitian kecil dari sebuah studi
penelitian kasus

Desain penelitian merupakan pedoman dalam melakukan proses penelitian diantaranya dalam menentukan instrumen
pengambilan data, penentuan sampel, pengumpulan data serta analisa data. Dengan pemilihan desain penelitian yang
tepat diharapkan akan dapat membantu peneliti dalam menjalankan penelitian secara benar. Tanpa desain yang benar
seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena tidak memiliki pedoman penelitian yang
jelas.
6. Action Research
Konsep Action Research, menurut pakar

• Kemmis (1988) mengemukakan bahwa penelitian tidnkan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan
kolektif yang dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial.
• Kemmis dan Taggar (1988) dalam Zuriah (2003: 54) juga menyatakan bahwa penelitian tindakan
adalah suatu bentuk penelitian reflektif diri secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial
untuk meningkatkan penalaran dan keadilan pratek pendidikan sosial mereka, serta pemahaman
mereka mengenai praktek dan terhadap situasi tempat dilakukan praktek-praktek tersebut.
• Menurut Arikunto (2002: 18) penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di
masyarakat atau kelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang
bersangkutan.
• Selanjutnya Zuriah (2003: 54) mengemukakan bahwa penelitian tindakan menekakan pada kegiatan
(tindakan) dengan mengujicobakan suatu ide ke dalam praktek atau siduasi nyata dalam skala mikro
yang diharapkan kegiatan tersebut mampu memperbaiki, meningkatkan kualitas, dan melakukan
perbaikan sosial.

Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 2


6. Action Research
Konsep Action Research, menurut pakar

• Menurut Mc Cutcheon dan Jung (1990: 148) dalam jurnal Alternative Perspectives on Action Research
Theory into Practice, mengemukakan bahwa :

“Action research is characterized as systemic inquiry that is collective, collaborative, self-reflective,


critical, and undertaken by the participants of the inquiry. The goals of such research are the
understanding of practice and the articulation of a rationale or philosophy of practice in order to
improve practice” (McCutcheon dan Jung, 1990:148).

Atau

“Penelitian tindakan dicirikan sebagai penyelidikan sistemik yang bersifat kolektif, kolaboratif, self-
reflektif, kritis, dan dilakukan oleh para peserta penyelidikan. Tujuan dari penelitian tersebut adalah
pemahaman praktek dan artikulasi dari suatu pemikiran atau filsafat praktek dalam rangka untuk
meningkatkan praktek”

Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 3


6. Action Research
Tujuan Penelitian Tindakan

Menurut Grundy dan Kemmis (1990: 322) dalam buku Educational Research In
Australia mengemukakan bahwa penelitian tindakan memiliki dua tujuan pokok,
yaitu;
• meningkatkan (improve) dan melibatkan (involve).
• Improve maksudnya, meningkatkan bidang praktik, meningkatkan pemahaman
praktik yang dilakukan oleh praktisi, dan meningkatkan situasi tempat praktik
dilaksanakan.
• Sedangkan involve berarti, melibatkan pihak-pihak yang terkait, jika penelitian
tindakan dilaksanakan di sekolah, pihak yang terkait adalah antara lain, kepala
sekolah, guru, siswa, karyawan, dan orang tua siswa.

Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 4


6. Action Research
Kesulitan-Kesulitan Pelaksanaan Penelitian Tindakan

Nazir (1988: 96-97) mengemukakan bahwa kesulitan-kesulitan pelaksanaan penelitian


tindakan dapat mencakup dua hal, yaitu;
• dalam mengadakan evaluasi serta
• kesulitan dalam koordinasi antara peneliti dan pelaksana kegiatan serta pelaksana
program.

Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 5


Kesulitan Evaluasi dalam Pelaksanaan Action Research

• Terkadang tidak diperoleh pengaruh yang dapat diobservasikan atau beda yang nyata
antara kelompok-kelompok di mana dilaksanakan program, karena tidak ada kontrol
untuk membuat hal-hal lain di luar program tidak berubah
• Kurangnya dokumentasi yang sistematik dan cermat dari program, mengakibatkan
sukarnya analisa dan evaluasi itu sendiri
• Terkadang stimulus terlalu lemah, relatif terhadap faktor-faktor lain yang terjadi di luar
program,
• Adanya sifat “mengamati langsung” oleh peneliti terhadap manusia yang
melaksanakan dan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan perubahan itu sendiri, maka
berakibat dampak yang diperlihatkan tidak murni lagi.

Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 6


Kesulitan Koordinasi dan kerjasama dalam Pelaksanaan Action Research

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini perlu sekali adanya kerja sama antara peneliti
dengan pelaksana kegiatan (decision maker), mengakibatkan:
• Sukar untuk menjelaskan apakah proyek tersebut suatu penelitian atau suatu program
tindakan, sehingga sukar menentukan siapa yang akan menjadi pengambil
keputusan
• Adanya ketergantungan antara peneliti dan pelaksana program sedangkan kedua
belah pihak mempunyai profesi serta orientasi dan perbedaan dalam deskripsi pekerjaa
serta sistem “rewarding”
• Adanya ketentuan serta requirement yang interdisiplin dari peneltian tindakan (antara
ahli antropologi dengan ahli pertanian, dan sebagainya) membuat penelitian tindakan
merupakan satu penelitian yang menghendaki kerja sama yang utuh.

Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 7


6. Action Research
Langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan

Secara garis besar, langkah-langkah dalam penelitian tindakan ini meliputi perencanaan (planning),
pelaksanaan (acting), pengamatan (monitoring), dan refleksi/ penilaian (reflecting).

Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 8


6. Action Research
Langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan (Nazir)

Dalam Nazir (1988: 97-98) dikemukakan langkah-langkah pokok dalam penelitian tindakan sebagai
berikut:
1. Rumusan masalah dan tujuan penelitian bersama-sama antara peneliti dan pekerja praktis dan
decision maker
2. Himpun data yang tersedia tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah ataupun metode-
metode dengan melakukan studi kepustakaan.
3. Rumuskan hipotesa serta strategi pendekatan dalam memecahkan masalah
4. Buat desain penelitian bersama-sama antara peneliti dengan pelaksana program serta rumuskan
prosedur, alat dan kondisi pada mana penelitian tersebut akan dilaksanakan
5. Tentukan kriteria evaluasi, teknik pengukuran, serta teknik-teknik analisa yang digunakan
6. Kumpulkan data, analisa, beri interpretasi serta generalisasi dan saran-saran
7. Laporkan penelitian dengan penulisan ilmiah

Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 9


6. Action Research
Langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan (Davison, Martinsons & Kock)

Davison, Martinsons & Kock (2004), membagi Action research dalam 5 tahapan yang merupakan siklus,
yaitu :
1. Melakukan diagnosa (diagnosing)
2. Membuat rencana tindakan (action planning)
3. Melakukan tindakan (action taking)
4. Melakukan evaluasi (evaluating)
5. Pembelajaran (learning)

Sebagai contoh Action Reseach dalam


Pengembangan situs web

Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 10


Melakukan diagnosa (diagnosing)

Melakukan identifikasi masalah-masalah pokok yang ada guna menjadi dasar kelompok atau
organisasi sehingga terjadi perubahan, untuk pengembangan situs web pada tahap ini peneliti
mengidentifikasi kebutuhan stakeholder akan situs web, ditempuh dengan cara mengadakan
wawancara mendalam kepada stakeholder yang terkait langsung maupun yang tidak terkait
langsung dengan pengembanga situs web.

Membuat rencana tindakan (action planning)

• Peneliti dan partisipan bersama-sama memahami pokok masalah yang ada kemudian
dilanjutkan dengan menyusun rencana tindakan yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang
ada, pada tahap ini pengembangan situs web memasuki tahapan desain situs web.
• Dengan memperhatikan kebutuhan stakeholder terhadap situs web penelitian bersama
partisipan memulai membuat sketsa awal dan menentukan isi yang akan ditampilkan nantinya.

Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 11


Melakukan tindakan (action taking)

• Peneliti dan partisipan bersama-sama mengimplementasikan rencana tindakan dengan harapan


dapat menyelesaikan masalah.
• Selanjutnya setelah model dibuat berdasarkan sketsa dan menyesuaikan isi yang akan
ditampilkan berdasarkan kebutuhan stakeholder dilanjutkan dengan mengadakan ujicoba awal
secara offline kemudian melanjutkan dengan sewa ruang di internet dengan tujuan situs web
dapat ditampilkan secara online

Melakukan evaluasi (evaluating)


Setelah masa implementasi (action taking) dianggap cukup kemudian peneliti bersama partisipan
melaksanakan evaluasi hasil dari implementasi tadi, dalam tahap ini dilihat bagaimana penerimaan
pengguna terhadap situs web yang ditandai dengan berbagai aktivitas-aktivitas.

Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 12


Pembelajaran (learning)

• Tahap ini merupakan bagian akhir siklus yang telah dilalui dengan melaksanakan review tahap-
pertahap yang telah berakhir kemudian penelitian ini dapat berakhir.
• Seluruh kriteria dalam prinsip pembelajaran harus dipelajari, perubahan dalam situasi
organisasi dievaluasi oleh peneliti dan dikomunikasikan kepada klien, peneliti dan klien
merefleksikan terhadap hasil proyek, yang nampak akan dilaporkan secara lengkap dan hasilnya
secara eksplisit dipertimbangkan dalam hal implikasinya terhadap penerapan Canonical Action
Reaserch (CAR).
• Untuk hal tertentu, hasilnya dipertimbangkan dalam hal implikasinya untuk tindakan berikutnya
dalam situasi organisasi lebih-lebih kesulitan yang dapat dikaitkan dengan pengimplementasian
perubahan proses.

Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 13


7. Ethnographic Research (ER)
Konsep - ER
• Etnografi berasal dari kata ethnos (Yunani) yaitu bangsa atau suku bangsa dan graphein yaitu tulisan atau
uraian.
• Etnografi berakar pada ilmu antropologi pada dasarnya adalah kegiatan penelitian untuk memahami cara
orang-orang berinteraksi dan bekerjasama melalui fenomena teramati kehidupan sehari-hari.
• Etnografi berguna untuk meneliti perilaku manusia dalam lingkungan spesifik alamiah.
• Ciri utama dari penelitian etnografi yaitu adanya uraian tebal (thick description) berdasarkan pengamatan
yang terlibat (observatory participant).
• Menurut Creswell (2008: 473), penelitian etnografi dapat dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang atau pola ‘kaidah-kaidah’ (rules) yang mendasari sesuatu yang ‘dialami’ atau
‘dimiliki’ (shared) oleh sekelompok orang secara bersama, seperti tingkah laku, bahasa, nilai-nilai, adat-
istiadat dan keyakinan.
• Dalam konteks pendidikan, penelitian etnografi dapat dilakukan untuk memahami pola hubungan antar
guru di sebuah sekolah, proses pengajaran dengan menggunakan metode atau media tertentu (seperti
pengajaran kosa-kata dengan metode Total Physical Response), atau prosedur pelaksanaan kegiatan
tertentu, seperti program English Speaking Days di suatu sekolah dan pembelajaran mengarang melalui
internet di sebuah kelas. Cakupan kelompok (masyarakat) yang diteliti bisa luas (sebuah universitas),
sedang (sebuah fakultas) atau kecil (sebuah kelas atau keluarga).
Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 14
7. Ethnographic Research (ER)
Perkembangan Etnografi

• Etnografi diperkenalkan oleh B. Mallinowski (1922) dalam penelitian yang berjudul “Argonuts of the
Western Pacific” dengan menggunakan metode lapangan dan observasi partisipan yang berfokus
utamanya pada kehidupan masa kini yang dijalani oleh masyarakat dan cara hidup suatu masyarakat
(society’s way of life) dan untuk memberikan deskripsi tentang struktur sosial dan budaya suatu
masyarakat dengan melakukan wawancara dengan beberapa informan dan observasi partisipasi pada
kelompok yang diteliti.
• Pada tahun 1960, perkembangan etnografi mulai memusatkan pada usaha untuk mempelajari
bagaimana suatu masyarakat mengorganisir budaya dalam pikiran dan bagaimana budaya itu
diaplikasikan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
 Pada tataran ini, etnografi disebut sebagai antropologi kognitif.
 Etnografi mulai memiliki peranan untuk menemukan dan menjelaskan organisasi pikiran.
 Selanjutnya etnografi dikembangkan oleh Spradley dengan bertolak pada antropologi kognitif
yang menjelaskan bahwa suatu budaya merupakan sistem pengetahuan yang diperoleh manusia
melalui proses belajar dan digunakan untuk menyusun perilaku dalam menghadapi situasi dunia.

Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 15


Prinsip-Prinsip Penelitian etnografi oleh Spradley :
a) Teknik tunggal, yaitu peneliti dapat melakukan berbagai teknik penelitian secara
bersamaan dalam satu fase penelitian.
b) Identifikasi tugas, peneliti harus menggali langkah-langkah pokok yang harus
dilaksanakan.
c) Pelaksanaan langkah-langkah pokok harus dijalankan secara berurutan.
d) Wawancara dilakukan secara sesungguhnya bukan hanya sekedar latihan.
e) Problem solving, peneliti memberikan jalan keluar.

Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 16


7. Ethnographic Research (ER)
Jenis – Jenis Etnografi

Menurut Creswell (2008: 475) penelitian etnografi memiliki beragam bentuk. Akan tetapi, jenis utama
yang sering muncul dalam laporan-laporan penelitian pendidikan adalah;
1. etnografi realis,
2. studi kasus, dan
3. etnografi kritis.

Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 17


1. Etnografi Realis

• Etnografi realis merupakan pendekatan yang populer di kalangan antropolog. Pendekatan ini
berupaya menggambarkan situasi budaya para partisipan secara obyektif berdasarkan informasi
yang diperoleh langsung dari para partisipan di lapangan penelitian dan dipaparkan dengan
menggunakan sudut pandang orang ketiga (third person point of view).
• Creswell (2008) menguraikan tiga ciri khas etnografi realis :
a. peneliti mengungkapkan laporan penelitiannya melalui pandang orang ketiga berdasarkan data
yang diperoleh melalui pengamatan atas partisipan dan pandangan-pandangan mereka. Peneliti
tidak melibatkan refleksi peribadinya dan berupaya bertindak hanya sebagai peliput fakta-fakta
b. peneliti memaparkan data-data obyektif dalam bentuk informasi yang terukur dan bebas dari
bias, afiliasi politik, dan penilaian personal. Peneliti boleh mengikutsertakan data-data tentang
kehidupan sehari-hari para partisipan yang disusun dalam kategori-kategori standar
penggambaran kultural, seperti keluarga, sistem status, jaringan-jaringan sosial, dan lain-lain
c. peneliti mengungkapkan pandangan para partisipan melalui kutipan-kutipan penuturan mereka
yang diedit tanpa merubah makna. Peneliti menyatakan interpretasinya tentang gambaran
budaya yang diteliti pada bagian akhir laporan.
Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 18
2. Etnografi Studi Kasus

Sebagai sebuah bentuk etnografi, studi kasus didefinisikan sebagai;


“an in-depth exploration of a bounded system (e.g. an activity, event, process, or individuals) based
on extensive collection” (Creswell, 2008: 476).

• Istilah “bounded” atau “terbatas” dalam definisi ini berarti bahwa ‘kasus’ yang diteliti terpisah dari
hal-hal lain dalam dimensi waktu, tempat, dan batas-batas fisik tertentu.
• Dengan demikian, hasil penelitian yang diperoleh hanya berlaku bagi objek yang diteliti dan tidak
dapat digeneralisasi pada objek lain meskipun masih sejenis.
• Obyek yang biasanya diteliti dengan prosedur ini memiliki karakteristik yaitu kasus dapat
berbentuk individu tunggal, beberapa individu yang terpisah dalam sebuah kelompok khusus,
sebuah program, peristiwa-peristiwa yang berhubungan erat, atau aktivitas-aktivitas. Jadi, dalam
konteks pendidikan kasus yang diteliti bisa berbentuk “Kehidupan Seorang Guru Teladan Nasional
Sebagai Pendidik”, “Intervensi Bahasa Ibu dalam Pelafalan Bahasa Inggris oleh Siswa-Siswa
Berkebangsaan Jepang di Sekolah Internasional Global Jakarta”, “Upaya-Upaya Kelompok Dosen
Bahasa Inggris di Universitas X Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Bahasa Inggris Mahasiswa”,
“Proses Pembelajaran Menulis Surat Niaga di SMK X”, dan lain-lain.

Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 19


3. Etnografi Kritis

Etnografi kritis merupakan pendekatan penelitian yang digunakan untuk membantu dan
memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat yang termarjinalisasi.
Menurut Creswell (2008: 478) ciri khas etnografi kritis adalah sebagai berikut :
a. Etnografer kritis mempelajari isu-isu sosial tentang kekuasaan, pemberdayaan, ketidakadilan,
dominasi, represi, hegemony, dan penindasan
b. Penelitian diarahkan untuk menghentikan marginalisasi terhadap individu-individu yang diteliti
dengan cara bekerjasama, berpartisipasi aktif, menegosiasikan laporan akhir dengan para
partisipan, dan memberikan bantuan atau perhatian ketika memasuki dan meninggalkan lapangan
penelitian
c. Etnografer kritis menyadari bahwa interpretasinya dipengaruhi oleh kebudayaannya sendiri;
d. Etnografer kritis menempatkan dirinya sebagai pemberdaya para partisipan sehingga laporan
penelitiannya memuat orientasi pada nilai-nilai, pemberdayaan partisipan melalui peningkatan
otoritas, dan tantangan kepada status-quo. Akibatnya, etnografer kritis tidak lagi bertindak sebagai
pengamat objektif
e. Posisi etnografer kritis yang tidak netral memungkinkan baginya untuk menyarankan perubahan
dalam masyarakat agar kelompok-kelompok yang selama ini terpinggirkan tidak lagi dimarginalkan.
f. Laporan penelitian memuat data yang variatif, berjenjang, dan kontradiktif yang diperoleh dengan
beragam metode.
Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 20
7. Ethnographic Research (ER)
Ciri Khas Etnografi

• Penelitian etnografi memiliki ciri khas yaitu penelitian bersifat holistik, integratif, uraian tebal, dan
menggunakan analisis kualitatif dalam mencari sudut pandang asli (native’s point of view).
• Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi partisipasi dan wawancara secara
terbuka dan mendalam.
• Peneliti harus bergabung dengan informan, ketrampilan berkomunikasi yang terlatih, serta
kemampuan menuliskan interpretasi dengan baik.
• Di sisi lain, metode etnografi telah membuktikan bahwa sebagai metode penelitian kualitatif, ia
mampu melakukan analisis yang lebih mendalam serta menyajikan refleksi kritis secara detail dalam
lingkup mikro sebuah kehidupan manusia.

Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 21


7. Ethnographic Research (ER)
Karakteristik Etnografi

Dalam terminologi metode, secara umum istilah etnografi mengacu pada penelitian sosial yang memiliki
karakteristik berikut :
1. Perilaku manusia dikaji dalam konteks sehari-hari, bukan di bawah kondisi eksperimental yang
diciptakan oleh peneliti.
2. Data dikumpulkan dari suatu rentangan sumber, tetapi obsevasi dan percakapan yang relatif informal
lebih diutamakan.
3. Pendekatan untuk pengumpulan data tidak terstruktur dalam arti tidak melibatkan penggunakan
suatu set rencana terperinci yang disusun sebelumnya, juga tidak menggunakan kategori yang telah
ditetapkan sebelumnya untuk penginterpretasian apa yang dikatakan atau dilakukan orang.
4. Fokus penelitian biasanya merupakan suatu latar tunggal atau kelompok dari skala yang relatif kecil.
5. Analisis data melibatkan interpretasi arti dan fungsi tindakan manusia dan sebagian besar
mengambil format deskripsi verbal dan penjelasan.

Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 22


7. Ethnographic Research (ER)
Langkah-Langkah Peneliian Etnografi
1. Identifikasi subyek penelitian, untuk menetapkan kondisi-kondisi subyek yang akan diteliti.
2. Generalisasi hipotesis, bertujuan untuk melanjutkan kegiatan dari keseluruhan penelitian etnografi.
3. Pengumpulan data (observasi, wawancara, peninjauan ulang sumber lain, dan triangulasi)
a. Obsevasi dilakukan untuk menyajikan gambaran realistis perilaku atau kejadian, untuk
menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk mengevaluasi.
b. Wawancara digunakan sebagai pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh
sebelumnya.
c. Peninjauan ulang sumber lain yaitu menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda dan
mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya
pada data, serta dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.
d. Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
4. Analisis data, Analisis data dilakukan secara simultan dengan pengumpulan data, karena salah satu
tujuan analisis data adalah untuk menemukan dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan spesifik
yang jawabannya dicari dalam rekaman-rekaman data yang sudah ada atau dalam pengumpulan
data berikutnya.
5. Kesimpulan Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 23
Daftar Pustaka
Baskerville,L.R. (1999) Journal : Investigating Information Creswell, J. W. 2008. Educational research, planning,
System with Action Research, Association for conducting, and evaluating quantitive and
Information Systems: Atlanta qualitative research. New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Sulaksana,U., (2004), Managemen Perubahan, Cetakan I,
Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta. Denzin, N.K. & Lincoln, Y.S. 2009. Handbook of
qualitative research. Edisi terjemahan. Yogyakarta :
Davison, R. M., Martinsons, M. G., Kock N.,
Pustaka Pelajar.
(2004), Journal : Information Systems Journal
: Principles of Canonical Action Research 14, 65–86 Emir, 2008. Metodologi Penelitian pendidikan kuantitatif
dan kulaitatif. Jakarta : Rajawali Pers.
Madya, S, (2006) Teori dan Praktik Penelitian Tindakan
(Action Research), Alfabeta: Bandung. Etnografi sebuah metode penelitian kualitatif. 2008.
[online] diakses melalui
Gunawan, (2004), Makalah untuk Pertemuan Dosen
http://bayusumilir.wordpress.com pada tanggal 26
UKDW yang akan melaksanakan penelitian pada
Nopember 2010
tahun 2005, URL : http://uny.ac.id, accersed at 19
Mei 2007, 15.25 WIB.

Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 24

Anda mungkin juga menyukai