Survey Research
Desain penelitian merupakan pedoman dalam melakukan proses penelitian diantaranya dalam menentukan instrumen
pengambilan data, penentuan sampel, pengumpulan data serta analisa data. Dengan pemilihan desain penelitian yang
tepat diharapkan akan dapat membantu peneliti dalam menjalankan penelitian secara benar. Tanpa desain yang benar
seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena tidak memiliki pedoman penelitian yang
jelas.
5. Survey Research
Konsep Validitas
• Menurut Gronlund dan Linn (1990), Validitas adalah ketepatan interpretasi yang
dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi.
• Menurut Anastasi (1990), Validitas adalah ketepatan mengukur konstruk, menyangkut;
“What the test measure and how well it does”.
• Menurut Arikunto (1995), Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat
instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur.
• Menurut Sukadji (2000), Validitas adalah derajat yang menyatakan suatu tes
mengukur apa yang seharusnya diukur.
• Menurut Azwar (2000), Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
alat ukur dalam melakukan fungsinya.
1) Validitas Internal, adalah sebuah bentuk kesesuaian intrumen yag dikembangkan berdasarkan
konstruk yang telah disusun, bentuk dan tata bahasa penggunaan instrumen. Validitas internal
meliputi;
a) validitas konstruk, Validitas konstruk menunjuk kepada asumsi, bahwa alat ukur yang dipakai
mengandung satu definisi operasional yang tepat dari suatu konsep teoritis yang dapat diamati
dan diukur. Seorang peneliti dalam membahas validitas konstruk, mulai dengan;
1. menganalisis unsur-unsur suatu konstruk.
2. Kemudian diberikan penilaian apakah bagian-bagian itu memang logis untuk disatukan
menjadi skala yang mengukur suatu konstruk.
3. Langkah terakhir yaitu menghubungkan konstruk yang sedang diamati dengan konstruk
lainnya, dan menelusuri apa saja dari konstruk tersebut yang mempunyai kaitan dengan
unsur-unsur tertentu pada konstruk yang lainnya.
b) validitas isi, Menunjuk kepada suatu instrumen yang memiliki kesesuaian isi dalam mengukur
yang akan diukur. Penentuan suatu alat ukur mempunyai validitas isi, biasanya dapat juga
didasari pada penilaian para ahli dalam suatu bidang.
2) ....
Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 7
Jenis-Jenis Validitas
1) Validitas Internal;
a) validitas konstruk
b) validitas isi
2) Validitas Eksternal (Validitas Empiris), Validitas ini biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu
analisis korelasi. Hal ini disebabkan validitas empiris mencari hubungan antara skor tes dari suatu
kriteria tertentu yang merupakan suatu tolok ukur di luar tes yang bersangkutan. Namun, kriteria itu
harus relevan dengan apa yang diukur. Ada tiga macam validitas empiris, yaitu:
a) validitas prediktif (predictive validity), merupakan validitas yang digunakan untuk mengukur
suatu hal dengan kriteria standar, seperti meramalkan prestasi belajar peserta didik di masa
yang akan datang.
b) validitas kongkuren (concurrent validity), digunakan untuk mengukur hal-hal dengan kriteria
standar yang berlainan.
c) validitas sejenis (congruent validity), merupakan validitas yang digunakan untuk mengukur
hal-hal dengan kriteria standar yang sejenis.
Keterangan:
• r : koefisien korelasi Pearson
• N : banyak pasangan nilai X dan Y
• ∑XY : jumlah dari hasil kali nilai X dan nilai Y
• ∑X : jumlah nilai X
• ∑Y : jumlah nilai Y
• ∑X2 : jumlah dari kuadrat nilai X
• ∑Y2 : jumlah dari kuadrat nilai Y
Koefisien korelasi tersebut menunjukkan seberapa kuat korelasi antar variabel. Nilai koefisien
korelasi yaitu -1 £ r £ 1.
Metodologi Penelitian - Desain Penelitian 10
Mengukur Validitas - Interpretasi korelasi product moment Pearson
• Begitu pula dengan nilai negatifnya, semakin mendekati nilai 0 maka korelasi
semakin rendah dan mendekati -1 korelasi semakin kuat.
• Nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik sedangkan nilai positif
menunjukkan hubungan searah.
Secara garis besar, kita mengenal ada dua jenis reliabilitas, yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas
internal. Pada tulisan ini kita hanya membatasi membahas mengenai reliabilitas internal. Pada
dasarnya, reliabilitas ini diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan.
• Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengukuran reliabilitas tes ulang adalah;
1) jangka waktu antara kedua pengambilan penilaian,
2) stabilitas yang diharapkan dari kinerja yang diukur.
• Secara umum, semakin lama antara interval pelaksanaan tes yang berulang, semakin rendah tingkat reliabilitasnya.
Pendekatan tes ulang merupakan pemberian perangkat tes yang sama terhadap sekelompok subjek sebanyak dua
kali dengan selang waktu yang berbeda. Asumsinya adalah bahwa skor yang dihasilkan oleh tes yang sama akan
menghasilkan skor tampak yang relatif sama.
• Estimasi reliabilitas dengan pendekatan tes ulang akan menghasilkan koefisien stabilitas (stability). Untuk
memperoleh koefisien reliabilitas melalui pendekatan tes ulang dapat dilakukan dengan menghitung koefisien
korelasi linier antara distribusi skor subyek pada pemberian tes pertama dengan skor subjek pada pemberian tes
kedua.
• Pengujian reliabilitas instrument dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya
dua, pada responden yang sama, waktu sama, instrument berbeda. Reliabilitas instrument
dihitung dengan cara mengkorelasikan antara data instrument yang satu dengan data instrument
yang dijadikan ekuivalen. Bila korelasi positif dan signifikan, maka instrument dapat danyatakan
reliable.
• Kelemahan dari metode ini adalah bahwa pengetes pekerjaannya berat karena harus menyusun
dua seri tes. Lagipula harus tersedia waktu yang lama untuk mencobakan dua kali tes.
Keterangan:
ri = reliabilitas instrument
rb = indeks korelasi antara dua belahan instrument
N = banyaknya responden
X = belahan pertama
Y = belahan kedua
Keterangan:
ri = reliabilitas instrument
v1 = varians belahan pertama (varian skor butir-butir ganjil)
v2 = varians belahan kedua (varian skor butir-butir genap)
vt = varians skor total
c. Rumus Rulon
Keterangan:
ri = reliabilitas instrument
Vt = varians total atau varians skor total
Vd = varians (varians difference)
d = skor pada belahan awal dikurangi skor pada belahan akhir
e. Rumus KR 21
Keterangan:
ri = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
p = skor rata-rata
Keterangan:
ri = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soa
Teknik-teknik Sampling
A. Tenik random sampling (probability sampling) atau pengambilan sampling secara
acak adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi
baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama memiliki kesempatan yang sama
untuk dipilih menjadi anggota sampel.
B. Teknik non random sampling (non probability sampling) adalah cara pengambilan
sampel dimana tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama
untuk dipilih menjadi sampel penelitian. Penggunaan teknik non probability
sampling ini terkadang digunakan dengan mempertimbangkan faktorfaktor
tertentu.
Hubungan antara sample dengan populasi adalah analisis data sampel menghasilkan statistik sampel yang
digunakan untuk mengestimasi para meter populasinya. Selain itu, parameter adalah ukuran depskripsi
numeris yang dihitung dari pengukuran populasi. Statistik sampel digunakan untuk membuat inferensi
mengenai parameter populasinya.
Sumber: Uma, Sekaran. Research Method for Business. John Wiley and Sons, Inc. New York. 1992.
n = Z2 σ2 / e 2
Dimana:
n = Sample size
Z = indicates confidence level (95% = 1.96)
σ = standard deviation of variable in population
e = sampling error
Ukuran sampel sangat tergantung dari variasi populasinya. Semakin besar dispersi atau variasi
populasi maka semakin besar ukuran sampel yang diperlukan agar estimasi terhadap parameter
dapat dilakukan dengan akurat dan memenuhi presisi. Ukuran sampel juga dipengaruhi oleh
keyakinan peneliti dalam melakukan estimasi.