Anda di halaman 1dari 19

Bab III

Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian Hipotesis

A. Pengertian Teori
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian
( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil
penelitian yang dapat dijadikan sehingga landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian (
Sumadi Suryabrata, 1990 ). Landasan teori perlu ditegakan agar penelitian mempunyai dasar
kuat, dan bukan sekedar aktivitas coba-coba ( trial and error ). Adanya landasan teori
merupakan ciri bahwa penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.

Setiap penelitian selalu menggunakan nteori seperti dinyatakan oleh Neumen


( 2003 ) “ Para peneliti menggunakan teori berbeda sesuai tipe penelitian, tetapi beberapa
teori disajikan atau digunakan pada hampir semua penelitian ilmu sosial. “ Kerlinger
1978) mengemukakan bahwa “ teori adalah sekumpulan konsep yang saling berkaitan,
definisi, dan dalil yang menyajikan pandangan sistematik terhadap fenomena melalui relasi
spesifik antar variabel dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi suatu gejala. “

Selanjutnya Cooper dan Schindler ( 2003 ) mengemukakan bahwa “ sebuah teori


adalah sekumpulan atau seperangkat konsep yang saling berkaitan secara sistematik,
definisi, dalil yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi suatu gejala atau fakta. “

Selain itu, Sitirahayu Haditomo ( 1999 ) menyatakan bahwa suatu teori akan
memperoleh arti penting, jika dia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan
meramalkan gejala yang ada. Menurut Mark yang dikutip oleh Sitirahayu Haditomo,
membedakan ada tiga macam teori, dan ketiga teori berhubungan dengan data empiris.

 Teori deduktif, memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran
spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
 Teori induktif, cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstremtitik
pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist.
 Teori fungsional, disini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraaan
teeoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori, dan pembentukan teori
kembali mempengaruhi data.
Berdasarkan hal tersebut, teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi
atau sistem pengertian ini diperoleh melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat
diuji kebenarannya, bila tidak, dia bukan sebuah teori.

Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep,
definisi, dan dalil yang disusun secara sistematis. Secara umum, teori mempunyai tiga
fungsi, yaitu: untuk menjelaskan, meramalkan dan pengendalian suatu gejala dan fakta.

Teori digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji melalui pengumpulan
data adalah teori substantif, karena teori ini lebih fokus berlaku untuk ogyak yang akan
diteliti. Teori membantu para peneliti u ntuk mengaanalisis data, menunjukan relasi pada
data dari gejala dan fakta, dan mengajukan sesuatu yang baru untuk mencoba pecahkan
informasi pada gejala dan fakta.

Teori dalam kaitannya dengan penelitian, teori mempunyai fungsi untuk


memperjelas dan mempertajam ruang lingkup variabel yang akan diteliti. Teori juga
mempunyai fungsi sebagai – prediktor dan pemandu untuk menemukan fakta –
merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada dasarnay hipotesis
adalah pernyataan yang bersifat prediktif. Fungsi terakhir teori adalah pengendalian –
digunakan untuk membahas/mencandra hasil penelitian, dan selaanjutnya digunakan untuk
memberikan saran dalam upaya memecahkan masalah.

Jadi, seorang peneliti untuk dapat membuat dan mengajukan hipotesis penelitian,
maka peneliti wajib menguasai teori dan konsep yang akan digunakan, dengan cara
membaca buku, hasil penelitian yang berhubungan erat dengan masala dan fokus
penelitiannya. Ingat, membaca buku adalah prinsip berfikir deduksi, dan membaca hasil
penelitian adalah prinsip berpikir induksi.

B. Deskriptif Teori
Deskrptif teori dalam sebuah penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori ( bukan
sekedar pendapat pakar dan penulis buku ), dan hasil penelitian yang relevan dengan
variabel yang diteliti. Luas masalah dan jumlah variabel menentukan banyaknya teori yang
akan digunakan dalam penelitian. Jika pada penelitian terdapat tiga variabel bebas dan satu
variabel terikat, maka kelompok teori yang harus dideskripsikan ada empat kelompok yang
masing-massing mendeskripsikan setiap variabel.

Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel yang diteliti,
melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi,
sehingga ruang lingkup, kedudukan daan prediksi terhadap hubungaan antar variabel yang
akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.

Seorang peneliti akan diketahui tingkat kapasitasnya melalui deskripsi teori didalam
proposal penelitian. Variabel-variabel yang dapat dijelaskan dengan singkat, jelas dan
orisinil, menunjukan peneliti menguasai teori dan konteks dari penelitiannya. Untuk
meningkatkan kapasitas sebagai peneliti profesional, tidak ada jalan lain, membaca dan
belajar secara terus-menerus.

Untuk efektivitas dan kualitas hasil penelitian, peneliti harus sadar dan memahami
bahwa tidak semua teori dan hasil penelitian patut dijadikan dasar dan referensi untuk
penelitian. Peneliti harus pandai mencari, memilih dan menggunakan teori dan hasil
penelitian yang berkualitas. Untuk itu, teori mutahir dan hasil penelitian para peneliti
ternama yang patut digunakan pada penelitiannya.

C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfukir merupakan model konseptual tentang bagaiman teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting ( sugiyono, 2009 ).

Gambar 3.1. Proses Kerangka Berfikir untuk merumuskan Hipotesis

Variabel X Variabel Y

Membaca buku dan Membaca buku dan


Membaca buku dan hasil Membaca buku daan
hasil penelitian (HP ) hasil penelitian
penelitian hasil penelitian

Deskripsi teori dan HP Deskripsi teori dan HP Deskripsi teori dan HP Deskripsi Teori dan HP

Analisis kritis terhadap Analisis kritis terhadap Analisis kritis terhadap Analisis kritis terhadap
teori dan HP teori dan HP teori dan HP teori dan HP

Analisis komparasi thd Analisis komparasi thd Analisis komparasi thd Analisis kritis terhadap
teori dan HP yang diambil teori dan HP yang diambil teori dan HP yang diambil teori dan HP yang diambil

Sintesa/Kesimpulan Sintesa/Kesimpulan

Kerangka Berpikir

Hipotesis
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar
variabel yang akan diteliti. Jadi, secara teoritis, peneliti perlu menjalaskan hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Jika pada penelitian terdapat variabel moderator dan
intervening, maka harus dijelaskan juga mengapa variabel tersebut ikut dilibatkan dalam
penelitian. Pertautan antar variabel tersebut dijelaskan pada paradigma penelitian. Oleh
karena itu, setiap penyusunan paradigma penelitian harus berdasarkan pada kerangka
berpikir.

Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya mempunyai
hipotesis yang berbentuk komparasi, maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka
menyusun hipotesis yang berbentuk hubungan maupun komparasi, perlu dikemukakan
kerangka berfikir.

Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala dan fakta
yang menjadi permasalah pada obyek penelitian ( Suriasumantri, 1986 ). Kriteria utama
agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur pikiran yang
logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang menghasilkan kesimpulan/sintesa
yang berujung hipotesis ( lihat gammbar 3.1 ).

Penjelasan Langkah-langkah kerangka berpikir penelitian sebagai berikut:

 Menetapkan Variabel yang Diteliti. Untuk menentukan kelompok teori apa yang
perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis,
maka harus ditetapkan lebih dahulu variabel penelitiannya. Berapa jumlah variabel
yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel, merupakan titik tolak untuk
menentukan teori yang akan dikemukakan . Kalau variabel penelitiannya lima, maka
minimal akan menggunakan lima teori.
 Membaca Buku dan Hasil Penelitian. Setelah variabel ditentukan, maka langkah
berikutnya adalaah membaca buku dan hasil penelitian yang relevan ( buku, jurnal,
laporan penelitian, ensiklopedia, daan kamus, skripsi, tesis dan disertasi ).
 Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian ( HP ). Dari buku dan hasil penelitian yang
dibaca akan dapat dikemukakan teori yang berkenaan dengan variabel yang diteliti.
Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori berisi tentang, definisi terhadap masing-
masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, daan
kedudukan antara variabel satu dengaan yang lain dalam konteks penelitian.
 Analisis Kritis terhadap Teori dan hasil Penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan
analisis secara kritis terhadap teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan.
Dalam analisis ini, peneliti akan mengkaji apakah teori dan hasil penelitian yang telah
ditetapkan itu benar-benar sesuai dengan obyek penelitian atau tidak, karena sering
terjadi teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian di dalam negeri.
 Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil Penelitian. Analisis komparatif
dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan
hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui analisis komparatif ini
peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau mereduksi
bila dipandang terlalu luas.
 Sintesa/Kesimpulan. Melalui analisis kritis daan komparatif terhadap teori dan hasil
penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti. Selanjutnya peneliti
dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara
variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang
selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

Menurut Uma Sekaran ( 1993 ), kerangka berfikir yang baik, memuat hal-hal sebagai
berikut:

 Variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.


 Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukan dan menjelaskan hubungan
antar variabelyang diteliti dan ada teori yang mendasarinya.
 Diskusi juga harus dapat menunjukan dan menjelaskan apakah hubungan antaar
variabel itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal atau interaktif ( imbal-
balik ).
 Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram
( paradigma penelitian ), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berfikir yang
dikemukakan dalam penelitian.

Perlu diperhatikan dan diingat bahwa kalimat terakhir dari kerangka berfikir adalah “
jika.........maka..........”

 Jika kepuasan pelanggan tinggi, maka ada kecendrungan untuk membeli lagi akan
tinggi ( kerangka berfikir asosiatif ). Rumusan hipotesisnyaa “ Terdapat hubungan
positif dan signifikan antara kepuasan dengan loyalitas pelanggan/membeli lagi “
 Jika kepemimpinan manajer baik, dan kualitas barang baik, maka keuntungan
perusahaan akan tinggi ( kerangka berfikir asosiatif dengan dua variabel bebas ).
Rumusan hipotesisnya “ Terdapat hubungan positif dan signifikan secara bersama-
sama antara kepemimpinan manajer dan kualkitas barang ddengan keuntungan
perusahaan “ ( kata signifikan hanya untuk penelitian pada sampel ).
 Jika status ekonomi masyarakat berbeda, maka kecendrungan untuk memilih
kualitas barang juga berbeda ( kerangka berfikir komparatif ). Rumusan hipotesisnya
“ Terdapat perbedaan antara kelompok kaya dan miskin dalam memilih kualitas
barang “

Contoh Kerangka Berpikir

Sudah merupakan aksioma bahwa setiap penelitian yang baik mengharuskan


menyusun kerangka pemikiran yang sistematis dan menjelaskan hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat pada semua variabel yang diteliti. Di samping itu, peneliti
harus sudah menguasai teori ilmiah yang akan diterapkan pada penelitiannya. Untuk dapat
menyusun kerangka pemikiran yang baik, peneliti sudah harus membekali pemikiran yang
diperoleh melalui penelitian kepustakaan dan hasil penelitian yang relevan.

Berikut ini contoh kerangka berpikir untuk penelitian yang berjudul “ Pengaruh
Hubungan Disiplin dan Integritas pekerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan “.

Hubungan Disiplin Dengan Produktivitas Kerja

Disiplin pegawai memainkan peranan penting, dan bahkan dominan dalam


keseluruhan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja para pegawai. Karena itu disiplin
pegawai harus ditanamkan dalam diri para pegawai sedini mungkin. Selain itu, disiplin
pegawai dapat ditingkatkan apabila terdapat kondisi yang dapat merangsang karyawan
untuk berdisiplin.

Kegiatan pendisiplinan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawaan untuk


mengikuti berbagai standar dan aturan sehingga penyimpangan pelaksanaan pekerjaaan
oleh pegawai yang menyinpang dari standar dapat dicegah. Dengan demikian, produktivitas
pekerja dapat ditingkatkan.

Disiplin kerja pegawai mendorong produktivitas kerja pegawai. Untuk produktivitas


kerja pegawai dapat terlaksana sesuai dengan harapan organisasi, maka tiada lain kuncinya
adalah disiplin. Disiplin harus ditegakkan baik kepada para pegawai. Dan untuk mencapai
tujuan perusahaan diperlukan pegawai dengan disiplin tinggi agar produktivitas kerja
pegawai meningkat
Berdasarkkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif
antara disiplin pegawai dengan produktivitas kerja.

Hubungan Integritas Pekerja Dengan Produktivitas Kerja

Integritas harus dimiliki oleh para pekerja atau pegawai. Tanpa adanya integritas
maka orang akan malas melakukan apa yang menjadi tugasnya karena mereka melakukan
semua hal karena terpaksa, bukan keluar dari dalam hati nurani mereka. Jika ketiadaan
integritas pada pegawai benar-benar terjadi, maka usaha pegawai dalam meningkatkkan
produktivitas kerja akan sulit tercapai, bahkan mungkin mustahil untuk dicapai..

Seorang yang memiliki integritas bisa menjalankan sesuatu dengan baik,


memperbaiki kesalahan dan mampu mengubah dirinya. Upaya pengenalan diri sendiri
tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi kehidupan. Seseorang yang tidak
mengetahui kondisi kehidupannya dan kemampuannya tidak akan mungkin bisa mengubah
hidupnya sendiri. Jika tidak bisa mengubah hidupnya sendiri, tidak akan mungkin pula dapat
mengubah orang lain. Jika seseorang tidak memiliki integritas, maka yang ada dalam dirinya
hanya kebimbangan dan rasa tidak percaya diri. Meskipun tidak ada orang yang sempurna
dalam hidup ini, namun seseorang harus berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam
hidupnya.

Integritas karyawan adalah fondasi untuk membangun prroduktivitas kerja pegawai.


Integritas menghasilkan perilaku kerja yang jujur, bertanggung jawab, disiplin, etis,
terpercaya, rajin, tekun, andal, dan melayani perusahaan dengan sepenuh hati. Integritas
adalah sebuah nilai yang harus dijadikan fondasi untuk semua perilaku kerja, agar
produktivitas kerjanya meningkat.
Karyawan dengan integritas selalu sadar untuk membangun hubungan kerja yang produktif
dengan rekan kerja, atasan, bawahan, pelanggan, dan stakeholder lainnya. Mereka tampil
dengan jujur dan dapat dipercaya untuk menjalankan misi perusahaan secara profesional.
Integritas di dalam perilaku kerja memudahkan mereka untuk terhubung dalam kolaborasi
dan koordinasi kerja, yang bersumber dari keikhlasan dan ketulusan di dalam melayani
perusahaan.
Karyawan tanpa integritas membawa resiko yang tinggi bagi perusahaan. Ketika
karyawan bekerja tanpa integritas, maka mereka dipastikan memiliki perilaku tidak jujur dan
tidak etis. Akibatnya, mereka berpotensi menjadi energi negatif yang menghambat
pertumbuhan bisnis, sehingga perusahaan sulit mencapai prestasi dan kinerja tinggi.
Apalagi, bila karyawan itu tidak memiliki integritas; tetapi, dia sangat pintar, cerdas, rajin,
tekun, disiplin, andal, hebat, kreatif, berdaya tahan tinggi, dan bertenaga hebat dalam
melayani pekerjaannya; maka, dia dipastikan menjadi pribadi yang paling beresiko dan
berbahaya bagi perusahaan. Tanpa integritas, kecerdasan dan segala kehebatan menjadi
potensi kerugian bagi perusahaan.
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan
terdapat pengaruh dan hubungan antara variabel bebas disiplin karyawan (X1) dan Integritas
karyawan (X2) dengan variabel terikat produktivitas kerja karyawan (Y), maka disusunlah
kerangka pemikiran sebagai pedoman dalam melakukan penelitian.
Kerangka penelitian dimaksud adalah sebagai berikut : Disiplin karyawan (X1) dan
Integritas karyawan (X2) sebagai variabel bebas yang mempunyai pengaruh terhadap
variabel terikat produktivitas karyawan Y).
1. Terdapat pengaruh antara Disiplin Karyawan dan Produktivitas Kerja Karyawan

2. Terdapat pengaruh antara Integritas Karyawan dan Produktivitas Kerja Karyawan.

3. Terdapat pengaruh secara gabungan Disiplin dan Integritas Karyawan terhadap


Produktivitas Kerja Karyawan.

Di bawah ini Bagan dari kerangka pemikiran penelitian ini

Disiplin Karyawan (X1) r1

R Produktivitas Kerja
Karyawan (Y)

Integritas Karyawan (X2) r2

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, telah dapat diduga terdapat


pengaruh antara disiplin karyawan (X1) dan integritas karyawan (X2) terhadap produktivitas
karyawan (Y).
Tugas anda buat kerangka berpikir untuk penelitian dengan judul “ Pengaruh hutang jangka
panjang dan modal kerja terhadap harga saham PT Bank mandiri Tbk “.
Bab IV
Hipotesis dan Uji Hipotesis
Hipotesis
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti
mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir ( metode penelitian kuantitatif ).
Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis
( penelitian dengan metode kualitatif, karena dia akan menghasilkan hipotesis ), juga
penelitian yang bersifat eksploratif, dan sering juga dalam penelitian deskriptif tidak perlu
merumuskan hipotesis.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,


oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada
teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi, hipotesis ddapat juga dinyatakan sebagai jawaaban teoritis
terhadap rumjusan masalah penelitian, belum jawaban tang empirik. ( sugiyono, 2009 ).

Terdapat perbedaan antara hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengertian


hipotesis penelitian adalah seperti yang telah dikemukakan di atas, dan penelitian bekerja
dengan populasi, sedangkan hipotesis statistik ada jika penelitian bekerja dengan sampel.
Jadi, penelitian tidak menggunakan sampel, tidak ada hipotesis statistik.

Sebagaimana telah diketahui bahwa hipotesis itu merupakan jawaaban sementara


terhadap rumusan masalah penelitian yang berdasarkan teori yang digunakan dalam
penelitian, dan hipotesis tersebut harus diuji. Hipotesis yang diuji, dinamakan hipotesis
kerja ( dalam kalimat positif yang dimulai dengan kata “ terdapat atau ada “ ), dan sebagai
lawannya adalah hipotesis nol ( dalam kalimat negatif yang dimulai dengan kata “ tidak
terdapat “ ). Hipotesis kerja disusun berdasarkan teori yang dipandang handal, sedangkn
hipotesis nol disusun berdasarkan teori yang masih diragukan kehandalannya.

Di dalam statistik, juga terdapat dua macam hipotesis, yaitu: hipotesis kerja dan
hipotesis alternatif ( hipotesis kerja tidak sama dengan hipotesis alternatif ). Dalam
penelitian yang diuji lebih dahulu adalah hipotesis penelitian, terutama pada hipotesis kerja.
Jika penelitian bertujuan membuktikan apaakah hasil pengujian hipotesis itu signifikan atau
tidak, maka diperlukan pengujian terhadap hipotesis statistik.

Contoh Hipotesis Penelitian:

 Kemampuan daya beli masyarakat ( dalam populasi ) itu rendah ( hipotesis


deskriptif).
 Tidak terdapat perbedaan kemampuan daya beli antara kelompok masyarakat petani
dan nelayan ( dalam populasi/hippotesis komparatif )
 Terdapat hubungan positif antara penghasilan dengan kemampuan daya beli
masyarakat ( dalam populasi/hipotesis asosiatif ).

Contoh Hipotesiss Statistik:

 Terdapat perbedaan signifikan antara pendapatan rata-rata masyarakat dalam


sampel dengan populasi. Penghasilan masyarakat itu paling tinggi hanyaa Rp
1.000.000,-/bulan ( hipotesis deskriptif )
 Terdapat perbedaan yang signifikan antara penghasilan petani dan nelayan
( hipotesis komparatif ).
 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara curah hujan ddengan jumlaah
payung yang terjual ( hipotesis asosiatif/hubungan ). Terdapat hubungan positif
artinya, jika curah hujan tinggi, maka akan semakin banyak payung yang terjual.

Dalam hipotesis statistik yang diuji adalah hipotesis nol ( HO ), karena peneliti tidak berharap
ada perbedaan antara sampel dan populasi atau statistik dengan parameter. Parameter
adalah ukuran-ukuran yang berkenaan dengan populasi, dan statistik disini ukuran-ukuran
yang berkenaan dengan sampel.

1. Bentuk Hipotesis
Bentuk hipotesis sangat berhubungan atau bahkan ditetntukan oleh rumusan masalah pada
penelitian. Jika dilihat dari tingkat penjelasannya ( eksplanasinya ), maka bentuk rumusan
masalah penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deskriptif ( variabel mandiri ),
komparatif ( perbandingan ), dan asosiatiff ( hubungan ). Oleh karena itu, bentuk hipotesis,
juga ada tiga.

a) Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masaalah deskriptif, yaitu
yang berkenaan dengaan variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih ( yang dicetak tebal
adalah variabel penelitian ). Contoh:

 Rumusan Masalah Deskriptif


a) Berapa lama daya tahan lampu pijar merek X?
b) Seberapa tinggi semangat kerja karyawan di PT Y?
c) Seberapa tinggi disiplin dan produktivitas pegawai swasta?

* Hipotesis Deskriptif

Untuk rumusan masalah berapa lama daya tahan lampu pijar merek X. Daya tahan
lampu pijar merek X = 1.000 jam ( HO ). Ini merupakan hipotesis nol, karena daya
tahan lampu yang ada pada sampel diharapkan tidak berbeda secara signifikan
dengan daya tahan lampu yang ada pada populasi.

Hipotesis alternatif ( Ha ) adalah daya tahan lampu pijar merek X =1.000 jam, “ tidak
sama dengan ( ≠ ) dapat berarti lebih besar atau lebih kecil dari 1.000 jam.

 Hipotesis Statistik ( hanya ada bila berdasarkan data sampel )


HO =𝜇 = 1.000
Ha =𝜇 = 1.000 atau > 1.000 atau < 1.000
𝜇 adalah nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan/ditaksir.

Untuk rumusan masalah seberapa tinggi semangat kerja karyawan di PT Y.

Hipotesis deskriptif dengan Hipotesis nolnya berbentuk sebagai berikut:

 Semangat kerja karyawan di PT Y = 75 % dari kriteria ideal yang ditetapkan.


 Semangat kerja karyawan di PT Y paling sedikit 60 % dari kriteria ideal yang
ditetapkan ( paling sedikit berarti lebeh besar atau sama dengan = ≥ ).
 Semangat kerja karyawan di PT Y paling banyak 60 % dari kriteria ideal yang
ditetapkan ( paling banyak berarti lebih kecil atau sama dengan = ≤ ).

Dalam kenyataannya ( pada penelitian sebenarnya ) hipotesis yang diajukan, hanya


salah satu saja, dan hipotesis yang dipilih tergantung pda teori dan pengamatan
pendahuluan pada obyek. Hipotesis alternatifnya ( Ha ) masing-masing adalah:

 Semangat kerja karyawan di PT Y ≠ 75 %


 Semangat kerja kartawan di PT Y < 75 %
 Semangat kerja karyawan di PT Y > 75 %

Hipotesis Statistik ( hanya ada jika data berdasarkan sampel )

 HO : 𝜌 = 75 %
Ha : 𝜌 ≠ 75 %

 HO : 𝜌 ≥ 75 %
Ha : 𝜌 < 75 %

 HO : 𝜌 ≤ 75 %
Ha : 𝜌 > 75 %

b) Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif merupakan njawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama, tetapi populasi atau sampelnya berbeda,
atau keadaan itu terjadi pada waktu berbeda.
1) Rumusan Masalah Komparatif

Bagaimanakah produktivitas kerja karyawan PT Y bila dibandingkan dengan PT X?

2) Hipotesis Komparatif

Berdasarkan rumusan masalah komparatif tersebut dapat dikemukakan tiga model


hipotesis nol dan alternaatif sebagai berikut:

 Hipotesis Nol
(a) HO : Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT Y dan PT
X, atau terdapat persamaan produktivitas kerja antara karyawan PT Y dan PT
X.
(b) HO : Produktivitas Karyawan PT Y lebih besar atau sama dengan ( ≥ ) PT X ( lebih
besar atau sama dengan = paling sedikit )
(c) HO : Produktivitas karyawan PT Y lebih kecil atau sama dengan ( ≤ ) PT X ( lebih
kecil atau sama dengan = paling besar ).

* Hipotesis Alternatif

(a) Ha : Produktivitas Karyawan PT Y lebih besar ( > atau lebih kecil < ) dari karyawan
PT X.

(b) Ha : Produktivitas karyawan PT Y lebih kecil daripada ( < ) PT X

(c) Ha : Produktivitas karyawan PT Y lebih besar atau sama dengan ( ≥ ) PT X.

* Hipotesis statistik daapat dirumuskan sebagai berikut

(a) HO : 𝜇1 = 𝜇2

Ha : 𝜇1 ≠ 𝜇2

(b) HO : 𝜇1 ≥ 𝜇2

Ha : 𝜇1 < 𝜇2

(c) HO : 𝜇1 ≤ 𝜇2

Ha : 𝜇1 > 𝜇2

𝜇 1 = rata-rata ( populasi ) Produktivitas karyawan PT Y, dan

𝜇 2 = rata-rata ( populasi ) produktivitas karyawan PT X

c) Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu,
yang menanyakan hubungan antaraa dua variabel atau lebih.

1) Rumusan Masalah Asosiatif

Adakah hubungan antara tinggi badan pelayan toko dengan barang terjual

2) Hipotesis Penelitian

Terdapat hungan yang positif dan signifikan antara tinggi badan pelayan toko dengan barang
yang terjual

3) Hipotesis Statistik

HO :𝜌 = 0 ( berarti tidak ada hubungan )

Ha =𝜌 ≠ 0 ( berarti lebih besar atau kurang ( - ) dari nol berarti ada hubungan.

𝜌 = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.

2. Paradigma Penelitian, Rumusan Masalah dan Hipotesis


Pada bab sebelumnya telah disampaikan paradigma penelitian. Dengan paradigma
penelitian itu, ppeneliti dapat menggunakannya sebaagai panduan untuk merumuskan
masalah, dan hipotesis penelitiannya yang selanjutnya dapat digunakan untuk panduan
dalam pengumpulan data dan analisis.

Pada setiap paradigma penelitian minimal terdapat satu rumusan masalah


penelitian, yaitu, masalah ddeskriptif. Berikut contohnya:

a. Judul Penelitian

Hubungaan antara gaya kepemimpinan manajer perusahaan dengan prestasi kerja


karyawan ( gaya kepemimpinan adalah variabel bebas ( X ) dan prestasi kerja adalah variabel
terikat ( Y ).

b. Paradigma Penelitiannya, adalah:

X Y

C. Rumusan Masalahnya, adalah:

1) Seberapa baik gaya kepemimpinan manajer yang ditampilkan? ( bagaimanaa X )

2) Seberapa baik prestasi kerja karyawan? ( adakah hubungan antara X dan Y ), butir 1) dan
2) adalah masalah deskriptif.
3) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan manajer dengan
prestasi kerja karyawan? ( adakah hubungan antaraa X dan Y ). Butir ini merupakan
masalah asosiatif.

4) Apabila sampeel penelitiannya para karyawan golongan I, II dan III, maka rumusan
masalah komporatifnya adalah:

a) Adakah perbedaan persepsi antara karyawan golongan I, II, dan III tentang gaya
kepemimpinan manajer)

b) Adakah perbedaan persepsi antara karyawan golongan I, II dan III tentang prestasi
kerja karyawan?.

D. Rumusan Hipotesis Penelitian, adalah:

1). Gaya kepemimpinan yang ditampilkan manajer ( X ) ditampilkan kurang baik, dan
nilainya paling tinggi 60 % dari kriteria yang diharapkan.

2) Prestasi kerja karyawan ( Y ) kurang memuaskan, dan nilainya paling tinggi 65.

3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan manajer
dengan prestasi kerja karyawan, artinya makin baik kepemimpinan manajer, maka
akan semakin baik prestasi kerja karyawan.

4) Terdapat perbedaan persepsi tentang gaya kepemimpinan antara karyawan golongan


I, II, dan III.

5) Terdapat perbedaan persepsi tentang prestasi kerja antara karyawan golongan I, II dan
III.

Untuk judul penelitian yang berisi dua variabel bebas atau lebih, rumusan masalah
penelitiannya akan lebih banyak, demikian pula dengan rumusan hipotesisnya.

Sebagai informasi pendahuluan, hi[otesis untuk daapat diuji dengaan statistik, data
yang menjadi dasar penelitian harus diangkaatkan. Untuk data daapat diangkatkan,
diperlukan instrumen yang memiliki skala pengukuran. Untuk judul di atas ada dua
instrumen, yaitu, instrumen gaya kepemimpinan dan prestasi kerja pegawai.

3. Karakterisstik Hipotesis Baik


a) Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaaan variabel
pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel
atau lebih. Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dirumuskan ( karena penelitian
deskriptif akan menghasilkan hipotesis ).

b) Dinyatakan dalam kalimat sangat jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai tafsiran.
c) Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode ilmiah.

Contoh Uji Hipotesis


Uji hipotesis dilakukan dengan dua pendekatan, pertama uji parsial atau uji t untuk
membuktikan hipotesis hubungan atau pengaruh antara satu variabel bebas dengan
variabel terikat. Kedua, uji hipotesis secara simultan atau bersamaan disebut Uji F.

Contoh hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Disiplin Karywan terhadap Produktivitas Kerja


𝐻01 = Disiplin Karyawan (𝑋1 ) tidak berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan (Y)
𝑟1 = 0
𝐻𝑎1 = Disiplin Karyawan (𝑋1 ) berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan (Y)

𝑟1 ≠ 0

2. Pengaruh Integritas Karyawan terhadap Produktivitas Kerja


𝐻02 = Integritas Karyawan (𝑋2 ) tidak berpengaruh terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan (Y)
𝑟2 = 0
𝐻𝑎1 = Integritas Karyawan (𝑋2) berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan (Y)

𝑟2 ≠ 0

3. Pengaruh Disiplin Karyawan dan Integritas Karyawan bersama-sama Terhadap


Produktivitas Kerja
𝐻03 = Disiplin Karyawan (𝑋1 ) dan Integritas Karyawan (𝑋2 ) tidak berpengaruh
terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Y)
𝑟3 = 0
𝐻𝑎3 = Disiplin Karyawan (𝑋1 ) dan Integritas Karyawan (𝑋2) bersama-sama
berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Y)
𝑟3 ≠ 0

Uji F

Untuk melihat berapa besar nilai pengaruh secara simultan dan signifikansi variabel
dalam penelitian, dan juga untuk membuktikan hipotesis di penelitian ini dalam uji t dapat
dilihat pada tabel 4.1 yaitu Uji Anova Variabel Disiplin Karyawan (X1) dan Integritas
Karyawan (X2) terhadap Produktivitas Kerja karyawan (Y) dengan menggunakan SPSS 20:

Tabel 4.1 Uji Anova Variabel Disiplin Karyawan (X1) dan Integritas Karyawan (X2) terhadap
Produktivitas Kerja karyawan (Y)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 12,870 2 6,435 59,051 ,000a

Residual 5,340 50 ,109

Total 18,210 52

a. Predictors: (Constant), Intergritas karyawan, Disiplin Karyawan


b. Dependent Variable: Produktivitas Kerja Karyawan

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 4.1 Coefficients, dapat dilihat uji Anova variabel Disiplin Karyawan
(X1) dan Variabel Integritas Karyawan (X2) dan Variabel Produktivitas Kerja karyawan (Y)
dengan menggunakan Sig. dan F yang melihat pengaruh dua variabel saja tanpa
memperhitungkan pengaruh faktor lain.

Sehingga melalui uji signifikansi yaitu sig = 0,000 < 0,05 dan F hitung (59,051) > F tabel
(3,18) maka Ho ditolak dan Ha diterima, bahwa artinya Variabel Disiplin Karyawan (X 1) dan
Variabel Integritas Karyawan (X2) mempengaruhi secara signifikan terhadap Produktivitas
Kerja karyawan (Y)

Uji t

Untuk melihat berapa besar nilai pengaruh secara parsial (individual) dan signifikansi
variabel dalam penelitian, dan juga untuk membuktikan hipotesis di penelitian ini dalam uji t
dapat dilihat pada tabel 4.19. yaitu Uji t Variabel Disiplin Karyawan (X1) dan Integritas
Karyawan (X2) terhadap Produktivitas Kerja karyawan (Y) dengan menggunakan SPSS 20:

Tabel 4.2 uji t Disiplin Karyawan (X1) dan Integritas Karyawan (X2) terhadap
Produktivitas Kerja karyawan (Y)

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) ,985 ,278 3,543 ,001

Disiplin ,454 ,118 ,519 3,833 ,000


Karyawan

Intergritas ,292 ,110 ,361 2,662 ,010


karyawan

a. Dependent Variable: Produktivitas kerja karyawan

Sumber: Hasil Pengolahan Data,2018

Berdasarkan tabel 4.2 Coefficients, dapat dilihat uji t variabel Disiplin Karyawan (X1)
dan Variabel Produktivitas Kerja karyawan (Y) dengan menggunakan Sig. dan t yang melihat
pengaruh dua variabel saja tanpa memperhitungkan pengaruh faktor lain. Sehingga melalui
uji signifikansi yaitu sig = 0,000 < 0,05 dan t hitung (3,833) > t tabel (2,008) maka Ho ditolak
dan Ha diterima, bahwa artinya Variabel Disiplin Karyawan (X1) mempengaruhi secara
signifikan terhadap Produktivitas Kerja karyawan (Y)

Berdasarkan tabel 4.2 Coefficients, dapat dilihat uji t variabel Integritas Karyawan (X2)
dan Variabel Produktivitas Kerja karyawan (Y) dengan menggunakan Sig. dan t yang melihat
pengaruh dua variabel saja tanpa memperhitungkan pengaruh faktor lain.

Sehingga melalui uji signifikansi yaitu sig = 0,010 < 0,05 dan t hitung (2,662) > t tabel
(2,008) maka Ho ditolak dan Ha diterima, bahwa artinya Variabel Integritas Karyawan (X2)
mempengaruhi secara signifikan terhadap Produktivitas Kerja karyawan (Y)

Sebagai catatan:

Uji hipotesis sebaiknya menggunakan bantuan software SPSS atay Eviews. Pada contoh
kita menggunakan Software SPSS.
Tugas anda :

Buatlah hipotesis sebanyak mungkin dengan dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

1. Hipotesis komparatif
2. Hipotesis Assosiatif

Anda mungkin juga menyukai