Metode Penelitian Bisnis Bab III Dan Bab IV Bahan Ajar
Metode Penelitian Bisnis Bab III Dan Bab IV Bahan Ajar
A. Pengertian Teori
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian
( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil
penelitian yang dapat dijadikan sehingga landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian (
Sumadi Suryabrata, 1990 ). Landasan teori perlu ditegakan agar penelitian mempunyai dasar
kuat, dan bukan sekedar aktivitas coba-coba ( trial and error ). Adanya landasan teori
merupakan ciri bahwa penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.
Selain itu, Sitirahayu Haditomo ( 1999 ) menyatakan bahwa suatu teori akan
memperoleh arti penting, jika dia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan
meramalkan gejala yang ada. Menurut Mark yang dikutip oleh Sitirahayu Haditomo,
membedakan ada tiga macam teori, dan ketiga teori berhubungan dengan data empiris.
Teori deduktif, memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran
spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
Teori induktif, cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstremtitik
pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist.
Teori fungsional, disini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraaan
teeoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori, dan pembentukan teori
kembali mempengaruhi data.
Berdasarkan hal tersebut, teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi
atau sistem pengertian ini diperoleh melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat
diuji kebenarannya, bila tidak, dia bukan sebuah teori.
Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep,
definisi, dan dalil yang disusun secara sistematis. Secara umum, teori mempunyai tiga
fungsi, yaitu: untuk menjelaskan, meramalkan dan pengendalian suatu gejala dan fakta.
Teori digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji melalui pengumpulan
data adalah teori substantif, karena teori ini lebih fokus berlaku untuk ogyak yang akan
diteliti. Teori membantu para peneliti u ntuk mengaanalisis data, menunjukan relasi pada
data dari gejala dan fakta, dan mengajukan sesuatu yang baru untuk mencoba pecahkan
informasi pada gejala dan fakta.
Jadi, seorang peneliti untuk dapat membuat dan mengajukan hipotesis penelitian,
maka peneliti wajib menguasai teori dan konsep yang akan digunakan, dengan cara
membaca buku, hasil penelitian yang berhubungan erat dengan masala dan fokus
penelitiannya. Ingat, membaca buku adalah prinsip berfikir deduksi, dan membaca hasil
penelitian adalah prinsip berpikir induksi.
B. Deskriptif Teori
Deskrptif teori dalam sebuah penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori ( bukan
sekedar pendapat pakar dan penulis buku ), dan hasil penelitian yang relevan dengan
variabel yang diteliti. Luas masalah dan jumlah variabel menentukan banyaknya teori yang
akan digunakan dalam penelitian. Jika pada penelitian terdapat tiga variabel bebas dan satu
variabel terikat, maka kelompok teori yang harus dideskripsikan ada empat kelompok yang
masing-massing mendeskripsikan setiap variabel.
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel yang diteliti,
melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi,
sehingga ruang lingkup, kedudukan daan prediksi terhadap hubungaan antar variabel yang
akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
Seorang peneliti akan diketahui tingkat kapasitasnya melalui deskripsi teori didalam
proposal penelitian. Variabel-variabel yang dapat dijelaskan dengan singkat, jelas dan
orisinil, menunjukan peneliti menguasai teori dan konteks dari penelitiannya. Untuk
meningkatkan kapasitas sebagai peneliti profesional, tidak ada jalan lain, membaca dan
belajar secara terus-menerus.
Untuk efektivitas dan kualitas hasil penelitian, peneliti harus sadar dan memahami
bahwa tidak semua teori dan hasil penelitian patut dijadikan dasar dan referensi untuk
penelitian. Peneliti harus pandai mencari, memilih dan menggunakan teori dan hasil
penelitian yang berkualitas. Untuk itu, teori mutahir dan hasil penelitian para peneliti
ternama yang patut digunakan pada penelitiannya.
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfukir merupakan model konseptual tentang bagaiman teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting ( sugiyono, 2009 ).
Variabel X Variabel Y
Deskripsi teori dan HP Deskripsi teori dan HP Deskripsi teori dan HP Deskripsi Teori dan HP
Analisis kritis terhadap Analisis kritis terhadap Analisis kritis terhadap Analisis kritis terhadap
teori dan HP teori dan HP teori dan HP teori dan HP
Analisis komparasi thd Analisis komparasi thd Analisis komparasi thd Analisis kritis terhadap
teori dan HP yang diambil teori dan HP yang diambil teori dan HP yang diambil teori dan HP yang diambil
Sintesa/Kesimpulan Sintesa/Kesimpulan
Kerangka Berpikir
Hipotesis
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar
variabel yang akan diteliti. Jadi, secara teoritis, peneliti perlu menjalaskan hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Jika pada penelitian terdapat variabel moderator dan
intervening, maka harus dijelaskan juga mengapa variabel tersebut ikut dilibatkan dalam
penelitian. Pertautan antar variabel tersebut dijelaskan pada paradigma penelitian. Oleh
karena itu, setiap penyusunan paradigma penelitian harus berdasarkan pada kerangka
berpikir.
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya mempunyai
hipotesis yang berbentuk komparasi, maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka
menyusun hipotesis yang berbentuk hubungan maupun komparasi, perlu dikemukakan
kerangka berfikir.
Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala dan fakta
yang menjadi permasalah pada obyek penelitian ( Suriasumantri, 1986 ). Kriteria utama
agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur pikiran yang
logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang menghasilkan kesimpulan/sintesa
yang berujung hipotesis ( lihat gammbar 3.1 ).
Menetapkan Variabel yang Diteliti. Untuk menentukan kelompok teori apa yang
perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis,
maka harus ditetapkan lebih dahulu variabel penelitiannya. Berapa jumlah variabel
yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel, merupakan titik tolak untuk
menentukan teori yang akan dikemukakan . Kalau variabel penelitiannya lima, maka
minimal akan menggunakan lima teori.
Membaca Buku dan Hasil Penelitian. Setelah variabel ditentukan, maka langkah
berikutnya adalaah membaca buku dan hasil penelitian yang relevan ( buku, jurnal,
laporan penelitian, ensiklopedia, daan kamus, skripsi, tesis dan disertasi ).
Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian ( HP ). Dari buku dan hasil penelitian yang
dibaca akan dapat dikemukakan teori yang berkenaan dengan variabel yang diteliti.
Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori berisi tentang, definisi terhadap masing-
masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, daan
kedudukan antara variabel satu dengaan yang lain dalam konteks penelitian.
Analisis Kritis terhadap Teori dan hasil Penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan
analisis secara kritis terhadap teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan.
Dalam analisis ini, peneliti akan mengkaji apakah teori dan hasil penelitian yang telah
ditetapkan itu benar-benar sesuai dengan obyek penelitian atau tidak, karena sering
terjadi teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian di dalam negeri.
Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil Penelitian. Analisis komparatif
dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan
hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui analisis komparatif ini
peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau mereduksi
bila dipandang terlalu luas.
Sintesa/Kesimpulan. Melalui analisis kritis daan komparatif terhadap teori dan hasil
penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti. Selanjutnya peneliti
dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara
variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang
selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
Menurut Uma Sekaran ( 1993 ), kerangka berfikir yang baik, memuat hal-hal sebagai
berikut:
Perlu diperhatikan dan diingat bahwa kalimat terakhir dari kerangka berfikir adalah “
jika.........maka..........”
Jika kepuasan pelanggan tinggi, maka ada kecendrungan untuk membeli lagi akan
tinggi ( kerangka berfikir asosiatif ). Rumusan hipotesisnyaa “ Terdapat hubungan
positif dan signifikan antara kepuasan dengan loyalitas pelanggan/membeli lagi “
Jika kepemimpinan manajer baik, dan kualitas barang baik, maka keuntungan
perusahaan akan tinggi ( kerangka berfikir asosiatif dengan dua variabel bebas ).
Rumusan hipotesisnya “ Terdapat hubungan positif dan signifikan secara bersama-
sama antara kepemimpinan manajer dan kualkitas barang ddengan keuntungan
perusahaan “ ( kata signifikan hanya untuk penelitian pada sampel ).
Jika status ekonomi masyarakat berbeda, maka kecendrungan untuk memilih
kualitas barang juga berbeda ( kerangka berfikir komparatif ). Rumusan hipotesisnya
“ Terdapat perbedaan antara kelompok kaya dan miskin dalam memilih kualitas
barang “
Berikut ini contoh kerangka berpikir untuk penelitian yang berjudul “ Pengaruh
Hubungan Disiplin dan Integritas pekerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan “.
Integritas harus dimiliki oleh para pekerja atau pegawai. Tanpa adanya integritas
maka orang akan malas melakukan apa yang menjadi tugasnya karena mereka melakukan
semua hal karena terpaksa, bukan keluar dari dalam hati nurani mereka. Jika ketiadaan
integritas pada pegawai benar-benar terjadi, maka usaha pegawai dalam meningkatkkan
produktivitas kerja akan sulit tercapai, bahkan mungkin mustahil untuk dicapai..
R Produktivitas Kerja
Karyawan (Y)
Di dalam statistik, juga terdapat dua macam hipotesis, yaitu: hipotesis kerja dan
hipotesis alternatif ( hipotesis kerja tidak sama dengan hipotesis alternatif ). Dalam
penelitian yang diuji lebih dahulu adalah hipotesis penelitian, terutama pada hipotesis kerja.
Jika penelitian bertujuan membuktikan apaakah hasil pengujian hipotesis itu signifikan atau
tidak, maka diperlukan pengujian terhadap hipotesis statistik.
Dalam hipotesis statistik yang diuji adalah hipotesis nol ( HO ), karena peneliti tidak berharap
ada perbedaan antara sampel dan populasi atau statistik dengan parameter. Parameter
adalah ukuran-ukuran yang berkenaan dengan populasi, dan statistik disini ukuran-ukuran
yang berkenaan dengan sampel.
1. Bentuk Hipotesis
Bentuk hipotesis sangat berhubungan atau bahkan ditetntukan oleh rumusan masalah pada
penelitian. Jika dilihat dari tingkat penjelasannya ( eksplanasinya ), maka bentuk rumusan
masalah penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deskriptif ( variabel mandiri ),
komparatif ( perbandingan ), dan asosiatiff ( hubungan ). Oleh karena itu, bentuk hipotesis,
juga ada tiga.
a) Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masaalah deskriptif, yaitu
yang berkenaan dengaan variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih ( yang dicetak tebal
adalah variabel penelitian ). Contoh:
* Hipotesis Deskriptif
Untuk rumusan masalah berapa lama daya tahan lampu pijar merek X. Daya tahan
lampu pijar merek X = 1.000 jam ( HO ). Ini merupakan hipotesis nol, karena daya
tahan lampu yang ada pada sampel diharapkan tidak berbeda secara signifikan
dengan daya tahan lampu yang ada pada populasi.
Hipotesis alternatif ( Ha ) adalah daya tahan lampu pijar merek X =1.000 jam, “ tidak
sama dengan ( ≠ ) dapat berarti lebih besar atau lebih kecil dari 1.000 jam.
HO : 𝜌 = 75 %
Ha : 𝜌 ≠ 75 %
HO : 𝜌 ≥ 75 %
Ha : 𝜌 < 75 %
HO : 𝜌 ≤ 75 %
Ha : 𝜌 > 75 %
b) Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif merupakan njawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama, tetapi populasi atau sampelnya berbeda,
atau keadaan itu terjadi pada waktu berbeda.
1) Rumusan Masalah Komparatif
2) Hipotesis Komparatif
Hipotesis Nol
(a) HO : Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT Y dan PT
X, atau terdapat persamaan produktivitas kerja antara karyawan PT Y dan PT
X.
(b) HO : Produktivitas Karyawan PT Y lebih besar atau sama dengan ( ≥ ) PT X ( lebih
besar atau sama dengan = paling sedikit )
(c) HO : Produktivitas karyawan PT Y lebih kecil atau sama dengan ( ≤ ) PT X ( lebih
kecil atau sama dengan = paling besar ).
* Hipotesis Alternatif
(a) Ha : Produktivitas Karyawan PT Y lebih besar ( > atau lebih kecil < ) dari karyawan
PT X.
(a) HO : 𝜇1 = 𝜇2
Ha : 𝜇1 ≠ 𝜇2
(b) HO : 𝜇1 ≥ 𝜇2
Ha : 𝜇1 < 𝜇2
(c) HO : 𝜇1 ≤ 𝜇2
Ha : 𝜇1 > 𝜇2
c) Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu,
yang menanyakan hubungan antaraa dua variabel atau lebih.
Adakah hubungan antara tinggi badan pelayan toko dengan barang terjual
2) Hipotesis Penelitian
Terdapat hungan yang positif dan signifikan antara tinggi badan pelayan toko dengan barang
yang terjual
3) Hipotesis Statistik
Ha =𝜌 ≠ 0 ( berarti lebih besar atau kurang ( - ) dari nol berarti ada hubungan.
a. Judul Penelitian
X Y
2) Seberapa baik prestasi kerja karyawan? ( adakah hubungan antara X dan Y ), butir 1) dan
2) adalah masalah deskriptif.
3) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan manajer dengan
prestasi kerja karyawan? ( adakah hubungan antaraa X dan Y ). Butir ini merupakan
masalah asosiatif.
4) Apabila sampeel penelitiannya para karyawan golongan I, II dan III, maka rumusan
masalah komporatifnya adalah:
a) Adakah perbedaan persepsi antara karyawan golongan I, II, dan III tentang gaya
kepemimpinan manajer)
b) Adakah perbedaan persepsi antara karyawan golongan I, II dan III tentang prestasi
kerja karyawan?.
1). Gaya kepemimpinan yang ditampilkan manajer ( X ) ditampilkan kurang baik, dan
nilainya paling tinggi 60 % dari kriteria yang diharapkan.
2) Prestasi kerja karyawan ( Y ) kurang memuaskan, dan nilainya paling tinggi 65.
3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan manajer
dengan prestasi kerja karyawan, artinya makin baik kepemimpinan manajer, maka
akan semakin baik prestasi kerja karyawan.
5) Terdapat perbedaan persepsi tentang prestasi kerja antara karyawan golongan I, II dan
III.
Untuk judul penelitian yang berisi dua variabel bebas atau lebih, rumusan masalah
penelitiannya akan lebih banyak, demikian pula dengan rumusan hipotesisnya.
Sebagai informasi pendahuluan, hi[otesis untuk daapat diuji dengaan statistik, data
yang menjadi dasar penelitian harus diangkaatkan. Untuk data daapat diangkatkan,
diperlukan instrumen yang memiliki skala pengukuran. Untuk judul di atas ada dua
instrumen, yaitu, instrumen gaya kepemimpinan dan prestasi kerja pegawai.
b) Dinyatakan dalam kalimat sangat jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai tafsiran.
c) Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode ilmiah.
𝑟1 ≠ 0
𝑟2 ≠ 0
Uji F
Untuk melihat berapa besar nilai pengaruh secara simultan dan signifikansi variabel
dalam penelitian, dan juga untuk membuktikan hipotesis di penelitian ini dalam uji t dapat
dilihat pada tabel 4.1 yaitu Uji Anova Variabel Disiplin Karyawan (X1) dan Integritas
Karyawan (X2) terhadap Produktivitas Kerja karyawan (Y) dengan menggunakan SPSS 20:
Tabel 4.1 Uji Anova Variabel Disiplin Karyawan (X1) dan Integritas Karyawan (X2) terhadap
Produktivitas Kerja karyawan (Y)
ANOVAb
Total 18,210 52
Berdasarkan tabel 4.1 Coefficients, dapat dilihat uji Anova variabel Disiplin Karyawan
(X1) dan Variabel Integritas Karyawan (X2) dan Variabel Produktivitas Kerja karyawan (Y)
dengan menggunakan Sig. dan F yang melihat pengaruh dua variabel saja tanpa
memperhitungkan pengaruh faktor lain.
Sehingga melalui uji signifikansi yaitu sig = 0,000 < 0,05 dan F hitung (59,051) > F tabel
(3,18) maka Ho ditolak dan Ha diterima, bahwa artinya Variabel Disiplin Karyawan (X 1) dan
Variabel Integritas Karyawan (X2) mempengaruhi secara signifikan terhadap Produktivitas
Kerja karyawan (Y)
Uji t
Untuk melihat berapa besar nilai pengaruh secara parsial (individual) dan signifikansi
variabel dalam penelitian, dan juga untuk membuktikan hipotesis di penelitian ini dalam uji t
dapat dilihat pada tabel 4.19. yaitu Uji t Variabel Disiplin Karyawan (X1) dan Integritas
Karyawan (X2) terhadap Produktivitas Kerja karyawan (Y) dengan menggunakan SPSS 20:
Tabel 4.2 uji t Disiplin Karyawan (X1) dan Integritas Karyawan (X2) terhadap
Produktivitas Kerja karyawan (Y)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Berdasarkan tabel 4.2 Coefficients, dapat dilihat uji t variabel Disiplin Karyawan (X1)
dan Variabel Produktivitas Kerja karyawan (Y) dengan menggunakan Sig. dan t yang melihat
pengaruh dua variabel saja tanpa memperhitungkan pengaruh faktor lain. Sehingga melalui
uji signifikansi yaitu sig = 0,000 < 0,05 dan t hitung (3,833) > t tabel (2,008) maka Ho ditolak
dan Ha diterima, bahwa artinya Variabel Disiplin Karyawan (X1) mempengaruhi secara
signifikan terhadap Produktivitas Kerja karyawan (Y)
Berdasarkan tabel 4.2 Coefficients, dapat dilihat uji t variabel Integritas Karyawan (X2)
dan Variabel Produktivitas Kerja karyawan (Y) dengan menggunakan Sig. dan t yang melihat
pengaruh dua variabel saja tanpa memperhitungkan pengaruh faktor lain.
Sehingga melalui uji signifikansi yaitu sig = 0,010 < 0,05 dan t hitung (2,662) > t tabel
(2,008) maka Ho ditolak dan Ha diterima, bahwa artinya Variabel Integritas Karyawan (X2)
mempengaruhi secara signifikan terhadap Produktivitas Kerja karyawan (Y)
Sebagai catatan:
Uji hipotesis sebaiknya menggunakan bantuan software SPSS atay Eviews. Pada contoh
kita menggunakan Software SPSS.
Tugas anda :
Buatlah hipotesis sebanyak mungkin dengan dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
1. Hipotesis komparatif
2. Hipotesis Assosiatif