Nim : 1011420059
Kelas : i
MK : Hukum Lingkungan
Menurut Otto Soemarwoto, Daya dukung di tentukan oleh 2 faktor yang saling mempengaruhi:
a) Faktor biofisik: Proses eklgi yang merupakan sistem pendukung kehidupan dan keanekaragaman jenis.
Mis hutan melak proses fotosintesis yang mengahsilkan oksigen.
b) Faktor sosial budaya ekonomi, mempunyai peranan yang sangat penting, karena mc yang
menentukan apakah pembangunan akan terus berkembang atau tidak.
Kegiatan yang diperbolehkan berada dalam suatu kawasan dan bagaimana proses pentaatan lingkungan
yang harus ditempuh ole masing-masing pengelola kegiatan di dalam suatu kawasan?
Kegiatan-kegiatan yang dapat berada dalam suatu kawasan wajib mengikuti ketentuan dan peruntukan
kawasan tersebut. Contoh: kegiatan kimia tidak dapat diijinkan beroperasi di dalam kawasan pariwisata.
Untuk kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan peruntukan suatu kawasan, dan kawasan tersebut telah
memiliki AMDAL, maka untuk kegiatan baru cukup membuat RKL-RPL rinci sesuai dengan RKL-RPL
kawasan. Contoh: Apabila akan dibangun sebuah hotel dalam suatu kawasan pariwisata, maka
pemrakarsa/pemilik hotel wajib menyusun RKL-RPL rinci sesuai dengan RKL-RPL kawasan dan merujuk
kepada ketentuan atau standar-standar teknis yang dikeluarkan oleh instansi yang membina kegiatan
tersebut.
Dokumen AMDAL harus disusun oleh pemrakarsa suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
Dalam penyusunan studi AMDAL, pemrakarsa dapat meminta jasa konsultan untuk menyusunkan
dokumen AMDAL. Penyusun dokumen AM DAL hams telah memiliki sertifikat Penyusun AMDAL dan ahli
di bidangnya. Ketentuan standar minimal cakupan materi penyusunan AMDAL diatu r dalam Keputusan
Kepala Bapedal Nomor 09/2000 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL.
Dari segi sumber daya manusia, Komisi Penilai AMDAL Daerah dapat dibentuk dengan persyaratan :
-Tersedianya sumber daya manusia yang telah lulus mengikuti pelatihan Dasar-dasar Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup dan/atau Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
dan/atau Penilaian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup khususnya di instansi pemerintah
untuk melaksanakan tugas dan fungsi komisi penilai;
-tersedianya bidang tenaga ahli minimal-kurangnya di biogeofisik-kimia, ekonomi,
sosial,budaya,kesehatan,
perencanaan pembangunan wilayah/daerah, dan lingkungan sebagai anggota komisi penilai dan tim
teknis
6. Fotokopi Blok Plan/Ketetapan Rencana Kota yang sudah ditandatangani pejabat berwenang
10. Quisioner
12. Foto kondisi eksisting lapangan 1 minggu terakhir (Foto diberi tanggal)
Hasil analisis laboratorium (Lab yang sudah punya legalitas dan akreditasi KAN)
15. Surat rekomendasi hasil kajian lalu lintas (dari Dinas Perhubungan)
Sesuai dengan Kep-MENLH No. 40 Tahun 2000 tentang Pedoman Tata Kerja Komisi Penilai AMDAL
kewenangan penilaian AMDAL ditentukan sebagai berikut :
- Kewenangan AMDAL di pusat diberlakukan pada jenis usaha dan/atau kegiatan yang bersifat strategis
dan/atau menyangkut ketahanan dan keamanan negara, lokasi kegiatan meliputi lebih dari satu wilayah
propinsi, wilayah sengketa dengan negara lain, wilayah ruang lautan diatas 12 mil, berlokasi di lintas
batas negara.
- Kewenangan AMDAL di propinsi diberlakukan bagi kegiatan industri pulp; industri semen dan quarry;
industri petrokimia; HPH dan unit pengolahannya; HTI dan pengolahannya; PLTA; PLTU/PLTP/P LTD;
bendungan; bandar udara di luar kategori bandar udara internasional; pelabuhan di luar kategori
pelabuhan samudra, kegiatan yang berlokasi di lebih dan satu kabupaten/kota; di wilayah laut dengan
jarak 4-12 mil.
- Kewenangan AMDAL di Kabupaten/Kota diberlakukan bagi kegiatan di luar kewenangan Pusat dan
Propinsi.
Kewenangan AMDAL di provinsi diberlakukan bagi kegiatan industri pulp, industri semen dan quarry,
industri petrokimia, HPH dan unit pengolahnnya. HTI dan pengolahannya PLTA PLTU/PLTP/P LTD,
bendungan, bandar udara diluar kategori bandar udara internasional, pelabuhan diluar kategori
pelabuhan samudera, kegiatan yg berlokasi lebih dan satu kabupaten/kota diwilayah laut dengan jarak
4-12 mil.
Kewenangan AMDAL di kabupaten/kota diberlakukan bagi kegiatan diluar kewenangan pusat dan
provinsi.
KA-ANDAL adalah suatu dokumen yang berisi tentang ruang lingkup serta kedalaman kajian ANDAL.
Ruang lingkup kajian ANDAL meliputi penentuan dampak-dampak penting yang akan dikaji secara lebih
mendalam dalam ANDAL dan batas-batas studi ANDAL. Sedangkan kedalaman studi berkaitan dengan
penentuan metodologiyang akan digunakan untuk mengkaji dampak.
Penentuan ruang lingkup dan kedalaman kajian ini merupakan kesepakatan antara Pemrakarsa Kegiatan
dan Komisi Penilai AMDAL melalui proses yang disebut dengan proses pelingkupan. Beberapa contoh isi
dari KA antara lain izin tata ruang, izin prinsip lokasi, peta-peta terkait, dan lain-lain. Selain itu juga harus
ada sosialisasi dengan masyarakat sekitar berupa papan pengumuman.
ANDAL adalah dokumen yang berisi telaahan secara cermat terhadap dampak penting dari suatu
rencana kegiatan. Dampak-dampak penting yang telah diindetifikasi di dalam dokumen KA-ANDAL
kemudian ditelaah secara lebih cermat dengan menggunakan metodologi yang telah disepakati.
Tujuannya untuk menentukan besaran dampak. Setelah besaran dampak diketahui, selanjutnya
dilakukan penentuan sifat penting dampak dengan cara membandingkan besaran dampak terhadap
kriteria dampak penting yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Buruknya Situasi Ekonomi, Pemerintah Himbau Pengusaha Batam Membuat Toko Online
Tahap kajian selanjutnya adalah evaluasi terhadap keterkaitan antara dampak yang satu dengan yang
lainnya. Evaluasi dampak ini bertujuan untuk menentukan dasar-dasar pengelolaan dampak yang akan
dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif. Bisa dibilang
ANDAL ini merupakan isi sebenar-benarnya dari Kajian AMDAL nantinya.
RKL adalah dokumen yang memuat upaya-upaya untuk mencegah, mengendalikan dan menanggulangi
dampak penting lingkungan hidup yang bersifat negatif serta memaksimalkan dampak positif yang
terjadi akibat rencana suatu kegiatan. Upaya-upaya tersebut dirumuskan berdasarkan hasil arahan
dasar-dasar pengelolaan dampak yang dihasilkan dari kajian ANDAL. Jadi, RKL ini berisikan upaya dari si
pemrakarsa untuk meminimalisir dampak lingkungan.
RPL adalah dokumen yang memuat program-program pemantauan untuk melihat perubahan lingkungan
yang disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal dari rencana kegiatan. Hasil pemantauan ini
digunakan untuk mengevaluasi efektifitas upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan,
ketaatan pemrakarsa terhadap peraturan lingkungan hidup dan dapat digunakan untuk mengevaluasi
akurasi prediksi dampak yang digunakan dalam kajian ANDAL.
Dalam Pasal 30 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH)
disebutkan:
di luar pengadilan berdasarkan pilihan ' sukarela para pihak yang bersengketa;
(2) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku
terhadap tindak pidana lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam undang-undang ini;
(3) Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar menyalahi ketentuan
Pasal 30 UUPLH. Penyelesaian sengketa lingkungan meialui dl luar pengadilan bukanlah suatu prosedur
atau dalam bahasa hukum admlnlstrasi yang disebut dengan istllah "upaya administratif sebagaimana
yang diatur dalam Pasal 48 UU 5 Tahun -1986. Penyelesaian sengketa lingkungan meialui di luar
pengadilan berdasarkan ketentuan Pasal 30 UUPLH adalah merupakan plllhan sukarela dari para pihak
yang bersengketa. Jadi, penyelesaian sengketa meialui di luar pengadilan bukanlah suatu prosedur atau
kewajiban yang harus dl tempuh terleblh dahulu sebelum mengajukan gugatan ke pengadilan.
Dalam proses untuk mendapatkan Dokumen AMDAL dan Izin Lingkungan bagi kegiatan eksploitasi
terhadap bahan galian (tambang) bauksit misalnya, maka diperlukan keterlibatan masyarakat, baik
masyarakat yang terkena dampak, masyarakat pemerhati lingkungan, dan masyarakat
yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL dan Izin Lingkungan tersebut.
Pedoman mengenai proses keterlibatan masyarakat dalam AMDAL dan izin lingkungan sangat
diperlukan antara lain untuk menjamin
terlaksananya hak dan kewajiban masyarakat di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
mewujudkan pelaksanaan proses izin lingkungan yang transparan, efektif, akuntabel dan berkualitas.
Salah satu instrumen pencegahan terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan yang digunakan
dalam upaya pegendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup adalah Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) yang merupakan suatu kegiatan telaahan studi yang mengkaji kelayakan
lingkungan bagi suatu rencana usaha dan/atau kegiatan baik dampak positif maupun dampak negatif
demikian juga terhadap dampak primer maupun dampak sekundernya terhadap seluruh aspek
lingkungan (Bio-Geo-Fisik-Kimia, Kesehatan Masyarakat, Sosial-Budaya) yang dikaji mulai dari per
tahapan kegiatan (pra-konstruksi, konstruksi, pasca konstruksi, operasional dan pasca operasional).
Komisi Penilai AMDAL adalah Komisi yang bertugas menilai Dokumen AMDAL yang terdiri dari Kerangka
Acuan (KA), Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
Terdapat 3 hal utama yang perlu diperhatikan dalam pembentukan Komisi Penilai AMDAL
Kabupaten/Kota yaitu: Kelembagaan, Sumber Daya Manusia dan Dana.
Dari segi kelembagaan, Komisi Penilai AMDAL Daerah dapat dibentuk jika:
Memiliki sekretariat komisi penilai yang berkedudukan di instansi yang ditugasi mengendalikan dampak
lingkungan hidup di tingkat Kabupaten/Kota. Komisi penilai AMDAL akan berfungsi secara efektif • jika
lembaga yang menaungi komisi penilai mempunyai eselon yang cukup tinggi sehingga dapat melakukan
koordinasi antar dinas dan instansi lain yang berkaitan dengan AMDALAdanya organisasi
lingkungan/lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan hidup yang telah lulus
mengikuti pelatihan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dalam fungsinya sebagai salah satu
anggota komisi penilaiAdanya kemudahan akses ke laboratorium yang memiliki kemampuan menguji
contoh uji kualitas sekurang-kurangnya untuk parameter air dan udara balk laboratorium yang berada di
Kabupaten/Kota
-Tersedianya sumber daya manusia yang telah lulus mengikuti pelatihan Dasar-dasar Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup dan/atau Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
dan/atau Penilaian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup khususnya di instansi pemerintah
untuk melaksanakan tugas dan fungsi komisi penilai;
-tersedianya bidang tenaga ahli minimal-kurangnya di biogeofisik-kimia, ekonomi,
sosial,budaya,kesehatan,
perencanaan pembangunan wilayah/daerah, dan lingkungan sebagai anggota komisi penilai dan tim
teknis
Kegiatan-kegiatan yang dapat berada dalam suatu kawasan wajib mengikuti ketentuan dan peruntukan
kawasan tersebut. Contoh: kegiatan kimia tidak dapat diijinkan beroperasi di dalam kawasan pariwisata.
Untuk kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan peruntukan suatu kawasan, dan kawasan tersebut telah
memiliki AMDAL, maka untuk kegiatan baru cukup membuat RKL-RPL rinci sesuai dengan RKL-RPL
kawasan. Contoh: Apabila akan dibangun sebuah hotel dalam suatu kawasan pariwisata, maka
pemrakarsa/pemilik hotel wajib menyusun RKL-RPL rinci sesuai dengan RKL-RPL kawasan dan merujuk
kepada ketentuan atau standar-standar teknis yang dikeluarkan oleh instansi yang membina kegiatan
tersebut.
Dokumen AMDAL harus disusun oleh pemrakarsa suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
Dalam penyusunan studi AMDAL, pemrakarsa dapat meminta jasa konsultan untuk menyusunkan
dokumen AMDAL. Penyusun dokumen AM DAL hams telah memiliki sertifikat Penyusun AMDAL dan ahli
di bidangnya. Ketentuan standar minimal cakupan materi penyusunan AMDAL diatu r dalam Keputusan
Kepala Bapedal Nomor 09/2000 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL.