Anda di halaman 1dari 2

MALROTASI DAN VOLVULUS

Pertimbangan Preoperatif
Malrotasi intestinal adalah kelainan perkembangan yang mempengaruhi posisi dan
perlengketan peritoneum dari usus kecil dan usus besar selama organogenesis pada kehidupan fetus.
Malrotasi intestinal terjadi pada 1 daintara 500 kelahiran hidup. Predominan laki-laki terjadi saat
presentasi neonatus, dengan rasio laki-laki dibanding wanita adalah 2:1. Sekitar 40% pasien dengan
presentasi malrotasi dalam minggu pertaha kehidupan, 50% pada usia hingga 1 bulan, dan 75% terjadi
pada usia sebelum 1 tahun; sisanya 25% terjadi kemudian, bahkan saat usia dewasa.
Malrotasi dapat dikaitkan dengan kelainan kongenital yang lain, termasukk kelainan jantung
kongenital, hernia diafragmatika, atresia esofagus, atresia duodenum ataujejunum, omphalocele, dan
gastroschisis.
Pasien dapat juga baru didiagnosa sebagai penemuan incidental dan akan Nampak saat di
ruang operasi untuk tindakan Ladd’s elektif atau juga dapat dengan keluhan, abdomen yang distended
dan muntah hijau karena obstruksi usus. Asidosis karena dehidrasi dan iskemia usus berkaitan dengan
volvulus.

Manajemen Anestesi

 Ketika merupakan prosedur elektif, induksi dengan gas atau intravena dapat ditoleransi
 Pada lambung penuh harus menjadi perhatian saat induksi jika pasien terjadi obstruksi usus,
termasuk dilakukannya rapid sequence induction.
 Pertimbangkan pemasangan arteri line jika pasien obstruksi usus atau memiliki kelainan jantung
kongenital.
 Resusutasi cairan secara agresif dengan volume besar koloid dan darah dan topangan
hemodinamik dengan vasopressor mungkin diperlukan.
 Koreksi asidosis dilakukan awalnya dengan resusitasi cairan diikuti dengan pemberian bikarbonat,
diencerkan menjadi 0,5 mEq/ml untuk menghindari hipertermia akut, yang dapat meningkatkan
perdarahan intracerebral pada neonatus.
 Anestesi berbasis opioid paling baik ditoleransi.
 Pasien yang berkaitan dengan kelainan jantung kongenital, kususnya yang pernah menjalani
Blalock-Taussig shunts, harus secara agresif dilakukan resusitasi cairan untuk mencegah
pembekuan darah di daerah shunt.

Pertimbangan Paska Operasi


Pasien mungkin membutuhkan perawatan di ruang intensif jika kondisi ini berkaitan dengan
kelainan kongenital lainnya. Pasien mungkin memerlukan resusitasi cairan paska operasi. Resiko
paska operasi obstruksi usus dapat terjadi setelah tindakan Ladd’s.

Yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan


 Gunakan rapid sequence induction ketika terjadi obstruksi usus
 Lakukan resusitasi cairan secara agresif dan penggantian kehilangan cairan ke ruang ketiga
Manajamen Operatif
Manajemen operatif dari malrotasi usus adalah tindakan Ladd’s. Pangkal pediculus
mesenterikum dilebarkan dengan membagi ikatan peritoneum yang menunjang usus kecil dan colon
pada mesenterikum. Ikatan Ladd’s peritoneal dibagi secara komplit, dan appendictomi dilakukan.

Fakta
Insidensi dari malrotasi usus lebih tinggi pada pasien dengan heterotaxia. Pasien dengan
heterotaxia dan malrotasi memiliki prognosis yang lebih baik jika menjalani tindakan Ladd’s setelah
koreksi paliatif dari kelainan kardiak.

Anda mungkin juga menyukai