Anda di halaman 1dari 10

HASIL DISKUSI TUTORIAL 1

Ketua: Rifqi Maulana Hasan_2010505076


Sekretaris: Siti Nahadija Rumatiga_2010505082
Instruktur: ILDSA MAULIDYA MAR'ATHUS NASOKHA, S.Tr. Rad, MTr.ID

Prodi D3 Radiologi
Fakultas ilmu kesehatan
Universitas Aisyiyah Yogyakarta
2021
Skenario Tutorial
Modul Sistem Urinari

Pada hari Sabtu, tanggal 6 Oktober 2021 pasien


memeriksakan diri ke poli urologi RS X dengan dengan keluhan nyeri pada abdomen
bagian bawah. Selain itu pasien juga mengalami terjadinya retensi urin. Pasien menmiliki
riwayat penyakit diabetes melitus. Hasil pemeriksaan dokter pasien diduga adanya
ureterolithiasis,
untuk meyakinkan diagnosa tersebut dokter mengirim pasien tersebut ke instalasi
radiologi untuk melakukan pemeriksaan IVP.

Step 1: Klarifikasi istilah


 Wa Rosna_2010505077
1. Retensi Urin adalah kesulitan buang air besar dan sepenuhnya mengosongkan
kandungtersebut
2. Ureterolithiasis adalah batu yang terdapt pada saluran ureter

 Abi Yazid B Rumodar_2010505088


Ureterolithiasis yaitu batu yang terdapat pada saluran ureter.

 Siti Nahadija Rumatiga_2010505082


Diabetes melitus adalah kondisi tingginya kadar gula darah disertai dengan
gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari
Insufisiensi fungsi insulin

 Neng Septia Nuzul_2010505079


Urologi yaitu cabang ilmu kesehatan yang mempelajari kelainan pada saluran
kemih dan genital pada laki-laki dan saluran kemih wanita

 Rosta Agustari_2010505087
1. urine adalah tertahannya urine di dalam kandung kemih
2. ureterolithiasis (batu saluran kemih)adalah batu yang tersangkut di saluran
kemih baik itu di ginjal maupun uretra

 Raka Adi Prasetya_2010505084


Retensi urine adalah kesulitan buang air kecil/mengosongkan kandung kemih

 Shinta Maulinda Sholichah_2010505090


1.Retensi urin:: kesulitan buang air kecil
2. pemeriksaan IVP ( Intra Vena Pyelography) adalah salah satu pemeriksaan
radiografi sistem urinaria

 Annisa_2010505089
1. Retensi urin
2. Diabetes melitus : kondisi kronis yang mempengaruhi cara tubuh memproses
gula darah (glukosa)
3. Ureterolithiasis
4. IVP

Step 2: Identifikasi Masalah


 Wa Rosna_2010505077
Pada pemriksaan IVP proyeksi apa yg digunakan untuk penyakit yg dialami pasien?

 Raka Adi Prasetya_2010505084


1. Apakah pada pemeriksaan ipv ada juga pemeriksaan kreatinin ?
2. adakah kondisi tertentu yg TDK di bolehkan pasien di lakukan pemeriksaan ivp

 Abi Yazid B Rumodar_2010505088


apa tujuan dari pemeriksaan IVP dan apakah ada persiapan khusus untuk pasien?

 Rosta Agustari_2010505087
Assalamualaikum wr wb Bgaimana prosedur pemeriksaan IVP untuk pasien yg
mengalami penyakit tersebut?

 Fadhela Janea Arshanti_2010505085


Apa itu ureterolithiasis dan mengapa dokter mendiagnosa pasien tersebut menderita
ureterolithiasis?

 Siti Nahadija Rumatiga_2010505082


Pada pemeriksaan IVP Apakah membutuhkan persiapan khusus atau tidak

 Salma Asila_2010505078
Apa penyebab terjadinya retensi urine

 Neng Septia Nuzul_2010505079


Apakah ada pemeriksaan lain yang dilakukan selain pemeriksaan IVP?
Step 3: Brainstorming

 Rosna_077
1.Menjawab pertnyaan dri Rosta_087
, Jadi Prosedur IVP diawali dengan pengambilan foto X-ray pilot untuk menilai
kondisi saluran kemih sebelum tindakan. Setelah itu, bahan kontras diinjeksikan
secara intravena dan serangkaian foto serial akan diambil. Ambil foto radiografi
awal yaitu foto KUB (kidney-ureter-bladder) sebelum kontras diinjeksi.
Terimakasih
2.Menjawab pertanyaan dari Neng_079
Menurut saya tidak ada pemeriksaan lain selain IVP, karena sesuai skenario yg
ada itu dokter yang telah menentukan pemeriksaan tersebut
3. menjwb pertnyaan driaAbi_088
, jadi pada pemeriksaan IVP memang di perlukan persiapan khusus untuk
pasien sebelum melakukan pemeriksaan Terimaksih

 Rosta_087
1.Menjawab Untuk pertanyaan Abi_ 088
Tujuan dilakukannya pemeriksaan IVP adalah Mendeteksi adanya batu ginjal pada
saluran kemih
. Pembesaran kelenjar prostat. Kelainan saluran kemih Mohon maaf jika
jawabannya kurang tepat
2.Menjawab pertanyaan dari Salma_078
Penyebab terjadinya Retensi urine yaitu 1. Penyumbatan saluran kemih Berbagai
hal yang menyumbat aliran urine dari kandung kemih ke saluran kemih dapat
menyebabkan retensi urine. Pada pria, kondisi ini sering diakibatkan oleh
pembesaran prostat dan kanker prostat. Sementara pada wanita, penyumbatan aliran
urine kerap disebabkan oleh kandung kemih turun. 2. Efek samping obat obatan 3.
Kelemahan otot kandung kemih 4. Infeksi

 Neng_079
menjawab pertanyaan dari Rosta_ 087
Prosedur pemeriksaan IVP diawali dengan pengambilan foto X-ray pilot untuk
menilai kondisi saluran kemih sebelum tindakan. Setelah itu, bahan kontras
diinjeksikan secara intravena dan serangkaian foto serial akan diambil. Ambil foto
radiografi awal yaitu foto KUB (kidney-ureter-bladder) sebelum kontras diinjeksi

 Putri Adelia_083
Menjawab Pertanyaan dari Salma_078
apa penyebab terjadinya retensi urine ? Retensi urine terjadi antara pria dan wanita
berbeda , pada pria sering diakibatkan oleh pembesaran prostat dan kanker prostat
sementara pada wanita, penyumbatan aliran urine kerap disebabkan oleh kandung
kemih turun

 Shinta_090
1.Menjawab. Pertanyaan dari Salma_078
apa penyebab terjadinya retensi urine ? Retensi urine terjadi antara pria dan wanita
berbeda , pada pria sering diakibatkan oleh pembesaran prostat dan kanker prostat
sementara pada wanita, penyumbatan aliran urine kerap disebabkan oleh kandung
kemih turun.
2.menjawab pertanyaan dari _085
adalah suatu endapan kecil dan keras yang terbentuk di ginjal dan sering
menyakitkan saat buang air kecil dan mengapa dokter mendiagnosis terkena
uretolithiasis karena pasien terjadi retensi urine yang mana terjadi penyumbatan
aliran urine dari kandung kemih ke saluran kemih sehingga terbentuk gumpalan
gumpalan yang menyebabkan kesulitan untuk buang air kecil

 Siti Nahadija_082
Menjawab pertanyaan dati Fadhela_085
ureterolithiasis adalah batu yang terdapat pada saluran ureter, sedangkan alasan
dokter mendiagnosis itu karena dilihat dari kondisi pasien dimana keluhan nyeri
pada abdomen bagian bawah. Selain itu pasien juga mengalami terjadinya retensi
urin. Pasien juga memiliki riwayat penyakit diabetes melitus

 Anisa_089
menjawab pertanyaan Siti_082
Sebelum pemeriksaan dilakukan, dokter perlu mengevaluasi riwayat alergi pada
pasien, riwayat penyakit, dan riwayat penggunaan obat. Pastikan kadar kreatinin
serum pasien berada dalam batas nilai rujukan dan pastikan bahwa pasien
perempuan sedang tidak hamil karena kehamilan merupakan kontraindikasi. Pasien
diminta berpuasa makanan minimal 5 jam menjelang pemeriksaan dan diminta
mengosongkan kandung kemih sebelum tindakan adapun yg menyarankan
penggunaan pencahar sebelum IVP.

 Angelina_081
Menjawab pertanyaan dija_ 082
Spersiapan melakukan pemeriksaan IVP1 -2 hari sebelumnya sebaiknya berhenti
merokok, makan makanan yang rendah serat dan gas. Hal ini bertujuan agar
makanan mudah dicerna dan tidak menyebabkan feses keras. Contohnya bubur
kecap dan air putih atau juice.Puasa pada malam harinya (8 jam sebelumnya)Pada
malam harinya pasien diminta minum laksatif (dulcolax) untuk mengeluarkan sisa
makanan dalam usus Pada pagi hari (saat pemeriksaan) pasien akan diberikan
dulcolax suppositoria (dimasukan lewat anus)Selama pemeriksaan pasien tidak
boleh banyak bicara agar tidak banyak gas yang masuk ke saluran cerna
Terimakasih
Step 4: analyzing the problem

 Siti Nahadija_082
Mengenai pemeriksaan dokter inginkan pada skenario.
Pemeriksaann IVP adalah pemeriksaan radiologi dari traktus urinalis dengan
memasukkan bahan media kontras kedalam traktus urinari melalui pembuluh darah
Vena untuk mendapatkan gambaran anatomi dan patologi

Step 5: Formulating learning issue

 Siti Nahadija_082
Tujuan pembelajaran :
1. Untuk memahami istilah-istilah pada sistem urinari
2. Untuk memahami jenis pemeriksaan yang dilakukan pada kasus ureterolithiasis

 Rosna_0 77
saya menambahkan dari Jija
4. Menjelaskan Teknik pemeriksaan IVP
 Topik tree

Step 6: belajar mandiri


Urolithiasis merupakan kondisi terbentuknya batu pada saluran kemih. Batu dapat
bermula dari pelvis renalis (batu ginjal atau nefrolithiasis) dan dapat berpindah ke ureter
(ureterolithiasis), vesika urinaria (vesikolithiasis), atau uretra (uretrolithiasis).[1,2]

Sebesar 80% batu pada urolithiasis terdiri dari kalsium oksalat atau fosfat. Beberapa jenis
batu lainnya, antara lain batu asam urat, struvite, dan sistin lebih jarang ditemukan.
Berbagai jenis batu terjadi dengan faktor risiko yang berbeda-beda, antara lain pola diet,
riwayat batu sebelumnya, riwayat pada keluarga, faktor lingkungan, faktor genetik,
konsumsi obat-obatan, dan riwayat penyakit sistemik tertentu.[1,3]

Urolithiasis bisa asimptomatik, namun bisa memiliki manifestasi klinis berat yang dapat
berupa nyeri kolik abdomen atau pinggang unilateral, hematuria, mual, muntah, dan
demam. Selain berdasarkan anamnesis, diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang berupa urinalisis dan pencitraan.[1,2,4]
Penatalaksanaan urolithiasis mencakup terapi medis konservatif, medikamentosa,
intervensi medis, dan pembedahan. Sekitar 86% batu akan keluar secara spontan dalam 30-
40 hari. Batu yang menyebabkan terjadinya obstruksi, gagal ginjal, atau infeksi akan
membutuhkan intervensi lanjutan.[1,4]
Patofisiologi
Banyak faktor yang menyebabkan berkurangnya aliran urin dan menyebabkan obstruksi,
salah satunya adalah statis urin dan menurunnya volume urin akibat dehidrasi serta
ketidakadekuatan intake cairan, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya urolithiasis.
Rendahnya aliran urin adalah gejala abnormal yang umum terjadi (Colella, et al., 2005),
selain itu, berbagai kondisi pemicu terjadinya urolithiasis seperti komposisi batu yang
beragam menjadi faktor utama bekal identifikasi penyebab urolithiasis.

Faktor Risiko

Pada umumnya urolithiasis terjadi akibat berbagai sebab yang disebut faktor risiko. Terapi
dan perubahan gaya hidup merupakan intervensi yang dapat mengubah faktor risiko,
namun ada juga faktor risiko yang tidak dapat diubah.

1) Jenis Kelamin. Pasien dengan urolithiasis umumnya terjadi pada laki-


laki 70-81% dibandingkan dengan perempuan 47-60%, salah satu
penyebabnya adalah adanya peningkatan kadar hormon testosteron dan
penurunan kadar hormon estrogen pada laki-laki dalam pembentukan
batu (Vijaya, et al., 2013).

2) Umur. Urolithiasis banyak terjadi pada usia dewasa dibanding usia tua,
namun bila dibandingkan dengan usia anak-anak, maka usia tua lebih
sering terjadi (Portis & Sundaram, 2001).

3) Riwayat Keluarga. Pasien yang memiliki riwayat keluarga dengan


urolithiasis ada kemungkinan membantu dalam proses pembentukan
batu saluran kemih pada pasien (25%) hal ini mungkin disebabkan
karena adanya peningkatan produksi jumlah mucoprotein pada ginjal
atau kandung kemih yang dapat membentuk kristal dan membentuk
menjadi batu atau calculi (Colella, et al., 2005).
4) Kebiasaan diet dan obesitas. Intake makanan yang tinggi sodium,
oksalat yang dapat ditemukan pada teh, kopi instan, minuman soft drink,
kokoa, arbei, jeruk sitrun, dan sayuran berwarna hijau terutama bayam
dapat menjadi penyebab terjadinya batu (Brunner & Suddart, 2015).

5) Faktor lingkungan. Faktor yang berhubungan dengan lingkungan seperti


letak geografis dan iklim. Beberapa daerah menunjukkan angka kejadian
urolithiasis lebih tinggi daripada daerah lain (Purnomo, 2012).

6) Pekerjaan. Pekerjaan yang menuntut untuk bekerja di lingkungan yang


bersuhu tinggi serta intake cairan yang dibatasi atau terbatas dapat
memacu kehilangan banyak cairan dan merupakan resiko terbesar dalam
proses pembentukan batu karena adanya penurunan jumlah volume urin
(Colella, et al., 2005).

7) Cairan. Asupan cairan dikatakan kurang apabila < 1 liter/ hari,


kurangnya intake cairan inilah yang menjadi penyebab utama terjadinya
urolithiasis khususnya nefrolithiasis karena hal ini dapat menyebabkan
berkurangnya aliran urin/ volume urin (Domingos & Serra, 2011).

Gejala Klinis dan Komplikasi


Urolithiasis dapat menimbulkan berbagai gejala tergantung pada letak batu, tingkat
infeksi, dan ada tidaknya obstruksi saluran kemih (Brooker, 2009).

Beberapa gambaran klinis yang dapat muncul pada pasien urolithiasis:

1) Nyeri pada ginjal dapat menimbulkan dua jenis nyeri yaitu nyeri kolik
dan non kolik. Nyeri kolik terjadi karena adanya stagnansi batu pada
saluran kemih sehingga terjadi resistensi dan iritabilitas pada jaringan
sekitar (Brooker, 2009).

2) Gangguan miksi. Adanya obstruksi pada saluran kemih, maka aliran urin
(urine flow) mengalami penurunan sehingga sulit
Step 7 menyusun laporan
Referensi
1. Thakore P, Liang TH. Urolithiasis. [Updated 2020 Nov 20]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559101/
2. Smith JK. Urinary Calculi (Urolithiasis) Imaging. Medscape, 2018.
https://emedicine.medscape.com/article/381993-overview
3. Chung MJ. Urolithiasis and nephrolithiasis. JAAPA. 2017; 30(9):49-50.
4. Fisang C, Anding R, Müller SC, Latz S, Laube N. Urolithiasis—an
Interdisciplinary Diagnostic, Therapeutic and Secondary Preventive Challenge. Dtsch
Arztebl Int. 2015; 112(6): 83–91.
Urolithiasis [Internet]. Available from:
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7842/6.%20BAB%20II.pdf?
sequ
https://www.kalbemed.com/diseases/27

Anda mungkin juga menyukai