Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI

PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN


MASALAH DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun Untuk Memenuhi Nilai Praktik Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu:
Ns., Yulia Ardianti, M.Kep

Disusun Oleh:
Rahma Safitri (201911027)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH KENDAL
TAHUN 2021

i
LAPORAN PENDAHULAN

A. DEFINISI PERAWATAN DIRI


Definisi perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami
kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
kehidupan sehari hari secara mandiri, tidak ada keinginan mandi secara
teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan
penampilan tidak rapi.
Definisi perawatan diri adalah ketidakmampuan dalam: kebersihan diri,
makan, berpakaian, berhias diri, makan sendiri, buang air besar atau kecil
sendiri.
Definisi perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada
pasien gangguan jiwa pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidak
pedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan
menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat.
Definisi perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian
atau berhias, makan, dan BAB dan BAK.
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi
akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidak
mampuan merawat kebersihan diri diantaranya mandi, makan dan minum
secara mandiri, berhias secara mandiri.

B. ETIOLOGI
1. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kurang perawatan diri
adalah perkembangan dalam perkembangan, keluarga yang terlalu
melindungi dan memanjakan klien dapat menimbulkan perkembangan

1
inisiatif dan keterampilan. Lalu faktor predisposisi selanjutnya adalah faktor
biologis, beberapa penyakit kronis dapat menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri secara mandiri, faktor selanjutnya adalah
kemampuan realitas yang kurang, sehingga menyebabkan ketidak pedulian
dirinya terhadap lingkungan termasuk perawatan selanjutnya adalah faktor
social, kurang dukungan serta latihan kemampuan dari lingkunganya .
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah
kurangnya atau penurunan motivasi, kerusakan kognisi, atau perseptual,
cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri sedangkan menurut depkes tahun
2000 faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah body image,
praktek social, status sosial ekonomi, pengetahuan, budaya, kebiasaan, dan
kondisi fisik.
Kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan dirinya. Pada anak anak selalu dimanja dalam
kebersihan diri maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal
hygiene. Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, sikat
gigi, shampoo dan alat mandi lainya.
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan, misalanya pada pasien penderita
DM yang harus menjaga kebersihan kakinya. Pada faktor budaya, terdapat
budaya disebagian masyarakat tertentu jika individu sakit tidak boleh
dimandikan. Ada pula kebiasaan seseorang yang enggan menggunakan
produk tertentu dalam perawatan diri, misal sabun, shampoo, dll. Sedangkan
untuk faktor kondisi fisik pada keadaan tertentu/ sakit kemampuan untuk
merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukanya.
3. Jenis-Jenis Defisit Perawatan Diri
Menurut nanda (2012) Jenis Perawatan Diri terdiri dari:
1) Mandi

2
Hambatan kemampuan untuk melakukan mandi/beraktivitas perawatan
diri untuk diri sendiri.
2) Pakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau selesai aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.
3) Makan
Hambatan untuk melakukan atau selesai aktivitas makan secara sendiri.
4) Eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau selesai aktivitas eliminasi
sendiri.

C. MANIFESTASI KLINIS
Adapun tanda dan gejala Defisit Perawatan Diri menurut Fitria di dalam
buku Mukripah & Iskandar (2012) adalah sebagai berikut :
1. Mandi atau Hygien
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh serta masuk dan keluar kamar
mandi.

2. Jadilah pakaian atau Berhias


Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil
potogan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar
pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk juga pakaian dalam,
memilih pakaian dan juga sepatu.
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam jangka makanan,
mempersiapkan makanan, melengkapi makanan, , mencerna makanan
menurut cara yang diterima masyarakat, serta mencerna cukup makanan
dengan aman.
4. Eliminasi

3
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar mandi kecil, duduk atau bangkit dari toilet,
memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah
BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar mandi.

D. PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
a. Obat anti psikosis : penotizin
b. Obat anti depresi : amitripilin
c. Obat anti ansietas : diadepam, bromozepam, clobozam.
d. Obat anti imsomia : phnebarbital.
2. Terapi
a. Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi
masalah klien dengan memberikan perhatian:
1)Jangan memancing emosi klien
2) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga
3) Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat.
4) Dengarkan, bantu, dan ajarkan pasien untuk mengemukakan masalah
yang dialamnya.
b. Terapi aktivitas kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan social,
atau aktivitas lainya. Dengan berdiskusi serta bermain untuk
mengembalikan keadaan klien karena masalah sebagian orang
merupakan perasaan dan tingkah laku pada orang lain. Ada 5 sesi yang
harus dilakukan:
1) Manfaat perawatan diri
2) Menjaga kebersihan diri
3) Tata cara makan dan minum
4) Tata cara eliminasi
5) Tata cara berhias

4
c. Terapi music
Dengan musik klien bisa terhibur, rileks, dan bermain untuk
mengembalikan kesadaran pasien. Penatalaksanaan dengan defisit
perawatan diri menurut herman (Ade, 2011) adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
2) Membimbing dan menolong klien perawatan diri
3) Ciptakan lingkungan yang mendukung

E. POHON MASALAH

EFECT Gangguan pemeliharaan kesehatan (BAB/BAK),

mandi, makan minum

CORE PROBLEM Defisit perawatan diri

CAUSA Menurunnya motivasi dalam perawatan


diri

Isolasi sosial : menarik diri

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Definisi perawatan diri

2. Isolasi social

3. Definisi perawatan diri : kebersihan diri, makan, berdandan,BAB/BAK.

5
G. RENCANA KEPERAWATAN

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI: KEBERSIHAN DIRI

Tgl No. Dx. Perencanaan


Tujuan Kriteria hasil Intervensi
Dx. Keperawatan
I Definisi SP 1 : Setelah bina hubungan saling
perawatandiri Kliendapat interaksi klien percaya dengan :
merawatn melakukan menunjukan -berisalam setiap
kebersihan diri perawatan diri tanda tanda berinteraksi
secara mandiri percaya pada -perkenalan nama, nama
perawat : panggilan perawat,dan
SP2 : -wajah tujuan perawat
Klien dapat cerah,tersenyu berinteraksi.
membina m -tanyakan dan panggil
hubungan -mau nama kesukaan klien
saling percaya berkenalan -tunjukan sikap
-adakontak empati,jujur dan
mata menepati janji setiap kali

Bersedia berinteraksi

menceritakan -tanyakan perasaan klien

perasaan dan masalah yang

-bersedia dihadapi klien.

mengungkapka -buat kontrak interaksi


n masalahnya yang jelas
-dengarkan dengan
empati
-penuhi kebutuhan dasar
klien
SP 3 : Dalam diskusikan dengan klien:

6
Klien interaksi klien -penyebab klien tidak
mengtahui menyebtkan : merawat diri
pentingnya -penyebabtidak -manfaat menjaga
perawatan diri merawat diri perawatan diri untuk
- keadaan fisik,mental dan
manfaatmenjag social.
a perawatan -tanda tanda perawatan
diri diri yang baik
-tanda tanda -penyakit atau gangguan
bersih dan rapi kesehatan yang bisa
-gangguan dialami oleh klien bila
yang dialami perawatan diri tidak
jika perawatan adekuat.
diri tidak
diperhatikan
SP 4: Dalam 3x Diskusi frekuensi
Klien interaksi klien menjaga perawatan diri
mengetahui menyebutkan selama ini
cara frekuensi -mandi
caramelakukan menjaga -gosok gigi
perawatan diri perawatan diri: -keramas
-frekuensi -berpakaian
mandi -berhias
-frekuensi -gunting kuku
gosok gigi
-frekuensi
Diskusikan cara praktek
keramas
perawatan diri yang baik
- frekuensi
dan benar
ganti pakaian
-mandi
-frekuensi
-gosok gigi
berhias
-keramas

7
-frekuensi -berpakaian
gunting kuku -berhias
-Gunting kuku
Dalam
interaksi klien
menjelaskan Berikan pujian untuk
cara menjaga setiap respon klien yang
perawatan diri: positif
-cara mandi
-cara gsok gigi
-Cara keramas
-Cara
berpakaian
-cara berhias
Cara gunting
kuku
SP 5: dalam interaksi Bantu klien saat
Klien dapat klien perawatan diri:
melaksan melaksanakan -mandi
perawatan diri praktek -gosok gigi
dengan perawatan diri -keramas
bantuan dengan dibantu -berpakaian
perawat oleh perawat: -berhias
-mandi -gunting kuku
-gosok gigi
-keramas Beri pujian setelah klien
-berpakaian selesai melaksanakan
-berhias perawatan diri
-gunting kuku

dalam interaksi Pantau klien dalam

8
klien melaksanakan perawatan
melaksanakan diri:
praktek -mandi
perawatan diri -gosok gigi
secara mandiri -keramas
-mandi 2x -berpakaian
sehari -berhias
-gosok gigi -gunting kuku
sehabis makan
-keramas Beri pujian saat klien
seminggu melaksanakan perawatan
-ganti pakaian diri secara mandiri.
1x sehari
-berhias
sehabis mandi
-gunting kuku
setelah mulai
panjang

SP 6 : Dalam Diskusikan dengan


Klien interaksi keluarga :
mendapatkan keluarga -penyebab klien tidak
dukungan menjelaskan melaksanakan perawatan
keluarga untuk cara cara diri.
meningkatkan membantu -tindakan yang telah
perawatan diri klien dalam dilakukan
memenuhi Klien selama di rumah
kebutuhan sakit dalam menjaga

9
perawatan perawatan diri dan
dirinya kemajuan yang telah
dialami oleh klien
Dalam Dukungan yang bisa
interaksi diberikan ke keluarga
keluarga untuk meningkatkan
menyiapkan kemmapuan klien dalam
sarana perawatan diri.
perawatan diri
klien: Diskusikan dengan
-sabun mandi keluarga tentang :
-pasta gigi -sarana yang diperlukan
-sikat gigi untuk menjaga perawatan
-sampo diri klien
-handuk -anjurkan kepada
-pakaian bersih keluarga menyiapkan
-sandal sarana tersebut
-dan alat Diskusi dengan keluarga
berhias hal hal yang perlu
dilakukan keluarga dalam
perawatan diri;
-anjurkan keluarga untuk
mempraktekan perawatan
diri (mandi,gosok
gigi,keramas,ganti
baju,berhias,dan gunting
kuku)
-ingatkan klien waktu
mandi,gook
gigi,keramas,ganti baju,
berhias,dan gunting

10
kuku.
-bantu jika klien
mengalami hambatan
dalam perawatan diri
-berikan pujian atas
keberhasilan klien.

DAFTAR PUSTAKA

11
Herman Ade. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuhan Medika

Iqbal Wahit, Dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.Jakarta : Salemba
Medika

Keliat, B.A, Dkk. (2011), Keperawatan Kesehatan Jiwa Kominitas: CMHN


(Basic Caurse). Yogyakarta: EGC

Keliat, B.A, Dkk. (2006), Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa: Edisi 2, Jakarta:
EGC

Mukhripah & Iskandar, (2012) Asuhan Keperawatan Jiwa, Bandung: PT


Refikaaditama

Tarwoto & Wartonah, (2010), Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses


Keperawatan Edisi Keempat, Jakarta: Salemba Medika

Yusuf, Risky & Hanik. (2015), Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta Salemba
Medika

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

(SP1P)

12
MASALAH KEPERAWATAN : DEFISIT PERAWATAN DIRI

PERTEMUAN KE 1

A. PROSES KEPERAWATAN
1. KONDISI PASIEN
a. DS : Klien mengatakan sudah terbiasa dan nyaman hidup dengan
kondisi yang kotor dan kurang bersih.
b. DO : Klien terlihat tenang dengan kondisi rambut yang kotor, kuku
tangan tangan dan kaki hitan dan panjang, serta mulut yang berbau.
c. DX : Defisit Perawatan Diri.
d. Tindakan Keperawatan :
1) Melatih klien cara-cara perawatan kebersihan diri.
2) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
3) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri.
4) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri.
5) Melatih klien dalam melaksanakan cara menjaga kebersihan diri.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. ORIENTASI
a. Salam Teraupetik
“Assalamualaikum, selamat pagi mbak! Perkenalkan saya Khairun
Nisak perawat praktik dari Stikes Muhammadiyah Kendal. Mbak bisa
panggil perawat nisak, kalau boleh tau nama mbak siapa ya? dan
senang dipanggil apa?”
b. Evaluasi
“ Bagaimana perasaan mbak rita saat ini? Dari raut wajah mbak terlihat
kurang nyaman karena sambil mengaruk-garuk kepala yang terlihat
kotor. Gatal ya?”
c. KONTRAK YANG AKAN DATANG

13
a. Topik : “Bagaimana kalau kita berbincang tentang kebersihan
diri?”
b. Tempat : “Baiklah mbak, mau dimana kita bngobrolnya? Diruang
ini saja ya”
c. Waktu : “Mau berapa lama kita ngobrolnya mbak? Bagaimana
kalau 20 menit”
2. FASE KERJA
“Berapa kali mbak rita mandi dalam sehari?”
“Apakah hari ini mbak rita sudah mandi ?”
“menurut mbak rita apa kegunaan mandi ?”
“apa ada alasan kenapa mbak rita tidak bisa menjaga kebersihan diri ?”
“menurut mbak rita apa manfaat-manfaat menjaga dan merawat
kebersihan diri ?”
“kira-kira apa saja tanda orang yang tidak bisa menjaga dan merawat
kebersihan diri dengan baik ?”
“badan gatal, mulut bau, rambut kusam dan kotor, terus apa lagi?”
“kalau kita tidak bisa menjaga kebersihan diri menurut mba rita masalah
apa yang akan muncul?”
“Betul ada kurap, kudis, kutu dirambut dan masih banyak lagi ya”
“Menurut mba rita mandi itu seperti apa? Biasanya sebelum mandi apa
yang harus disiapkan?”
“Iya benar , mba rita harus menyiapakan pakaian ganti yang bersih,
handuk, sikat gigi , pasta gigi, shampo dan sabun mandi”
“Kalau menurut mba rita tempat mandi itu dimana?”
“Benar sekali kita mandi dikamar mandi, jadi nanti saya akan bantu
mbak rita untuk mandi. Pertama kita mulai dari gosok gigi dulu
mengunakan sikat gigi yang sudah disiapkan dengan gerakan memutar
dari atas kebawah setelahnya mbak rita bisa berkumur-kumur dengan air
yang bersih. Setelah itu mba rita bisa membuka pakaian, lalu siram
bagian tubuh mbak rita dari kepala sampai kaki dengan air. Lalu ambil
shampo sedikit dan gosokkan dibagian kepala mbak rita sampe berbusa

14
lalu bilas sampai bersih. Kemudian mbak rita ambil sabun dan gosokkan
ke seluruh tubuh secara merata kemudian siram dengan air sampai bersih,
pastikan bersih tidak ada busa yang masih menepel dibagian tubuh mbak
rita. Setelah itu jika sudah disiram sampai bersih keringkan tubuh mbak
rita mengunakan handuk kering yang sudah disiapkan. Bagus sekali,
mbak rita melakukannya. Setelah itu mba rita pakai pakaian bersih yang
sudah disiapakan sebelumnya”
3. FASE TERMINASI
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan mbak rita setelah mandi dan menganti pakaian?
Coba sekarang mbak rita sebutkan ulang apa saja cara-cara mandi
yang benar yang sudah dilakukan? Bagus sekali ternyata mbak rita
masih ingat tentang manfaat dan cara menjaga kebersihan diri yang
baik”
b. Evaluasi Objektif
“Ternyata mbak rita masih memiliki kemampuan yang baik dalam
menjaga kebersihan diri”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang kita masukkan dalam jadwal harian. Mbak rita mau berpa
kali mandi dalam sehari dan juga untuk membersihkan tempat tidur
mbak rita? Bagus, dua kali ya dalam sehari yaitu pagi dan sore”
d. Kontrak yang akan Datang
1) Topik : “ mbak nanti kita ngobrol lagi tentang kegiatan mbak ya”
2) Tempat : “nanti mau ngobrol dimana? Ditempat ini lagi ya biar
mudah saat ketemu nanti”
3) Waktu : “nanti sore saya akan kesini ya mbak. Saya pamit”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

15
(SP2P)
MASALAH KEPERAWATAN: DEFISIT PERAWATAN DIRI
PERTEMUAN KE: 2

A. PROSES KEPERAWATAN
1. KONDISI KLIEN
DS:
a. Klien mengatakan tidak pernah gosok gigi
b. Klien mengatakan tidak bisa mengosok gigi
DO :
a. Gigi Klien terlihat kuning
b. Mulut klien berbau
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit Perawatan Diri
3. TINDAKAN KEPERAWATAN
Melakukan perawatan diri ( Oral Hygiene )
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. ORIENTASI
a. Salam terapeutik :
“Assalamualaikum, selamat pagi mbak rita, ini saya perawat yang
kemarin, masih ingat kan mbak?”
b. Evaluasi/validasi:
“Apa yang mbak rita rasakan saat ini ?”
“Apakah mbak masih merasa kurang nyaman dengan keadaan mulut
mbak yang terdapat sariawan ?”
c. KONTRAK
1) Topik :
“Baiklah mbak rita, hari ini saya akan membantu mbak untuk
melakukan perawatan mulut”
2) Tempat:

16
”Baiklah mbak rita, kita akan lakukan disina saja sambil mbak
berbaring”
3) Waktu:
“ Tindakan ini membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit. Apakah
mbak rita bersedia ?”
2. FASE KERJA
“Sebelumnya apa ada yang ingin ditanyakan?”
“Mohon kerjasamanya mbak rita”
“Prosedur ini bertujuan untuk mempertahankan kebersihan mulut dan gigi,
memberikan rasa nyaman, dan membantu meningkatkan nafsu makan”
“Saya siapkan alatnya terlebih dahulu ya mbak. Seperti handuk, pasta gigi,
gelas untuk berkumur dan sikat gigi”
“Baik mbak, saya mulai prosedurnya ya…”
“Nanti saya akan ajarkan mbak menggosok gigi dengan baik dan benar”
“Setelah itu, nanti mbak bisa mengikuti yang tadi diajarkan saya ya..”
“Pertama kita mulai dari kumur-kumur mulut dulu menggunakan air
bersih” “Kemudian ambil pasta gigi dan sikat gigi”
“Selanjutnya, membersihkan langit-langit mulut dengan menariknya dari
arah dalam ke luar”
“Bersihkan gigi depan, samping kanan, kiri dan dalam”
“Kemudian bilas dengan kumur-kumur menggunakan air bersih”
“Sudah selesai mbak.”
“Sekarang ayo mbak rita yang melakukannya coba, yang tadi saya
ajarkan”
“Bagus sekali mbak sudah melakukannya dengan baik dan benar”
“Besok bisa di ulangi lagi ya mbak”
3. TERMINASI
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Ds : “Baik mbak tindakan sudah selesai, bagaimana perasaan mbak rita
sekarang?”
“Apakah mbak sudah merasa nyaman?”

17
Do : “Ternyata mbak rita sudah bisa melakukan tindakan gosok gigi
dengan benar”
“Gigi nya sudah terlihat lebih bersih”
“Mulut sudah tidak berbau”
b. Rencana tindak lanjut klien
“Sekarang kita masukkan dalam jadwal harian ya mbak. Mbak mau
gosok gigi berapa kali sehari ? bagus mbak, jadi 2kali sehari ya, yaitu
pagi dan malam ( sebelum tidur ). Nanti malam sebelum tidur, mbak
bisa menggosok gigi dulu ya”
c. Kontrak yang akan datang:
1) Topik :
“baiklah mbak rita saya permisi dulu ya, besok kita belajar cara gosok
gigi seeperti tadi ya”
2) Tempat:
”besok kita belajar gosok gigi disini lagi ya biar mudah ”
3) Waktu:
“besok jam 07.00 kita ketemu lagi. Saya pamit”

18
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

(SP3P)

MASALAH KEPERAWATAN: DEFISIT PERAWATAN DIRI

PERTEMUAN KE: 3

A. PROSES KEPERAWATAN
Ds :
a. Klien mengatakan badanya sudah tidak gatal dan bau
b. Terasa lebih segar
Do :
a. Klien tampak bersih dan segar
b. Klien tampak memakai baju miring
c. Klien salah memakai kancing baju
d. Rambut klien tampak tidak disisir

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit Perawatan Diri : Berdandan

C. TUJUAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


a. Pasien mampu berpakaian sendiri
b. Pasien mampu menyisir rambut secara mandiri
c. Pasien mampu merias rambut secara mandiri

D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DEFISIT


PERAWATAN DIRI
a. Evaluasi tanda & gejala defisit perawatan diri
b. Validasi kemampuan pasien melakukan kegiatan pertama
c. Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama
d. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan
e. Latih cara berdandan setelah kebersihan diri : sisiran, rias muka untuk
perempuan ; sisiran, bercukur untuk laki-laki
f. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan berdandan

E. RENCANA KOMUNIKASI KEPERAWATAN PADA PASIEN DEFISIT


PERAWATAN DIRI
1. FASE ORIENTASI

19
a. Salam Terapeutik
“ Selamat Pagi, mbak rita“
“ mbak rita masih ingat dengan saya ?”
b. Validasi Pasien
“ Bagaimana perasaan mbak hari ini ?”
“ Iya mbak, mbak tampak segar dan wangi sudah mandi ya “
c. Kontrak kerja:
1) Topik: “nah mbak hari ini kita akan berdandan agar rambut mbak
terlihat rapi ya”
2) Tempat: ”mau dandan dimana? Ditaman aja yuk biar kena angin
dan santai juga”
3) Waktu:”nanti 20 menit saja ya mbak, biar tidak lama”
2. FASE KERJA
“mbak rita, saya liat kancing baju mbak tidak pas. “
“ Terus, mbak rita tadi setelah mandi sudah sisiran. “
“Gimana mbak, apakah ada kesulitan melakukan kegiatan yang
telah dijadwalkan kemarin?”
“ mbak melakukan kegiatannya diingatkan perawat atau
melakukannya sendiri?”
“ Bagus sekali, mbak”
“ Apa yang mbak rasakan setelah melakukan kegiatan tersebut ?”
“ Iya mbak, benar sekali”
“ sisiran, rias muka untuk perempuan; sisiran, cukuran untuk pria”
“ Nah, sekarang kita berlajar berdandan ya mbak.”
“pertama pakai baju dulu ya mbak, masukkan tangannya satu-satu,
setelah itu masukkan kancingnya ke lubang yang sesuai.”
“nah baru kita merapikan rambut, disisir terlebih dulu lalu dikuncir
ya biar rapi”
“ Habis itu kita rapikan penampilan juga mau pakai parfum nggak
mbak? Biar wangi”
“kalau mbak rita melakukan ini setiap hari mbak akan terlihat lebih
rapi”
“ Sekarang saya contohkan ya mbak, lihat saya dulu”
“mbak rita yang coba ya sekarang.”
3. FASE TERMINASI
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan mbak setelah belajar berdandan tadi?”
b. Evaluasi Objektif
“mbak rita masih ingat tadi kita belajar apa?”

20
“ Coba ulangi mbak.”
“ Bagus mbak, berarti masih bisa mengingat dengan tepat.”
c. Rencana Tindak Lanjut
“ Tadi kan, mbak rita bilang ingin melakukan kegiatan berdandan
dan potong rambut 3 bulan sekali, ini akan dimasukkan ke jadwal
harian mbak. Nanti dilakukan ya”
“ Nanti beri tanda jika mbak sudah melakukannya. Tanda M jika
mbak rita melakukannya sendiri atau tanpa bantuan orang lain,
tanda B jika diingatkan baru dilakukan dan tanda T jika tidak
dilakukan.”
d. Kontrak Yang Akan Datang
“ Baiklah Pak, kalau begitu saya permisi ya pak, saya ke ruang
perawat dulu, Nanti siang jam 12 kita latihan makan dan minum
yang baik di ruang makan.”
a. Topik: “sudah dulu ya mbak latihan berdandan hari ini, nanti
siang saya akan mengajari mbak cara makan dan minum yang
benar ya”
b. Tempat: ” nanti kita belajar diruang makan saja biar mudah”
c. Waktu:”nanti 30 menit saja mbak, saya pamit”

21
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP4P

MASALAH KEPERAWATAN: DEFISIT PERAWATAN DIRI

PERTEMUAN KE: 4

A. PROSES KEPERAWATAN

1. KONDISI KLIEN
a. Data Subjektif :
Pasien merasa lemas dan tidak berdaya.
b. Data Objektif :
Badan kurus, kulit bersih dan mulut bersih tapi klien masih terlihat
lemah, klien terlihat mengacuhkan makanan nya.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit Keperawatan Diri : Makan dan minum
3. TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

b. Klien dapat menjelaskan, pentingnya manfaat makan dan minum.

c. Klien dapat menjelaskan cara makan dan minum yang baik.

d. Klien dapat melakukan pemenuhan makan dan minum dengan bantuan


perawat.

e. Klien dapat melakukan pemenuhan makan dan minum dengan bantuan


perawat.

B. TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien.

22
b. Evaluasi pengetahuan klien tentang manfaat makan dan minum
c. Ajarkan klien mempraktekan tata cara makan dan minum yang baik
d. Bantu klien mempraktekan tata cara makan dan minum yang baik
e. Anjurkan klien memasukan kegiatan makan dan minum secara mandiri di
dalan jadwal kegiatan harian.

C. STRATEGI KOMUNIKASI
1. FASE ORIENTASI

a. Salam Teurapeutik

“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi mbak rita, apa kabar pagi ini??


saya perawat yang kemarin, apa kabar mbak?

b. Evaluasi / Validasi

“Apakah mbak sudah mandi & gosok gigi sendiri? bagaimana perasaan
mbak rita setelah mandi dan menggosok gigi?”

2. FASE KERJA
“Assalamualaikum mbak, saya disini akan menjelaskan tata cara makan dan
minum yang baik.. sebelum makan mbak baca doa dulu ya”
“Berapa kali mbak makan sehari..? Iya baguss..!! mbak makan 3 X Sehari..!
Kalau minum, sehari berapa gelas..?? Betul, Minum 10 Gelas sehari..?
“Apa saja yang disiapkan untuk makan,,?”
“biasanya mbak makan dimana..?”
“ Bagaimana cara makan yang baik menurut mbak..?”
“Apa yang dilakukan sebelum makan..?”
“Apa pula yang dilakukan setelah makan..?..”
“kalo sesudah makan baca alhamdulilah”
3. FASE TERMINASI
a. EVALUASI SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF :

23
“..Bagaimana perasaan ibu setelah, kita membicarakan tentang cara
Makan dan minum yang baik? Baik sekali bu, ibu sudah bisa
menyebutkan manfaat makan dan minum dengan baik”
b. RENCANA TINDAK LANJUT
“ Baiklah mbak rita, tadi mbak sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika
kita menjaga kebersihan diri, dan kita juga sudah melakukan latihan,
Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal ya mbak..!
makan 3 X sehari, dan minum 8 – 10 gelas sehari..”
c. KONTRAK YANG AKAN DATANG:
1) Topik : “..Baiklah mbak, cukup untuk hari ini, besok kita akan
bertemu lagi, dan membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara
Toileting yang baik dan benar (BAB dan BAK) besok..”
2) Waktu : “.. mbak mau jam berapa..? bagaimana kalau jam 11,,?..”
3) Tempat : “..mbak maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau
di ruang makan..? baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..!
Sampai Jumpa besok ya bu.. Saya permisi. Assalamualaikum..Wr.
Wb..”

24
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP5P

MASALAH KEPERAWATAN: DEFISIT PERAWATAN DIRI

PERTEMUAN KE: 5

A. PROSES KEPERAWATAN
1. KONDISI KLIEN:
a. DS: Klien mengatakan dirinya sudah mulai bisa membersihkan diri
mulai dari mandi, gosok gigi, makan dengan teratur, dan berdandan
dengan baik namun belum bisa melakukan eliminasi dengan baik
b. DO: klien terlihat menahan diri saat ingin BAK maupun BAB
c. DX Kep: Gangguan eliminasi
2. TINDAKAN KEPERAWATAN (SP5P):
a. Menanyakan masalah dan kegiatan sebelumnya
b. Menjelaskan cara eliminasi yang baik
c. Melatih cara eliminasi yang baik
d. Membimbing klien agar disiplin merawat diri
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. FASE ORIENTASI
a. Salam terapeutik: “selamat pagi mbak, masih ingat nggak dengan saya?
Yang kemarin ngobrol disini, Alhamdulillah kalau masih ingat saya
disini hari ini mau mengajarkan mbak agar tetap bersih dan wangi.
Kalau mbak selalu bersih dan wangi kan mbak merasa nyaman, tidak
gatal-gatal, rapi, dan cantik”
b. Evaluasi/validasi: “ bagaimana latihan kemarin, seperti mandi yang
benar, gosok gigi yang benar, dandan yang benar, dan makan juga yang
benar dan teratur, ada masalah tidak?”
c. Kontrak

25
1) Topik: “bagaimana kalau kita ngobrol tentang kesulitan mbak saat
menjalani latihan kemarin-kemarin biar saya bisa bantu?”
2) Tempat: ”mbak mau ngobrol dimana? Di taman gimana biar bisa
santai?”
3) Waktu: ”mau berapa lama ngobrolnya? Bagaimana kalau 30
menit?”
C. FASE KERJA
“ bagaimana rasanya setelah diajari mandi dengan baik dan benar kemarin?
Sudah bisa praktik sendiri belum?”
“sudah bisa gosok gigi dengan benar belum? Kesusahan melakukannya tidak?”
“kalau dandan sendiri, seperti menyisir rambut masih dibantu suster atau
melakukan sendiri?”
“kalau makan kan 3x sehari, sudah seperti itu belum?”
“kalau habis makan dan minum kan biasanya merasa mau BAB dan BAK,
sudah teratur belum?”
“kalau BAB dan BAK dibantu suster atau sendiri?”
“masih suka nahan BAB dan BAK tidak?”
“kalau masih suka nahan BAB atau BAK itu tidak bagus untuk kesehatan
mbak, nanti perutnya sakit lho, selain sakit bahaya juga buat tubuh mbak”
“kalau malu minta tolong bisa panggil saya untuk mengantar atau membantu
mbak”
“saya bisa ajari biar tidak BAB atau BAK di tempat tidur, biar kasurnya tidak
kotor dan bau, dan tidak menganggu teman-teman yang lain”
“nanti sebelum tidur BAB atau BAK dulu setelah itu cuci muka, dan gosok gigi
kan tidur mbak jadi nyaman dan tidak terganggu”
“jangan lupa juga berdoa ya mbak kalau mau masuk dan keluar kamar mandi
agar kita selalu dijaga sama Yang Maha Kuasa”
“masih ingat tidak sama doanya? Saya ajari sini nanti dihafalkan biar tidak lupa
dan kalau mau masuk kamar mandi lebih baik kaki kiri terlebih dulu saat
keluar baru kaki kanan terlebih dulu”
“betul, masih ingat caranya ya? Nah, kalau malu?”

26
“nah, kalau malu minta bantuan langsung saja ke kamar mandi, jika masih
malu ke kamar mandi bilang saja sama salah satu suster atau saya ya”
D. TERMINASI
1. EVALUASI
a. Subjektif: “bagaimana rasanya mbak setelah tau cara agar BAB dan
BAK dengan benar?”
b. Objektif: “masih ingat nggak? Kenapa nahan BAB atau BAK tidak
bagus bagi tubuh?”
“nah, bagus mbak masih ingat, kalau biar tidak BAB dan BAK di kasur
dan tidur tetap nyaman gimana?”
“kalau doa masuk dan keluar kamar mandi masih ingat? Kalau belum
nanti kita hafalkan lagi ya”
2. RENCANA TINDAK LANJUT: “kalau masih belum bisa BAB dan BAK
secara teratur dan masih ditahan bisa panggil suster yang ada ya. Nanti
eliminasi nya diatur perhari bisa sehari eliminasi 5kali, saat sebelum dan
sesudah bangun tidur, saat mandi, baik pagi maupun sore terus siang hari
ya mbak rita”
3. KONTRAK YANG DITENTUKAN:
a. Topik: “sudah cukup ya mbak ngobrolnya nanti disambung lagi, nanti
kita bahas mengenai latihan kemarin yang mbak lakukan seperti mandi,
gosok gigi, makan, dan dandan. ya?”
b. Tempat: ”nanti mau ngobrol disini lagi atau cari tempat lain?”
c. Waktu:”nanti sore saya akan menemui mbak lagi ya kita ngobrol
sebentar sambil bersantai. Selamat pagi mbak”

27
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAAWATAN

(SP1K)

MASALAH KEPERAWATAN: DEFISIT PERAWATAN DIRI

PERTEMUAN KE: 1

A. PROSES KEPERAWATAN
1. DESKRIPSI KELUARGA PASIEN
Keluarga tidak mengetahui persis apa yang yang terjadi dengan pasien.
Selain itu, keluarga pasien sudah putus asa merawat pasien. Keluarga
mengatakan tidak mengetahui cara membujuk pasien untuk melakuak
perawatan diri.
2. TUJUAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA
a. Keluarga mengetahui masalah yang sedang dialami pasien.
b. Keluarga mengetahui pengertian, tanda, gejala dan proses terjadinya
defisit perawatan diri
c. Keluarga mampu mengentahui cara merawat diri
3. RENCANA TINDAKAN
memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang masalah
perawatan diri dan cara merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah kurang perawatan diri.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. FASE ORIENTASI
“Selamat pagi Pak/Bu, saya perawat Mitha perawat yang merawat anak
bapak”
“Apa pendapat Bapak tentang anak Bapak, ini ya“
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang dialami anak
bapak dan bantuan apa yang diberikan”

"Sebelum kita mulai berdiskusi bolehkah saya tau nama ibuk siapa?"

28
“Berapa lama waktu Bapak/Ibu yang tersedia? Bagaimana kalau 20
menit?, mari kita duduk diruang perawat?”

2. FASE KERJA
“Apa saja masalah yang Bapak/Ibu rasakan dalam merawat anak
bapak?” “Perawatan diri yang utama adalah kebersihan diri, berdandan,
makan dan BAB/BAK”
“Perilaku yang ditunjukkan oleh anak bapak itu dikarenakan gangguan
jiwanya yang membuat pasien tidak mempunyai minat untuk mengurus
diri sendiri. Baik bapak akan saya jelaskan: untuk kebersihan diri, kami
telah melatih anak bapak untuk mandi, keramas, gosok gigi, cukuran,
ganti baju, dan potong kuku. Kami harapkan Bapak/Ibu dapat
menyediakan alat-alatnya anak bapak juga telah punya jadwal
pelaksanaannya untuk berdandan. Karena anak Bapak/Ibu perempuan,
kami harapkan dimotivasi sehabis mandi untuk sisiran yang rapi, pakai
bedak dan lipstik. Untuk makan, sebaiknya makan bersama keluarga
dirumah, … telah mengetahui langkah-langkahnya: cuci tangan, ambil
makanan, berdoa, makan yang rapih, cuci piring dan gelas, lalu cuci
tangannya. Sebaiknya makan pas jam makan obat, agar sehabis makan
langsung makan obat. Dan untuk BAB/BAK, di rumah ada WC
Bapak/Ibu? Iya anak bapak juga sudah belajar BAB/BAK yang bersih.
Kalau bapak kurang motivasi dalam merawat diri apa yang bapak
lakukan?
“Bapak juga perlu mendampinginya pada saat merawat diri sehingga
dapat diketahui apakah anak bapak sudah bisa mandiri atau mengalami
hambatan dalam melakukannya”
“Ada yang Bapak/ibu tanyakan?”

3. FASE TERMINASI
a. Evaluasi Subyektif

29
"Bagaimana ibuk apakah sudah paham, apakah ada yang ingin
ditanyakan?"
“Bagaimana perasaannya pak setelah kita berbincang-bincang
mengenai perawatan diri tadi?”

b. Evaluasi Objektif
“Coba Pak sebutkan lagi apa saja yang harus diperhatikan dalam
membantu anak ibu dalam merawat diri”
"Sebutkan langkah-langkah cara makan yang benar yang sudah kita
diskusikan tadi bu"
“Baik nanti kalau Bapak/Ibu besuk bisa ditanyakan pada anak bapak”
“Dan di rumah nanti, cobalah Bapak/Ibu mendampingi dan membantu
anak bapak untuk melakukan sesuatu"
“Sampai jumpa lagi yaa"

4. RENCANA TINDAK LANJUT


"Dua hari lagi kita akan ketemu dan ibuk akan saya dampingi anak ibu
dalam merawat diri”

5. KONTRAK YANG AKAN DATANG


Topik: “baiklah pak, bu anti kita bebincang-bincang lagi mengenai
kebutuhan dan perkembangan anak bapak dan ibu ya”
Tempat: “nanti kita ngobrol ruangan depan saja ya pak bu”
Waktu: “baiklah bapak, ibu terimakasih atas waktunya ya lusa kita
berbincang lagi. Saya pamit”

30
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAAWATAN

SP2 K

MASALAH KEPERAWATAN : DEFISIT PERAWATAN DIRI

PERTEMUAN KE:2

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Deskripsi keluarga pasien
Keluarga mengatakan selalu mengawasi jadwal pasien. Keluarga juga
mengatakan sudah mengerti kadaan pasien dan tau cara memotivasi dan
membimbing pasien. Keluarga juga lebih sering mengunjungi pasien.
Tetapi, keluarga masih belum tahu bagaimana cara agar pasien selalu
berpenampilan rapi.
2. Tujuan keperawatan pada keluarga
Keluarga mampu melatih pasien untuk melakukan kebersihan diri
3. Rencana tindakan
a. Melatih keluarga merawat pasien
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. FASE ORIENTASI
“Assalamu’alaikum Bapak/Ibu sesuai janji kita dua hari yang lalu dengan
saya Mitha kita sekarang ketemu lagi”

“Bagaimana Bapak/Ibu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita


bicarakan dua hari yang lalu?”

“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya Pak?”

“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke pasien
ya?” “Berapa lama ada waktu  Bapak/Ibu.”

2. FASE KERJA
“Sekarang anggap saya adalah pasien Coba bapak praktikkan, cara
memotivasi pasien untuk mandi, berdandan, buang air dan makan”

31
“Bagus, betul begitu caranya”
“Sekarang, coba praktikkan cara memberikan pujian kepada pasien.”
“Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi pasien minum obat dan
melakukan kegiatan positifnya sesuai jadwal?”
“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat
pasien.“ “Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada
pasien.”

3. FASE TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat
pasien.”

“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap
kali bapak dan ibu membesuk pasien.”

4. RENCANA TINDAK LANJUT


"baiklah bapak, ibu sudah selesai ya pertemuan kita nanti jika bapak ibu
mengalami kesusahan lagi bisa menghungi saya atau perawat yang lain
ya”

5. KONTRAK YANG AKAN DATANG


Topik : “baiklah pak, bu sekian dari saya semoga bisa membantu
kesembuhan mental dan jiwa anak ibu dan bapak.”
Tempat : “ nanti saya akan kesini lagi ya pak bu”
Waktu : “nanti seminggu lagi saya akan datang kesini untuk
mengontrol kondisi anaknya bapak dan ibu. Saya pamit”

32

Anda mungkin juga menyukai