Anda di halaman 1dari 4

Bayangkan pada suatu ketika terdapat sebuah kelas pada sebuah

sekolah. Bayangkan seluruh siswanya adalah anak-anak yang luar biasa


(meskipun semua orang di lingkungannya melihat mereka sebagai
anak-anak yang biasa-biasa saja). Bayangkan wajah-wajah siswa yang
begitu ceria. Karena mereka sangat senang bersekolah. Mereka datang
tepat waktu dan sering menuntut sang guru untuk memberikan waktu
tambahan untuk pelajaran. Mereka sangat berbeda dari siswa-siswa pada
umumnya di negeri ini. Para siswa di kelas ini sangat gemar sekali
mengikuti setiap sesi pelajaran di sekolah. Hingga mereka akan kecewa
jika harus bertemu dengan hari libur. Hingga mereka akan benar-benar
bersedih jika ada guru yang berhalangan. Bukan pura-pura bersedih
karena norma yang telah diajarkan. Sangat berbeda dari siswa-siswa
kebanyakan, yang akan selalu menunggu hari libur. Atau bersorak dalam
hati ketika ada guru yang berhalangan.
Cerita tersebut adalah harapan setiap pendidik. Dan saya katakan
sebenarnya karena cerita tersebut adalah cerita rekaan. Karena mungkin
saat ini hanya ada di negri antah berantah.
Ketika saya menyajikan sesi empowerment untuk meningkatkan semangat
belajar di beberapa sekolah, saya menemukan kesamaan pada setiap
siswa. Yaitu setiap siswa akan sangat senang ketika menghadapi hari
libur, dan sangat gembira jika guru pengajarnya berhalangan hadir.
Mereka lebih senang mengikuti aktivitas non akademis daripada
aktivitas belajar akademis. Andaikata ada yang sangat menyukai,
jumlahnya dapat dihitung dengan jari. Kenapa hal tersebut bisa terjadi
? Atau mungkin sebenarnya jika dijawab dengan jujur dari lubuk hati
yang paling dalam. Hal tersebut juga terjadi pada Anda ketika masa
sekolah dulu ? Sangat merindukan waktu liburan, atau bahkan membuat
hari libur sendiri ketika seharusnya hari aktif mengikuti pelajaran ?
Atau bahkan bersorak gembira ketika ada guru yang berhalangan hadir ?
Kejadian tersebut selalu terjadi. Sejak Anda menjadi siswa, hingga
kini giliran anak atau cucu Anda yang menjadi pelajar. Pertanyaannya
adalah mengapa siswa lebih menyukai hari libur daripada hari aktif ?
Mengapa siswa lebih memilih membaca komik daripada buku pelajaran ?
Mengapa siswa lebih gemar nonton konser musik daripada mengikuti sesi
tambahan pelajaran di sekolah ?
Coba sekarang bayangkanlah Anda kembali menjadi siswa. Bayangkan
kondisi tersebut beberapa puluh tahun yang lalu. Kira-kira apa yang
membuat anda tertarik. Jawab dengan jujur dari lubuk hati seorang
pelajar. Bercanda bersama teman atau berdiskusi tentang pelajaran
dengan guru Anda ?
Ya…. Pasti. Banyak dari Anda yang lebih senang menghabiskan waktu
untuk bercanda dengan teman daripada berdiskusi tentang pelajaran.
Pertanyaannya kembali saya utarakan. Mengapa hal tersebut terjadi ?
Anda pasti telah bisa menjawabnya sendiri. Menjawab dengan jujur dan
penuh perasaan. Bahwa kegiatan belajar dan segala hal yang berkaitan
dengan itu adalah hal yang membosankan, memuakkan, dan berbagai
sebutan negative lainnya. Apakah betul demikian ?....
Jika hal ini diteruskan, maka bangsa ini akan berada pada status quo
perkembangan pemikiran. Ketika ilmu pengetahuan menjadi sesuatu yang
memuakkan, dan hura-hura adalah sesuatu yang selalu dibutuhkan. Maka
akan lahirlah generasi hura-hura yang terbelakang. Sangat primitive
bukan ??

Berikutnya saya akan berbagi cerita dengan Anda, yang berprofesi


sebagai pendidik atau guru yang professional. Saya akan curhat pada
Anda tentang sebuah strategi membuat siswa-siswa anda menjadi lebih
senang belajar daripada membaca komik. Sebuah cara yang revolusioner,
yang diramu dari berbagai rahasia kesuksesan umat manusia, rangkaian
ilmu yang telah dilakukan dan dikembangkan sejak ribuan tahun yang
lalu. Trik yang sangat jitu dan telah dilakukan oleh orang-orang
modern untuk mencapai kesuksesan dalam karirnya. Sebuah formula yang
membuat siswa-siswa Anda tercengang dan kagum setengah mati pada mata
pelajaran yang Anda sajikan. Hingga siswa-siswa Anda lebih memilih
untuk mengikuti jam tambahan mata pelajaran Anda, daripada nonton
konser artis idola.
Trik yang akan saya bagikan ini sebenarnya adalah rahasia orang-orang
yang telah sukses pada karirnya. Dan sekarang ingin saya bagikan pada
Anda. Kemudian dapat Anda simpan dan jadikan sebagai pusaka kesuksesan
Anda dalam mendidik. Atau bahkan Anda ajarkan pada rekan Anda, yang
memiliki visi yang sama dengan Anda.
Rahasia ini sangat bernilai tinggi. Karena ketika Anda mengetahuinya,
kemudian melatih kemampuan Anda tersebut dari waktu ke waktu. Maka
Anda akan menjadi seorang pendidik yang dahsyat. Mungkin malah Anda
bisa menjadi rebutan banyak institusi sekolah atau instansi untuk
diajak bekerjasama dalam rangka meningkatkan kualitas pengetahuan anak
didik.
Oleh sebab itu, rahasia ini akan saya berikan pada Anda yang
BENAR-BENAR INGIN MENJADI PENDIDIK YANG PROFESIONAL. Khusus untuk Anda
yang memiliki dedikasi yang tinggi di dunia pendidikan.
Jika Anda berprofesi sebagai pendidik hanya untuk mengejar status
kepegawaian, atau mencari sertifikasi, saya sarankan segera tutup
artikel ini, dan lanjutkan aktivitas browsing Anda. Karena Anda akan
merasa sangat TIDAK NYAMAN. Sekali lagi TIDAK NYAMAN jika Anda tetap
membaca artikel ini.
Meski demikian, jika Anda adalah pendidik yang selalu ingin
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DIRI ANDA. Ataupun Anda memiliki komitmen
dalam hati untuk MENCERDASKAN ANAK DIDIK Anda secara tulus dan ikhlas.
Saya sarankan untuk tetap membaca lanjutan artikel ini. Karena saya
akan lebih dalam bercerita pada Anda tentang HYPNOTEACHING. Sebuah
pusaka yang akan membawa Anda pada kesuksesan gemilang sebagai
pendidik.

Anda mungkin juga menyukai