A. Pengertian
Syndrome Guillan Barre disebut juga dengan istilah Akut Inflamatery Idiophatik
Polyneuropathi (AIIF).
Syndrome Guillan Barre adalah suatu penyakit akut polyneuritis yang menyerang
susunan syaraf perifer dan spinal serta kadang-kadang syaraf krania.( Manual of
Neurological Nursing)
B. Penyebab
Belum jelas, tapi banyak dihubungkan dengan reaksi immunologi (auto immum)
dan infeksi virus.
C. Pathofisiologi
Klien dan Syndrome Guillan Barre pada susunan syaraf perifer, serabut syaraf
cranial, serabut ganglion, dan medulla spinalis. Mengalami proses demyelinisasi
Demyelinisasi : proses degenerasi selubung myelin serabut-serabut syaraf.
Dengan adanya demyelinisasi ini, maka terjadilah kerusakan-kerusakan dari
myelin diantara nodus-nodus ranvier, yang mengakibatkan timbulnya gangguan/
hambatan dalam penghantar impuls diantara nodus-nodus ranvier dan penyebaran
impuls-impuls kepada organ-organ tubuh sehingga kecepatan konduksi menjadi
lambat bahkan sampai terblokade pada kondisi yang lebih lanjut.
Karena serabut syaraf kranial dan syaraf motorik lebih banyak yang
mengalami demyelinisasi dari pada serabut syaraf nyeri, sentuhan/ perabaan dan
panas, maka fungsi syaraf sensoris kadang-kadang bisa selamat. Jika syaraf
kranial VII, IX dan X terkena, pasien akan mengalami kesulitan mengunyah,
menelan, berbicara dan bernafas serta pusat vital di medulla juga akan terkena.
Teerdapat tiga tingkatan yang harus selalu diidentifikasi pada kasus GBS
yaitu :
1. Periode permulaan, yang dimulai dengan serangan pertama dengan gejala-
gejala yang pasti dan berakhir jika tidak terjadi deterotiasi ( keadaan yang
makin memburuk). Biasanya berlangsung 1 sampai 3 minggu.
2. Periode / masa Plateaui berlangsung ........beberapa hari sampai dengan 2
minggu.
3. Periode ? phase perbaikan / pemulihan. Pada fase ini remyelinisasi dan
regenerasi axon. Berlangsung 4 – 6 bulan.
D. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama : lemah otot, tubuh terutama motorik
c. Riwayat kesehatan : pernah mengalami vaksinasi berpenyakit
ISPA, injeksi saluran cerna.
d. Manifestasi Klinik / data fisik klien :
1). Gejala / tanda neurologis : parastesia, kelemahan otot-otot
pada kaki sampai dengan ekstremitas atas (tangan), kelematan
otot-otot muka. Kelemahan-kelemahan ini bisa sampai seluruh
otot tubuh mengalami plassid paralisis
o Pada nervus kranialis V, VI, IX, dan X menyebabkan
kelemahan/paralise otot-otot sekitar mata, wajah dan
orofaring berupa kesulitan bicara, mengunyah dan
menelan
o Pada saraf otonom (disfungsi saraf aotonom)
overaktivity atau underactivity serabut saraf simpatis dan
parasimpatis yang ditandai dengan gangguan : heart rate,
irama jantung, tekanan darah berubah (hiper/hipotensi
ortostatik) dan gangguan vasomotor lain.
o Menurunnya reflek-reflek tendon
o Nyeri yang hebat pada punggung dan kaki
o Menurunnya kontrol BAB dab BAK
o Kegagalan pernafasan sebagai akibat dari melemahnya
otot-otot pernafasan, yang ditandai dengan dyspneu, pe ↓
irama, bunyi dan frekwensi nafas, me ↓ tidal volumedan
kapasitas volume
e. Data psikososial
o kaji peran dan tanggung jawab klien dalam keluarga
o kaji motivasi dan support system
o kaji tingkat kecemasan, ketakutan, dan kepanikan klien
dalam menghadapi kondisi penyakitnya t.u akan
munculpada fase permulaan
o kemudian pada phase plateau biasanya timbul anger dan
depresi
o kaji tingkat pengetahuan klien terhadap penyakitnya dan
penampilan fisiknya