Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN


Laporan ini dibuat sebagai pertanggung jawaban mata kuliah Biomedik
Dasar
Dosen pengampu : Al Azhar Muhammad, S.Kep, M.Sc

OLEH :

KELOMPOK IV
Nama : Faradhila A Safrudin

POLTEKKES KEMENKES TERNATE


TAHUN AKADEMIK
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan,
memisahkan, melindungi dan memginformasikan manusia terhadap
lingkungan di sekitarnya. Sistem ini sering kali merupakan sistem organ
yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, kuku, kelenjar keringat
dan produknya (keringat dan lendir). Secara ilmiah kulit adalah lapisan
terluar yang terdapat diluar jaringan yang terdapat pada bagian luar yang
menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang
paling luar permukaan yang membungkus seluruh bagian tubuh, sehingga
kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya kimia (Delecious.S. 2013).
Struktur kulit terbagi menjadi tiga lapisan utama yaitu epidermis
sebagai bagian terluar, lapisan dermis yang berada di tengah, dan bagian

terdalam yakni hipodermis atau juga disebut subkutan .

B. TUJUAN PRAKTIKUM
➢ Mengidentifikasi Anatomi sistem integumen
➢ Mengidentifikasi sensorik/ rangsangan pada sistem
integumen
BAB II
KONSEP DASAR
A. DASAR TEORI
Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut,
kelenjar keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem
integumen mampu memperbaiki sendiri (self-repairing) dan mekanisme
pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan
dalam tubuh).
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi
terhadap total berat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang
peranan penting dalam mencegah terjadinya kehilangan cairan yang
berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada di lingkungan
seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila
terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran
(vibration) dan mendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar,
sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang
tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-
organ internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam
berbagai fungsi tubuh vital. Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu :

1. Epidermis
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis
(multilayer). Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis
merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang
berbeda-beda: 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan
kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki,
memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:

a. Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses


melanogenesis.Melanosit (sel pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis.
Melanosit menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagai respons
terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon perangsang
melanosit (melanocyte stimulating hormone, MSH). Melanosit merupakan
sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat dalam produksi pigmen
melanin yang mewarnai kulit dan rambut. Semakin banyak melanin,
semakin gelap warnanya. Sebagian besar orang yang berkulit gelap dan
bagian-bagian kulit yang berwarna gelap pada orang yang berkulit cerah
(misal puting susu) mengandung pigmen ini dalam jumlah yang lebih
banyak. Warna kulit yang normal bergantung pada ras dan bervariasi dari
merah muda yang cerah hingga cokelat. Penyakit sistemik juga akan
memengaruhi warna kulit.
Sebagai contoh, kulit akan tampak kebiruan bila terjadi inflamasi atau
demam. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya ultraviolet dan demikian
akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya ultraviolet
dalam sinar matahari yang berbahaya.

1. Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan


sumsum tulang, yang merangsang sel Limfosit T, mengikat,
mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T.
Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam
imunologi kulit.Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di
seluruh epidermis. Sel Langerhans mengenali partikel asing atau
mikroorganisme yang masuk ke kulit dan membangkitkan suatu
serangan imun. Sel Langerhans mungkin bertanggungjawab
mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik dan neoplastik.
Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan saraf-sarah
simpatis , yang mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem
saraf dan kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah kanker
kulit. Stres dapat memengaruhi fungsi sel Langerhans dengan
meningkatkan rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet dapat merusak
sel Langerhans, mengurangi kemampuannya mencegah kanker.
2. Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor
sensoris dan berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin
difus.
3. Keratinosit, lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat
tanduk) dan lapisan ini akan berganti setiap 3-4 minggu sekali.
Keratinosit yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga
paling dalam sebagai berikut:

• Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti
dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan
lapisan terluar dimana eleidin berubah menjadi keratin yang tersusun
tidak teratur sedangkan serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit
sel-sel saling melekat erat.Lebih tebal pada area-area yang banyak
terjadi gesekan (friction) dengan permukaan luar, terutama pada
tangan & kaki. Juga merupakan lapisan keratinosit terluar yang
tersusun atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati dan tidak
berinti.
• Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan
tipis yang homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat.
Stratum lucidum terdiri dari protein eleidin.Merupakan lapisan sel
gepeng yang tidak berinti dan lapisan ini banyak terdapat pada
telapak tangan & kaki.
• Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4lapis sel poligonal gepeng
yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran
sel terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat
antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap
masuknya materi asing, serta menyediakan efek pelindung pada
kulit.2/3 lapisan ini merupakan lapisan gepeng, dimana sitoplasma
berbutir kasar serta mukosa tidak punya lapisan inti.
• Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum
basale. Sel pada lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti
bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak mempunyai tonjolan
sehingga tampak seperti duri yang disebut spinadan terlihat saling
berhubungan dan di dalamnya terdapat fibril
sebagai intercellularbridge.Sel-sel spinosum saling terikat dengan
filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan
kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan
demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang
berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki.
• Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah
pada epidermis, tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal,
berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya
terdapat melanin.Pada lapisan basile ini terdapat sel-sel mitosis.

Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Epidermis akan
bertambah tebal jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan
antara epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai
tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang
disebut fingers prints.

2. Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering
dianggap sebagai “True Skin” karena 95% dermis membentuk ketebalan
kulit.Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan
menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang
paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.Kulit jangat atau
dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung
rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak,
pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut
(muskulus arektor pili). Lapisan ini elastis & tahan lama, berisi jaringan
kompleks ujung-ujung syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar. Sebasea,
folikel jaringan rambut & pembuluh darah yang juga merupakan penyedia
nutrisi bagi lapisan dalam epidermis.
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah
epidermis. Penyusun utama dari dermis adalah kolagen. Membentuk
bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan struktur pada
kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh
dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas
dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan
stratum reticular.
1. Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila
dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati
fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari
pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung
di bawah epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang
dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu
komponen dari jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh
darah dan limfe, serabut saraf , kelenjar keringat dan sebasea,
serta akar rambut. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat,
disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi
protein dan menyebabkan kulit menjadi elastis dan memiliki turgor
(tegangan). Pada seluruh dermis dijumpai pembuluh darah, saraf
sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar
keringat dan palit. Lapisan ini tipis mengandung jaringan ikat
jarang.
2. Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan
tersusun atas jaringan ikat padat tak teratur. Terdiri atas serabut-
serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin), matiks (cairan kental
asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas). Serta terdiri
dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang
terdapat banyak pembuluh darah , limfe, akar rambut, kelenjar
keringat dan kelenjar sebaseus.

Lapisan dermis juga ini mengandung sel-sel khusus yang membantu


mengatur suhu, melawan infeksi, air menyimpan dan suplai darah dan
nutrisi ke kulit. Sel-sel khusus dari dermis juga membantu dalam
mendeteksi sensasi dan memberikan kekuatan dan fleksibilitas untuk kulit.
Komponen dermis meliputi:

• Pembuluh darah berfungsi sebagai transport oksigen dan nutrisi ke


kulit dan mengeluarkan produk sampah. Kapal ini juga mengangkut
vitamin D dari kulit tubuh.
• Pembuluh getah bening sebagai pasokan (cairan susu yang
mengandung sel-sel darah putih dari sistem kekebalan tubuh) pada
jaringan kulit untuk melawan mikroba.
• Kelenjar Keringat untuk mengatur suhu tubuh dengan mengangkut
air ke permukaan kulit di mana ia dapat menguap untuk
mendinginkan kulit.
• Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit tahan air
dan melindungi terhadap mikroba. Mereka melekat pada folikel
rambut.
• Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang melampirkan
akar rambut dan memberikan nutrisi pada rambut.
• Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti
sentuhan, nyeri, dan intensitas panas ke otak.
• Kolagen protein struktural tangguh yang memegang otot dan organ
di tempat dan memberikan kekuatan dan bentuk ke jaringan tubuh.
• Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat
kulit merenggang. Hal ini juga ditemukan di ligamen, organ, otot
dan dinding arteri.

3. Subkutan atau Hipodermis

Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-
sel lemak di dalamnya.Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi,
pembuluh darah dan getah bening. Untuk sel lemak pada subdermis, sel
lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan terdalam yang
banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak. Disebut
juga panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan.
Berfungsi juga sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti
otot dan tulang. Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan
penyekatan panas.Sebagai bantalan terhadap trauma. Tempat
penumpukan energi.

Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah


dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit.
Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan
kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau
penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk
kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
➢ Fungsi kulit:

1. Proteksi (melindungi) : Kulit menjaga bagian dalam tubuh


terhadap gangguan fisik atau mekanis, misalnya terhadap gesekan,
tarikan, gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi (lisol,
karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar
ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur.
Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-
serabut jaringan penunjang berperan sebagai pelindung terhadap
gangguan fisis. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit
terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan
dengan asam asetil).
2. Absorbsi (menyerap) : Kulit yang sehat tidak mudah menyerap
air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap
lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak.
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan
kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan
absorbsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan
dan metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah di
antara sel, menembus sel-sel epidermis, atau melalui saluran
kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis.
3. Regulasi (Pengatur Panas) : Suhu tubuh tetap stabil
meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini karena adanya
penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur
panas, medula oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu
viseral 36-37,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian
persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara yaitu
vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan
panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan
cairan pada permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah
mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya keringat
dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).
4. Ekskresi (Pengeluaran) : Kelenjar-kelenjar kulit
mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau zat sisa
metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan
amonia. Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi
kulit karena lapisan sebum (bahan berminyak yang melindungi kulit)
ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering.
Produksi kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman
pada kulit.
5. Persepsi / Reseptor (Peraba) : Kulit mengandung ujung-
ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Respons terhadap
rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis, terhadap
dingin diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh papila
dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh
epidermis.
6. Pembentukan Pigmen : Sel pembentuk pigmen (melanosit)
terletak pada lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf.
Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosum dibentuk oleh
alat golgi dengan bantuan tirosinase, ion Cu, dan O2 terhadap sinar
matahari memengaruhi melanosum. Pigmen disebar ke epidermis
melalui tangan-tangan dendrit sedangkan lapisan di bawahnya
dibawa oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi
oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal-tipisnya kulit, reduksi Hb
dan karoten.
7. Keratinisasi : Keratinosit dimulai dari sel basal yang
mengadakan pembelahan.

BAB III

PROSEDUR DAN HASIL PRAKTEK


A. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

➢ Tiga waskom dengan air bersuhu 20, 30, 40 derajad celcius


➢ Gelas beker
➢ Termometer raksa
➢ Air
➢ Penggaris
➢ Pensil
➢ Masker
➢ Hanscoon

B. LANGKAH DAN HASIL KERJA

1. BAGIAN I (Paleo-Sensibilities)

➢ Sediakan 3 waskom masing-masing berisi air dengan suhu kira-


kira-kira 20, 30, dan 40 derajat celcius
➢ Kemudian masukan tangan kanan pada air dengan suhu 20
derajat celcius, dan tangan kiri suhunya 40 derajat celcius
selama kurang lebih 2 menit. (catat hasil sesorik yang dirasakan)
➢ Kemudian masukan segera kedua tangan itu serentak kedalam
air yang bersuhu 30 derajat celcius (catat kembali sensorik yang
dirasakan)

2. BAGIAN II (Neo-Sensibilities)

➢ Tutup mata OC dan tekankan ujung pensil pada suatu titik di kulit
jari
➢ Kemudian, perintahkan OC menunjukan tempat yang baru di
rangsang tadi dengan ujung pensil pula
➢ Tetapkan antara titik rangsangan dan titik yang di tunjuk
➢ Tentukan jarak rata-rata untuk kulit ujung jari, telapak tangan,
lengan atas, dan tengkuk

C. Hasil Praktikum
• Kelompok A (Paleo-Sensibilities dan Neo-Sensibilities)
Ket : Pada tangan kanan*
No Suhu Perasaan
1. 20º C Dingin
2. 30º C Hangat

Ket : Pada tangan kiri*

No Suhu Perasaan
1. 40º C Panas
2. 30ºC Hangat

• Lokalisasi taktil
Lokasi I II III IV V
No RT
taktil (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)

1. U. J - - - - - T

2. T. T 5

3. L. B 2

4. L. A 3

5. T T
*ket : U.J (ujung jari)
T.T (telapak tangan)
L.B (lengan bawah)
L.A (lengan atas)
T (tengkuk)

• Kelompok B (Paleo-Sensibilities dan Neo-Sensibilities)


Ket : Pada tangan kanan*

No Suhu Perasaan
1. 20º C Hangat
2. 30º C Hangat

Ket : Pada tangan kiri*

No Suhu Perasaan
1. 40º C Panas
2. 30ºC Dingin

• Lokalisasi taktil
Lokasi I II III IV V
No RT
taktil (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)

1. U. J - - - - - T

2. T. T 3

3. L. B 2

4. L. A 3

5. T T
*ket : U.J (ujung jari)
T.T (telapak tangan)
L.B (lengan bawah)
L.A (lengan atas)
T (tengkuk)

BAB IV
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN
Pada hasil praktikum Paleo-Sensibilities pertama yang etlah
dilakukan, dapat dihasilkan sebagai berikut :ketika telaoak tangan
dimasukan kedalam air panas yang bersuhu 40º Celcius, dapat
merasakan panas, kemudian pada suhu 30º Celcius menghasilkan rasa
hangat, sedangkan pada suhu air 20º Celcius. Hal ini membuktikan
adanya gradasi termal yaitu gradasi dingin dan panas. Receptor kulit
pada suhu air 20º Celcius sampai 40º Celcius akan mengirimkan
informasi ke Gyrus post centralis melalui Ractus Spinothalamicus
lateralis thalamica.
Kemudian pada hasil praktikum Neo-Sensibilities atau likalisasi
rasa yang dimana yang berperan sebagai pasien, diminta untuk menutup
kedua matanya kemudian ditekan ujung pensil pada ujung jari, telapak
tangan,lengan atas, lengan bawah, dan juga pada tengkuk secara
bergantian. Lalu orang tersebut diminta untuk menunjukan tempat yang
di rangsang tersebut, apabila tidak tepat pada titik yang di tekan, maka
titik yang telah di rangsang akan di ukur dengan titik rangsangan yang
ditunjuk pasien tersebut. Dari hasil tersebut maka akan didapatkan rata-
rata pada hasil pengukuran kemudian di paparkan pada tabel hasil
penelitian. Receptor yang merespon pada tekanan adalah Corpuscle-
Pacini. Perbedaan antara lokasi penekanandan lokasi yang ditunjuk
dipengaruhi oleh reseptif yang berbeda sekiranya juga terangsang,
walaupun dengan tingkat yang lebih rendah karena titik-titik tersebut
tidak perlu terdistorsi. Berdasarkan rata-rata hasil percobaan yang telah
dilakukan bagian yang paling peka adalah ujung jari.

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi
terhadap total berat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang
peranan penting dalam mencegah terjadinya kehilangan cairan yang
berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada di lingkungan
seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila
terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran
(vibration) dan mendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar,
sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli
yang tidak nyaman.
B. SARAN
Dalam praktikum yang akan dilakukan selanjutnya harus di lakukan
dengan teliti agar hasil yang didapat sesuai dengan keinginan.

Anda mungkin juga menyukai