Anda di halaman 1dari 8

ANALISA TEORI FILM LASKAR PELANGI

Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran

Dosen Pengampu: Nurhayani, S.Ag.M.Si.

Oleh:

Nur Sri Hasanah 0301193251

PAI-4 Semester III

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2020/2021
BAB II

PENDAHULUAN

Kehidupan manusia tidak lepas dari proses pendidikan, dari manusia bayi sampai
dewasa kehidupan yang menyertainya tidak lepas dari belajar dan mengajarkan kepada orang
lain. Oleh karena itulah pendidikan diartikan pada dua pengertian. Pengertian pertama,
pendidikan dalam arti luas dibagi menjadi dua bagian, yaitu pendidikan seumur hidup dan
pendidikan alam. Pendidikan seumur hidup artinya adalah setiap perjalanan manusia itu
adalah pendidikan. Setiap hari kehidupan manusia bersentuhan dengan berbagai masalah dan
berbagai urusan yang akhirnya menimbulkan pengalaman yang berharga bagi seseorang itu
sendiri.

Oleh karena itu, banyak yang mengatakan bahwa pengalaman pribadi adalah guru yang
berharga, karena dengan pengalaman itulah manusia dapat belajar dan mengajarkannya
kepada orang lain, dengan adanya pengalaman-pengalaman yang manusia pelajari seumur
hidupnya, dapat membentuk pola pemikirannya. Sedangkan pendidikan alam adalah pada
hakikatnya manusia mempelajari alam sekitar. Setiap hari manusia mempelajari benda-benda,
lingkungan bahkan masyarakat yang ada disekitarnya. Dari interaksi manusia dengan
berbagai macam benda dan masyarakat, memberikan pelajaran hidup yang nantinya akan
mendorong manusia untuk berfikir, sehingga munculah pola pemikiran pada diri manusia
karena interaksi tersebut.

Pendidikan merupakan alat ukur untuk menilai keberhasilan proses pendidikan,


pendidikan ini identik dengan pendidikan formal atau sekolah, di mana pendidikan dapat
diselenggarakan oleh lembaga sembagai tepat belajar mengajar. Pada pendidikan formal ini,
potensi manusia dibentuk sesuai dengan jenjang pendidikan dan minat yang dimiliki manusia
tersebut. Pada pendidikan formal yang dilakukan di sekolah, interaksi guru dan teman-teman
sangat mempengaruhi pola pemikiran anak. Oleh karena itu, sekolah harus memberikan
pengaruh yang positif, seperti membuat visi misi yang bertujuan untuk mendidik anak-anak
sehingga memiliki kemampuan yang unggul tidak hanya dalam ilmu pengetahuan melainkan
juga moral.

1
BAB III

PEMBAHASAN

ANALISA FILM LASKAR PELANGI BERDASARKAN

TEORI BEHAVIORISME DAN KOGNITIF

Film Laskar Pelangi dikisahkan di sebuah pulau bernama pulau Belitong di dekat
Pulau Sumatera. Pulau ini kaya akan Timah namun menjadi eksploitasi negara ketika itu.
Disana terdapat sekolah Islam pertama dan satu-satunya yang ada di Pulau Belitung, yakni
SD Muhammadiyah yang sedang kesulitan untuk membuka kelas baru. Mereka mendapat
ultimatum dari Depdikbud Sumatera Selatan agar dapat mengumpulkan minimal 10 siswa
pada tahun pelajaran baru agar bisa bertahan.

Bagi Bu Muslimah dan Pak Harfan, mendapatkan 10 siswa di tahun ajaran baru
bukanlah tugas yang ringan. Bagi kedua guru tersebut saat itu angka 10 sangatlah penting
karena menyangkut keberlangsungan pendidikan bagi sembilan anak yang telah mendaftar.
Pada hari akhir pendaftaran, baru sembilan anak yang mendaftar. Akan tetapi tepat ketika
sang kepala sekolah hendak berpidato menutup sekolah, seorang anak datang menyelamatkan
sekolah dari ancaman penutupan.

Kesepuluh anak di SD Muhammadiyah Belitong yang dijuluki Laskar Pelangi adalah


anak-anak yang lahir di sebuah pulau kaya timah di negeri Indonesia. Namun, pulau yang
seharusnya kaya-raya tersebut ternyata miskin dari segi ekonomi dan pendidikan. Keadaan
tersebut tidak menyurutkan langkah mereka, di tengah keterbatasan fasilitas, anak-anak
tersebut ternyata memiliki semangat belajar yang luar biasa. Anggota Laskar Pelangi berhasil
mengharumkan perguruan Muhammadiyah saat festival 17 Agustus, mereka menampilkan
tarian hasil dari ide kreatif Mahar.

Di pertengahan film ada pendatang baru yang membuat kelompok Laskar Pelangi
bertambah jumlahnya menjadi 11 orang. Seorang gadis tomboy bernama Flo dari keluarga
kaya raya. Ia tertarik dengan keunikan para siswa SD Muhammadiyah yang berhasil
memenangkan lomba karnaval 17 Agustus. Ayahnya adalah seorang berpendidikan tinggi
dan memiliki pengaruh pada suatu perusahaan milik BUMN di Pulau Belitong.

Puncak cerita terjadi saat kematian Pak Harfan, seorang guru yang sangat bijak dan
juga merupakan kepalah sekolah. Ini menjadi pukulan yang cukup hebat bagi Ibu Bu

2
Muslimah yang terpaksa meneruskan perjuangan mendidik para siswa SD Muhammadiyah
seorang diri. Kesedihan Bu Muslimah telah menjadikannya hampir berputus asa untuk
kembali ke SD Muhammadiyah. Namun, Bu Muslimah berusaha bangkit melawan
kesedihannya setelah melihat anak didiknya yang terus bersemangat untuk bersekolah.
Selama Bu Muslimah tidak hadir, Lintang bertindak sebagai seorang guru bagi teman-
temannya dan terus memberi motivasi bahwa pendidikan amatlah penting bagi mereka.

Meski menghadapi berbagai rintangan dan kesulitan baik dalam hal fasilitas maupun
jumlah tenaga pendidik, prestasi kembali diraih oleh anggota Laskar Pelangi saat lomba
cerdas cermat berkat kecerdasan Lintang. Tentu saja kemenangan SD Muhammadiyah ini
mengejutkan banyak pihak karena mereka berhasil mengalahkan SD PN Timah yang
merupakan kandidat terkuat. Hal ini juga membuktikan bahwa hidup dalam keterbatasan tak
menghalangi seseorang untuk berprestasi.

Namun kebahagiaan yang dirasakan Lintang ini hanya bertahan dalam sekejap. Ketika
Lintang pulang dari mengikuti lomba cerdas cermat, ia tidak mendapati ayahnya pulang yang
tidak pulang sejak Lintang berangkat untuk mengikuti lomba. Lintang ternyata harus
kehilangan ayahnya di saat ia sedang berbahagia karena memenangkan lomba cerdas cermat.
Lintang akhirnya harus merelakan keinginannya untuk melanjutkan sekolah, meskipun ia
termasuk anak yang sangat cerdas.

Film Laskar Pelangi diakhiri dengan Ikal kembali ke kampung halamannya Belitung
setelah menamatkan pendidikannya di Universitas Indonesia. Ikal telah bertemu dengan
sahabatnya Lintang yang menjadi buruh kasar untuk membiayai adik-adiknya yang masih
kecil setelah kematian ayahnya dan terpaksa menamatkan pendidikan lebih awal. Cerita
berakhir dengan berita Ikal yang berhasil melanjutkan pendidikan sarjananya ke Perancis.

3
Analisa Film Berdasarkan Teori Behaviorisme

Puncak cerita terjadi saat kematian Pak Harfan, seorang guru yang sangat bijak dan
juga merupakan kepalah sekolah. Ini menjadi pukulan yang cukup hebat bagi Ibu Bu
Muslimah yang terpaksa meneruskan perjuangan mendidik para siswa SD Muhammadiyah
seorang diri. Kesedihan Bu Muslimah telah menjadikannya hampir berputus asa untuk
kembali ke SD Muhammadiyah. Namun, Bu Muslimah berusaha bangkit melawan
kesedihannya setelah melihat anak didiknya yang terus bersemangat untuk bersekolah.
Selama Bu Muslimah tidak hadir, Lintang bertindak sebagai seorang guru bagi teman-
temannya dan terus memberi motivasi bahwa pendidikan amatlah penting bagi mereka.

Meski menghadapi berbagai rintangan dan kesulitan baik dalam hal fasilitas maupun
jumlah tenaga pendidik, prestasi kembali diraih oleh anggota Laskar Pelangi saat lomba
cerdas cermat berkat kecerdasan Lintang. Tentu saja kemenangan SD Muhammadiyah ini
mengejutkan banyak pihak karena mereka berhasil mengalahkan SD PN Timah yang
merupakan kandidat terkuat. Hal ini juga membuktikan bahwa hidup dalam keterbatasan tak
menghalangi seseorang untuk berprestasi.

Analisa Film Berdasarkan Teori Kognitif

Dengan latar belakang yang dikatakan miskin dari segi ekonomi dan pendidikan.
Namun tak membuat mereka harus berhenti mengejar mimpi mereka dan tak membuat
mereka malas akan belajar. Melainkan di umur mereka yang masih belasan tahun sudah
mengerti arti akan pentingnya pendidikan untuk kehidupan dikemudian hari dan mengeri
pentingnya meraih prestasi bagi perubahan pendidikan kedepannya. Dengan keyakinan itulah
yang membawa mereka mempunyai harapan yang tinggi (hopefull).

A. .IDENTIFIKASI KASUS PEMBELAJARAN SEORANG ANAK

Dari 2 guru yang mereka miliki sebagai seorang pendidik yang tersisa hanyalah Buk
Muslimah. Dengan usaha serta dorongan yang diberikan Buk Muslimah untuk
mempertahankan sekolah serta motivasi dari teman ke teman yang membuat mereka
semangat untuk bersekolah. Hanya berbekal dari sebuah keyakinan serta motivasi yang
diberikan, terbukti bahwa sebagian dari mereka yaitu salah satunya ikal dapat menempuh
pendidikan hingga ke luar negeri.

4
B. LANDASAN DAN PEMBAHASAN TEORI

Menurut teori Behaviorisme dalam film laskar pelangi menggunakan model


hubungan stimulus dan respon bahwa teori behavioristik dalam melakukan proses belajar
mendeskripsikan tingkah laku manusia dari proses yang terjadi melalui rangsangan yang
disesuaikan pada stimulus untuk menimbulkan ikatan jalinan sehingga bereaksi dengan
memberikan respon atau perilaku. 1 Secara umum stimulus dapat diartikan sebagai rangsangan
atau dorongan yang digunakan untuk meningkatkan prestasi atau membentuk tingkah laku,
sedangkan respon diartikan sebagai tanggapan atau kemampuan yang ditunjukan setelah
adanya pemberian stimulus. Maka dapat dicontohkan bahwa stimulus adalah sesuatu yang
diberikan guru kepada muridnya sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa
terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.2

Dalam film laskar pelangi, stimulis-stimulus yang diberikan oleh kedua guru tersebut
kepada 11 sisawa itu dapat membuktikan bahwa adanya reaksi terhadap siswa tersebut yang
menjadikan salah satu dari mereka layaknya seorang pendidik. Di sisi lain mereka juga harus
bisa menorehkan prestasi terhadap sekolah tersebut. Dalam perspektif behavioristik belajar
merupakan bentuk perubahan yang dialami seseorang terhadap kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara baru sehingga seseorang dianggap telah belajar apabila mampu
menunjukan perubahan tingkah lakunya.

Dapat diketahui bahwa belajar menurut teori kognitif adalah suatu proses atau usaha
yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses
interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk
pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan, nilai dan sikap yang bersifat relatif
dan berbekas. Misalnya, seseorang mengamati sesuatu ketika dalam perjalanan. Dalam
pengamatan tersebut terjadi aktifitas mental. Kemudian ia menceritakan pengalaman tersebut
kepada temannya. Ketika dia menceritakan pengalamannya selama dalam perjalanan, dia
tidak dapat menghadirkan objek-objek yang pernah dilihatnya selama dalam perjalanan itu,
dia hanya dapat menggambarkan semua objek itu dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Maka
dengan demikian, telah terjadi proses belajar, dan terjadi perubahan terutama terhadap

1
Istikomah Fahyuni dan Eni Fariyatul, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Sidoarjo: Nizamia Learning
Center, 2016) h.26
2
Putrayasa dan Ida Bagus, Landasan Pembelajaran, (Bali: Undhiksa Press, 2013) h.42

5
pengetahuan dan pemahaman. Jika pengetahuan dan pemahaman tersebut mengakibatkan
perubahan sikap, maka telah terjadi perubahan sikap, dan seterusnya. 3

Dalam Film laskar pelangi di atas, menurut teori Kognitif belajar yang terpenting
adalah melalui prosesnya bukan kepada hasil yang di capainya. Karena itu, dalam film
tersebut menggambarkan bahwa seorang anak seperti mereka mula-mula harus di bimbing
dengan proses yang lama, sehingga dalam proses tersebut anak dapat menemukan dan
memahami setiap apa yang dilakukannya terhadap hasil yang diterima walaupun hasilnya
tidak terlalu baik, akan tetapi yang dituntut dalam teori belajar kognitif ini mementingkan
suatu proses yang berkepanjangan untuk dapat menemukan hasil yang sesuai apa yang
diharapkan oleh setiap individu atau peserta didik.

C. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas mengenai filam Laskar Pelangi dengan menggunakan teori
Behaviorisme dan teori Kognitif maka dapat disimpulkan bahwa analisa tentang usaha,
semangat serta motivasi dari stimulus yang diberikan oleh pendidik dan yang didapatkan dari
teman ke teman berdasarkan analisa teori Behaviorisme, yang mana menurut teori ini
perangsang atau stimulus dalam situsi si objek, segala tingkah laku yang kompleks dapat
dikembalikan kepada reaksi-reaksi terhadap perangsang-perangsang. Perspektif teori
Behaviorisme juga berfokus pada peran dan lingkungan eksternal dalam menentukan prilaku.
Bentuk perspektif tersebut adalah perilaku ditentukan oleh kebiasaan yang dipelajari dari
pengalaman hidup sebelumnya dan ditentukan oleh rangsangan dari dalam lingkunan secara
langsung.

Adapun perkembangan kognitif siswa adalah yang mana cognitive berasal dari kata
cognition berarti mengetahui. Dalam art iyang luas adalah perolehan, penataan dan
penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya ,istilah kognitif menjadi popular
sebagai salah satu domain atau wilayah/tanah psikologis manusia meliputi strap perilaku
mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi,
pemecahan masalah, kesengajaan dan keyakinan.

3
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), h. 66

6
DAFTAR PUSTAKA

Fahyuni, Istikomah dan Eni Fariyatul. 2016. Psikologi Belajar dan Mengajar. Sidoarjo:
Nizamia Learning Center.

Muhibbin Syah, 2010. Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Putrayasa dan Ida Bagus. 2013. Landasan Pembelajaran. Bali: Undhiksa Press.

Anda mungkin juga menyukai