Anda di halaman 1dari 62

SUDIHARTO 1 WW W.INDOCITA.

COM
DIRECTIONAL AND HORIZONTAL
DRILLING TECHNOLOGY

1. Pengenalan Geologi Migas


2. Definisi
3. Alasan Pemboran Berarah
4. Tipe Pemboran Berarah
5. Alat Pembuat Sudut
6. Alat-alat Survei
7. Tipe Pemboran
8. Metode Survei

SUDIHARTO 2 WW W.INDOCITA.COM
SOURCE ROCK :
Source rock adalah tempat terbentuk dan terakumulasinya
terakumulasi hidrokarbon. Hidrokarbon yang telah matang
di batuan ini dapat keluar menuju ke suatu perangkap.

Dua teori terbentuknya minyak bumi :


• Teori anorganik
• Teori organik

SUDIHARTO 3 WW W.INDOCITA.COM
Asal mula minyak bumi dari sedimen dan material organik

SUDIHARTO 4 WW W.INDOCITA.COM
MATURITY & KITCHEN AREA
Kematangan (oil maturity) berhubungan erat
dengan masalah waktu pembentukan.
Pematangan terjadi dalam batuan induk dan
setelah batuan induk tersebut cukup matang,
minyak akan mengalami gaya bouyansi dan keluar
dari batuan induk menuju ke perangkap.

SUDIHARTO 5 WW W.INDOCITA.COM
MIGRATION PATHWAY

Migrasi merupakan proses


keluarnya minyak dari batuan
induk dan kemudian bergerak
menuju suatu perangkap.
Jenis- jenis migrasi:
• Migrasi Primer
• Migrasi Sekunder

Migrasi minyak bumi


SUDIHARTO 6 WW W.INDOCITA.COM
Proses Migrasi Minyak Bumi
SUDIHARTO 7 WW W.INDOCITA.COM
RESERVOIR

Reservoir adalah suatu lapisan batuan di bawah


permukaan yang mengandung minyak dan gas.
Syarat batuan menjadi batuan reservoir adalah:
• Porositas
• Permeabilitas
Porositas dan permeabilitas, yang merupakan syarat utama
yang harus dipenuhi oleh batuan reservoir.

SUDIHARTO 8 WW W.INDOCITA.COM
Batuan Reservoir

SUDIHARTO 9 Porositas dan PermeabilitasWW W.INDOCITA.COM


TRAP DAN SEAL

Trap adalah suatu keadaan yang dapat menyebabkan


terjebaknya / terakumulasinya hidrokarbon.
Jenis perangkap hidrokarbon:
• Perangkap struktur
• Perangkap stratigrafi
• Perangkap kombinasi

SUDIHARTO 10 WW W.INDOCITA.COM
Contoh Cebakan Antiklin Reservoir MIGAS

SUDIHARTO 11 WW W.INDOCITA.COM
Jenis-jenis Reservoir Migas
SUDIHARTO 12 WW W.INDOCITA.COM
Contoh Perangkap Kombinasi Antara Perangkap Struktur
Dan Stratigrafi
SUDIHARTO 13 WW W.INDOCITA.COM
DEFINISI PEMBORAN BERARAH

Pemboran berarah adalah suatu seni membelokan


lubang sumur untuk kemudian diarahkan ke
sasaran tertentu di dalam formasi yang tidak
terletak vertikal di bawah mulut sumur.

Pemboran berarah dilakukan pada saat pemboran


vertikal tidak dapat dilakukan. Beberapa alasan
tidak dapat dilakukannya pemboran vertikal
adalah sebagai berikut :

SUDIHARTO 14 WW W.INDOCITA.COM
CONTOH POSISI GEOLOGI RESERVOIR MIGAS
SUDIHARTO 15 WW W.INDOCITA.COM
ALASAN DILAKUKANNYA PEMBORAN BERARAH

1. Alasan Topografis
Pemboran berarah disini dilakukan apabila keadaan di
permukaan tidak memungkinkan untuk mendirikan
lokasi pemboran. Hal ini terjadi karena :

A. Lokasi produktif terletak di bawah payau-payau,


sungai, gunung dan lain-lain
B. Formasi produktif terletak di daerah perkotaan
C. Kondisi Geologi Lapangan

SUDIHARTO 16 WW W.INDOCITA.COM
Pemboran Berarah Dilakukan karena Lokasi Vertikal
Terbentur Gunung
SUDIHARTO 17 WW W.INDOCITA.COM
Pemboran Berarah Dilakukan karena Lokasi
Vertikal Terbentur Daerah Perkotaan

SUDIHARTO 18 WW W.INDOCITA.COM
Pemboran Berarah Dilakukan karena Kondisi
Geologi Lapangan

SUDIHARTO 19 WW W.INDOCITA.COM
Contoh Kasus Pemboran Berarah di Lapangan Delta Alaska

SUDIHARTO 20 WW W.INDOCITA.COM
Pemboran Miring dan Horizontal Dilakukan Untuk Lapangan Viola dengan
Fracture Barrier
SUDIHARTO 21 WW W.INDOCITA.COM
2. Alasan Teknis

Pemboran Berarah Dilakukan karena Formasi Batuan Tidak


Dapat Ditembus
SUDIHARTO 22 WW W.INDOCITA.COM
Gas

Pemboran Berarah yang Dilakukan Untuk Mematikan Sembur Liar


dari Lokasi Sumur Lain

SUDIHARTO 23 WW W.INDOCITA.COM
Pemboran Dengan Cluster System

SUDIHARTO 24 WW W.INDOCITA.COM
3. Alasan Ekonomis

Pemboran Berarah yang Dilakukan Pada Lokasi Lepas Pantai


“Untuk Menghemat Biaya Pemboran”
SUDIHARTO 25 WW W.INDOCITA.COM
TIPE PEMBORAN BERARAH

Pada dasarnya dikenal 3 macam


pemboran berarah :

1. Tipe belok di tempat pangkal


2. Tipe Belok dan kembali vertikal
3. Tipe Belok di tempat dalam

SUDIHARTO 26 WW W.INDOCITA.COM
Tipe-tipe Pemboran Berarah
SUDIHARTO 27 WW W.INDOCITA.COM
Types of Directional Wells
SUDIHARTO 28 WW W.INDOCITA.COM
Dalam pemboran berarah, pada kedalaman titik belok
tertentu, lubang bor diarahkan ke suatu sasaran yang
dikehendaki dengan sudut kemiringan tertentu.
Miringnya lubang bor banyak mendatangkan kesulitan,
diantaranya :

1. Kerusakan pada Drill Pipe


2. Key seating atau terjepitnya sebagian drillstring
karena goresan antara drillstring dengan dinding
lubang bor
3. Berkurangnya umur drill pipe karena tension
terutama yang terjadi pada tool joint

SUDIHARTO 29 WW W.INDOCITA.COM
Key Seating
SUDIHARTO 30 WW W.INDOCITA.COM
ALAT-ALAT PEMBUAT SUDUT

Setelah kedalaman titik belok ditentukan, maka mulai


dari tirik tersebut kita mengarahkan lubang bor ke
sasaran tertentu dengan membelokan lubang bor
dengan sudut kemiringan yang diinginkan. Alat-alat
pembelok tersebut, antara lain :
• Budger Bit
• Spud Bit
• Knuckle joint
• Whipstok
• Turbo drill
• Dyna drill

SUDIHARTO 31 WW W.INDOCITA.COM
BUDGER BIT

Badger bit dan operasi


alatnya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini. Prinsip
kerja dari alat ini adalah
adanya salah satu nozzle
pada bit yang ukurannya
lebih besar dari yang
lainnya. Hal ini akan
mengakibatkan semburan
lumpur yang lebih besar
sehingga lubang akan
membelok ke arah dimana
ukuran nozzle lebih besar.

SUDIHARTO 32 WW W.INDOCITA.COM
SPUD BIT

Jenis alat ini dapat


dilihat pada gambar
di bawah ini. Alat ini
merupakan bit tanpa
roller, bentuknya
seperti baji dan
mempunyai nozzle.
Cara kerjanya sama
dengan badger bit
hanya disini
ditambah dengan
tumbukan.

SUDIHARTO 33 WW W.INDOCITA.COM
Knuckle joint

Knuckle joint adalah suatu


drill string yang
diperpanjang dengan sendi
peluru, sehingga
memungkinkan putaran
bersudut antara drill string
dan bitnya. Gambar di
bawah menunjukkan
operasi suatu knuckle joint,
dimana sebelumnya dibuat
terlebih dahulu pilot hole
yang kemudian dibor
kembali dengan bit yang
dirangkaikan den­gan
reamer.
SUDIHARTO 34 WW W.INDOCITA.COM
WHIPSTOCK
Adalah suatu alat yang
terbuat dari besi tuang
yang berbentuk baji
dengan saluran yang
melengkung tempat
bergeraknya bit. Operasi
dari whipstock dapat
dilihat dari gambar di
bawah. Dengan alat ini
akan diperoleh
lengkungan sebesar 1
sampai 7 derajat.

SUDIHARTO 35 WW W.INDOCITA.COM
SUDIHARTO 36 WW W.INDOCITA.COM
Turbodrill

Turbodrill adalah down


hole mud turbin yang
dapat memutar bit tanpa
harus-memutar rangkaian
bor (drill string).
Kecepatan putaran
sangat tergantung
kepada volume lumpur
dan tekanan sirkulasi di
permukaan. Adanya bent
sub pada turbodrill (lihat
gambar) menyebabkan
dapat membeloknya
lubang sumur.

SUDIHARTO 37 WW W.INDOCITA.COM
Dyna Drill

Dyna Drill adalah down hole mud motor. Alat ini dibuat
oleh Dyna Drill Coy. Seperti juga Turbodrill, Dyna Drill
akan memutar bit tanpa harus memutar drill string.
Adanya bent sub pada Dyna Drill menghasilkan
lengkungan yang halus (smooth). Alat ini dapat dilihat
pada gambar di bawah.

Di dalam pemakaiannya, Dyna Drill tergantung kepada


kecepatan sirkulasi lumpur dan beda tekanan pompa
seperti terlihat pada Tabel 1.

Dyna Drill Coy juga telah membuat Tabel 2, untuk


memilih
kelengkungan lubang boryang sesuai dengan ukuran
lubang bor dan perubahan sudut yang diharapkan.

SUDIHARTO 38 WW W.INDOCITA.COM
Bent Sub pada Dyna Drill
SUDIHARTO 39 WW W.INDOCITA.COM
ALAT-ALAT SURVEY

Selama operasi pemboran berarah, setiap telah dicapai


titik-titik di kedalaman tertentu kita mengukur sudut
kemiringan dan sudut arah lubang bor (melakukan
survey).

Dari pengukuran ini dapat diketahui penyimpangan


sudut dari sasaran yang direncanakan sehingga dari
setiap titik pengukuran ini kita dapat mengoreksi
penyimpangan bila arah dan kemiringan telah
menyimpang dan mengarahkan kembali kesasaran
semula.

SUDIHARTO 40 WW W.INDOCITA.COM
Terminologi Pemboran Miring

Sudut Kemiringan Lubang Bor


SUDIHARTO 41 WW W.INDOCITA.COM
Y+ Lingkaran Toleransi
Target
Utara

Lubang yang
terjadi

Lubang yang
direncanakan
ø
X+
Timur
A

SUDIHARTO 42 WW W.INDOCITA.COM
Tujuan dilakukan survey pada directional drilling adalah :

a. Untuk memonitor lintasan sumur sehingga dapat


dibandingkan dengan lintasan yang direncanakan.

b. Untuk mencegah "collision" dengan "existing well"


di sekitarnya.

c. Untuk menentukan orientasi yang diperlukan untuk


menempatkan alat pembelok (deflection tool) pada
arah yang tepat.

d. Untuk menentukan lokasi yang tepat dari dasar


sumur (koordinat dasar sumur).

e. Untuk menghitung dog-leg severity.

SUDIHARTO 43 WW W.INDOCITA.COM
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMIRINGAN LUBANG BOR

1. Faktor Formasi

Pada formasi perlapisan yang bergonta-ganti dari lunak ke keras


dan sebaliknya akan menyebabkan bit ditahan dengan berat
sebelah pada kedua sisinya sehingga bit akan terpelosok ke salah
satu sisi terlemah dan menyebabkan bengkoknya lubang bor.

Lunak Keras
Keras
Lunak
Lubang cenderung belok ke kanan Lubang cenderung belok ke kiri
SUDIHARTO 44 WW W.INDOCITA.COM
2. Faktor Mekanis

Faktor-faktor ini menyangkut :

• Drill Collar yang tidak cukup kekar sehingga mudah melengkung


• Beban pada bit berlebihan sehingga drill collar melengkung
• Perubahan bottom hole assembly akan memberikan bentuk
lubang yang berlainan

SUDIHARTO 45 WW W.INDOCITA.COM
PENGONTROLAN TERHADAP PENYIMPANGAN KEMIRINGAN
LUBANG BOR

Untuk membelokan lubang diperlukan pengontrolan sehingga kedalaman


yang menjadi target akan dapat terpenuhi. Kontrol yang dapat dilakukan
adalah dengan :

1. Menempatkan Drill Collar dengan Stabilizer


2. Menggunakan alat BHA (Bottom Hole Assembly)

Stabilizer

W
Fb
Fa
SUDIHARTO 46 WW W.INDOCITA.COM
Gaya Fa merupakan fungsi berat per satuan panjang drill collar
sedangkan gaya Fb sangat bergantung pada arah bit (weight on bit).
Tetapi gaya Fb akan berkurang dan akibatnya bending moment drill
collar berkurang juga. Berkurangnya bending moment ini akan
menyebabkan jarak titik P (pusat drill collar) dan bit bertambah
sehingga gaya Fa bertambah dan cenderung mengurangi
penyimpangan lubang.

Pada dasarnya penggunaan drill collar dengan stabilizer pada suatu


rangkaian drillstring adalah untuk mengatur jarak titik kontak P
dengan bit sehingga secara tidak langsung mengatur gaya Fa dan
Fb serta akan mengontrol penyimpangan.

SUDIHARTO 47 WW W.INDOCITA.COM
Effeck Fulcrum Effeck Pendulum

Building Hole Angle


Stabilisasi
SUDIHARTO 48 WW W.INDOCITA.COM
Spesifikasi Alat-alat Dalam BHA

SUDIHARTO 49 WW W.INDOCITA.COM
Casing Accesories

SUDIHARTO 50 WW W.INDOCITA.COM
Peralatan yang digunakan untuk survei terbagi atas dua macam
yaitu Single Shot dan Multi Shot, dimana Single Shot hanya
dapat mencatat pengukuran sekali sedangkan Multi Shot dapat
berkali- kali. Prinsip kerja alat ini dapat dilihat pada gambar di
bawah. Sebuah kompas dan unit pencatat sudut yang berbentuk
cakram dipotret bersama- sama oleh sebuah kamera.

Hasil pemotretan yang bebas bergerak, sedang arah dicatat


pada unit pencatat (unit ini terdiri dari 3 macam : 0-12°, 0-20°
dan 15-90°).
• Sudut kemiringan lubang bor = 5 1/2 °
• Sudut arah lubang bor = N 42°E.
• Efek Kemagnetan Bumi Terhadap Pengukuran
Dengan Alat-Alat Survey.

SUDIHARTO 51 WW W.INDOCITA.COM
Single-Shot

SUDIHARTO 52 WW W.INDOCITA.COM
Multishot
SUDIHARTO 53 WW W.INDOCITA.COM
Steering Tools
SUDIHARTO 54 WW W.INDOCITA.COM
► MWD
SUDIHARTO 55 WW W.INDOCITA.COM
Radar measurements while drilling for horizontal directional drilling, navigating,
and structure detection
SUDIHARTO 56 WW W.INDOCITA.COM
Radar measurements while drilling for horizontal directional drilling,
navigating, and structure detection
SUDIHARTO 57 WW W.INDOCITA.COM
DTS downhole components.

DSR downhole system components.


SUDIHARTO 58 WW W.INDOCITA.COM
SUDIHARTO 59 WW W.INDOCITA.COM
Pad Size Reduction vs Time
SUDIHARTO 60 WW W.INDOCITA.COM
Beberapa Bit Yang Biasa Dipakai Untuk Pemboran Miring dan
Horizontal

SUDIHARTO 61 WW W.INDOCITA.COM
END

SUDIHARTO 62 WW W.INDOCITA.COM

Anda mungkin juga menyukai