Anda di halaman 1dari 48

SUDIHARTO 1 WW W.INDOCITA.

COM
Hole Problems

 Lost Circulation
 Stuck Pipe
• Keyseat- Crooked Hole
• Differential Sticking
• Mechanical Sticking
 Junk in Hole
 Kicks and Blowouts
 Crooked Hole

SUDIHARTO 2 WW W.INDOCITA.COM
LOST CIRCULATION

Lost circulation adalah hilangnya semua atau sebagian lumpur dalam


sirkulasinya dan masuk ke formasi.

Lost Circulation dibagi 2, yaitu :


2. Partial Lost
3. Total Lost

Partial lost circulation terjadi apabila lumpur yang hilang hanya


sebagian saja dan masih ada lumpur yang mengalir ke permukaan.
Sedangkan total lost adalah hilangnya semua lumpur masuk ke
dalam formasi batuan. Adanya lumpur dapat diketahui dari flow
sensor dan jumlah lumpur dalam mud pit.

SUDIHARTO 3 WW W.INDOCITA.COM
PENYEBAB LOST CIRCULATION

A. FAKTOR ALAMIAH

Penyebab Lost Circulation adalah adanya celah terbuka yang


cukup besar di dalam lubang bor, yang memungkinkan lumpur
untuk mengalir ke dalam formasi dan tekanan di dalam lubang
lebih besar dari tekanan formasi. Celah tersebut dapat terjadi
secara alami dalam formasi yang cavernous, fracture, fissure,
unconsolidated, atau karena tekanan yang terlalu besar.
A. Coarse dan gravel yang mempunyai variasi permeabilitas
B. Breksiasi
C. Cavenous dan vugular formation
D. Cracked and fracture

SUDIHARTO 4 WW W.INDOCITA.COM
Geologist’s Classification

1. Framework Note different use of “matrix”


2. Matrix Engineering
“matrix” by geologists and engineers
3. Cement
4. Pores

PORE
FRAMEWORK
CEMENT (QUARTZ) MATRIX

FRAMEWORK
(FELDSPAR)

SUDIHARTO 5 0.25
WWmm
W.INDOCITA.COM
Lubang dalam batuan yang dapat menyebabkan lost

Interparticle Intraparticle Intercrystal Moldic

Fabric
Selective
Fenestral Shelter Growth-Framework

Non-Fabric
Selective
Fracture Channel Vug

Breccia Boring Burrow Shrinkage


Fabric Selective or Not Fabric Selective
(modified 6
SUDIHARTOfrom Choquette and Pray, 1970) WW W.INDOCITA.COM
B. KESALAHAN DALAM OPERASI PEMBORAN

Selain karena adanya formasi natural yang dapat menyebabkan


lost, lost circulation dapat juga terjadi karena kesalahan yang
dilakukan pada saat operasi pemboran yang berkaitan dengan
tekanan, misalnya :

A. Memasang intermediate casing pada tempat yang salah

Jika casing dipasang di atas zona transisi antara zona yang


bertekanan normal dengan zona yang bertekanan tidak normal
maka diperlukan lumpur yang berat untuk mengimbangi tekanan
yang abnormal. Lumpur yang berat ini dapat memecahkan formasi
untuk masuknya lumpur pemboran

SUDIHARTO 7 WW W.INDOCITA.COM
B. Pelanggaran Downhole Pressure

Pelanggaran downhole pressure yang sering dilakukan


adalah :
2. Mengangkat atau menurunkan pipa yang terlalu cepat
3. Pipe whipping
4. Sloughing shale
5. Peningkatan tekanan pompa secara tiba-tiba
6. Lumpur yang terlalu berat

SUDIHARTO 8 WW W.INDOCITA.COM
Indikasi:
 Flow out < Flow in (e.g 400 < 500)
 Drop in Mud Pit Volume
 Laju annulus lebih cepat pada saat tekanan yang
sama
 Tidak ada cutting yang keluar

SUDIHARTO 9 WW W.INDOCITA.COM
KERUGIAN
 Hilangnya Lumpur
 Bahaya terjepitnya Pipa
 Formation Damage
 Kehilangan Waktu
 Kehilangan ijin untuk melanjutkan pemboran
 Tidak dapat cutting untuk sample
Penurunan tekanan formasi dapat menyebabkan blow
out pada saat pemboran sampai pada formasi
berikutnya

SUDIHARTO 10 WW W.INDOCITA.COM
Preventive Measures:

 Crew Education
 Good Mud Program
 Study Wells in Area
…to be prepared

SUDIHARTO 11 WW W.INDOCITA.COM
Remedial Measures:
 Use Lost Circulation Material
as Mud Additive (fibrous or granular)
 Drill Through Troublesome
Interval and Case Off
 Decrease Mud Weight
 Decrease Circulation Rate

SUDIHARTO 12 WW W.INDOCITA.COM
KICK DAN BLOW OUT

Well – Kick adalah peristiwa masuknya fluida formasi ke dalam


sumur pemboran yang disebabkan karena tekanan hidrostatik
lumpur pemboran yang tidak bisa menanggulangi lagi tekanan
cairan formasi yang diakibatkan oleh beberapa hal selama operasi.

Jika tidak ditanggulangi dengan segera maka kick akan


menyebabkan pecahnya casing di permukaan dan terjadinya Blow
Out dengan kerugian material yang tidak terhingga.

SUDIHARTO 13 WW W.INDOCITA.COM
PENYEBAB TERJADINYA KICK

1.Berat jenis Lumpur (MW) kurang


memadai
Berat jenis Lumpur yang tidak memadai
menyebabkan tekanan hidrostatik yang
diberikan oleh kolom Lumpur menjadi lebih
kecil dari tekanan formasi sehingga fluida
formasi akan mengalir masuk kedalam
formasi

SUDIHARTO 14 WW W.INDOCITA.COM
2. Kurangnya Tinggi Kolom Lumpur

Berkurangnya tinggi kolom lumpur didalam


sumur juga dapat menyebabkan terjadinya well
kick, karena walaupun berat jenis Lumpur yang
digunakan sudah sesuai namun karena
ketinggian fluida yang rendah juga menurunkan
tekanan hidrostatik kolom Lumpur. Akibatnya
fluida formasi juga akan masuk kedalam sumur.

SUDIHARTO 15 WW W.INDOCITA.COM
3. Terjadinya Lost Circulation
Terjadinya lost sirculation akan menyebabkan
berkurangnya volume lumpur, yang kemudian
mengakibatkan turunnya tinggi kolom fluida
dalam sumur dan kemudian otomatis tekanan
hidrostatik kolom fluida akan turun juga dan pada
akhirnya tidak mampu mengimbangi besarnya
tekanan formasi.

SUDIHARTO 16 WW W.INDOCITA.COM
4. Adanya Gas Dalam Lumpur

Munculnya gas dalam lumpur dapat


mengurangi densitas lumpur sehingga
tekanan hidrostatik kolom lumpur
tidak mampu mengimbangi tekanan
formasi.

SUDIHARTO 17 WW W.INDOCITA.COM
5. Akibat Efek Pengisapan (swabbing)

Pada saat penarikan pipa dari dasar sumur


akan menyebabkan efek penghisapan yang
menyebabkan tekanan dasar sumur akan
menurun dan mengakibatkan fluida formasi
akan memasuki sumur

SUDIHARTO 18 WW W.INDOCITA.COM
TANDA-TANDA TERJADINYA KICK

1. Laju penembusan tiba-tiba naik


2. Volume lumpur di mud pit naik
3. Di Flowline laju alir naik, temperatur naik dan densitas
lumpur turun
4. Tekanan pompa untuk sirkulasi turun dengan kecepatan
pompa naik
5. Berat pahat turun dan putaran naik
6. Hadirnya gelembung gas pada lumpur
7. Berat jenis shale relatif turun

SUDIHARTO 19 WW W.INDOCITA.COM
KICK DETECTION

Pada Saat Drilling

1.Terjadi drilling break (seperti kejeblos), namun hal ini belum


pasti merupakan indikasi adanya kick karena bias saja
memang sedang menembus zona lunak. Terjadinya drilling
break pada saat munculnya kick adalah akibat adanya bantuan
fluida dari formasi untuk melepaskan cutting.
2. Terjadi aliran di flow line pada saat sirkulasi dihentikan. Hal
ini
merupakan tanda positif adanya kick.
3. Adanya pit gain di mud pit adalah indikasi positif adanya kick.
Kenaikkan pit gain ini karena penambahan dari volume kick
yang masuk.
4. Terjadi kenaikkan SPM pompa sedangkan tekanan pompa
turun

SUDIHARTO 20 WW W.INDOCITA.COM
Pada Saat Tripping

1. Pada saat pull out of hole, seharusnya diperlukan fill sekian


barel tapi baru diisi sedikit hole sudah terisi penuh. Misalnya
saat pull out 5 joint diperlukan fill sebanyak 6 barrel namun
baru diisi 3 barrel lubang sudah terisi penuh, jadi
kemungkinan dibawah sudah muncul kick sebanyak 3 barrel.

3. Pada saat run in hole volume yang keluar tidak sesuai


dengan perhitungan. Misalnya saat run in sebanyak 5 join
seharusnya return (volume yang keluar) 6 barrel, namun yang
keluar ternyata lebih dari 6 barrel jadi kemungkinan sudah
terjadi kick didasar sumur.

3. Terjadi flowing pada saat operasi tripping dihentikan.

SUDIHARTO 21 WW W.INDOCITA.COM
Tekanan Operasi Normal

 Tek.Operasi Normal : Tekanan hidrostatik lumpur


pemboran yang masih bisa mengimbangi tekanan
formasi sehingga tidak ada fluida formasi yang
mendesak memasuki sumur pemboran.
 Kondisi tekanan selama operasi pemboran berjalan
dengan normal ialah gradien tekanan lumpur
dinamik di anulus lebih besar sedikit dari gradien
tekanan lumpur statik dan lebih besar dari gradien
tekanan formasi

SUDIHARTO 22 WW W.INDOCITA.COM
Tekanan Operasi Normal

Kondisi tekanan ketika operasi berjalan


normal adalah sebagai berikut :
 Besarnya tekanan lumpur yang keluar dari

annulus sangat kecil mendekati nol.


 Ketika sirkulasi terjadi pompa harus

memberikan tekanan kepada lumpur sebesar


tekanan yang hilang sepanjang jalan yang
dilalui lumpur.

SUDIHARTO 23 WW W.INDOCITA.COM
Normal and Abnormal Pore Pressure

Normal Pressure Gradients


West Texas: 0.433 psi/ft
Gulf Coast: 0.465 psi/ft
Depth, ft

Abnormal
Pressure
Gradients

10,000’ ??
Pore Pressure, psig
SUDIHARTO 24 WW W.INDOCITA.COM
Normal

Abormal

Density of mud required to control this pore pressure


SUDIHARTO 25 WW W.INDOCITA.COM
Fracture Gradient

Pore Pressure
Gradient

SUDIHARTO 26 WW W.INDOCITA.COM
* Pore
Pressure
Gradients

* Fracture
Gradients

* Casing
Setting
Depths

SUDIHARTO 27 WW W.INDOCITA.COM
Kerugian :
Jika sampai blow out maka, kerugian yang akan
dihadapi, antara lain :

 Possible Loss of Life and Property


 Legal and Financial Problems

SUDIHARTO 28 WW W.INDOCITA.COM
Preventive Measures:
 Crew Education

 Be Alert
 Blowout Control Equipment on RIG
including Pit Volume Indicators

SUDIHARTO 29 WW W.INDOCITA.COM
Remedial Action:
If on Bottom:
 Use proper Mud Weight

In Extreme Case of Blowout:


 May Have to Directionally Drill a Relief Well

SUDIHARTO 30 WW W.INDOCITA.COM
STUCK PIPE

Hole Problems - Stuck Pipe


(drill pipe, drill collars, casing)

Indication:
 Cannot Pick Up Pipe (Venezuela case)

Causes:
 Cave - ins
 Keyseat - Crooked Hole
SUDIHARTO 31 WW W.INDOCITA.COM
Causes, cont’d:
 Differential Pressure Sticking
 Filter Cake
 Deposited AFTER Circulation Stops
- While Still on Bottom

SUDIHARTO 32 WW W.INDOCITA.COM
Thick Filter Cake F = µN

N = ∆P A

Thin Filter Cake


F = µ ∆P A

How is filter cake formed?

Pipe Stuck in Wall Cake


SUDIHARTO 33 WW W.INDOCITA.COM
KEY
SEAT

SUDIHARTO 34 WW W.INDOCITA.COM
P1 >> P2

P1
P2

SUDIHARTO 35 WW W.INDOCITA.COM
Kerugian :
 Fishing Operations
Back off, POH, RIG w/fishing string

 Loss of Hole
or at least part of the hole

SUDIHARTO 36 WW W.INDOCITA.COM
Preventive Measures:
 Use Minimum Mud Weight Required
to Control Formation Pressures.
 Use Special Drill Collars (spiral)

 Use Centralizers on Casing


 Periodically Establish Circulation
while Running Casing or Drillpipe
in Deep Hole
SUDIHARTO 37 WW W.INDOCITA.COM
Remedial Measures:
If Circulation Can Be Established:
 Erode Mud Filter Cake - at High Fluid
Velocity (speed up pumps)
 Spot Special Fluid; Oil, Acid
 Reduce Mud Weight as Far as Possible
 Rotate Pipe - Keep Moving Pipe

SUDIHARTO 38 WW W.INDOCITA.COM
Remedial Measures:

If Circulation Cannot Be
Established:

 Cut Pipe or Unscrew Joint


- and Fish

SUDIHARTO 39 WW W.INDOCITA.COM
JUNK IN HOLE

Indication:
 Bit Parts Missing
 Items from Surface Dropped
into Hole
 Erratic Torque

SUDIHARTO 40 WW W.INDOCITA.COM
Cause:
 Negligence of Crew

Result:

 Fishing Operation

SUDIHARTO 41 WW W.INDOCITA.COM
Preventive Measure:
 Crew Education

Remedial Measures:

 Run Junk Basket


 Run Basket with Collapsible Teeth
(“Poor Boy” Basket)
 Run Magnet
SUDIHARTO 42 WW W.INDOCITA.COM
CROOKED HOLE

Indication:
 Periodic Directional Surveys
 Stuck Drill String
 Casing Problems

SUDIHARTO 43 WW W.INDOCITA.COM
Causes:
 Too much Weight on Bit
 Dipping Formation
 Anisotropic Formation
 Too Small Drill Collars
 No Stabilizers

SUDIHARTO 44 WW W.INDOCITA.COM
Kerugian:

 Uneven Spacing (on bottom)


 Legal Problems
 Production Problems
 Cementing Problems

SUDIHARTO 45 WW W.INDOCITA.COM
Preventive Action:
 Avoid Buckling of Drill Pipe by using
sufficient number of drill collars
 Use “Oversize” Drill Collars

 Use Reamers and Stabilizers

 Start the Hole Vertically

SUDIHARTO 46 WW W.INDOCITA.COM
Remedial Action:
 Plug Back and Sidetrack

 Use Whipstock
 Use Reamers in 3 Locations

SUDIHARTO 47 WW W.INDOCITA.COM
END

SUDIHARTO 48 WW W.INDOCITA.COM

Anda mungkin juga menyukai