Anda di halaman 1dari 5

NPWP

- pengertian (Deds)

- fungsi (Deds)

- prosedur memperoleh NPWP

Seseorang dinyatakan sebagai Wajib Pajak (WP) ialah apabila telah mempunyai penghasilan
dalam satu tahun yang melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

Adapun penghasilan yang tidak kena pajak (PTKP) terbaru tahun 2021, yakni masih
mengacu pada PMK No.101/PMK.010/2016.
1. Rp 54.000.000,- untuk diri Wajib Pajak orang pribadi
2. Rp 4.500.000,- tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin
3. Rp 54.000.000,- untuk istri yang penghasilannya digabung dengan
penghasilan suami
4. Rp 4.500.000,- tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga
semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi
tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 rang untuk setiap keluarga.
 Keluarga sedarah yang dimaksud dalam poin 4 (empat) adalah orang tua
kandung, saudara kandung dan anak.
 Sementara yang dimaksud keluarga semenda adalah mertua, anak tiri, dan
ipar.
Ringkasnya, misalnya penghasilan/gaji/pendapatan Anda sebulan ialah
Rp4.500.000, maka berdasarkan aturan PTKP, Anda dibebaskan dari laporan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi atau SPT
pajak dan tidak wajib memiliki NPWP.

Namun, bila Anda ingin memiliki NPWP dengan penghasilan dibawah PTKP, maka
Anda wajib lapor SPT pajak, dan apabila tidak ingin lapor, NPWP Anda bisa
dinonaktifkan.   

Bagi Anda yang telah berpenghasilan melebihi batas maksimal PTKP diatas
maka Anda tercatat telah memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak, wajib memiliki
NPWP dan melaporkan pajak Anda. 

Wajib Pajak (WP) Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
 Fotokopi KTP (Warga Negara Indonesia/WNI)
 Fotokopi paspor, Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS), atau Kartu Izin Tinggal
Tetap (KITAP) (Warga Negara Asing/WNA).
Wajib Pajak (WP) Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
 Fotokopi KTP (WNI).
 Fotokopi paspor, KITAS atau KITAP (WNA).
 Fotokopi dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan instansi berwenang
atau surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari
Pejabat Pemerintah Daerah (Pemda) minimal setingkat Lurah atau Kepala
Desa atau lembar tagihan listrik/bukti pembayaran listrik.
 Surat pernyataan di atas materai bahwa WP benar-benar menjalankan usaha
atau pekerjaan bebas.
Wajib Pajak (WP) Pribadi wanita kawin yang ingin hak dan kewajiban perpajakannya
terpisah
 Fotokopi KTP (WNI)
 Fotokopi Paspor dan KITAS/KITAP (WNA)
 Fotokopi Kartu NPWP suami
 Fotokopi Kartu Keluarga
 Fotokopi dokumen perpajakan luar negeri jika suami WNA
 Fotokopi surat perjanjian pemisahan penghasilan dan harta atau surat
pernyataan menghendaki hak dan kewajiban perpajakan terpisah dari hak dan
kewajiban perpajakan suami
- pengecualian

Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-60/PJ/2013 kriteria


Wajib Pajak berhak NPWP NE non efektif sebagai berikut :

1. Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
tetapi secara nyata tidak lagi menjalankan kegiatan usaha atau
tidak lagi melakukan pekerjaan bebas;
2. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas dan penghasilannya di bawah Penghasilan Tidak Kena
Pajak;
3. Wajib Pajak orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di luar negeri
lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua
belas) bulan dan tidak bermaksud meninggalkan Indonesia untuk selama-
lamanya;
4. Wajib Pajak yang mengajukan permohonan penghapusan dan belum
diterbitkan keputusan;
5. Wajib Pajak Orang Pribadi wanita kawin yang telah memiliki NPWP yang
berbeda dengan suami dan tidak berniat melakukan pemenuhan kewajiban
perpajakan secara terpisah;
6. Orang Pribadi yang memiliki NPWP sebagai anggota keluarga atau
tanggungan yaitu NPWP dengan kode cabang “001”, “999”, “998” dan
seterusnya;
7. Wajib Pajak bendahara pemerintah yang tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Wajib Pajak karena yang bersangkutan sudah tidak lagi melakukan
pembayaran dan belum dilakukan penghapusan NPWP;
8. Wajib Pajak yang tidak lagi memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif
tetapi belum dilakukan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak.

- penghapusan

Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER-20/PJ/2013 Pasal 9 Ayat 1.

Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Telah Meninggal Dunia Dan Tidak Meninggalkan Warisan
Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Telah Meninggalkan Indonesia Untuk Selama-Lamanya
Wanita Kawin Yang Sebelumnya Telah Memiliki NPWP Dan Ingin Melaksanakan Kewajiban
Perpajakannya Digabungkan Dengan Suaminya.
Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Berstatus Sebagai Pengurus, Komisaris, Pemegang
Saham/Pemilik, Atau Pegawai Dan Penghasilan Netonya Tidak Melebihi PTKP
Anak Yang Belum Berumur 18 (Delapan Belas) Tahun Dan Belum Pernah Menikah, Yang
Telah Memiliki NPWP Dan Ingin Melaksanakan Kewajiban Perpajakannya Digabungkan
Dengan Kepala Keluarga
Wajib Pajak Warisan Belum Terbagi Dalam Hal Warisan Telah Selesai Dibagi
Wajib Pajak Badan Dilikuidasi Atau Dibubarkan Karena Penghentian Atau Penggabungan
Usaha
Wajib Pajak Bentuk Usaha Tetap Yang Telah Menghentikan Kegiatan Usahanya Di Indonesia
Instansi Pemerintah Yang Sudah Tidak Memenuhi Persyaratan Sebagai Pemotong Dan/Atau
Pemungut Pajak

Wajib Pajak Yang Memiliki Lebih Dari 1 (Satu) NPWP, Tidak Termasuk NPWP Cabang

NPPKP

- pengertian

Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atauPenyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai 1984 danperubahannya.

Pengusaha Kena Pajak Terdaftar adalah pengusaha yang terlah yang telah dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak yang telah tercatat dalam tat usaha kantor pelayanan pajak dan telah
diberikan Surat Pengukuhan Keena Pajak. Berdasarkan Pasal 2 ayat 2 UU KUP disebutkan bahwa
“Setiap Wajib Pajak sebagai pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya wajib melaporkan usahannya pada kantor Direktorat
Jenderal Pajak yang nilai kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan pengusaha, dan
tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak”.

Nomor pengukuhan PKP (NPPKP) merupakan nomor identitas Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang
disematkan saat pengusaha dikukuhkan sebagai PKP lewat surat pengukuhan PKP. Jika pengusaha
sudah mendapat nomor pengukuhan PKP (NPPKP) berarti PKP tersebut dinyatakan sudah resmi
menjadi PKP dan dengan demikian terikat kewajiban-kewajiban perpajakan yang diperuntukan bagi
PKP.

- fungsi (Rohmah)

- Fungsi NPPKP

NPPKP memiliki fungsi sbagai berikut:

• Sebagai identitas PKP yang bersangkutan, selain tentunya NPWP.

• Sebagai penanda bagi PKP yang memiliki untuk melaksanakan hak dan kewajiban di bidang
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

• Sebagai pengawasan administrasi perpajakan

Nomor pengukuhan PKP (NPPKP) ini tertera dalam surat pengukuhan PKP bersama dengan identitas
wajib pajak lainnya, seperti:

• Nama

• NPWP

• Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)

• Status usaha hingga kewajiban pajak.

• Alamat

• Merk/ Akronim

• Status Modal

• Status Usaha

• Kewajiban Pajak

- prosedur memperoleh NPPKP (Rohmah)

- Prosedur memperoleh NPPKP atau bisa dibilang Syarat Mendapatkan NPPKP

Dokumen yang dibutuhkan saat pengajuan untuk mendapatkan surat dan NPPKP antara lain:

A. Untuk Wajib Pajak Pribadi

B. Untuk Wajib Pajak Badan

C. Untuk wajib pajak badan berbentuk Kerja Sama Operasional (KSO)

- pengecualian (rapli)
- penghapusan (rapli)

Anda mungkin juga menyukai