Aik 3 (Kelompok 3) A2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 3

Arita Wulandari Leliyawanti


1984202073 1984202074

Imas Fajriani Nabilla Anizzulfa


1984202061 1984202068
01 Sejarah Muhammadiyah

02 Faktor Objektif

03 Faktor Subjektif

04 Profil K.H. Ahmad Dahlan

Pemikiran K.H. Ahmad


05
Dahlan

06 Kesimpulan
Sejarah Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di
Kauman, Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 atau
8 Dzulhijah 1330 H.
Melihat keadaan umat islam pada waktu itu dalam keadaan
jumud, beku, dan penuh dengan amalan-amalan yang
bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak
mereka kempali kepada ajaran Islam yang sebenarnya,
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis.

Organisasi baru ini diajukan pengesahanya pada tanggal 20


Desember 1912 dengan mengirim “Statuen
Muhammadiyah” (Anggaran Dasar Muhammadiyah yang
pertama, tahun 1912), yang kemudian baru disahkan oleh
Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914.
Dalam “Statuen Muhammadiyah” yang pertama itu, tanggal
resmi yang diajukan ialah tanggal Miladiyah yaitu 18
Novvember 1912, tidak mencantumkan tanggal Hijriyah.
(Internal)
1. Tradisionalisme 2. Sinkretisme 3. Lembaga Pendidikan Islam

Pemahaman dan praktek Pertemuan Islam dengan Kelemahan dalam lembaga


budaya lokal telah memperkaya
ajaran islam tradisionalisme pendidikan islam, yaitu sistem
budaya Islam, pada sisi lainnya
ini ditandai dengan telah melahirkan pemahaman pendidikan Pesantren yang
pengukuhan yang kuat aliran-aliran agama, menjadi kendala untuk
terhadap ilmu islam masa lalu percampuradukkan antara mempersiapkan kader-kader
sistem kepercayaan asli
dan menutup kemungkinan masyarakat-budaya setempat.
umat Islam yang dapat
untuk melakukan ijtihad dan tumbuh dan berkembang
pembaharuan-pembaharuan sesuai dengan zaman.
dalam bidang agama.
(Eksternal)
3. Gerakan Pembaharuan Timur
1. Kristenisasi 2. Kolonialisme Belanda Tengah

Faktor objektif yang bersifat Politik Islam Pemerintah Hindia Pengaruh ide dan gerakan
Belanda yang secara sadar dan
eksternal yang paling banyak pembaharuan islam di
terencana ingin menjinakkan
mempengaruhi kelahiran kekuatan Islam, untuk melakukan Timur Tengah, pengaruh
Muhammadiyah adalah perlawanan. Menyikapi hal ini, K.H. dari Makkah ke Indonesia
kristenisasi, yakni kegiatan- Ahmad Dahlan dengan mendirikan
Muhammadiyah berupaya melakukan
melalui orang-orang
kegiatan yang terencana dan
perlawanan terhadap kekuatan Indonesia yang
sistematis untuk mengubah penjajahan melalui pendekatan menunaikan ibadah haji.
agama penduduk asli, baik kultural, terutama upaya
yang muslim maupun bukan, meningkatkan kualitas sumber daya
manusia melalui jalur pendidikan.
menjadi kristen.
Faktor lingkungan
Faktor keluarga
KH Ahmad Dahlan hidup di
KH Ahmad Dahlan berasal dari
lingkungan yang di kenal agamis
keluarga yang taat agama.
dan terpelajar di Yogyakarta.
Faktor kepribadian Karna hidup dan tinggal
di lingkungan yang agamis menjadikan Kecerdasan dan pemahaman nya
sosok yang memiliki Budi pekerti yang terhadap isi dan kandungan ayat
tinggi akhlak yang baik serta memiliki Alquran.
semangat belajar yang tinggi.
 Nama: Muhammad Darwis. Dilahirkan di Yogyakarta, pada
tanggal 1 Agustus 1868
 Meninggal dunia di Yogyakarta pada tanggal 23 Februari
1923
 Seorang pahlawan nasional
 Ayahnya adalah K.H. Abu Bakar, seorang ulama dan Khatib
terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada
masa itu.
 Ibunya adalah Siti Aminah, putri H. Ibrahim yang juga
menjabat penghulu Kasultanan Yogyakarta pada masa itu.
 Pada umur 15 tahun, ia pergi haji dan tinggal di Mekah
selama lima tahun. Pada periode ini, ia mulai
berinteraksi dengan pemikiran² pembaharu dalam
islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid
Ridha dan Ibnu Taimiyah.
Tahun 1888, ketika pulang kembali ke kampungnya ia
berganti nama menjadi Ahmad Dahlan.
 Sepulang dari mekah, ia menikah dengan Siti
Walidah dan dikaruniai 6 orang anak. Ahmad
Dahlan juga menikah lagi dan dikarunia 1 anak.
 Tahun 1912, Ahmad Dahlan mendirikan
organisasi Muhammadiyah
Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan mengenai islam, yakni Islam yang berpegang teguh
pada ajaran Al – quran dan bertumpu pada hadis – hadis nabi. Tanpa ada campur
aduk dengan budaya – budaya dan adat istiadat yang cenderung menyesatkan
masyarakat dari jalan islamyang lurus.
Ketidak murnian ajaran islam yang dipahami oleh sebagian umat islam Indonesia,
sebagai bentuk adaptasi tidak tuntas antara tradisi islam dan tradisi lokal nusantara dalam awal
bermuatan faham animisme dan dinamisme. Sehingga dalam prakteknya umat islam di

indonesia memperlihatkan hal-hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran islam, terutama
yang berhubuaan dengan prinsip akidah islam yag menolak segala bentuk kemusyrikan, taqlid,
bid’ah, dan khurafat.
K.H. Ahmad Dahlan pun pernah berkata kepada adik iparnya, Kyai Ibrahim, “ Him,
Agama Islam di masyarakat kita saat ini dapat diumpamakan seperti gayung yang
sudah bocor dan rusak gagangnya, sehingga sudah tidak dapat dipakai untuk menciduk
air" (Haidar Musyafa, 2017)
‫هل تريد أن تسأل؟‬
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal
8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama
Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KH A Dahlan . Keinginan dari
KH. Akhmad Dahlan untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah yakni
dapat dijadikan sebagai alat perjuangan dan da’wah untuk nenegakan amar
ma’ruf nahyi munkar yang bersumber pada Al-Qur’an, surat Al-Imron:104 dan
surat Al-ma’un sebagai sumber dari gerakan sosial praktis untuk
mewujudkan gerakan tauhid.

Anda mungkin juga menyukai