ABSTRAK
Amerika Serikat, Nixon, akhirnya juga harus turun dari jabatan kepresidenan karena
terkait kasus watergate dan masih banyak lainnya.
Apa yang menyebabkan para pemimpin di dunia ini gagal dalam masa
kepemimpinannya? Hal apa saja yang tidak diperhatikan oleh mereka, sehingga
mereka harus gagal da lengser dari kursi kepemimpinannya bahkan namanya dulu
harum sehingga menjadi bahan cemohan banyak orang. Hal ini sangat penting kita
pelajari, supaya hal-hal penyebab kegagalan tersebut tidak terulang oleh kita dalam
menjalankan kepemimpinan sesuai dengan kapasitas kesempatan yang kita miliki.
Sementara itu, di tempat lain, banyak juga para pemimpin yang dinyatakan
sukses dari keseluruhan masa kepemimpinannya, seperti Presiden Mandela yang
berhasil memimpin negara Afrika Selatan dan terlepas dari masalah apartheid,
Likuan-yu berhasil memajukan negara Singapura menjadi negara maju di Asia
Tenggara, Mahatir Muhamad yang berhasil menata ulang negara Malaysia dan maju
pesat di berbagai bidang kehidupan.
Nabi Muhammad Saw. Pada saat ini banyak diakui sebagai pemimpin umat
yang paling berpengaruh di Dunia. Meskipun beliau telah wafat ratusan tahun,
umatnya terus bertambah dan ajarannya masih dianut oleh berbagai bangsa di Dunia.
Pertanyaan lain, mengapa banyak di dunia ini para pemimpin yang sukses
dalam masa kepemimpinannya? Rahasiah apa yang mereka miliki, sehingga berhasil
dengan sukses menjalankan kepemimpinannya. Ini juga sangat penting kita pelajari,
supaya kita bisa belajar dari kesuksesasan para pemimpin tersebut, dan mempercepat
keberhasilan kita di lapangan.
Pada artikel ini akan dibahas beberapa hal yang menyebabkan kegagalan dan
kunci sukses dalam proses kepemimpinan. Makalah ini bersumber dari beberapa
jurnal, dokumen, dan buku yang diperoleh dari internet dan buku teks.
Tujuan Pembahasan
Tujuan dari penyajian makalah ini adalah untuk menyediakan bahan diskusi
bagi semua teman-teman, dalam mempertajam pengetahuan, tentang kepemimpinan,
khususnya tentang “Kegagalan dan kunci Sukses dalam kepemimpinan”. Tujuan
3
lain agar kita bisa belajar, bagaimana cara menghindar dari penyebab kegagalan tsb,
dan sekaligus bisa belajar dari berbagai kesuksesan para pemimpin dunia.
Pembatasan Masalah
Pembahasan dalam makalah ini akan dibatasi oleh tiga pertanyaan : A. Apa saja yang
menyebabkan kegagalan seorang pemimpin?; B. Kunci sukses apa saja yang
menyebabkan keberhasilan dalam proses kepemimpinan; C. Bagaimana kita bisa
belajar dari kegagalan dan kesuksesan beberapa pemimpin. Karena kepempinan ini
bersifat universal, pembahasan makalah ini tidak akan dibatasi oleh kepemimpinan
dalam pendidikan saja, supaya pembahasannya lebih detil dan lebih lengkap.
Banyak sekali informasi dan dokument di dalam internet yang membahas tentang
kegagalan dalam proses kepemimpinan. Menurut beberapa sumber tersebut,
kegagalan kepemimpinan disebabkan oleh beberapa sebab, diantaranya adalah :
1. Pergeseran Fokus. Pergesaran fokus ini bisa terjadi dengan beberapa cara:
2. Miskinnya komunikasi
4
Pemimpin tsb tidak memiliki visi dan misi yang jelas. Ia malah
menyembunyikan ketidak mampuan dalam merumuskan visi dan misi
kedalam komunikasi salah. sehingga staf menjadi bingung dan tidak fokus.
Jika ia dipandu oleh rasa kekuatiran, maka ia tidak akan berani mengambil
resiko yang layak, yang seharusnya ia lakukan. Ia akan terlalu berhati-hati,
dan sangat lamban dalam membuat keputusan. Ia tidak akan pernah berinovasi
dalam memecahkan masalah yang dihdapinya. Hal yang terpikir olehnya
hanya memperpanjang jabatan. Ia hanya melakukan sesuatu hal yang benar-
benar aman dan tidak beresiko satau ia mempertahankan statusnya sebagai
pejabat dengan mengangkat kroninya.
3. Hal ini sangat penting dipahami oleh kita, sebagai calon pemimpin, “Mencoba
ambil resiko dan berhasil atau diam saja dan tunggu kehancuran karena rasa
kuatir?”. Memang pemimpin yang bijaksana tidak akan pernah rela melihat
kehancuran dari apa yang pernah ia capai, sehingga ia harus membuat kebijakan
yang sangat hati-hati dan tidak semborono. Ia harus berani maju kedepan
menggapai mimpi (Visi), dan mengukur resiko secara rasional. Bukankah kita
tidak akan pernah juga rela, semua hancur karena penuh rasa kuatir.
tawar lagi, maka akan dihasilkan “Greeter Good” atau sesuatu yang sangat
baik. Tetapi sebaliknya, jika “hasil saja” yang lebih diutamakan di banding
dengan proses pencapaiannya, maka disitu letak peluang kegagalan dalam
kepemimpinanya.
Ini sangat penting kita pahami, jika kita ingin menjadi pemimpin yang selalu
menjaga mutu kerja dan kredibilitas kepemimpinan kita. Apakah di sana
(dalam hati kita) ada area konflik antara apa yang kita percayai (What do we
believe?) dengan apa yang telah kita kerjakan? (how we behave?). Apakah
disana sudah ada kompromi untuk menyatukan keduanya, dengan pedoman
etika?
Akan sangat tragis jika seorang pemimpin tidak bisa menjaga dirinya sendiri.
Tidak seorangpun yang lebih tahu dan peduli akan dirinya, selain dirinya sendiri. Ia
harus bisa mengukur kemampuan dirinya. Biasanya ia merasa sangat super, yang lain
dianggapnya bodoh dan tidak tahu..
Ketika diri seorang pemimpin merasa lelah, dan gagal untuk menjaga dirinya
sendiri, baik fisik, psikologi, emosi, mental, dan rohani, maka itu adalah awal dari
kehancuran dan kegagalan dalam kepemimpinannya.
7
Ia tidak memiliki jadwal yang jelas untuk pekerjaannya dan jadwal untuk diri
sendiri. Ia bisa bisa mengelola diri sendiri.
Cinta dan mimpi adalah dua hal penting yang diperlukan untuk meningkatkan
motivasi kerja. Bagaimana ia bisa memiliki motivasi untuk memimpin jika ia tidak
menyukai pekerjaan dan tidak memiliki visa yang ia impikan.
Ada tiga pertanyan penting, sebagai bahan refleksi : 1). Apa yang dulu
mendorong ia berminat untuk memegang kepemimpinan? Apakah ada alasan yang
berubah? Apakah ia masih ingin memegang jabatan pemimpin tersebut?
Sumber lainl lain yang berjudul “ 12 Major Causes of Failure in Leadership” yang di
dapat dari website http://www.1000advices.com/guru/leadership failure 12c_rd.html,
di jelaskan bahwa ada 12 hal penting yang menyebabkan kegagalan seorang
pemimpin, yaitu :
ucap dan perilakunya, sehingga sulit untuk mendengarkan usulan, masukan dan
kritikan dari bawahan. Padahal semua itu sangat diperlukan dalam proses
kepemimpinanya.
5. Kurang memiliki pikiran dan ide yang kreatif dalam penyusunan “goal” dan
penyusunan rencana. Biasanya ini terjadi karena ia di liputi rasa kuatir gagal. Ia
hanya menjalankanrencana yang sudah biasa dilakukan sebelumnya.
7. Keinginan hidup mewah dan gila hormat. Ini sangat umum di alami oleh para
pemimpin. Ketika menduduki jabatan ia merasa nyaman untuk hidup mewah dan
dihormati banyak orang. Kondisi ini sering menyebabkan ia lupa pada fungsinya
sebagai pelayan masyarakat atau pelayan bawahannya, sehingga lambat laun ia
akan kehilangan simpaty dan dukungan dari bawahannya.
9
8. Ketidak setiaan pada teman sejawat. Karakter seperti ini sangat berbahaya
dalam proses kepemimpinannya. Teman sejawat sangat diperlukan untuk
memberikan masukan dan saran dalam proses memimpin organisasinya. Tetapi
tidak jarang, ada pemimpin yang mencoba untuk meraih posisi yang lebih tinggi,
dengan cara menginjak dan menjatuhkan posisi teman sejawatnya. Ini juga
merupakan salah satu penyebab kegagalan dalam proses kepemimpinan.
11. Ketidak pahaman terhadap faktor-faktor luar yang bisa merusak lembaga
yang dipimpinnya. Seorang pemimpin harusnya peka terhadap perkembangan
faktor eksternal yang ada di sekeliling organisasinya, seperti lembaga-lembaga
saingan atau custemer lainnya. Tanpa pemahaman kondisi ini, organisasinya akan
kalah bersaing dengan organisasi yang ada di sekitarnya.
Ada banyak hal yang menjadi ciri kegagalan seorang pemimpin, di antaranya :
1. Kurang disiplin. Tidak pernah terlambat memenuhi janji, rapat, atau masuk kantor
setiap harinya merupakan gambaran pimpinan yang baik. Mau tidak mau sebagai
pimpinan kita wajib memberi contoh yang baik pada karyawan kita. Selangkah
saja kita melakukan kesalahan, pegawai kita bisa melakukan lebih dari yang kita
lakukan. Apalagi, dalam urusan waktu. Sekali terlambat, rasa hormat pegawai
terhadap kedisiplinan kita sudah berkurang.
2. Mengambil keputusan yang “payah”. Usahakan kita tidak mengambil
keputusan berdasar emosi. Karena jika kita mengedepankan emosi, semua
tindakan yang kita ambil tidak didahului dengan pemikiran matang. Pemimpin
jenis ini teramsuk ceroboh. Mana ada karyawan yang mau dipimpin oleh orang
ceroboh?
4. Terlalu kaku atau terlalu lunak. Pemimpin yang baik tahu kapan ia harus
bersikap tegas dan kapan bersikap lunak. Semua peraturan yang kita terapkan
harusnya fleksibel. Sehingga karyawan kita pun akan nyaman bekerja. Tidak
merasa terkungkung dan terpenjara. Tapi, juga jangan terlalu lembek. Kalau kita
11
terlalu memberi kebebasan pada mereka, khawatirnya mereka akan lepas control.
Ya, kebablasan. Bisa jadi mereka kurang bertanggung jawab atas apa yang sudah
menjadi tugas mereka.
5. Arogan dan dingin. Tidak ada orang yang suka dengan orang sombong.
Termasuk karyawan kita. Kalau kita tidak bergaul dan ramah pada karyawan,
artinya kita menjauhi mereka, sudah pasti mereka akan menganggap kita arogan.
Padahal, untuk mensukseskan bisnis yang kita jalankan, kita perlu tim yang
solid. Satu sama lain perlu saling mendukung dan bersahabat. Nah, kalau
kita mengeksklusifkan diri sendiri, bagaimana kepemimpinan kita bisa sukses?
10. Manajerial lemah. Ada banyak jalan menuju Roma. Ada banyak cara pula
menuju kesuksesan. Pemimpin yang baik, harus paham tentang hal ini. Mereka
perlu me-manage kerja bawahan dengan proses yang benar. Mulai dari
menganalisis, meneliti, mengkritik, sampai memutuskan mana yang baik untuk
dijalankan dan mana yang harus dihentikan? Kalau sedikit
saja kita lengah, kita bisa kecolongan. Bisnis kita bisa rugi.
11. Tidak mampu berpikir strategis. Semua bisnis perlu strategi. Mau jual
handphone, mobil, sampai tempe goreng sekalipun, kita tetap perlu strategi.
Jangan harapkita sukses mengawal bisnis kita kalau kita tidak cakap mengatur
strategi bisnis. Sayangnya, tidak semua bos pandai menciptakan strategi bisnis
yang cocok untuk usaha mereka.
13
12. Menempatkan posisi pegawai sembarangan. Pekerja yang baik selalu menuntut
rencana kerja yang baik dari atasan. Mereka ingin dipimpin orang yang pintar,
tahu bagaimana cara memimpin mereka. Pemimpin yang baik harus tahu mana
saja karyawan yang baik untuk posisi A, mana yang benar untuk posisi B, dll.
Karena mereka ingin potensi dan bakat yang dimiliki dikelola dengan baik. Itulah
kenapa kita perlu mengatur staf kita secara efektif. kita tidak hanya harus
mengelola bisnis tapi juga tahu bagaimana mengelola motivasi pekerja kita.
13. Tidak mudah beradaptasi. kita tahu apa itu seleksi alam? Kalau dalam
pemahaman saya, seleksi alam berarti siapapun yang tidak bisa beradaptasi di
yang akan gugur. Seleksi alam juga berlaku dalam bisnis. kita yang tidak bisa
memahami situasi kerja, akan mengalami kesulitan. Terutama dalam mengatur
karyawan. Kenyataanya, sulit memang beradaptasi dengan anak buah. Ini
PR kita selanjutnya. Pemimpin harus mampu mengerti perbedaan yang ada di
antara para pekerjanya.
16. Kurang sigap. Dalam poin ini maksudnya, pemimpin biasanya tidak segera
bertindak mana kala ada konflik yang perlu penanganan langsung. Misalnya
begini, mungkin kita sering menyepelekan masalah yang terjadi di antara
pegawai. Kita pikir masalah itu bisa selesai begitu saja. Padahal tidak. Masalah
yang tidak segera diselesaikan akan menjadi gunung es yang menghantui para
pegawai kita. Nah, mestinya kita sigap. Apa yang harus diselesaikan sekarang
itulah hal terbaik yang bisa kita lakukan.
17. Mengutarakan pendapat pribadi. Jangan campur adukkan masalah pribadi
dalam pekerjaan. Tugaskita sebagai pemimpin cukup banyak. Mendongkrak
motivasi, mendorong kinerja, memberikan penghargaan dan pujian, dan
mengoreksi kerja pegawai kita. Dan, jangan sekali-kali memberikan nasehat-
nasehat atas masalah pribadi seseorang. Kita orang yang dianggap penting oleh
karyawan kita. Sangat mungkin apapun yang kita katakan, pasti akan mereka
lakukan. Nah, ini bahayanya. Kalau nasehat yang kita berikan tidak mencerahkan
masalah mereka, nama kita jadi taruhan.
18. Terlalu ambisius. Apapun yang kita lakukan pastinya bertujuan mensukseskan
bisnis dan hidup kita. kita seolah ingin berlari menuju puncak impian
yang kita idamkan. Sayangnya, kita cenderung mengorbankan orang lain di
sekitar kita. Sikap ambisius ini misalnya, membuat kita jadi seorang perfeksionis.
Apapun yang kita mau harus terwujud. Dalam posisi ini, baiknya kita
menyadari kita tidak akan bisa sukses tanpa bantuan anak buahkita. Tanpa
karyawan kita tidak bisa jadi apa-apa.
19. Cepat berpuas diri. Seorang profesional biasanya melakukan pekerjaan sebaik
mungkin. Dia tidak akan puas dengan hasil kerja yang biasa-biasa saja. Yang ia
tanamkan dalam dirinya, “saya harus menghasilkan sesuatu yang luar biasa!”
Begitu pula seharusnya dengan seorang pimpinan. Dia harus meminta dirinya
sendiri melakukan sesuatu yang lebih. Tidak mudah berpuas diri dan terus
berinovasi untuk meningkatkan usahanya.
15
20. Besar kepala. Kedudukan dan kekuasaan seperti tidak bisa dipisahkan. Siapapun
yang menjadi pimpinan baiknya bisa paham dimana kedudukannya dan seberapa
besar kekuasaannya. Hanya ada dua hal yang akan terjadi saat kita mengemban
posisi pimpinan. Pertama, kitaberkembang. Kedua, kita meledak. Berkembang
berarti kitamaju dengan baik. Tapi, kalau kita meledak berarti kita tidak lagi
memegang kendali atas diri kita. kita akan merasa lebih baik, lebih pintar, lebih
bagus, dan lebih, lebih, lebih lainnya dibanding orang lain.
1. Jadilah orang yang selalu ditiru dan diikuti oleh banyak orang. Ia harus
menjadi teladan bagi orang-orang difsekitarnya baik dalam hal perilaku
seharihari, ibadah, mata pencaharian dan lain-lain.
2. Buatlah visi untuk masa depan. Ia harus memiliki visi untuk dirinya, untuk
keluarganya, untuk lingkungan masyarakat sekitarnya, dan lembaga yang
dipimpinnya. Visi itulah yang akan menyatukan semua orang yang ada di bawah
pimpinannya.
16
4. Buatlah orang lain merasa penting dan selalu merasa di hargai. Ini adalah
kunci untuk bisa memotivasi semua orang yang dipimpinnya. Orang-orang yang
dihargai, akan terus berkarya dan bekerja dengan sebaik-baiknya, karena ia
merasa di hargai dan merasa dipentingkan dalam kehidupannya. Seorang
karyawan akan memiliki motivasi tinggi untuk berprestasi, karena ia paham hasil
karyanya akan di hargai dan diperlukan oleh pimpinan dan rekan kerjanya.
Seorang anak akan rajin belajar, karena ia selalu mendapat penghargaan dari
orang tuanya.
6. Ciptakan ruang dengan harapan dan keteladannmu. Ia tidak pernah putus ada
dalam menghadapi segala kesulitan dan hambatan seberat apapun. Ia selalu
mengembangkan dan membangun harapan untuk bisa keluar dari semua
permasalahan yang dihadapi. Ia selalu menjadi tauldan dalam berucap, bersikap,
berprilaku dan memecahkan masalah.
9. Perlakukan orang dengan rasa cinta dan kasih sayang. Kadang kala ia juga
memerahi anak buahnya, tetapi semua dilakukan dalam rangka perbaikan dan
pendidikan.
Bill Thomas (2007), menjelaskan ada lima point penting yang menjadi kunci sukses
sekaligus kekuatan (power) untuk dalam proses kepemimpinan, yaitu :
POWER KEY-2: "Envision New Vistas!" Bangung visi baru yang betul-betul
menyentuh kepentingan lembaga dan semua karyawan. Visi itu harus dibangun
dengan melibatkan seluruh anggota team (karyawan atau staff), dan harus menyentuh
kepentingan seluruh anggota team. Visi tersebut harus memberikan gambaran hidup
yang lebih baik (Vital Vision), yang mampu mengetarkan dan merangsang hati, jiwa,
pikiran dan semangat seluruh team. Kekuatan kepemimpinan tersebut terletak pada
kemampuan ia untuk melibatkan seluruh anggota team untuk menciptakan,
18
POWER KEY-3: "Go For The Gusto!" Bakar semangat semua anggota team.
Semua anggota team akan sangat menghargai adanya prioritas pekerjaan yang harus
dilakukan per satuan waktu. Bagaimana mana kita bisa mensosialisasikan dan melatih
mereka untuk mengerjakan prioritas kerja tersebut dengan penuh semangat? Ada
beberap hal yang harus menjadi agenda utama dalam proses kepemimpinan kita, yang
akan menyentuh hati, jiwa dan semangat anggota team :
3. Power : Kekuatan invidu, kekuatan team dan sharing kekutan antar anggota team.
Pemimpin harus terus mengeksplor kekuatan individu, kekuatan team dengan
reward yang baik. Pemimpin juga harus menyediakan waktu dan ruang agar
meeka bisa sharing pengalaman untuk membangun kekuatan yang lebih besar.
19
4. Petunjuk Lapangan yang jelas : Apa, Kenapa, Siapa, Kapan, Dimana, dan
bagaimana? Semua anggota team akan merasa terhargai dan bersemangat, jika ia
dilibatkan dalam penyusunan petunjuk lapangan (guidance) yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
5. Syntropy : Menggali sumber kekuatan dari dalam dan dari luar. Pempimpin
seyogyanya memahami kukuatan apa yang ada di dalam dan diluar organisasinya.
Semua itu bisa digunakan untuk mempermudah dan memperbaiki kinerja team.
Kadangkala pemimpin mengundang konsultan dari luar untuk memperkuat
kemampuan anggota team.
6. Konsep : Menganalisa konsep yang ada atau konsep dari pihak-pihak yang sudah
berhasil (artefak). Pemimpin bersama-sama anggota teamnya, harus menganalisa
konsep yang diperlukan oleh organisasinya. Konsep tersebut bisa muncul dari
kajian terhadap organisasinya atau organisasi lain yang sudah berhasil di
bidangnya.
POWER KEY-4: "Be Disciplined and Willful!", Disiplinlah dan Penuh harap
(serius). Tidak akan pernah berhasil suatu organisasi tanpa kedisiplinan, dan arahan
yang jelas dari pimpinan. Untuk itulah maka, perencanaan strategis diperlukan, agar
semua anggota team fokus pada pekerjaan yang menjadi prioritas untuk pencapaian
visi dan misi. Disiplin ini, menyangkut jenis, jumlah pekerjaan yang bisa diselesaikan
dalam satuan waktu yang sudah ditentukan. Disiplin juga menyangkut ketepatan
anatara anggaran dan target yang sudah ditentukan.
POWER KEY-5: "Behave Yourself!" Memiliki kepribadian kuat, jujur, adil dan
konsisten terhadap orang lain.
20
Satria (2009), menyatakan bahwa ada lima kata kunci (Key Word) untuk kunci
sukses dalam kepemimpinan. Kelima kata kunci tersebut terangkum dalam satu kata
“SERVE”.
Huruf pertama S- See the Future mempunyai makna bahwa para pemimpin harus
bersedia dan sanggup membantu orang-orang yang mereka melihat tujuannya, dan
juga keuntungan-keuntungan melangkah kearah sana. Setiap orang perlu melihat
dirinya, kemana mereka pergi, dan apa yang akan menuntun perjalanan mereka.
Huruf kedua E dalam SERVE menjelaskan bahwa Engange and Develop Others
(Libatkan dan Kembangkan Orang Lain) ada dua hal yaitu pertama, merekrut atau
memilih orang yang tepat untuk tugas yang tepat. Itu berarti mempunyai pemain-
pemain yang tepat dalam suatu tim.
21
Kedua, lakukan apapun yang diperlukan untuk melibatkan hati dan kepala orang-
orang tersebut. Dalam sejarah, banyak pemimpin telah menggunakan tangan dan
yang lain tidaksama sekali. Barangkali dari sanalah istilah hired hands (orang upahan)
berasal.
Kemudian ada huruf R singkatan dari Reinvent Continuously. Disinilah nilai
kreativitas pemimpin dilihat. Pemimpin harus bersedia menemukan kembali
setidaknya ada tiga tahap.
Tahap pertama, bersifat pribadi. Beberapa pertanyaan utama yang harus diajukan
adalah "Bagaimana saya belajar dan tumbuh sebagai seorang pemimpin?" "Apa yang
saya lakukan untuk mendorong orang-orang dalam kelompok saya agar terus menerus
belajar dan menemukan kembali diri sendiri?". Tingkat penemuan kembali yang
kedua adalah sistem dan proses. Pertanyaan untuk diri sendiri dan anak buah kita
adalah "Bagaimana kita melakukan pekerjaan tersebut?" Bagaimana kita dapat
melakukannya dengan lebih baik? Perubahan apa saja yang akan meningkatkan
kemampuan kita untuk melayani pelanggan dan juga satu sama lain? Akhirnya yang
ketiga, melibatkan struktur organisasi iu sendiri. Pertanyaan yang baik yang diajukan
disini adalah,"Perubahan struktur mana saja yang perlu kita tempuh untuk menjadi
lebih efisien dan efektif?"
Huruf V adalah singkatan dari Value Results and Relationship (Hargai Hasil dan
Hubungan). Selanjutnya Dimas Ari Kurniawan Perdana (2009), dalam blog yang
sama menyatakan bahwa, Kita harus menghargai pelanggan kita lebih dahulu, dan
nilai itu akan menuntun perilaku kita dan menjamin keberhasilan kita terus menerus.
Apa yang tidak dimengerti kebanyakan orang ialah bahwa mereka dapat meraup hasil
keuangan yang lebih tinggi kalau mereka mempunyai hubungan yang baik. Kita harus
meningkatkan nilai hubungan dengan seorang mitra seperti halnya dengan hasil.
Memimpin pada tingkat yang lebih tinggi mencakup hasil maupun hubungan.
Huruf E terakhir ialah Embody Velue (Mewujudkan nilai). Ini adalah sesuatu yang
mendasar dan berlangsung terus menerus. Kalau kita kehilangan kredibilitas sebagai
22
pemimpin, potensi kepemimpinan kita akan sangat terbatas. Kita harus melakukan
lebih daripada sekedar merumuskan nilai-nilai tersebut, kita tidak boleh hanya
mengucapkannya, kita harus memperlihatkannya.
Semua kepemimpinan sejati dibangun di atas kepercayaan. Salah satu adalah hidup
konsisten dengan nilai-nilai yang kita akui. Kalau dikatakan bahwa pelanggan adalah
penting, tindakan-tindakan kita seharusnya lebih mendukung pernyataan tersebut.
Jika kita memilih untuk hidup seolah-olah pelanggan tidak penting, orang-orang akan
mempunyai alasan untuk mempertanyakan kelayakan kita untuk dipercaya.
Akhirnya, bagi para pemimpin yang memimpin dengan tidak didasarkan pada
kekuasaan atau jabatan sebaliknya, kepemimpinan yang lahir dari hati yang melayani,
maka merekalah ilham bagi semua orang dan bagi calon pemimpin masa depan.
PEMBAHASAN
Jika semua penyebab kegagalan kepemimpinan di atas kita klasifikasi, maka hasilnya
bisa di lihat pada tabel di bawah ini :
Jika Tabel 1. di atas kita rangkum maka hasilnya bisa dilihat pada tabel 2. Di bawah
ini .
Tabel 2. Frekuensi dan persentase dari berbagai jenis penyebab kegagalan
kepemimpinan.
Sikap 22 57,9 % 1
Keterampilan 8 21.1 % 2
Strategi 3 7.9% 3
Nilai 2 5.3 % 4
24
Perekrutan 1 2.6% 5
Seni 1 2.6 % 5
Komunikasi 1 2.6 % 5
JUMLAH 38 100 %
Jika tabel tersebut kita buat grafik, maka hasilnya akan kita lihat seperti grafik di
bawah ini :
Dari grafik tersebut terlihat bahwa faktor sikap adalah faktor yang sangat utama dan
memberikan kontribusi terbesar dalam hal kegagalan kepemimpinan (57.9%)..
Mengapa demikian?.
Mari kita perhatikan beberapa definisi dari kepemimpinan, yang ada di dalam buku
“Kepemimpinan Dalam Organisasi” (Gary Yulk, 2001). :
1. Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi,
dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusi demi efektivitas dan
keberhasilan organisasi. (House et. Al., 1999, h 184).
25
3. Sikap pemimpin yang takut tersaingi atau terancam oleh bawahannya. Sikap
ini sangat berbahaya dan akan membunuh serta menghambat kreatifitas
bawahannya. Tidak jarang staff yang kreatif, jujur dan cerdas, harus tersingkir ke
26
posisi yang tidak strategis, hanya karena pemimpinnya takut tersaingi oleh
bawahan yang cerdas tersebut. Pemimpin yang baik, justru akan merasa bangga
jika ia mampu mencerdaskan dan mendorong prestasi bawahannya.
4. Sikap pemimpin yang arogansi dan besar kepala. Sikap pemimpin seperti ini
juga sangat berbahaya. Pemimpin yang arogan dan besar kepala, pasti tidak akan
pernah mau mendengar pendapat bawahannya. Ia selalu merasa benar, dan tidak
pernah salah. Semua masukan berharga dari bawahannya, akan terbuang percuma.
5. Sikap pilih kasih, pendendam, ambisius dan sikap-sikap lainnya, yang
menyebabkan perasaan kurang simpatik dari semua bawahannya. Sikap kurang
simpatik ini akan mempengaruhi motivasi bawahan. Mereka kurang bergairah
dalam bekerja, karena kesal dengan sikap pemimpinnya. Inilah awal dari
kegagalan pemimpin. Pemimpin yang buruk sikap, akan ditinggalkan
karyawannya.
Sekarang mari kita cermati semua hal yang termasuk ke dalam kunci
keberhasilan kepemimpinan.
Tabel 4. Frekuensi dan persentase dari berbagai jenis penyebab keberhasilan dari
kepemimpinan seseorang.
Sikap 9 45 % 1
Keterampilan 3 15 % 3
Strategi 4 20 % 2
Nilai 3 15 % 4
Motivasi 1 5% 5
JUMLAH 20 100 %
Jika tabel di atas kita buat menjadi grafik, hasilnya bisa di lihat pada Grafik 1. Di
abawah ini :
28
Jika kita perhatikan grafik 2. di atas, maka akan terlihat bahwa faktor “Sikap
Pemimpin” merupakan faktor utama untuk mencapai keberhasilan pemimpin. Sikap
pemimpin jauh lebih penting dibanding keterampilan, strategi, nilai dan motivasi.
Sekali lagi karena sikap akan sangat mempengaruhi motivasi seluruh staff atau orang
yang dipimpinnya.
Jika sikap sudah baik, maka hal yang mesti dilakukan adalah membuat visi
yang jelas, dan mengakomodir seluruh kepentingan lembaga dan staff. Semua staff
seharusnya terlibat dalam proses pembuatan visi tersebut. Jika tidak, maka proses
sosialisasi menjadi sangat penting, agar semua karyawan memiliki fokus perjuangan
yang sama dengan lembaga yang ia pimpin.
Keterampilan mengaplikasikan seluruh sikap dan strategi kedalam bentuk
keterampilan dan tindakan nyata, ada kunci sukses kepemimpinan berikutnya.
Seorang pemimpin harus mampu menjabarkan seluruh visi dan misi kedalam bentuk
kegiatan nyata yang bermanfaat buat lembaga dan seluruh staffnya, dan dipandu oleh
nilai-nilai kejujuran, nilai-nilai lain
29
Prof. A. Sanusi (Dalam kuliah SIM, 2009), menjelaskan bahwa ada tujuh nilai
penting yang harus dipegang teguh oleh para pemimpin, yaitu : Nilai etis, estetis,
logik, theologik, teleologik, fisik dan ekonomis. Kelima nilai tersebut harus menyatu
dalam diri pemimpin, yang teraplikasi dan bentuk sikap dan perbuatan pemimpin.
Coba kita cermati kategori sikap seperti apa, yang paling penting kita terapkan?
Tabel 5. Kategori sikap pemimpin terhadap staf, terhadap diri dan masalah.
No Penyebab Kegagalan Klasifikasi Sikap terhadap?
1 Ciptakan inspirasi dan ide yang Sikap Masalah
cemerlang
2 Buatlah orang lain merasa penting dan Sikap Staff
selalu merasa di hargai
3 Ciptakan ruang dengan harapan dan Sikap Staff
keteladannmu
4 Berikan kesempatan pada orang-orang Sikap Staff
untuk tumbuh dan berkembang, baik
baik secara personal atau
profesionalisme
5 Perlakukan orang dengan rasa cinta dan Sikap Staff
kasih sayang
6 Disiplinlah dan Penuh harap Sikap Diri
7 Hargai Hasil dan Hubungan Sikap Staff
8 Menghargai pendapat orang lain secara Sikap Staff
bijak.
9 Takut ambil resiko Sikap Masalah
10 Tidak respon thd usulan staff Sikap Staff
11 Tidak Menghargai staff Sikap Staff
12 Takut tersaingi karyawan Sikap Staff
13 Tidak pernah memberi reward Sikap Staff
14 Keinginan hidup mewah Sikap Diri
15 Tidak setia kawan Sikap Staff
16 Dipandu rasa kuatir Sikap Diri
17 Tidak pekan akan kebutuhan umum Sikap Staff
18 Tidak disiplin Sikap Diri
19 Ragu dalam membuat keputusan Sikap Diri
20 Tidak sensitif Sikap Staff
30
Jika data tentang frekuensi sikap pemimpin pada tabel 3. tersebut kita rangkum,
maka akan diperoleh gambaran seperti pada tabel 4. Di bawah ini.
Tabel 6. Rangkuman sikap pemimpin terhadap staff, diri dan masalah yang
dihadapinya, selama proses kepemimpinan.
Jika data pada tabel 4. Tersebut kita buat grafik, maka hasilnya bisa kita lihat pada
grafik di bawah ini.
31
Grafik 3. Persentase sikap pemimpin terhadap staff, diri dan masalah, yang
didasarkan pada faktor kegagalan dan kunci sukses dalam kepemimpinan.
Dari grafik 4. Di atas jelas terlihat bahwa sikap yang paling penting adalah
sikap pemimpin terhadap staff, di ikuti oleh sikap pemimpin terhdap dirinya sendiri,
dan terkahir sikap pemimpin terhadap masalah yang dihadapinya.
Seperti yang sudah dijelaskan di bagian atas, bahwa sikap pemimpin terhadap
staff yang dipimpinnya, adalah faktor utama kegagalan dan sekaligus faktor
keberhasilan pemimpin tersebut. Sikap pemimpin yang tidak baik terhadap
bawahannya (staff), merupakan faktor utama dari kegagalan seorang pemimpin.
Jadi seorang pemimpin yang sikap terhadap bawahannnya kurang baik, akan
dibenci dan ditinggalkan bawahannnya, walaupun ia memiliki strategi dan keakhlian
memimpin yang luar biasa. Sebaliknya seorang peimimpin yang sikapnya baik
terhadap bawahannya, ia akan di hormati, dikagumi, dan di sayangi oleh seluruh
bawahannya, walapun ia kurang begitu terampil dalam membuat strategi, visi dan
misi. Kelemahan pemimpin bisa dilengkapi oleh kekuatan anak buahnya.
32
Sikap selanjutnya yang harus dimiliki oleh pemimpin adalah sikap baik
terhadap dirinya sendiri, seperti disiplin, reward terhadap dirinya sendiri, berpikir
positif, penuh dengan semangat, tidak kenal putus asa,dan lain-lian. Seorang
pemimpin yang baik, akan bersikap baik juga terhadap dirinya. Ia sangt pandai dalam
manajemen dirinya sendiri, sehingga fisiknya menjadi sehat, dan batinnya kuat. Ia
sangat pandai menjaga kesehatan lahir dan batinnya. Ia sangat pandai untuk
mengelola waktu, pekerjaan dan hobinya. Ia memiliki sikap tenang, percaya diri, dan
muka yang ramah terhadap siapapun. Guru Besar Uninus, Dedi Mulyasana (2010),
mengkategorikan ini pada kelompok Kepemimpinan Interpersonal, atau
Kepemimpinan Pribadi. Kita bisa menyebut hal ini “Kecerdasan untuk mengurus
diri sendiri”
1. Kita diminta untuk mengambarkan diri yang ideal yang kita harapkan itu seperti
apa? Atau bisa juga dengan pertanyaan, ”Kita ini mau menjadi seperti siapa?
2. Kita diminta untuk mengoreksi ”apa kekuatan yang sudah kita miliki”.
3. Cek Apa kekuatan yang kita miliki. Lalu Cek juga kekuatan yang diharapkan oleh
kita tetapi belum kita miliki.
34
4. Pikirkan gap apa yang kita miliki, antara diri yang ideal dengan diri kita sekarang
ini?
5. Menyusun agenda pembelajaran. Apa yang ingin diperkuat lagi sehingga bisa
menjadi pemimpin yang ideal? Dan bagaimana mengurangi gap antara kondisi
ideal dengan kekurangan kita?
6. Mencoba-coba menerapkan kebiasaan baru yang kita inginkan, cara berpikir baru
yang kita inginkan, dan kepekaan rasa yang baru yang kita harapkan.
7. Mencoba mempraktekan kebiasaan baru, cara berpikir baru dan kepekaan rasa
yang baru.
8. Pada setiap akhir tahapan kita harus melakukan refleksi, dengan menggunakan
pertanyaan : a. Apakah sudah terumuskan dengan baik dan jujur?; b. apakah
sudah di tuliskan,di renungkan, diucapkan atau dipraktekan?.
Lebih detilnya bisa dilihat pada anak panah seperti di bagan tersebut. Hal
yang sangat penting adalah proses di atas harus dilakukan terus menerus dan
didorong dengan motivasi yang kuat untuk merubah sikap, prilaku, cara berpikir dan
semua kebiasaan yang kurang baik. Siklus tersebut sangat mudah untuk di pahami,
”Pikirkan kondisi ideal apa yang ingin diwujudkan dalam diri kita, rancang
pembelajaran yang ingin diterapkan berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang kita
miliki, dihubungkan dengan kondisi ideal yang ingin kita wujudkan. Lanjutkan
dengan percobaan berkali-kali dan memprakteknnya di dalam proses berhubungan
dengan para staf.
KESIMPULAN
Goleman, Daniel. 2002. The New Leader : Transforming the art of leadership into
the science of results. Litle Brown Press. London.
(http://74.125.153.132/search?
q=cache:http://humanresources.about.com/od/leadership/a/leader_success.htm
). (3 maret 2010).
Reeves, B, Douglas. 2002. The Leaders’s Guide to Standars. Jossey Bass. San
Franciso. Amerika Serikat.
Scott, C. 2008. Jika anda Ingin menjadi Manusia Seutuhnya, Inilah Pedomannya.
Diva Press. Jogyakarta.
Thomas, Bill. (2004), Five power Keys for leadership success. (Online). Tersedia:
http://www.healthstatus.com/articles/5_Power_Keys_For_Leadership_Succes
s.htm (4 Maret 2010).