Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH

KIMIA FISIKA lll

PERBEDAAN ANTARA KINETIKA FASE GAS DAN FASE LARUTAN

DISUSUN OLEH

BAIQ NOPITA HANDRA ENI (E1M018016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2020
PERBEDAAN ANTARA KINETIKA FASE GAS DAN FASE LARUTAN

Dari gambar diatas dapat dijelaskan perbedaan dari kinetika dan proses laju antara fase
gas dan fase larutan terletak pada kerapatan molekulnya, dimana kerapatan fase cair jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan kerapatan fase gas. Dalam gas pada tekanan atmosfer, molekul
hanya menempati sekitar 0,2% volume; 99,8% lainnya adalah ruang kosong. Sedangkan dalam
cairan, molekul dapat mengambil lebih dari setengah volume, dan ruang kosong tidak teratur dan
selalu berubah karena molekul pelarut mengalami gerakan termalnya sendiri.
Dalam larutan cair biasanya jumlah molekul pelarut melebihi jumlah molekul zat terlarut
-11
(reaktan), yang cenderung untuk sementara (~ 10 detik) terkurung di lubang dengan cairan.
Perangkap ini menjadi sangat kuat ketika pelarut terikat kuat pada hydrogen seperti halnya
dengan air atau alkohol.

Gerakan Brown dari suatu partikel dalam larutan

Ketika gerakan termal melepaskan molekul zat terlarut dari perangkap ini, maka zat
-12 -13
terlarut akan berpindah ke tempat lain. Perpindahan ini berlangsung sangat cepat (10 – 10 )
dan pendek (biasanya beberapa diameter molekul pelarut), dan bergerak secara acak sama seperti
gerakan Brown. Pertimbangkan proses bimolekul sederhana A + B  Produk. Molekul reaktan
akan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dalam matriks pelarut, dan sewaktu-waktu
terdapat pada matriks yang sama. Dimana gerakan termal cenderung membawa mereka ke dalam
kontak.

Membandingkan reaksi pada fase gas dan fase larutan; molekul dalam fase gas cukup
bebas untuk bergerak dikarenakan kerapatannya kecil, dan bergerak dengan sangat cepat. Disisi
lain molekulnya tersebar dengan cukup baik. Namun demikian, tumbukan molekul pada fase gas
terjadi dengan cukup mudah, yang menyebabkan reaksi pada fase gas terjadi lebih cepat.
Sedangkan molekul dalam fase larutan bergerak terbatas karena kerapatannya sangat besar,
sehingga tumbukan difasilitasi. Jika reaksinya eksotermik dan menghasilkan banyak panas,
kelebihan panas dapat diserap oleh molekul pelarut. Itu sangat penting dalam mengendalikan
reaksi dan menghindari dekomposisi. Laju tumbukan pada fase larutan dapat dikontrol dengan
menambahkan lebih banyak pelarut atau lebih sedikit, untuk memperlambat dan mempercepat
reaksi. Dengan cara ini laju reaksi dapat dikontrol sampai batas tertentu.

Anda mungkin juga menyukai