PEMBAHASAN
42
43
makanan yang dipesan (Aritonang, 2014). Hal ini sudah sesuai dengan
langkah pemesanan bahan makanan yang dilakukan di RSUD Jombang.
Pemesanan bahan makanan di RSUD jombang dibedakan menjadi
dua yaitu pemesanan bahan makanan basah dan bahan makanan kering.
Pemesanan bahan makanan basah dilakukan setiap hari, sedangkan bahan
makanan kering dilakukan satu bulan sekali, untuk bahan makanan
kering apabila stok telah habis dan diperlukan secara mendadak maka
bahan makanan di pesan saat itu juga. Pemesanan bahan makanan di
pesan melalui rekanan dengan sistem penunjukan langsung. Penunjukan
langsung adalah sebagai pelaksana pembeli tanpa melalui pelelangan
umum terbatas dan dilakukan diantara sekurang-kurangnya 3 rekanan.
Rekanan yang ada di RSUD Jombang dibedakan berdasarkan jenis bahan
makanan. Bahan makanan sayur, lauk pauk, garam dll dilakukan
terhadap rekanan A, susu, telur ayam dan telur asin, tahu dan tempe
diperoleh dari beberapa rekanan yang berbeda.
b. Pembelian bahan Makanan
Pembelian bahan makanan adalah proses penyediaan bahan makanan
melalui prosedur dan ketentuan yang berlaku sesuai dengan macam,
jumlah, spesifikasi atau kualitas bahan makanan sesuai ketetentuan atau
kebijakan yang berlaku. Tujuan pembelian bahan makanan yaitu untuk
mendapatkan bahan makanan dengan mutu yang baik (Aritonang, 2014;
Rotua dan Siregar, 2015).
Syarat pembelian bahan makanan yaitu terdapat kebijakan institusi
tentang pembelian bahan makanan, terdapat surat perjanjian, terdapat
spesifikasi bahan makanan dan tersedianya dana. Langkah dalam
pembelian bahan makanan yaitu melihat ulang daftar bahan makanan
yang dibutuhkan, menentukan jumlah masing-masing item bahan
makanan yang akan dibeli, menyesuaikan dengan situasi keuangan,
memilih rekanan, membuat syarat kontrak kerja, memantau pengiriman,
menerima dan memeriksa bahan makanan dan melakukan pembayaran
44
(Rotua dan Siregar, 2015). Hal ini sudah sesuai dengan langkah
pembelian bahan makanan yang dilakukan di RSUD jombang.
Pembelian bahan makanan di RSUD Kabupaten Jombang dilakukan
dengan menggunakan sistem pembelian lewat rekanan yang sebelumnya
dilakukan dengan cara penunjukan langsung. Pembelian atau penunjukan
langsung adalah penunjukan rekanan sebagai pelaksana pembelian tanpa
melalui pelelangan atau penawaran atau umum atau terbatas dan
dilakukan diantara sekurang-kurangnya 3 penawaran rekanan mamapu.
Instalas gizi RSUD Kabupaten Jombang memiliki spesifikasi bahan
makanan yang telah ditetapkan untuk melakukan pembelian kepada
rekanan. Apabila terdapat bahan makanan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi, maka bahan makanan tersebut dikembalikan kepada rekanan
untuk diganti dengan bahan makanan yang baru. Pengembalian bahan
makanan disesuaikan dengan kebutuhan, apabila bahan makanan akan
digunakan saat ini juga, maka bahan makanan harus segera diganti.
Namun apabila bahan makanan tidak langsung digunakan, maka dapat
dikembalikan keesokan harinya.
kualitas maupun kuantitas di gudang bahan makanan kering dan basah serta
pencatatan dan pelaporannya. Tujuan penyimpanan bahan makanan adalah
agar tersedia bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang
tepat sesuai dengan perencanaan. Sedangkan persyaratannya yang pertama
adalah adanya sistem penyimpanan barang, tersedianya fasilitas ruang
penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan, tersedianya kartu stok atau
buku catatan keluar masuknya bahan makanan. Instalasi Gizi di RSUD
Jombang memiliki ruang penyimpanan bahan makanan kering dan bahan
makanan basah.
1. Penyimpanan Bahan Makanan Kering
Metode penyimpanan yang digunakan pada gudang instalasi gizi
RSUD Kabupaten Jombang adalah FIFO (First In First Out) metode yang
digunakan dalam FIFO adalah barang yang pertama kali masuk adalah
yang keluar pertama kali (Kemenkes RI, 2013). Penyimpanan bahan
makanan kering terdapat 3 ruangan yang berbeda namun searah yaitu
ruang penyimpanan pertama terdapat pada bagian depan ruangan menjadi
satu dengan ruang penerimaan bahan makanan kering, pada ruang
penyimpanan pertama terdapat bahan pengemas seperti disposible,
plastik dan air mineral gelas dalam satuan kardus. Pembatas antara ruang
penyimpanan pertama dan ruang penyimpanan berikutnya dibatasi oleh
tirai plastik yang disebut dengan plastik strip curtain PVC. Penyimpanan
kering pada ruangan kedua digunakan untuk menyimpan bahan makanan
kering, meliputi beras, agar-agar, berbagai jenis tepung, teh, garam,
kerupuk mentah, mie kering, gula pasir, gula merah, kemiri, telur dan
bahan makanan lainnya. Suhu pada ruang penyimpanan bahan makanan
kering kedua ada alat untuk pengatur suhu, jarak antara bahan makanan
kering (beras, minyak goreng, dll) dan dinding yaitu 2 cm, sedangkan
jarak antara bahan makanan dan lantai yaitu 10 cm, hal ini tidak sesuai
dengan permenkes RI No. 1096/MENKES/VI/2011 yaitu jarak antara
bahan makanan dengan dinding yaitu 5 cm dan jarak antar bahan
makanan dengan lantai yaitu 15 cm. jarak antara bahan makanan dan
48
langit-langit lebih dari 60 cm, hal ini telah sesuai yaitu 60 cm. Pintu pada
ruang penyimpanan ini selalu terbuka dan memiliki pintu yang terbuka
keluar dan dapat menutup sendiri.
Pada penyimpanan bahan makanan kering ini memilik 9 rak yang
terdiri dari 3 layer dan terbuat dari besi. Jarak antara lantai dan bahan
makanan kering adalah 10 cm, jarak antara bahan makanan dan langi-
langit lebih dari 60 cm, 2 rak bahan makanan dan dinding memiliki jarak
lebih dari 10 cm sedangkan salah satu rak bahan makanan kering
menempel pada dinding. Suhu ruangan pada penyimpanan ini adalah 28
°C dan kelembaban ruangan ini adalah 80 % RH dilengkapi dengan
lembar pengontrol yang berada disebelah thermometer. Suhu akan
dikontrol setiap hari dan dilakukan oleh petugas ruang penyimpanan.
Penyimpanan bahan makanan kering ketiga adalah penyimpanan susu,
penyimpanan ini memiliki ruangan yang terpisah dari ruang
penyimpanan bahan makanan 1 dan 2. Suhu pada ruangan ini lebih sejuk
yaitu sebesar 20 °C. Dengan rak/ lemari kayu yang memiliki pintu
menggunakan kawat berjaring. Namun pada penyimpanan ini terdapat
bahan makanan basah seperti tempe, dikarenakan tempat penyimpanan
basah penuh.
2. Penyimpanan Bahan Makanan Basah
Penyimpanan bahan makanan basah di instalasi gizi RSUD Jombang
menggunakan lemari pendingin dan freezer untuk penyimpanan sayur,
buah, bumbu, ikan, daging, ayam dan bahan makanan yang setengah jadi
atau yang akan disajikan ulang. Pada penyimpanan bahan makanan basah
terdapat 2 lemari pendingin dan 3 freezer. Satu lemari pendingin
digunakan untuk sayuran dan buah untuk VIP/ VVIP dengan suhu -5,8
˚C. Lemari pendingin yang kedua digunakan untuk sayur dan buah kelas
umum dengan suhu 13,9˚C, sedangkan freezer digunakan untuk
menyimpan bahan makanan seperti ikan, ayam dan daging dengan suhu
-5,8˚C dan – 7,8 ˚C.
49
1. Persiapan Sayur
Persiapan sayuran dilakukan di ruangan khusus persiapan yang
terletak di antara ruang penyimpanan bahan makanan kering dan ruang
penyimpanan susu. Namun ruang persiapan ini tidak memiliki sekat yang
membatasi ruang persiapan dengan jalan menuju ruang pengolahan, hal
ini dapat memperbesar resiko terjadinya kontaminasi. Persiapan sayuran
yang dilakukan yaitu proses pembersihan sayuran dari kotoran yang
menempel seperti tanah yang terdapat pada bawang prei dan pengupasan
kulit pada sayuran tertentu. Pada proses pembersihan dan pengupasan ini
kotoran yang dihasilkan ditaruh di atas meja dan tercampur dengan
sayuran yang telah dibersihkan. Kotoran yang dihasilkan seharusnya
langsung dikumpulkan pada kantong plastik yang disediakan baru
dibuang ke dalam tong sampah sedangkan sayuran yang telah
dibersihkan ditaruh dalam wadah bersih sehingga meja tampak bersih.
Setelah sayuran dibersihkan sayuran dipotong sesuai dengan kebutuhan
atau jenis masakan yang akan dimasak. Sayuran yang tidak mudah layu
seperti wortel, buncis disimpan dalam plastik besar untuk diolah waktu
makan siang, sore dan pagi esok harinya. Sayuran yang disimpan ini
tidak dicuci untuk menghindari sayuran mengalami kerusakan sedangkan
kentang yang telah dikupas direndam dalam air untuk menghindari
proses browning. Petugas persiapan hanya menggunakan APD celemek
tetapi tidak menggunakan sarung tangan. Sarung tangan tidak digunakan
pada proses persiapan dikarenakan pada proses ini masih melalui tahap
pencucian hal ini sesuai dengan Permenkes RI (2011), yaitu makanan
mentah yang akan dimasak secara terbatas dapat dipegang dengan tangan
tanpa menggunakan sarung tangan karena akan dilakukan pencucian
kembali.
2. Persiapan Buah
52
relatif jauh dari tempat konsumen, makanan dapat langsung diterima oleh
konsumen tanpa hambatan yang berarti karena makanan langsung
disajikan ke konsumen setelah diporsi dari pusat produksi. Kerugian dari
sentralisasi yaitu dibutuhkan ruang pusat produksi yang cukup luas
karena pemorsian dilakukan hanya pada satu tempat lokasi di ruang
produksi yang juga digunakan sebagai tempat produksi, membutuhkan
pegawai yang terampil dan terlatih karena semua pemorsian dilakukan
pada pusat produksi makanan (Bakri dkk., 2013).
Pendistribusian minuman pada RSUD Jombang seperti teh tidak
dilakukan pemorsian, langsung diberikan pada pasien dalam bentuk teko,
kecuali pada pasien yang mengalami penyakit infeksius diberikan dalam
cup plastik tertutup. Petugas pada bagian pengolahan diutamakan
pendidikan terakhir yaitu SMK Tataboga.
d. Sistem transportasi makanan
Sarana pendistribusian makanan untuk distribusi adalah troli. Terdapat
15 troli untuk kelas umum yaitu 1 troli paviliun Seruni, 3 troli Dahlia
yang terdiri dari ruang Dahlia-1, ruang Dahlia-2 dan ruang Dahlia-3, 1
troli Mawar, 1 troli Asoka, 1 troli Melati, 1 troli Flamboyan, 1 troli
Cempaka, 1 troli Kemuning, dan 4 troli untuk VIP dan VVIP dengan
masing-masing 2 troli yang terdiri dari 1 troli untuk pengantar makanan
dan 1 troli untuk snack. Masing-masing Troli yang digunakan tidak ada
alat penghangat makanan namun makanan masih hangat sampai di
pasien. Sebaiknya troli yang digunakan dilengkapi dengan pemanas
makanan yang biasa dikenal dengan troli penghangat makanan atau
“Food warmer trolley”. Fungsi penggunaan troli penghangat ini sangat
penting dalam menjaga kualitas makanan dan dapat membuat kadar gizi
dan suhu makanan terus terjaga optimal.
e. Administrasi distribusi
Administrasi distribusi dilakukan dengan cara petugas ruangan
memasukkan pesanan diet secara online. Kemudian petugas instalasi gizi
melakukan billing dan pencetakan setelah dilakukan crosscek. Asisten
57
5.2 Manajemen Asuhan Gizi Klinik Pada Pasien Kanker Rektum dan
Anemia
5.2.1 Gambaran Umum Pasien
1. Nama : ny.L
2. Tanggal lahir : 11-12-1956
3. Usia : 63 tahun
4. Jenis kelamin : Perempuan
5. Alamat : Jombang.
6. Agama : Islam
7. Pendidikan terakhir: SMP
8. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
9. No RM : 41-95-xx
10. Tanggal MRS : 14-03-2019
11. Ruangan/klas : Ruangan Mawar/ kelas 3
12. Diagnosa medis : Kanker Rektum dan Anemia
13. Diet : Tinggi Protein Tinggi Karbohidrat (TKTP), dan
Tinggi Zat besi (Fe)
LILA
f. Estimasi Berat badan = x (TB-100)
26,3
18,5
= x (152-100)
26,3
= 37 kg
BB 37
g. IMT = =
( TB ) 2 (1,52)2
= 16,01 kg/m2(Gizi kurang/underweight)
h. BBI = (TB-100)-10% (TB-100)
= (152-100)-10% (152-100)
= 46,8 kg
2. Biokimia
Perkembangan pemeriksaan laboratorium pasien diperoleh dari buku
rekam medis pada tanggal 13 Maret 2019 sebelum dilakukan intervensi
pasien.
Tabel 5.3. Data Hasil Pemeriksaan Biokimia
Jenis Nilai Normal
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan
Tanggal 13/03/2019
Laboratorium
Darah lengkap
(HTL)
Hemoglobin 5,1 g/dl (↓) 11,7-15,5 g/dl
Leukosit 13,4 % (↑) 3,6-11 %
Hematokrit 29,5 % (↓) 35-47%
6
Eritrosit 2,43 10^ /ul (↓) 3,8-5,2 10^6/ul
MCV 76 fl (↓) 82-92 fl
MCH 24,3 pg (↓) 27-31 pg
RDW-CV 18,9 % (↑) 11,5-14,5%
Eosinofil 0% (↓) 2-4%
Segmen 88% (↑) 50-70%
Limfosit 7% (↓) 25-40 %
3
Jumlah neutrofil 11,15 10^ /ul (↑) 2,5-7 10^3/L
absolut
-SGOT 12 u/l (↑) 13-35 u/l
-Natrium 131 mEq/l (↑) 13,5-147 mEq/l
-Kalium 3,18mEq/l (↑) 3,5-5 mEq/l
Sumber: Data Sekunder (2019).
dan tempe. Pasien jarang konsumsi sayur dan buah. Sayur yang sering
dikonsumsi wortel, kangkung dan bayam serta pasien tidak suka susu
Recall 1x24 jam Ny.L pada tanggal 13 Maret 2019 dapat dilihat pada tabel
3.3
Tabel 5.5 Recall 13 Maret 2019
Waktu Nama Bahan Zat gizi
makan makanan Jenis Gram Energi Protein Lemak KH
(kkal) (gram) (gram) (gram)
Pagi Ikan Ikan bandeng 50 41,9 7,4 1,1 0
13 bandeng
Maret Sayur Wortel 5 1,3 0 0 0,2
2019 urap Sawi putih 10 1,5 0,2 0 0,2
Tauge 5 6,1 0,7 0,3 0,5
panjang
Air Air Mineral 100 - - - -
mineral
Siang Bubur Tepung beras 75 54,7 1,0 0,1 12,0
13 halus
Maret Juruh Gula aren 20 73,8 0,1 0 18,8
2019 Santan Kelapa 30 31,8 0,3 3 1,4
Air Air Mineral 100 - - - -
mineral
Malam Air Air Mineral 100 - - - -
12 mineral
Maret
2019
Total asupan 211,1 9,7 4,6 32,3
Total Kebutuhan 1684,8 60,84 37,44 276,12
%Asupan 12% 16% 12% 12%
d. Suku jawa
3. Aktifitas Fisik
Pasien tidak pernah ikut dalam senam lansia.
4. Riwayat Obat Pasien
a. Injeksi ranitidin 2x50 nj
b. Neurobion 1x1 drip
c. Nacl 0,9% 100 ml
d. Tablet Fe 1x1
5. Infus dan Perhitungan Cairan Pasien
a. Infus Asering 1000 ml
b. Infus PZ (Phisiological Zouth) 500 ml
6. Pasien mendapat transfusi darah sehari 2 kantong selama 4 hari yaitu dari
tanggal 13 Maret 2019 - 16 Maret 2019.
64
= 2100 ml
d. Balance cairan = cairan masuk-cairan keluar
= 2100 – 1123
= 275
Jadi, cairan ny.L sebesar +275 yang artinya (kelebihan intake cairan) dalam
sehari.
Tabel 5.9 Transfusi Darah yang Diterima Pasien
NB-1.2 Kepercayaan atau sikap yang salah mengenai makanan atau zat
gizi berkaitan dengan ketidakpercayaan terhadap informsi yang benar
mengenai gizi ditandai dengan pasien tidak suka susu.
NB – 1.1. Pengetahuan yang kurang terkait makanan dan zat gizi
berkaitan dengan kurangnya informasi mengenai makanan yang salah
ditandai dengan suka makanan cenderung manis dan jarang
mengkonsumsi sayur dan buah.
2. Biokimia
Pada tanggal 16 Maret 2019 terdapat perubahan hasil laboratorium
terbaru pasien Ny. L dimana terjadi perubahan pada beberapa pemeriksaan,
yaitu hemoglobin lebih tinggi dibandingkan pemeriksaan tanggal 14 Maret
2019 dan SGOT, natrium dan kalium pada tanggal 14 Maret 2019 telah
normal, hal ini menunjukkan bahwa asupan pasien telah membaik.
Tabel 5.11. Data Hasil Pemeriksaan Biokimia 14, 13, 16 Maret 2019
Jenis Hasil Hasil Nilai Normal
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
Laboratoriu Tanggal Tanggal
m 14/03/2019 16/03/2019
Darah
lengkap
(HTL)
Hemoglobin 6,4 g/dl (↓) 9,9 g/dl (↓) 11,7-15,5 g/dl
Leukosit 12,74 % (↑) - 3,6-11 %
Hematokrit 29 % (↓) 29% (↓) 35-47%
Eritrosit 2,63 10^6/ul (↓) 3,72 10^6/ul (↓) 3,8-5,2
10^6/ul
MCV 76 fl (↓) 78 fl 82-92 fl
(↓)
MCH 24,3 pg (↓) 26,6 pg (↓) 27-31 pg
RDW-CV 18,9 % (↑) 15,5 % (↑) 11,5-14,5%
Eosinofil 0% (↓) 1% (↓) 2-4%
Segmen 88% (↑) 83 % (↑) 50-70%
Limfosit 7% (↓) 10 % (↓) 25-40 %
3
Jumlah 11,15 10^ /ul (↑) - 2,5-7 10^3/L
neutrofil
absolut
-SGOT 12 u/l - 13-35 u/l
(↑)
-Natrium 131 mEq/l - 13,5-147
(↑) mEq/l
-Kalium 3,18mEq/l - 3,5-5 mEq/l
(↑)
Sumber : Data Sekunder (2019)
Berdasarkan data laboratorium pada tanggal 14, 15 dan 16 Maret 2019
terdapat peningkatan pada hemoglobin, hal ini dikaitkan dengan penyakit
anemia pasien.
72
Asupan makan pasien selama pengamatan hari ke-1 sampai hari ke-3
Tabel 5.13. Asupan Makan Pasien 14 Maret 2019
Konsumsi
Sumber: Recall 1 x 24 jam
Berdasarkan tabel diatas disimpulkan rata-rata asupan pasien dapat
diketahui masih dalam kategori buruk sampai kurang. Menurut Gibson
(2005) asupan makan yang < 51 % dikatakan asupan makan dengan kategori
buruk sedangkan 51-79 % dikatakan asupan makan dengan kategori kurang,
sehingga dapat disimpulkan energi, protein, lemak dan karbohidrat
mengalami asupan makan defisit kurang. Hal ini disebabkan pasien
mengalami penurunan nafsu makan sehingga asupan pasien tidak terpenuhi
atau kurang .
5. Asupan Energi
Energi merupakan salah satu kandungan dalam makanan yang
bermanfaat bagi tubuh sebagai asupan energi. Setiap kebutuhan kalori
seseorang berbeda menurut usia, tinggi badan, berat badan, jenis kelamin,
dan tingkat aktivitas perhari. Jika seseorang mengkonsumsi makanan yang
mengandung kalori berlebih, maka hal tersebut dapat mengakibatkan
kegemukan. Kekurangan asupan energi ini apabila berlangsung dalam
jangka waktu yang cukup lama maka akan mengakibatkan menurunnya
berat badan dan keadaan kekurangan zat gizi yang lain. Energi dapat di
peroleh dari protein, lemak, dan karbohidrat yang terdapat didalam bahan
makanan.
Perhitungan kebutuhan energi pasien dilakukan menggunakann rumus
menurut Diet Kanker. Dari perhitungan didapat bahawa kebutuhan energi
pasien sebesar 1684,8 kkal. Asupan energi pasien pada 3 hari pengamatan
dapat tergambar pada tabel dan grafik berikut:
Tabel 5.16. Asupan Energi
Analisa Asupan Tanggal Pengamatan
Energi 14/03/2019 15/03/2019 16/03/2019
Asupan (kkal) 663,15 764 916,2
Kebutuhan (kkal) 1684,8 1684,8 1684,8
% Asupan makan 39% 45% 54%
Keterangan Buruk Buruk Kurang
Sumber: Recall 1 x 24 jam
77
1800
1600
1400
1200
1000
kebutuhan energi
800 Column1
600
400
200
0
14/03/2019 15/03/2019 16/03/2019
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
terbesar tubuh sesudah air. Fungsi protein yaitu sebagai pertumbuhan,
mengatur keseimbangan air, pembentukan antibodi, mengangkut zat-zat
gizi, dan sumber energi (Almatsier, 2011). Perhitungan kebutuhan protein
pasien menggunakan kebutuhan protein tinggi menurut diet kanker yaitu 0,3
g/ kg BB dan didapatkan kebutuhan protein pasien 60,84 gram. Asupan
protein pasien pada 3 hari pengamatan dapat tergambar pada tabel dan
grafik pengamatan berikut:
Tabel 5.17. Asupan Protein
Analisa Asupan Tanggal Pengamatan
Protein 14/03/2019 15/03/2019 16/03/2019
Asupan (kkal) 29,66 41,75 48,35
Kebutuhan (kkal) 60,84 60,84 60,84
% Asupan makan 49% 67% 79%
Keterangan Buruk Kurang Kurang
Sumber: Recall 1 x 24 jam
Gambar 5.2 Grafik Konsumsi Protein Selama Pengamatan
70
60
50
40
30
kebutuhan protein
20 Column1
10
0
19 19 19
20 20 20
3/ 3/ 3/
/0 /0 /0
14 15 16
Dari tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa asupan protein pasien
pada hari pertama sampai hari ketiga dalam kategori buruk sampai kurang,
karena Menurut Gibson (2005) asupan makan yang < 51 % dikatakan
asupan makan dengan kategori buruk sedangkan 51-79 % dikatakan asupan
makan dengan kategori kurang. Hal ini berkaitan dengan diet yang diberikan
79
untuk pasien yaitu tinggi protein. Asupan protein pasien masih harus
ditingkatkan sampai mencapai kategori baik yaitu ≥80%. Protein tinggi pada
penderita kanker rektum sangat dibutuhkan, hal ini dikarenakan Kebutuhan
protein sangat penting sebagai tenaga dan membangun sistem imun. Jika
sistem imun orang yang mengalami kanker semakin melemah, maka yang
ada infeksi akan semakin mudah terjadi.
7. Asupan Lemak
Lemak merupakan sumber energi bagi tubuh karena lemak
menghasilkan energi paling tinggi dibandingkan protein dan karbohidrat
yaitu setiap gram mengandung 9 Kkal. Jika energi yang dihasilkan dari
lemak berlebihan, maka akan disimpan dalam jaringan adiposa dalam
bentuk trigliserida atau lemak netral. Menurut Almatsier (2011), asupan
lemak dianjurkan sekitar 20-30% dari kebutuhan kalori dengan
mengutamakan lemak tidak jenuh ganda. Pemenuhan kebutuhan lemak pada
pasien menggunakan 20% dari kebutuhan kalori yaitu sebesar 37,44 gram.
Perkembangan asupan lemak pasien selama 3 hari pengamatan dapat
diketahui pada tabel dan grafik berikut :
Tabel 5.18. Asupan Lemak
Analisa Asupan Tanggal Pengamatan
Lemak 14/03/2019 15/03/2019 16/03/2019
Asupan (kkal) 19,28 21,75 22,05
Kebutuhan (kkal) 37,44 37,44 37,44
% Asupan makan 51 % 58 % 59 %
Keterangan Kurang Kurang Kurang
Sumber: Recall 1 x 24 jam
80
40 Gambar
35 5.3
30 Grafik
25 Asupan
10
0
14/03/2019 15/03/2019 16/03/2019
Pengamatan
Dari tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa asupan lemak pada
hari pertama sampai hari ketiga tergolong kurang, karena Menurut Gibson
(2005) asupan makan yang 51-79 % dikatakan asupan makan dengan
kategori kurang. Asupan lemak pasien masih harus ditingkatkan sampai
mencapai kategori baik yaitu ≥80%. Asupan lemak yang kurang karena
pasien rata-rata hanya mengkonsumsi bubur dan lauk yang dikukus tanpa
digoreng. Pasien mengalami pusing dan nyeri pada anus yang
mengakibatkan nafsu makan pasien berkurang, sehingga makanan yang
disajikan tidak menarik bagi pasien.
8. Asupan Karbohidrat
81
Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi
utamanya sebagai penghasil enersi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4
kalori. Manfaat dari karbohidrat yaitu sebagai sumber energi, memberi rasa
manis pada makanan, menghemat protein, mengatur metabolisme lemak.
Sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia sebagai makanan pokok adalah beras, singkong, ubi, talas, dan
sagu (Almatsier, 2004). Pemenuhan kebutuhan karbohidrat pada pasien
adalah sisa dari kebutuhan kalori dikurangi protein dan lemak yaitu sebesar
276,12 gram. Asupan energi pasien pada 3 hari pengamatan dapat tergambar
pada tabel dan grafik berikut:
Tabel 5.19. Asupan Karbohidrat
Analisa Asupan Tanggal Pengamatan
Karbohidrat 14/03/2019 15/03/2019 16/03/2019
Asupan (kkal) 94,335 99,4 130,9
Kebutuhan (kkal) 276,12 276,12 276,12
% Asupan makan 34 % 36 % 47 %
Keterangan Buruk Buruk Buruk
Sumber: Recall 1 x 24 jam
82
300
250
200
50
0
14/03/201915/03/201916/03/2019
Gambar 5.4 Grafik Asupan Karbohidrat Selama Pengamatan
12
10
8
Kebutuhan Fe
6 Asupan Fe
0
14/03/2019 15/03/2019 16/03/2019
5.2.6 Pembahasan
Data Antropometri Ny. L pada hari pertama saat diukur menggunakan
LILA didapatkan hasil persentil LILA yaitu 61% dengan status gizi kurang.
Alat yang digunakan untuk mengukur LILA yaitu pita LILA. Penentuan
status gizi tersebut dilakukan menggunakan persentil LILA karena kondisi
pasien tidak dapat berdiri dikarenakan pasien mengalami pusing akibat dari
penyakit anemia yang diderita pasien.
84
Data biokimia pada Ny. L pada tanggal 16 Maret 2019 didapatkan hasil
pemeriksaan darah lengkap (HTL) didapatkan hemoglobin rendah sebesar
9,9 g/dl dan mengakibatkan pasien mengalami anemia. Penelitian yang
dilakukan aisyah (2011) menunjukkan bahwa anemia derajat sedang hingga
mengancam jiwa lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gao et all (2012)
yang menunjukkan bahwa 60,27% pasien kanker kolon atau rektum wanita
mengalami anemia derajat sedang hingga mengancam jiwa, sedangkan pada
pasien kanker kolon atau rektum pria, anemia derajat sedang hingga
mengancam jiwa terjadi sebanyak 50,63%, sehingga didapatkan kesimpulan
bahwa anemia dan kanker rektum saling berhubungan. Selama pengamatan
3 hari ny. L mendapatkan transfusi darah 2 kantong, sehingga kadar Hb
semakin hari semakin meningkat.
Data fisik dan klinis Ny. L pada tanggal 16 Maret 2019 didapatkan
tekanan darah normal sebesar 120/80 mmhg, nadi normal sebesar
84x/menit, suhu normal sebesar 36oC dan nadi normal sebesar 84/menit,
sedangkan keluhan ny.L selama 3 hari yaitu mengalami pusing, perut
kembung, nyeri pada anus dan BAB cair disertai darah. Menurut Schwarts
(2004) gejala yang timbul dari kanker kolon/ rektum yaitu perut kembung,
adanya darah pada feses, feses lebih kecil dari biasanya atau bertambah cair.
Pada syarat diet kanker pemberian porsi makanan diusahakan kecil tapi
bernilai gizi dan diberikan dalam frekuensi yang lebih sering. Makanan
dihidangkan secara menarik, bervariasi, sesuai dengan kebutuhan pasien
karena pasien sering mengalami malnutrisi maka perlu diperhatikan asupan
energi, lemak, protein dan karbohidrat. Melakukan intervensi dan
pengamatan makan pasien dilakukan selama 3 hari yaitu pada 14 Maret
2019 sampai 16 Maret 2019. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui
jumlah asupan gizi pasien. Bentuk makanan yang diberikan pada pasien
yaitu bubur halus dan ditambah susu parenteral 6x50cc sehari pada hari
pertama dan kedua intervensi, sedangkan pada hari ketiga susu parenteral
digantikan dengan sonde biasa standar RSUD Jombang dengan bahan bubur
85
beras 75 gram, susu skim 30 gram dan gula pasir 10 gram dengan
kandungan energi 1 kkal/cc diberikan 200 cc sebanyak 3 kali, dikarenakan
saat diberikan susu parenteral tidak diminum dikarenakan pasien tidak suka
susu yang berbentuk bubuk. Ditambahkan susu parenteral dan sonde untuk
membantu kebutuhan energi dan protein pasien dikarenakan Ny. L
mengalami gizi kurang. .
Karbohidrat, protein, dan lemak merupakan sumber energi. Pemenuhan
asupan energi diperoleh dari bahan makanan pokok. Masukan yang adekuat
sangat diperlukan untuk mencapai status gizi optimal. Keadaan gizi
penderita kanker rektum sangat penting untuk dipertahankan dan
ditingkatkan. Pengamatan asupan gizi dilakukan dari sebelum terapi diet
dilakukan sampai terapi diet diberikan. Diet yang diberikan pada pasien
yaitu diet tinggi energi, tinggi protein, lemak sedang, karbohidrat cukup
dan tinggi zat besi. Dari pengamatan yang telah dilakukan selama 3 hari
kebutuhan asupan pasien masih kurang dan tergolong difisit kurang. Hal
tersebut disebabkan pasien mengalami penurunan nafsu makan.
Pasien diberikan infus asering memiliki berat 500 ml dengan
kandungan natrium 130 mEq, kalium 4 mEq, calsium 2,7 mEq dan clorida
108,7 mEq diberikan 2x/hari dengan total berat infus 1000 ml/hari, sehingga
total pemberian dalam sehari memiliki kandungan natrium 260 mEq, kalium
8 mEq, calsium 5,4 mEq dan clorida 217,4 mEq. Obat yang diberikan
kepada ny.L berupa oral yaitu tablet Fe 1x1, sedangkan injeksi yaitu
diberikan neurobion 1x1 drip, ranitidin dan naCl 0,9% 100 ml. Interkasi
obat dan makanan dari obat Fe dan neurobion yaitu dengan mengkonsumsi
makanan yang tinggi karbohidrat dapat menurukan penyerapan obat dan
ranitidin berinteraksi pada semua jenis makanan apapun dapat mengurangi
interaksi pada lambung (Helmayati., dkk 2014).
Asupan energi pasien hari pertama tanggal 14 Maret 2019 saat
dilakukan pengamatan yaitu 663,15 kkal (39%), hari kedua tanggal 15
Maret 2019 yaitu 764 kkal (45%) dan hari ke tiga tanggal 16 Maret 2019
yaitu 916,2 kkal (54%), sedangkan jika dibandingkan dengan kebutuhan
86
pasien yang harus terpenuhi yaitu 1684,8 kkal. Asupan energi selama 3 hari
meningkat tetapi masih tergolong defisit kurang dikarenakan pasien
mengalami nafsu makan menurun. Energi yang meningkat dibantu dengan
pemberian sonde 200cc pada hari ketiga diberikan sebanyak 3x dalam
sehari, karena pada 1x pemberian sonde 200 cc menyumbang energi
sebesar 202,8 kkal. Produk susu dan olahannya termasuk makanan tinggi
kalori dan protein yang dapat digunakan sebagai sumber energi bagi pasien
kanker. Protein dan kalori penting untuk proses pemulihan, pencegahan
infeksi, dan sebagai sumber energi. Kurangnya asupan nutrisi
mengakibatkan pasien merasa lemas, lesu, dan rentan terhadap terjadinya
infeksi. Pasien kanker memerlukan asupan dari beraneka ragam makanan
karena zat gizi tertentu yang tidak terkandung dalam satu jenis makanan
akan dilengkapi oleh zat gizi dari bahan makanan lain (Depkes RI, 2005).
Asupan protein pasien hari pertama tanggal 14 Maret 2019 saat
dilakukan pengamatan yaitu 29,66 gram (49%), hari kedua tanggal 15 Maret
2019 yaitu 41,075 gram (67%) dan hari ketiga tanggal 16 Maret 2019 yaitu
48,35 gram (79%) sedangkan jika dibandingkan dengan kebutuhan pasien
yang harus terpenuhi yaitu 60,84 gram. Asupan protein selama 3 hari
meningkat tetapi masih tergolong defisit kurang dikarenakan pasien
mengalami nafsu makan menurun. Protein yang meningkat dibantu dengan
pemberian sonde 200cc pada hari ketiga diberikan sebanyak 3x dalam
sehari, karena pada 1x pemberian sonde 200 cc menyumbang protein
sebesar 9,7 gram. Penyakit kanker rektum membutuhkan protein yang tinggi
dikarenakan pasien juga mengalami gizi kurang. Syarat diet kanker tinggi
protein sebesar 1-1,5 g/kg BB, selain itu pasien mengalami anemia dan
membutuhkan protein yang tinggi untuk meningkatkan hemoglobin.
Makanan tinggi protein seperti daging, susu, telur, trempe, tahu dan semua
jenis kacang-kacangan. Kebutuhan protein harus terpenuhi sebab sangat
penting sebagai tenaga dan membangun sistem imun. Jika sistem imun
orang yang mengalami kanker semakin melemah, maka yang ada infeksi
akan semakin mudah terjadi.
87