"MENGANALISA JURNAL"
DOSEN PENGAJAR :
DI SUSUN OLEH :
NAWAL JUBAEDAH
dalam produksi ASI. Prolaktin dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian anterior.
Oksitosin berasal dari kelenjar hipofisis. Saat bayi menghisap susu, oksitosin
dilepaskan sebagai respon stimulasi puting susu. Oksitosin berpengaruh pada
pengeluaran susu milk ejection/ milk let down. Selain itu, oksitosin juga
menyebabkan kontraksi uterus. 5 Beberapa jenis tanaman yang dikonsumsi oleh
ibu menyusui dipercaya oleh masyarakat dapat digunakan untuk meningkatkan
produksi ASI. Salah satu tanaman tersebut adalah Sauropus androgynus (L.) Merr.,
yang juga dikenal sebagai sayur katuk di Indonesia. 8 Pemberian ekstrak daun
katuk meningkatkan ekspresi gen yang mengkode prolaktin serta oksitosin secara
signifikan dalam otak tikus BALB/C. 11 Pemberian ekstrak dan fraksi daun katuk
dapat mempengaruhi involusi uterus tikus. 7 Proses ini terkait dengan konsentrasi
papaverin dalam ekstrak S. androgynus, di mana papaverin yang bekerja sebagai
vasodilator dapat membantu meningkatkan aliran darah sehingga sirkulasi
oksitosin meningkat. 11 Selain tanaman herbal, sebuah penelitian menjelaskan
bahwa obat-obatan yang dapat digunakan untuk menambah produksi ASI adalah
domperidon dan metoklorpramid. Kedua obat golongan anti emetik tersebut
merupakan antagonis dopamin dan diketahui berperan dalam meningkatkan
kadar prolaktin melalui mekanisme tersebut. Domperidon merupakan satu-
satunya galaktogogum yang telah teruji melalui uji klinis dengan randomisasi,
double-blinded dengan kontrol placebo. Meskipun demikian, penggunaannya
sebagai galaktogogum atau untuk indikasi apapun belum diizinkan oleh FDA,
sekalipun telah direkomendasikan oleh the American Academy of Pediatrics (AAP)
sebagai galaktogogum.
Melancarkan ASI
Manfaat daun katuk yang paling terkenal adalah dapat melancarkan ASI. Daun
katuk juga dapat meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui. Ini karena daun
katuk mengandung banyak nutrisi seperti asam folat, vitamin A, B, dan C yang
mampu meningkatkan hormon prolaktin.
Selain itu, kandungan polifenol dalam daun katuk juga meningkatkan kadar
prolaktin. Namun, daun katuk bukan satu-satunya kunci meningkatkan produksi
ASI. Ibu menyusui juga perlu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk
membantu meningkatkan produksi ASI.
Anti peradangan
Kandungan etanol pada daun katuk dianggap dapat melawan mikroorganisme yang
dapat merugikan tubuh. Kemampuan ini telah melalui uji aktivitas antibakteri
ekstrak etanol pada daun katuk.
Sementara escherichia coli adalah bakteri yang umum ditemukan di dalam usus.
Namun, beberapa diantaranya dapat menimbulkan infeksi yang cukup serius serta
menyebabkan keracunan pada seseorang.
Mengatasi anemia
Kandungan klorofil pada daun katuk dianggap memiliki potensi sebagai alternatif
pengobatan anemia hemolitik. Ini dimungkinkan karena klorofil diyakini
meningkatkan sel darah merah dalam tubuh dan membantu regenerasi sel darah
dengan membantu sel membawa lebih banyak oksigen.
Antioksidan
Kandungan flavonoid pada daun katuk menjadikannya antioksidan yang baik bagi
tubuh. Sebab, antioksidan dapat menangkal efek buruk radikal bebas. Radikal
bebas dalam jumlah tinggi di dalam tubuh dapat merusak sel dan mengakibatkan
berbagai penyakit, salah satunya adalah kanker.
Kandungan daun katuk dipercaya dapat menjadi salah satu obat alternatif untuk
penyakit jantung koroner atau yang biasa disebut antitrombotik. Penelitian masih
perlu dikembangkan karena saat ini baru dilakukan pada tikus, terbukti bahwa
daun katuk dapat digunakan sebagai antitrombotik.
Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut pada manusia, tetapi daun katuk
dipercaya berpotensi menjadi salah satu afrodisiak herbal. Afrodisiak adalah zat
yang digunakan untuk merangsang daya seksual.
Ibu menyusui yang mengkonsumsi ekstrak daun katuk dengan dosis 2x dan 3x
sehari memiliki pengaruh yang bermakna terhadap kadar hormon prolaktin dalam
darah (Nurjanah et al,2017). Pada ibu menyusui yang mengkonsumsi ekstrak daun
katuk, sebanyak 70% dari ibubmenyusui terjadi peningkatan produksi ASI hingga
melebihi kebutuhan bayinya .Sedangkan pada ibu yang tidak mengkonsumsi
ekstrak daun katuk,hanya 6,7% yang mengalaimi kenaikan produksi ASI hingga
melebihi kebutuhan bayinya (Suwanti,E dan Kuswati,2016). Produksi ASI
meningkat karena dalam daun katuk mengandung alkaloid dan sterol
(Rahmanisa,S dan Tara, 2016).Mengkonsumsi ekstrak daun katuk dan daun
kelorsaat hamil akan mempercepat keluarnya kolostrum (Setiawandari dan
Istiqomah,2017). Kualitas ASI tidak dipengaruhi dengan adanya pemberian
ekstrak katuk pada ibu. Kadar protein dan lemak dalam ASI tetap terjaga
walaupun dengan ibu mengonsumsi dan menyusui yang akan mempercepat
keluarnya kolostrum dan akan memperbanyak produksi ASI sehingga bayi akan
mendapatkan ASI eksklusif yang mencukupi kebutuhan bayi tanpa harus
mengkonsumsi susu sapi.Untuk mempermudah penggunaan ekstrak daun katuk,
lebih baik jika ekstrak tersebut dibuat sediaan oral. Dalam bentuk oral akan
mempermudah penggunaan dan dosis yang dikonsumsi akan lebih tepat jika
dalam bentuk sediaan oral. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian mengenai
formulasi yang tepat dalam pembuatan sediaan oral tersebut.
Reference :
-PKHT IPB diakses 8 Juni 2020 Katuk
-Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2014, April 28). DiunduhMei 7, 2014, dari
http://www.depkes.go.id/article/print/201404300001/jadilah-kartiniindonesia-yang-tidak-mati-
muda-pencanangan-kampanye-peduli-kesehatan-ibu-2014.html (Depkes RI, 2008).
-Datta, S. (Ed.). (2004). Anesthetic and Obstetric Management of High Risk Pregnancy (3 ed.). New
York, USA: Springer-Verlag.
- Yiadom, M. Y. (2012, May 2). Emedicine. (P. L. Dyne, Editor) Diunduh 21 Januari, 2014, dari
Medscape :http://emedicine.medscape.com/article/796785.