Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK BIOSTATISTIK

UJI BEDA PROPORSI

Dosen pembimbing : ERLINAWATI, M.Keb

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK V
DEVI MAHARANI
YENI ROZANA
RINA HARYATI
LISMAWARNI
SUZANTI
AYU LESTARI
LUKMAN HAKIM
YUSRIL

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
TP. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kehadiran Allah swt,karena

dengan rahmat dan hidayahnya, penulis dapat menulis makalah ini sesuai dg

waktu yang telah ditentukan tanpa ada hambatan yang berarti. Shalawat serta

salamnya semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, beserta

keluarganya dan para sahabatnya. Dan juga kepada kita semua selaku umatnya

yang Insya Allah selalu mengikuti ajaran sunnahnya.

Makalah ini merupakan hasil observasi penulis dan merupakan salah satu

persyratan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Biostatistik.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah

ini,dan jauh dari sempurna itu dikarenakan keterbatasan yang penulis miliki. Oleh

sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca

agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhirnya kepada Allah lah penulis

pasrahkan semua,karena kebenaran hanyalah miliknya.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan umumnya bagi pembaca

sekalian.

Bangkinang, september 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang........................................................................................1

B. Tujuan penulisan.....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi uji proporsi...............................................................................2

B. Tahap uji proporsi.................................................................................5

C. Jenis uji proporsi....................................................................................5

BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan..............................................................................................9

B. Saran.........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin benar dan
mungkin juga salah, dan sering dilakukan untuk pembuatan keputusan/pemecahan persoalan ataupun
data.
Sesuai dengan namanya, uji beda, maka uji ini dipergunakan untuk mencari perbedaan, baik
antara dua sampel data atau antara beberapa sampel data. Dalamkasus tertentu, juga bisa mencari
perbedaan antara suatu sampel dengan nilai tertentu.

B. Tujuan Penulisan
Pada makalah ini penulis akan menjabarkan atau memaparkan tentang uji beda proporsi.
Adapun yang akan dibahas pada makalah ini adalah ;
1. Pengertian uji beda proporsi.
2. Tahap uji beda proporsi.
3. Jenis uji beda proporsi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi uji proporsi


Uji proporsi merupakan pengujian hipotesis mengenai proporsi (persentase) Populasi yang
didasarkan atas informasi (data) sampelnya. Contoh, dari hasil penelitian yang telah dilakukan
dinyatakan bahwa 40% ibu-ibu di suatu daerah menderita anemia. Pernyataan tersebut akan diuji
dengan derajat kemaknaan 0,05. Untuk pengujian tersebut diambil sampel sebanyak 250 orang ibu
dan dilakukan pemeriksaan Hb dan diperoleh 39%-nya menderita anemia. Hipotesis statistik : H 0 : p
=0,40 dan Ha : p ≠ 0,40.
Jawab :
Diketahui pH0 = 0,40
n = 250
ṕ = 39%
q́ = 61%
 = 1,96
Limit bawah = 0,40 – 1,96 √ (0,39 x 0,61)/250
= 0,40 – 0,06
= 0,34
Limit atas = 0,40 + 0,06 = 0,46
Kriteria penerimaan hipotesis yaitu jika proP0rsi sampel antara 0,34-0,46. Ternyata proporsi
sampel adalah 0,39 dan berarti hiP0tesis nol diterima pada derajat kemaknaan 0,05 atau p > 0,05.
Atau
Z = ( ṕ – p) √ pq /n
= (0,039 – 0,40) √ 0,40 x 0,60 ¿ /250 ¿
= -0,333
Hipotesis nol diterimajika angka hasil perhitungan terletak antara -1,96 dan +1,96. Ternyata
hasil perhitungan z = -0,333 ini berarti bahwa hipotesis diterima pada derajat kemaknaan 0,05 atau p
> 0,05.

2
Apabila kita mengamati dua populasi binominal dan dari kedua populasi ini kemudian
diambil contoh yang masing-masing berukuran n1 dan n2,maka diperoleh statistik proporsi:

Beda proporsi P1 –P2 = ծp yang berdistribusi normal akan mempunyai rerata ծp dan ragam
σdp2:

Yang nilai-nilainya dapat ditaksir lewat statistik dp dan sdp2:

Apabila contoh berukuran n> 30,maka nilai beda proporsi ծp dapat diuji menurut distribusi Z
dengan statistik uji Z ծpe:

Secara umum pengujian hipotesis beda proporsi ծp dilakukan berdasarkan rambu-rambu


berikut:

Catata
n: apabila ծp0 tidak diketahui maka, fromula ծp1 diganti = P1 VS P2 ,misalnya:

3
H0 :P1 ≤ P2versus H1:P1 > P2

Kemudian untuk ukuran contoh n ≤ 30 dilakukan menurut distribusi t-Student berikut:

Catatan: : apabila ծp0 tidak diketahui maka, fromula ծp1 diganti = P1 VS P2 ,misalnya:
H0:P1 ≤ P2versus H1:P1 > P2

Dimana

Dalam penelitian mutu gabah yang disimpan petani di lumbung-lumbung desa,penelitian


mengambil contoh acak dari lumbung desa A dan desa B masing- masing satu butir gabah. Hasil
pemeriksaan menunjukkan bahwa 20% gabah lumbung desa A dan 10% gabah lumbung desa B
ternyata hampa. Maka signifikansi (kebermaknaan) pada taraf 5% terhadap beda –proporsi gabah
hampah pada kedua lumbung ini dapat diuji sebagian berikut :

Maka H1 diterima sehingga diperoleh tesis: proporsi gabah hampa pada lumbung desa A lebih
besar secara nyata ketimbang pada lumbung desa B, sehingga dapat direkomendasikan untuk
memperbaiki budi daya padi didesa A.

4
B. Tahap uji proporsi
1. Menentuan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha)
H 0 : p = p0 H 0 : p = p0 H 0 : p = p0
H a : p < p0 H a : p > p0 H a : p ≠ p0
2. Menentukan tingkat signifikansi ()
3. Menentukan statistik uji
4. Menentukan daerah kritis
H0 ditolak jika berada pada daerah zhit < -z atau zhit > z (untuk satu arah)
H0 ditolak jika berada pada daerah zhit < -z dan zhit > z/2 (untuk dua arah)
5. Menghitung statistik uji dengan data sampel
6. Mengambil kesimpulan
Menolak H0 jika zhit berada dalam daerah kritis
Gagal menolak H0 jika zhit berada di luar daerah kritis

C. Jenis uji proporsi


Uji proporsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Uji proP0rsi satu arah dan dua arah
a. Uji proporsi satu arah

5
b. Uji proporsi dua arah

2. Uji proporsi satu sampel dan dua sampel


a. Rumus uji proporsi satu sampel

Dengan nilai q0 = 1 – p0
b. Rumus uji proporsi dua sampel

D. Uji proporsi dengan menggunakan konsep distribusi binomial


P = proporsi pada sampel
P0 = proporsi pada P0pulasi
Perhitungan nilai p secara manual (Bisma Murti, 1986) :
1. Satu sisi

6
a. Jika H0 : p = P0 dan Ha : p < P0, maka

b. Jika nilai p > P0, maka


x
n !❑
P = P (X ≤ x) = ∑ p k q n−k
k=0 n ! ( n−k ) !

x x−1
n !❑ k n−k n !❑
P = P (X ≥ x) = ∑ p q ¿ 1−∑ p k q n−k
k=0 n ! ( n−k ) ! k =0 n ! ( n−k ) !

2. Dua sisi
a. Jika nilai p ≤ P0, maka

P = 2P (X ≤ x) = 2
x
n !❑
∑ n ! ( n−k ) ! p k q n−k
k=0

b. Jika nilai p > P0, maka

x x−1
P = 2P (X ≤ x) = 2∑
k=0
n !❑
n ! ( n−k ) ! [
p k q n−k ¿ 2 1−∑
k=0 n ! (
n! ❑
n−k ) !
p k q n−k ]
E. Contoh soal
1. Hasil penelitian yang sudah dilakukan pada SD X dinyatakan bahwa 40% murid SD
tersebut menderita cacingan. Pernyataan tersebut akan diuji dengan derajat kemaknaan
5%. Untuk itu diambil sampel sebanyak 250 murid SD dan dilakukan pemeriksaan tinja
dan diperoleh 39% diantaranya terinfeksi cacing. Apakah pernyataan tersebut benar?
Jawab :
a. H0 : p = 0,4 Ha : p ≠ 0,4
b. Derajat kebebasan = 0,05 = 5% (uji 2 sisi), titik kritis z/2 = 1,96
c. Uji statistik :

7
d. Daerah kritis : H0 ditolak pada z < -1,96 atau z > 1,96
e. Statistik hitung :

f. Kesimpulan : nilai z = -0,33 > -1,96 sehingga gagal ditolak H0 pada tingkat
signifikansi 0,05.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Uji beda proporsi digunakan pada data kategorital (nominal, ordinal) yang mengukur
frekuensi suatu kejadian (event). Meskipun menguji perbedaan proporsi, perhitungan didasarkan
pada distribusi frekuensi dalam suatu tabulasi silang.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap kepada pembaca bisa memahami tentang uji
proporsi dan memberikan saran serta pendapat terhadap makalah yang penulis buat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko. 2002. Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
Hanafiyah, Kemas Ali. 2006. Dasar-dasar Statistika. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

10

Anda mungkin juga menyukai