Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

KAJIAN HUKUM TENTANG NOTARIS YANG


MENYALAHGUNAKAN WEWENANG DIKAITKAN DENGAN
UNDANG UNDANG NO. 2 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK
JABATAN NOTARIS

Notaris adalah pejabat umum yang satu-satunya berwenang untuk


membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan penetapan yang
diharuskan oleh suatu peraturan umum atau oleh yang berkepentingan
dikehendaki untuk dinyatakan dalam suatu akta otentik, menjamin kepastian
tanggalnya, menyimpan aktanya dan memberikan grosse, salinan dan kutipannya,
semuanya sepanjang pembuatan akta itu oleh suatu peraturan umum  tidak  juga
ditugaskan  atau  dikecualikan  kepada pejabat  atau orang lain. Notaris adalah
pejabat umum yang menjalankan profesi dalam memberikan jasa hukum kepada
masyarakat, perlu mendapatkan perlindungan dan jaminan demi terciptanya
kepastian hukum.
Dalam Undang-undang No 2 tahun 2014 tentang jabatan notaris, notaris
berwenang membuat akta autentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan
penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang
dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta autentik,
menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan
grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta itu tidak
juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang
ditetapkan oleh undang-undang.
Notaris sebagai pejabat umum yang diberikan kepercayaan harus berpegang teguh
tidak hanya pada peraturan perundang-udangan semata, namun juga pada Kode
Etik profesinya, karena tanpa Kode Etik, harkat, martabat dari profesinya akan
hilang. Bagi Notaris yang melakukan pelanggaran Kode Etik, Dewan Kehormatan
berkoordinasi dengan Majelis Pengawas berwenang melakukan pemeriksaan atas
pelanggaran tersebut dan dapat menjatuhkan sanksi kepada pelanggarnya.
Hasil penelitian ini, telah terjadi penyalahgunaan wewenang meliputi: Tindakan
melampaui wewenang, Tindakan mencampuradukkan wewenang, Tindakan
bertindak sewenang-wenang, artinya menggunakan wewenang (hak dan
kekuasaan untuk bertindak) melebihi apa yang sepatutnya dilakukan sehingga
tindakan dimaksud bertentangan dengan ketentuan/UU, sehingga dalam Putusan
Nomor: 144/PID.B/2013/PN.CN, putusan hakim tersebut menggunakan Pasal 378
KUHP tentang penipuan.

Kata Kunci: Kajian Hukum, Penyalahgunaan Wewenang, Kode Etik, Notaris

viii

Anda mungkin juga menyukai