PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
AMAR SUBKI
NIM: 18010005
A. Latar Belakang
angka harapan hidup (life expectancy). Dilihat dari sisi ini, pembangunan kesehatan di
Indonesia sudah cukup berhasil karena angkaharapan hidup bangsa kita telah
meningkat secara bermakna. Namun disisi lain dengan meningkatnya angka harapan
hidup ini membawa beban bagi masyarakat karena populasi penduduk lanjut usia
(lansia) meningkat. Hal ini berarti kelompok resiko dalam masyarakat kita menjadi
lebih tinggi. Meningkatnya populasi lansia ini bukan hanya fenomena di Indonesia saja,
yang terus bertambah setiap tahunnya. Pertambahan penduduk lansia ini mungkin
harapan hidup orang Aceh. Lansia pedesaan perlu mendapatkan perhatian karena
diperkirkan 60% lansia tinggal di pedesaan. Lansia di pedesaan sangat minim aksesnya
terhadap fasilitas pelayanan kesehatan dan prilaku hidup sehat. Cakupan pelayanan
kesehatan Usila di Aceh tahun 2016 sebanyak 135.761(41 %). (Profil Kesehatan Aceh,
2016).
suatu bangsa, tetapi di pihak lain akan banyak menimbulkan masalah terutama masalah
kesehatan dan kerawanan sosial akibat banyaknya lansia yang terlantar. Penanganan
yang tidak bijaksana akan menimbulkan masalah baru terutama secara psikologis
lansia tidak mendapat tempat secara sosial di masyarakat (Hawari, 2007). Kelompok
Sejauh ini, prevalensi stress pada lansia di dunia berkisar 8%-15% dan hasil
stress pada lansia adalah 13,5% dengan perbandingan wanita-pria 14,1: 8,6. Adapun
prevalensi stress pada lansia yang menjalani perawatan di RS dan panti perawatan
sebesar 30-45 persen (Kompas, 2008). Menurut hasil survey World Health
Organization (WHO) 1990 setiap tahunnya terdapat 100 juta kasus stress (Handajani,
2003). Diperkirakan dimasa mendatang (2020) pola penyakit negara berkembang akan
Stress adalah gangguan afek yang sering terjadi pada lansia dan merupakan
salah satu gangguan emosi. Gejala stress pada lansia dapat terlihat seperti lansia mejadi
kurang bersemangat dalam menjalani hidupnya, mudah putus asa, aktivitas menurun,
kurang nafsu makan, cepat lelah dan susah tidur di malam hari (Nugroho, 1999). Lansia
Influenza masih terus menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan
mortalitas terutama pada lansia. Hingga saat ini, vaksinasi influenza merupakan
satusatunya modalitas promosi kesehatan yang tersedia untuk mencegah infeksi dan
laboratorium) pada orang dewasa yang sehat berusia <65 tahun adalah 70-90%.
itu, efikasi vaksin influenza terhadap influenza pada orang berumur >65 tahun
diperkirakan sebesar 17-53% (ketika sirkulasi virus tinggi). Respon imun yang lebih
rendah pada lansia ini dipikirkan karena terjadinya proses penuaan pada sistem imun,
yang dikenal dengan istilah imunosenesens. Imunosenesens yang terjadi pada respon
Selain itu, banyak faktor lain yang telah diteliti memengaruhi respon imun
protektif di antara lansia yang mendapat vaksinasi influenza. Hal ini kemudian
pemberian vaksin secara intradermal, vaksin-vaksin baru untuk infeksi kronis, adjuvan
vaksin, probiotik, suplementasi diet dapat meningkatkan respons imun pada lansia.
Sampai saat ini, masih banyak penelitian yang dilakukan untuk mencari cara
Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat di rumuskan masalah : apa
C. Tujuan Penelitian
D. Kerangka Konsep
Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi Lansia
Stress pada Lansia Berhubungan Dengan
Vaksinasi
E. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode studi cross sectional. Studi cross sectional
ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor – faktor resiko
dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus
F. Daftar Pustaka
Amir, N. (2005). Stress: neurobiologi, diagnosis, tata laksana. Jakarta: balai penerbit
FK UI..
Hawari, D. (2007). Ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa. Jakarta: Dana Bakti
Prima Yasa.
WHO.(2006).http://www.WHO.int/feature/factifiles/breastfeedeeding/en/index.html.
diperoleh pada 29 Oktober 2021